Anda di halaman 1dari 1

KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM

Hukum Islam mempunyai watak tertentu dan beberapa karakteristik yang membedakannya
dengan berbagai macam hukum yang lain. Karakteristik tersebut ada yang memang berasal dari
watak hukum itu sendiri dan ada pula yang berasal dari proses penerapan dalam lintasan
sejarah dalam menuju ridha Allah. Dalam hal ini, beberapa karakteristik seperti hukum Islam
bersifat sempurna, universal, kemanusiaan, mengandung moral agama, dan dinamis akan
dijelaskan dalam bagian ini, karena tanpa dengan karakteristik tersebut akan dipahami pula
tujuan dan manfaat dari hukum Islam itu sendiri.
Pertama, sempurna. Artinya syari’at itu akan selalu sesuai dengan segala situasi dan kondisi
manusia, dimana dan kapanpun, baik sendiri maupun berkelompok
Kedua, Universal. Syari’at Islam meliputi seluruh alam tanpa ada batas wilayah, suku, ras,
bangsa, dan bahasa. Universal ini pula tergambar dari sifat hukum Islam yang tidak hanya
terpaku pada satu masa saja
Ketiga, elastis, dinamis, dan fleksibel, dan tidak kaku. Karena hukum Islam merupakan syariat
yang universal dan sempurna, maka tak dapat dipungkiri pula kesempurnaannya ini
membuatnya bersifat elastis, fleksibel dan dinamis dalam perkembangan zaman, karena jika
hukum Islam menjadi sesuatu yang kaku jutsru akan menjadikannya tak relevan pada masa
atau ruang tertentu.
Keempat, sistematis. Artinya antara satu doktrin dengan doktrin yang lain bertautan, bertalian
dan berhubungan satu sama lain secara logis
Kelima, bersifat Ta’abuddi dan ta’aqulli. Warna Syari’at Islam dapat dibedakan dengan dua
warna: yaitu ta’abuddi bentuk ibadah yang fungsi utamanya untuk mendekatkan manusia
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬
ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُد‬
kepada Allah (‫ُون‬ ُ ‫) َو َما َخلَ ْق‬. Bentuk ibadah seperti ini sudah given, taken from
granted, makna yang terkandung didalamnya tidak dapat dinalar, irrasional, seperti jumlah
rakaat shalat. Sedangkan yang ta’aqulli adalah bersifat duniawi yang maknanya dapat difahami
oleh nalar manusia, rasional.
Keenam, menegakkan Maslahat. Karena seluruh hukum itu harus bertumpu pada maslahat dan
dasar dari semua kaidah yang dikembangkan dari seluruh hukum Islam harus bersimpul pada
maslahat.
Ketujuh tidak Menyulitkan (‘adamul kharaj). Yang disebut dengan tidak menyulitkan adalah
hukum Islam itu tidak sempit, sesak tidak memaksa dan tidak memberatkan.

Anda mungkin juga menyukai