A. Pengertian Perkembangan kognitif dan bahasa pada individu akan memengaruhi proses belajarnya. Dalam memahami berbagai tahapan perkembangan individu, baik kognitif, bahasa, ataupun psikososial, perlu dipahami beberapa prinsip dasar perkembangan manusia, sebagai berikut: Proses perkembangan sebagai pola yang dapat diprediksi (predictable sequence). Tahapan perkembangan mengikuti pola-pola yang dialami individu pada umumnya. Misalnya, bayi berusia 2 bulan akan mulai dapat memiringkan badan dan menelungkupkan badan. Pola tahapan perkembangan ini juga dikenal dengan istilah developmental milestone. Setiap individu berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Peningkatan kecepatan perkembangan dapat timbul selama masa perkembangan Perkembangan dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan Dalam masa perkembangan, setiap individu memiliki sensitive period, masa- masa kritis dalam perkembangan individu. Adapun pengertian teori perkembangan yang dikemukakan oleh ahli diantaranya, teori perkembangan menurut J.bruner, YGotski. a. Teori perkembangan menurut j.burner Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah. Teori instruksi menurut Bruner hendaknya mencakup: 1) Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar, ditinjau dari segi aktivasi, pemeliharaan dan pengarahan. 2) Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, ditinjau dari segi cara penyajian, ekonomi dan kuasa. 3) Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajran secara optimal, dengan memperhatikan faktor-faktor belajar sebelumnya, tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran dan perbedaan individu. 4) Bentuk dan pemberian reinforsemen. b. teori perkembangan Vygotsky Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu: 1. Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3. Interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4. Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi. B. Tahap tahap perkembangan Tahap Sensorimotorik (0 – 2 tahun) Praoperasional (2–7 tahun) Sub-tahap simbolis (2–4 tahun) Sub-tahap Intuitif (4 - 7 tahun) Tahap Operasional Kongkrit (7 – 11 tahun) Tahap Operasional Formal ( 7 – 15 tahun) C. Perkembangan Bahasa Tahap-tahap perkembangan bahasa Pralinguistik atau Meraba (0,3 – 1 tahun) Halofrastik atau Kalimat Satu Kata (1- 1,8 tahun) Kalimat Dua Kata (1,8 – 2 tahun) Perkembangan Tata Bahasa (2 – 5 tahun) Perkembangan Tata Bahasa menjelang Dewasa (5 – 10 tahun) Kompetensi Lengkap (11 tahun sampai dewasa) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Faktor Biologis Faktor Lingkungan D. Contoh penerapan dalam pembelajaran 1. Contoh penerapan menurut teori Vygotsky Walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam Zone of proximal developmnet dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui ZPD. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak, kerja kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya (peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai. 2. Contoh penerapan menurut teori burner Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan. Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran. Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep- konsep. Misalnya berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” apakah nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan? Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut?