Anda di halaman 1dari 3

Nama : Satrio Budiharjo

NIM : 6102417079

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA


A. Pengertian
Perkembangan kognitif dan bahasa pada individu akan memengaruhi proses
belajarnya. Dalam memahami berbagai tahapan perkembangan individu, baik
kognitif, bahasa, ataupun psikososial, perlu dipahami beberapa prinsip dasar
perkembangan manusia, sebagai berikut:
 Proses perkembangan sebagai pola yang dapat diprediksi (predictable
sequence). Tahapan perkembangan mengikuti pola-pola yang dialami individu
pada umumnya. Misalnya, bayi berusia 2 bulan akan mulai dapat memiringkan
badan dan menelungkupkan badan. Pola tahapan perkembangan ini juga dikenal
dengan istilah developmental milestone.
 Setiap individu berkembang dengan kecepatan yang berbeda.
 Peningkatan kecepatan perkembangan dapat timbul selama masa
perkembangan
 Perkembangan dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan
 Dalam masa perkembangan, setiap individu memiliki sensitive period, masa-
masa kritis dalam perkembangan individu.
Adapun pengertian teori perkembangan yang dikemukakan oleh ahli
diantaranya, teori perkembangan menurut J.bruner, YGotski.
a. Teori perkembangan menurut j.burner
Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar
penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan
lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan
meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih
keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan
masalah.
Teori instruksi menurut Bruner hendaknya mencakup:
1) Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat
belajar, ditinjau dari segi aktivasi, pemeliharaan dan pengarahan.
2) Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, ditinjau dari
segi cara penyajian, ekonomi dan kuasa.
3) Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajran secara optimal,
dengan memperhatikan faktor-faktor belajar sebelumnya, tingkat
perkembangan anak, sifat materi pelajaran dan perbedaan individu.
4) Bentuk dan pemberian reinforsemen.
b. teori perkembangan Vygotsky
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu:
1. Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf;
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya;
3. Interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya
dengan lingkungan social, dan
4. Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri
organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
   Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor,
yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang
teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari
tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi
adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas
proses asimilasi dan akomodasi.
B. Tahap tahap perkembangan
Tahap Sensorimotorik (0 – 2 tahun)
 Praoperasional (2–7 tahun)
 Sub-tahap simbolis (2–4 tahun)
 Sub-tahap Intuitif (4 - 7 tahun)
 Tahap Operasional Kongkrit (7 – 11 tahun)
 Tahap Operasional Formal ( 7 – 15 tahun)
C. Perkembangan Bahasa
Tahap-tahap perkembangan bahasa
Pralinguistik atau Meraba (0,3 – 1 tahun)
Halofrastik atau Kalimat Satu Kata (1- 1,8 tahun)
Kalimat Dua Kata (1,8 – 2 tahun)
Perkembangan Tata Bahasa (2 – 5 tahun)
Perkembangan Tata Bahasa menjelang Dewasa (5 – 10
tahun)
Kompetensi Lengkap (11 tahun sampai dewasa)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa
 Faktor Biologis
 Faktor Lingkungan
D. Contoh penerapan dalam pembelajaran
1. Contoh penerapan menurut teori Vygotsky
 Walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus
secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah
teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam Zone of proximal
developmnet dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama
melalui ZPD.
 Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru,
teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif
anak, kerja kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat
perkembangan anak.
 Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi
pengajaran pribadi oleh teman sebaya (peer tutoring), yaitu seorang
anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran.
Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD
karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bisa
dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan
menyediakan scaffolding yang sesuai.
2. Contoh penerapan menurut teori burner
 Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda
ajarkan. Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar
segiempat, sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar
segitiga, segi lima atau lingkaran.
 Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-
konsep. Misalnya berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut
ini ” apakah nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi
lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan?
 Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari
jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun
Ubin tersebut?

Anda mungkin juga menyukai