EKONOMI MANAJERIAL
Lina Ivanti (NIM : E2D020011)
Perekonomian Terbuka
Sistem perekonomian terbuka dibangun dari beberapa sektor pelaku ekonomi (Gambar
1) yakni sektor rumah tangga Terdapat empat unsur dalam perekonomian terbuka yakni sektor
rumah tangga, pasar faktor produksi, pasar barang dan jasa, perusahaan/industri dan
pemerintah, dan lembaga keuangan (D). Selain itu terdapat pelaku ekonomi lainnya yakni
masyarakat luar negeri. Pelaku ekonomi masing-masing memiliki peranan dalam sistem
perekonomian ini.
Studi Kasus Siklus Ekonomi Usaha Ekspor Kopi di Kabupaten Rejang Lebong
Listyati, et al. (2017) melakukan studi kasus tata niaga kopi robusta di Kabupaten
Rejang Lebong. Hasil studi menunjukkan bahwa rantai pemasaran kopi robusta melibatkan
petani sebagai produsen, pedagang pengumpul tingkat desa atau kecamatan sebagai
penampung awal, pedagang besar atau agen, dan eksportir atau pabrikan. Siklus ekonomi
ekspor kopi robusta di Kabupaten Rejang Lebong disajikan pada gambar 2.
Lebih lanjut Listyati, et al. (2017) menjelaskan bahwa kondisi umum tanaman kopi di
Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2017 banyak yang sudah tua dan kurang terawat
sehingga produktivitasnya rendah. Petani biasanya ke kebun pada saat mendekati masa panen.
Panen kopi tidak dilakukan secara selektif sehingga mutu kopi yang dihasilkan rendah.
Rendahnya mutu kopi berkaitan erat dengan pengetahuan dan modal yang dimiliki petani.
Diperlukan pendampingan teknologi oleh institusi pemerintah dan penguatan modal oleh
lembaga keuangan.
Petani dalam budidaya kopi robusta di Kabupaten Rejang Lebong mengeluarkan biaya
produksi tunai dan non tunai. Biaya tunai meliputi biaya pupuk, herbisida, karung, sewa pulper,
transportasi, tenaga kerja luar keluarga sedangkan biaya non tunai meliputi tenaga kerja luar
keluarga, sewa lahan, dan penyusutan.
Pajak Pajak
Pasar Barang
uang
uang
Gambar 2. Siklus Ekonomi Usaha Tani Kopi Robusta di Kabupaten Rejang Lebong
Berdasarkan siklus ekonomi pada Gambar 2, petani menjual langsung produknya kepada
pedagang pengumpul di tingkat desa maupun kecamatan. Adanya pedagang pengumpul
memperpanjang rantai pemasaran kopi beras. Sementara itu, belum terlihat adanya peran dari
lembaga keuangan dalam siklus ekonomi tersebut.
Studi Kasus Siklus Ekonomi Usaha Ekspor Kedelai Edamame di Kabupaten Jember
Studi kasus siklus ekonomi ekspor kedelai Edamame berdasarkan studi kasus analisis
rantai pasok kedelai Edamame di PT Mitra Tani 27 Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur oleh
Zuniana dan Tidar (2020). PT Mitratani 27 Jember melakukan usaha tani edamame dengan
system kemitraan. Lahan yang digunakan petani edamame adalah lahan sewa. Lahan edamame
tersebar dalam berbagai Area yang mencakup beberapa desa di Kabupaten Jember. Petani
edamame berasal dari daerah Jember dan memiliki kemampuan dalam pelaksanaan budidaya
edamame berkapasitas ekspor. Hal tersebut dikarenakan adanya pelatihan, bimbingan, dan
pengawasan yang dilakukan oleh PT. Mitratani Dua Tujuh.
PT. Mitratani 27 menyediakan sarana produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida untuk
petani Edamame selain memberikan bimbingan dan pelatihan budidaya kepada petani. PT.
Mitratani 27 dalam menjalankan usahanya didukung oleh 600-700 karyawan dan 22 mitra
konsumen besar di Jepang terdiri dari produsen makanan olahan, distributor ritel modern,
hingga penyuplai makanan untuk hotel dan restoran mewah di Jepang. PT Mitratni 27 sudah
memiliki sertifikat Halal, sertifikat HACCP ( Hazard Analyzing Critical Control Point), dan BRC.
(Zunaina dan Tidar, 2020).
Menurut Zunaina dan Tidar (2020) proses produksi kedelai Edamame beku
membutuhkan waktu 4 jam dengan tahapan pengolahan meliputi penanganan raw material,
grading, perendaman, blanching, cooling 1, cooling 2, individual quick frozen, cold storage,
sortasi akhir, serta tahapan ouptput meliputi packaging dan stuffing. Selanjutnya proses
pemasaran Edamame beku dilakukan melalui saluran pemasaran pasar domestic dan
internasional. Pemasaran domestik dilakukan melalui distributor di berbagai daerah sedangkan
pemasaran ekspor, PT. Mitratani Dua Tujuh menggunakan sistem Free On Board (FOB) yakni
perusahaan mengirimkan produk hanya sampai ke container pengiriman di Surabaya dan
Jakarta dengan biaya dibebankan kepada importir. Siklus ekonomi Usaha PT Mitratani 27
disajikan pada Gambar 3.
Siklus ekonomi pada Gambar 3 menunjukkan peran masing-masing sektor ekonomi.
Rumah tangga dan petani menyediakan faktor produksi berupa bahan baku dan tenaga kerja
baik secara langsung maupun melalui pasar faktor produksi kepada PT Mitratani 27 kemudian
oleh perusahaan tersebut faktor produksi ini dikelola untuk menghasilkan produk Edamame
beku. Selanjutnya industri melakukan pemasaran produk melalui pasar domestik dan ekspor.
Pemasaran produk menghasilkan keuntungan bagi PT Mitratani 27 dan dari keuntungan
tersebut perusahaan berkontribusi terhadap pembayaran pajak dan dari ekspor dapat
menghasilkan devisa negara.
Peran lembaga keuangan terhadap sektor industri ini beisa terlihat dari besarnya modal
yang dimiliki oleh PT. Mitratani 27. Jumlah modal yang besar untuk investasi peralatan mesin,
menyediakan sarana produksi serta membangun jaringan kemitraan dengan petani dan
memberdayakan 600-700 orang karyawan tentunya membutuhkan penguatan modal dari
lembaga keuangan. Tidak hanya lembaga keuangan, pemerintah juga memiliki peranan dalam
membangun infrastruktur pemasaran domestic dan internasional dan membangun jaringan
dengan masyarakat luar negeri.
Pajak Pajak, devisa
Raw Material
MODAL MODAL
Lembaga
Keuangan
Referensi :
1. Listyati, D, B. Sudjarmoko, A.M. Hasibuan, E. Randriani. 2017. Analisis Usaha Tani dan
Rantai Tata Niaga Kopi Robusta di Bengkulu. Journal of Industrial and Beverages Crops
Vol. 4 (3) : 145-154.
2. Wijaya, E. 2020. Analisa Perdagangan Bilateral Indonesia denngan Pendekatan Marhall
Lerner Condition dan Fenomena J-Curve. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan Vol. 3
(3) : 187-201.
3. Wiwoho, J. 2014. Peran Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat. Jurnal Masalah-masalah Hukum
Vol. 43 (1) : 87-89.
4. Zuniana, Q. dan Tidar, A.H. 2020. Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Kedelai
Edamame Sebagai Kedelai Unggulan Kabupaten Jember. Jurnal Agribest Vol. 4(1) : 22-
29.