Anda di halaman 1dari 21

BOOK SUMMERY AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

Dr. K.A RAHMAN,M.Pd.I.

DISUSUN OLEH :

NADILA TRIFANI

G1B120042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2021
Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam

Tahun Terbit : 2006

Penulis : Prof.Dr.H.Ramayulis

Penerbit : Kalam Mulia

Alamat Penerbit : Jl.Teladan No.2 Johar Baru V Jakarta

Jumlah Halaman : 384 halaman, 20 BAB

Cetakan : Kelima

No.ISBN : 979-8590-57-0

PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat
dan nikmat-Nya kita masih diberi kesempatan untuk mencari,menggali,
membahas,dan mengamalkan ilmu-ilmu yang bermanfaat.

Ilmu Pendidikan Islam adalah salah satu mata kuliuah yang ada di Fakultas Tarbiyah
Univeristas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mata kuliah ini menyiapkan
mahasiswa menjadi seorang pendidik pendidikan Islam yang professional dan maju
dalam segala bidang.

Buku “ILMU PENDIDIKAN ISLAM” karangan Prof.Dr.H.Ramayulis isinya sangat


bagus. Dia menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam secara
teliti dan runtut.

Buku tersebut juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh semua kalangan karena
dari sisi ekonomisnya itu sangat murah jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang
terkandung dalam buku tersebut.

Akhirnya kami merasa dalam penyusunan resume buku “ILMU PENDIDIKAN


ISLAM” ini masih banyak kekurangannya maka kami mengharap kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu suksesnya resume ini
terutama kepada Ibu Dosen Dra.Hj.Afiyah AS, M.Si. yang senantiasa mendorong
kami untuk mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata
kuliah Ilmu Pendidikan Islam di kehidupan sehari-hari. Semoga kesuksesan menjadi
milik kita.

PEMBAHASAN

Buku ini terbit dengan tebal buku 384 halaman dan terdiri dari 20 bab yang masing-
masing bab saling terkait sehingga menjadikan buku ini mudah dipelajari.Bab-bab
yang terdapat dalam buku “Ilmu Pendidikan Islam” ini yaitu:

Bagian Pertama

Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Sistem

Bab 1

Pandangan Islam Terhadap Manusia

(Halaman 1 sampai 12)

Kata “manusia” menurut Al-Quraan berasal dari kata al-Insan, al-Basyar, dan
al-Nas. Manusia disebut al Insan berasala dari kata nasiya yang berarti lupa
mengandung makna bahwa manusia meilki kelebihan di antara mahluk lain tetapi
juga mempunyai kelemahan yaitu kadang lupa untuk tetap pada jalan Tuhan dalam
bertindak. Manusia disebut al-Basyar sebab manusia sebenarnya sama dengan mahluk
lain yaitu tunduk pada sunnatullah dan memiliki kesamaan dengan mahluk lainnya
yaitu dari segi material atau dimensi alamiah saja. Manusia disebut an-Nas sebab
manusia itu keadaannya labil antara tercela dan terpuji. Maka manusia merupakan
mahluk allah yang unik dan sempurna.

Kedudukan manusia dimuka bumi adalah sebagai hamba allah seperti yang
diterangkan di Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya : dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Selain itu kedudukan
manusia yaitu sebagai khalifah Allah di bumi artinya manusia bukan sekedar
menggantikan tetapi dengan arti yang luas dia harus mengikuti perintah yang
digantikan (Allah).
Untuk merealisasikan tugas dan fungsi manusia itu dapat ditempuh manusia
lewat pendidikan yang dapat mengembangkan kualitas manusia tanpa menghilangkan
nilai-nilai fitri yang dimilikinya. Pendidikan itu adalah pendidikan Islam.Dengan
pendidikan Islam manusia sebagai khalifah tidak akan berbuat sesuatu yang
mencerminkan kemungkaran kepada Allah, bahkan ia berusaha agar segala
aktifitasnya sebagai khalifah harus dilaksanakan dalam rangka ubudiyah kepada Allah
SWT.

Bab 2

Konsep Dasar Pendidikan Islam

(Halaman 13 sampai 18)

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berarti


bimbingan pada anak, dalam bahasa inggris yaitu education artinya bimbingan dan
dalam bahasa Arab yaitu tarbiyah atau artinya pendidikan. Pendidikan adalah usaha
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang
atau kelompok orang agar menjadi dewasa. Pendidikan sama artinya dengan tarbiyah
(pendidikan rabbani), ta’lim (pengajaran yang bersifat memberikan), al-riyadhah
(pelatihan) juga ta’dib (pelatihan atau pembiasaan). Maka pendidikan Islam disebut
tarbiyah Islamiyah.

Pendidikan dalam arti luas yaitu segala pengalaman belajar yang dilalui
peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Karakteristik pendidikan
dalam arti luas yaitu pendidikan berlangsung sepanjang hayat, lingkungan pendidikan
adalah semua yang berada di luar peserta didik, bentuk kegiatan mulai dari yang tidak
disengaja sampai kepada yang terprogram, tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap
pengalaman belajar, dan tidak di batasi oleh ruang dan waktu.

Pendidikan dalam batasan sempit diartikan proses pembelajaran yang


dilaksanakn di lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah). Karakteristik
pendidikan dalam arti sempit yaitu masa pendidikan terbatas, lingkungan pendidikan
berlangsung di sekolah/madrasah, bentuk kegiatan sudah terprogram, dan tujuan
pendidikan ditentukan oleh pihak luar (sekolah/madrasah).
Pendidikan juga diartikan dalam batasan yang luas terbatas artinya segala
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan di lembaga
pendidikan formal, non formal dan informal dan dilaksanakan sepanjang hayat dalam
rangka menyiapkan peserta didik agar berperan dalam berbagai kehidupan.
Karakteristik pendidikan dalam arti luas terbatas yaitu masa pendidikan berlaku
sepanjang hayat tetapi, kegiatan pendidikan terbatas pada waktu tertentu, lingkungan
pendidikan juga terbatas, bentuk kegiatan pendidikan yaitu pendidikan, pengajaran
dan latihan, tujuan pendidikan merupakan kombinasi antara pengembangan potensi
peserta didik degan social demand

Bab 3

Hakekat Sistem Pendidikan Islam

(Halaman 19 sampai 36)

Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti cara, strategi.
Dalam bahsa Inggris yaitu system yang berarti system, susunan, dan cara. Menurut
Roger A Kanfman, system yaitu suatu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang
bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bekerja bersama-sama untuk
mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.

Sistem pendidikan ada empat unsur yaitu kegiatan pendidikan (pendidikan


oleh diri sendiri, lingkungan, dan oleh seseorang terhadap orang lain), binaan
pendidikan (jasmani, akal, dan qalbu), tempat pendidikan (rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat), dan komponen pendidikan (dasar, tujuan, peserta didik, materi, metode,
media dan evaluasi).

Proses pemecahan masalah yang logis untuk mencapai hasil pendidikan


secara efektif dan efisien yaitu pendekatan system. Model perumusan system
pendidikan Islam yaitu model idealistik dan model pragmatis.

Perbedaan system pendidikan Islam dengan non Islam yaitu system ideology
Islam adalah tauhid yangbersumber Al Quran dan As Sunnah sedangkan non Islam
bersumber pada mateailisme, ateisme, sosialisme, danlainnya, system nilai pendidikan
Islam bersumber pada al-Quran dan As-Sunnah sedangkan non Islam bersumber pada
nilai yang lain, orientasi pendidikan Islam yaitu pada duniawi dan ukhrowi sedangkan
non Islam orientasi duniawi semata.

Prinsip pendidikan Islam adalah implikasi dari karakteristik atau cirri-ciri


manusia menurut Islam, pendidikan integral yang terpadu, pendidikan yang seimbang,
pendidikan yang universal, dan pendidikan yang dinamis.

Bab 4

Sistem Pendidikan Islam di Indonesia

(Halaman 37 sampai 45)

Sistem pendidikan nasional yaitu keseluruhan komponen pendidikan yang


saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Semua
prinsip, fungsi, jenjang pendidikan, jenis pendidikan, dan lain-lain diatur dalam UU
No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kedudukan pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional adakalanya


sebagai mata pelajaran yaitu mata pelajaran pendidikan agama Islam dan adakalanya
juga sebagai lembaga misalnya perguruan tinggi agama Islam.

Peran pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yaitu mempercepat proses


pecapaian tujuan pendidikan nasional, dan memberikan nilai kepada mata pelajaran
umum sedangkan peran pendidikan Islam sebagai lembaga yaitu berperan
mencerdaskan kehidupan bangsa, lebaga pendidikan Islam bersama satuan pendidikan
lain bersama-sama menuntaskan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, memberi
kesempatan untuk belajar kepada siswa yang tidak berkesempatan memasuki lembaga
pendidikan formal.

Bab 5

Berbagai Sistem dalam Kehidupan Yang Mempengaruhi

Sistem Pendidikan Islam

(Halaman 46 sampai 54)


Sistem pendidikan Islam terintegrasi dengan semua sistem dalam kehidupan
manusia yang melibatkan banyak pihak dan unsur yang saling mempengaruhi. Sistem
pendidikan Islam dalam perkembangan dipengaruhi sistem ekonomi, politik, sosial-
budaya dan lainnya.

Pendidikan dan ekonomi adalah system yang mempunyai pengaruh timbal


balik, saling mengait dan menunjang karena di satu segi, institusi pendidikan mampu
menghasilkan tenaga kerja dan membentuk manusia-manusia yang sanggup
membangun ekonomi masyarakat dan negara, sebaliknya ekonomi merupakan tulang
punggung kehidupan bangsa yang menentukan maju-mundurnya, kuat-lemahnya,
lambat-cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa yang merupakan salah satu fungsi
pendidikan.

Pengaruh sistem politik terhadap pendidikan Islam adalah adanya


kebijaksanaan pemerintahan suatu negara yang memberikan perhatian serta dukungan,
baik moral maupun materiil untuk terlaksananya pendidikan Islam. Namun,
pendidikan yang bermutu juga mempengaruhi lajunya perkembangan politik yang ada.

Pengaruh sosial budaya dalam pendidikan Islam sangat besar yaitu pada masa
laluj pesantren banyak dipengaruhi oleh masyarakat yang identik dengan pemikiran
tradisional yang beranggapan bahwa pendidikan Islam hanya membaca al-Quraan dan
ilmu agama semata tetapi sekarang muncul pesantren yang selain mengajarkan ilmu-
ilmu agama juga mengajarkan ilmu sains dan teknologi sebaliknya masyarakat
modern membutuhkan pendidikan keimanan, ibadah dan akhlak karena semakin
intensnya terjadi kemerosotan akhlak dikalangan anak-anak mereka karena pengaruh
arus globalisasi.

Bagian Kedua

Pelaku Pendidikan Islam

Bab 6

Pendidik dalam Pendidikan Islam

(Halaman 55 sampai 76)


Secara etimologi pendidik itu besawal dari kata murabbi, muallim, dan
muaddib yang artinya pendidik tetapi sertingnya disebut muallim. Di Indonesia
disebut guru yaitu orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran
disekolah atau di kelas lebih khususnya orang yang bekerja dalam bidang pendidikan
dan pengajaran yang ikut bertanggungjawab dalam membentuk anak-anak mencapai
kedewasaan masing-masing. Dalam pendidikan Islam ada berbagai macam pendidik
yaitu Allah, Nabi Muhammad SAW, Orangtua, guru.

Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai. Hal ini dijelaskan Allah
dalam firmannya Q.S.Al-Mursalat yaitu “Allah meninggikan derajat orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”. Selain itu berdasarkan hadis
dikatakan bahwa “tinta para ulama lebih tinggi nilainya dibandingkan darah para
syuhada (H.R.Abu Daud dan Tirmidzi)”. Dari firman Allah dan sabda RasulNya kita
dapat mengetahui betapa tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan (pendidik). Di masyarakat pendidik juga sangat dihormati dan disegani
oleh masyarakatnya.

Tugas pendidik yang utama yaitu mengemban misi untuk mengajarkan dan
mengajak manusia agar menaati hukum Allah, menyempurnakan, dan menyucikan
hati mendekat kepada Allah. Pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan
program pelajaran, mengarahkan peserta didik menuju tingkat kedewasaan yang
berkepribadian insan kamil, kemudian harus memimpin serta mengendalikan diri
sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait.

Tanggung jawab pendidik itu besar yaitu bukan saja tanggung jawab moral
sorang pendidik terhadap peserta didik dan melaksanakan kode etik pendidik
(pendidikan umum dan pendidikan Islam) tetapi juga mempertanggungjawabkan atas
semua tugas yang dilaksanakan kepada Allah. Namun, pendidik juga mempunyai hak
yaitu diberi gaji dan mendapatkan penghargaan.

Bab 7

Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam

(Halaman 77 sampai 120)


Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, peserta didik yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangakan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik mempunyai beberapa kebutuhan yaitu kebutuhan : fisik, social,
mendapat status, mandiri, berprestasi, ingin disayangi dan dicintai, untuk curhat,dan
kebutuhan untuk memiliki falsafat hidup. Dimensi peserta didik yaitu dimensi fisik,
akal, akhlak, rohani, seni, dan sosial.

Intelegensi atau intelleigence atau al-dzaka artinya pemahaman atau


kesempurnaan sesuatu atau kapasitas umum dari seseorang yang dapat dilihat pada
kesanggupan pikirannya. Dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baik
keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problem-problem
kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan.Kecerdasan atau intelegensi dibagi
menjadi 4 yaitu kecerdasan intelektual, keceerdasan emosional, kecerdasan spiritual,
dan kecerdasan qalbu.

Kepribadian menurut Allport yaitu susunan yang dinamis di dalam sistem


psiko-fisik seseorang yang menentukan prilaku dan pikirannya yang bercirikan
khusus.Kepribadian menurut Islam ada dua yaitu kepribadian kemanusiaan dan
keperibadian kewahyuan. Ciri khas kepribadian muslim yaitu terwujudnya prilaku
mulia sesuai dengan tuntunan Allah.

Proses pembentukan kepribadian muslim secara perorangan yaitu pendidikan


pra lahir, pendidikan oleh orang lain, pendidikan oleh diri sendiri. Untuk kepribadian
muslim secara ummah maka dengan memantapkan kepribadian individu muslim juga
dapat dengan menyiapkan kondisi dan tradisi yang diisi dengan akhlak islami
sehingga memungkinkan terbentuknya kepribadian ummah. Untuk kepribadian
samawi maka prosesnya dengan catra membina nilai-nilai keIslaman dalam hubungan
dengan Alloh. Etika murid merupakan hal penting sebab harus dilaksanakan dalam
kegiatan belajar mengajar baik langsung atau tidak langsung.

Bagian Ketiga

Komponen-komponen Dasar Pendidikan Islam

Bab 8
Dasar Pendidikan Islam

(Halaman 121 sampai 131)

Dasar pendidikan Islam didasarkan kepada falsafah hidup umat Islam dan
tidak didasarkan kepada falsafah hidup suatu Negara, sebab sistem pendidikan Islam
tersebut dapat bdilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang
dan waktu.

Ada tiga kategori pendidikan Islam yaitu dasar pokok, dasar tambahan dan dasar
operasional.

Dasar pokok pendidikan Islam yaitu Al-Quraan dan AsSunnah. Pada


hakekatnya Al-Quran itu adalah perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan
manusia, terutama bidang kerohanian. Ia pada umumnya merupakan kitab pendidikan
kemasyarakatan , moril (akhlak), dan spiritual. Sunnah dijadikan dasar pendidikan
Islam karena sunnah menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT
menjadikan Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya.

Dasar tambahan yaitu meliputi perkatan, perbuatan dan sikap para sahabat
serta ijtihad, maslahah mursalah, dan Urf.

Dasar operasional pendidikan Islam yaitu dasar yang terbentuk sebagai aktualisasi
dasar ideal. Ada enam dasar yaitu

• dasar histories : dasar yang memberikan andil kepada pendidikan dari hasil
pengalaman masa lalu yang berupa peraturan dan budaya masyarakat.

• dasar social : dasar yang memberikan kerangka budaya dimana pendidikannya itu
berkembang seperti mengembangkan budaya

• dasar ekonomi : dasar yang memberikan perspektif terhadap potensi manusia berupa
materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggungjawab
terhadap anggaran pembelanjaan maka kebijakan pendidikan harus
mempertimbangkan faktor ekonomis.

• dasar politik : dasar yang memberikan bingkai dan ideoplogi dasar yang diugunakan
sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan , maka dalam mencapai tujuan
pendidikan hendaknya harus bertolak dari dasar ideologi
• dasar psikologis : keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan harus memilki
informasi tentang watak peserta didik, pendidik, pengukuran dan penilaian yang
terbaik

• dasar fisiologis : dasar yang memberikan kemampuan memilih yang terbaik,


memberikan arah suatu sistem, mengontrol dan memberikan arah kepada semua
dasar-dasar operasional lainnya.

Bab 9

Tujuan Pendidikan Islam

(Halaman 132 sampai 148)

Tujuan mememiliki kesamaan arti dengan ghayat, andaf, maqasid, (dalam


bahasa Arab), dan goal, purpose, aim (dalam bahasa inggris) yang berarti arah atau
maksud yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan yaitu arah atau tujuan yang ingin
dicapai oleh suatu institusi pendidikan.

Tahap-tahap tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan tertinggi, tujuan umum,


tujuan khusus dan tujuan sementara. Tujuan tertinggi pendidikan Islam yaitu menjadi
hamba Allah, mengantarkan subjek didik menjadi khalifah Allah di bumi, untuk
memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat baik individu maupun
masyarakat. Tujuan umumnya yaitu pendidikan harus diarahkan untuk mencapai
pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa,
intelek, jiwa rasional, perasaan dan penghayatan lahir. Tujuan khususnya yaitu
diantaranya memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar-
dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanaknnya dengan betul,menanamkan
keimanan, menanamkan rasa cinta pada Al Quraan, membersihkan jiwa dari sifat
tercela, dan lainnya. Tujuan sementara pendidikan Islam yaitu tujuan yang akan
dicapai setelah siswa diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam
suatu kurikulum pendidikan formal yang disini dimisalkan bahwa bentuk insane kamil
dalam bentuk ubudiyahnya sudah mulai nampak meskipun dalam ukuran sederhana.

Aspek tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan jasmani (membentuk manusia


yang sehat jasmani dan punya ketrampilan tinggi), tujuan rohani (terbentuknya akhlak
mulia), tujuan akal (mampu memahami dan menganalisa fenomena ciptaan Allah),
tujuan sosial (terciptanya keharmonisan dalam masyarakat).

Ranah tujuan pendidikan Islam yaitu ranah kognitif (pengetahuan tentang


sholat), afektif (pengaruh sholat terhadap mental), performance (khusu’, tawadu’ dan
tuma’ninah), psikomotorik (pengamalan sholat), dan ranah konatif (niat melakukan
sholat.

Bab 10

Kurikulum Pendidikan Islam

(Halaman 149 sampai 168)

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Kurikulum artinya jarak yang harus ditempuh.
Secara terminology kurikulum yaitu semua kegiatan yang diberikan kepada peserta
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan erada di bawah tanggung jawab
sekolahlebih khususnya hasil belajar yang diharapkan.

Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam kurikulum berfuingsi


sebagai pedoman pendidik untuk membimbing peserta didiknya kea rah tujuan
tertinggi pendidikan Islam.

Komponen kurikulum meliputi tujuan, isi kurikulum, media (sarana dan pra
sarana), strategi, proses pembelajaran, dan evaluasi.

Kerangka dasar kurikulum pendidika Islam yaitu tauhid dan perintah membaca ayat-
ayat Allah yang meliputi ayat Allah yang erdasarkan wahyu, ayat Allah yang adsa
pada diri manusia, dan ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia.

Dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam yaitu dasar: agama, falsafah,


psikologi, sosial, dan dasar organisatoris.

Prinsip-prinsip penyusunan kurikulum yaitu prinsip: yang berasaskan islam


termasuk ajaran dan nilai-nilainya, prinsip mengarahkan kepada tujuan, prinsip
integritas, relevansi, fleksibilitas, efisiensi, kontinuitas dan kemitraan, individualitas,
kesamaan, kedinamisan,keseimbangan dan prinsip efektifitas.
Ilmu dikategorikan menjadi dua yaitu ilmu sebagai perennial dan acquired.

Orientasi kurikulum pendidikan Islam yaitu orientasi pelestarian nilai,


orientasipada peserta didik, orientasi masa depan IPTEK, Orientasi pada social
demand, orientasi pada tenaga kerja dan orientasi pada penciptaan lapangan kerja.

Bab 11

Pendekatan dan Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Islam

(Halaman 169 sampai 183)

Pendekatan merupakan semua cara yang digunakan siswa untuk menunjang


kefektifan dan keefisiensiandalam proses pembelajaran materi tertentu. Pendekatan
yang digunakan dalam pendidikan Islam yaitu pendekatan pengalaman, pembiasaan,
emosional, rasional, fungsional, dan terpadu.

Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan padi komunikator kepada


komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Aspek komunikasi yaitu
komunikasi harus dipandang sebagai proses, komunikasi menyangkut aspek manusia
dan bukan manusia, dan komunikasi menyangkut aspek informasi atau keterangan.
Salah satu nsur komunikasi yaitu komunikator. Pola komunikasi diantaranya
komunikasi satu arah, dua arah, dan banyak arah. Bahasa komunikasi menurut Al
Quraan itu sebagai berikut : qaulan ma’rufan (ucapan yang baik), qaulan kariman
(ucapan yang mulia), qaulan maisuran (ucapan yang ringan), qaulan laiyinan (ucapan
yang simpatik mudah dicerna), qaulan balighan (ucapan yang membekas), dan qaulan
sadidan (Ucapan yang benar)

Bab 12

Metode dan Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam

(Halaman 184 sampai 201)

Metode dalam bahasa Arab yaitu thariqah yang berarti langkah-langkah


strategis yang disipakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode mengajar dapat
diartikan cara yang digunakan seorang guru dalam membelajarkan peserta didik saat
berlangsungnya proses pembelajaran.

Metode pendidikan Islam berdasarkan pada dasar agama Islam yang menjadi
sumber ajarannya yaitu Al Quraan dan Al hadis (dasar agamis), kondisi biologis anak
menjadi acuan dalam memilih metode (kondisi biologis), perkembangan dan kondisi
psikis peserta didik (dasar psikologis), dan dasar sosiologis

Prinsip-prinsip metode pendidikan yaitu metode harus: memanfaatkan teori


kegiatan mandiri, memanfaatkan hukum pelajaran, berawal dari apa yang sudah
diketahui oleh peserta didik, didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan
baik yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran, memperhatikan perbedaan
individual, merangsang kemempuan berpikir dan nalar peserta didik, diseseuaikan
dengan kemajuan peserta didik, dll

Dalam meenggunakan metodenya yaitu memilih metode yang tepat untuk


peserta didik.

Metode pendidikan islam antara lain metode ceramah, tanya jawab, pemberian
tugas, diskusi, demonstrasi, eksperimen, kerja kelompok, targhib dan tarhib, kisah,
serta amsal.

Teknik mengajar dalam pendidikan Islam yaitu mendidik melalui:


keteladanan, kebiasaan, nasihat dan cerita, disiplin, partisipasi, dan pemeliharaan.

Bab 13

Media dan Sumber Pembelajaran Pendidikan Islam

(Halaman 202 sampai 219)

Alat dan media pendidikan merupakan sarana yang membantu proses


pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indra pendengaran dan penglihatan
sehingga pemahaman murid lebih cepat dan akan memilkii akhlak yang mulia. Maka
pendidikan Islam akan tercapai secara efektif dan efisien.
Alat pendidikan Islam yaitu bersifat benda (kaset, radio, TV, dll) dan ada yang
bersifat non benda (keteladanan, perintah / larangan, ganjaran dan hukuman, dan
lainnya).

Sumber belajar yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat
dimana bahan pelajaran didapatkan. Macamnya sumber belajar pendidikan Islam
yaitu sumber pokok (Al Quraan dan Al Hadis) dan sumber tambahan (manusia
sumber, bahan pengajaran, situasi belajar, Mass Media, alat perlengkapan belajar,
aktivitas, alam lingkungan dan perpustakaan).

Fungsi sumber belajar yaitu meningkatkan produktifitas pendidikan,


memberikan kemungkinan pendidikan bersifat lebih individu, memberikan dasar yang
lebih ilmiah terhadap pengajaran, lebih memantapkan pengajaran, dan memungkinkan
belajar secara seketika.

Langkah-langkah pemanfaatan sumber belajar yaitu identifikasik kebutuhan


daya, mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk
pembelajaran, pengelompokan sumber belajar dalam kelompok, mencari dan
menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang
diampu guru, menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran, dan
pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.

Bab 14

Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

(Halaman 220 sampai 234)

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation akar kata dari value yang
berarti nilai jadi evaluasi pendidikan itu penilaian secara terncana, sitematik, dan
berdasarkan tujuan yang jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Evaluasi pendidikan Islam berarti kegiatan menentukan taraf kemajuan pendidikan
dalam pendidikan Islam.

Pendidik melakukan evaluasi di sekolahnya untuk mengetahui peserta didik


yang mana yang terpandai dan terbodoh di kelasnya, untuk mengetahui apakah bahan
yang diajarkan sudah dimiliki oleh peserta didik atau belum,untuk mendorong
persaingan yang sehat, antara sesama peserta didik, untuk mengetahui perkembangan
peserta didik setelah mengalami didikan, untuk mengetahui tepat tidaknya guru
memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas, dan sebagai laporan k
Prinsip umum evaluasi meliputi: valid, berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil, objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat,
dan akurat. Prinsip khusus evaluasi yaitu adanya penilaian yang digunakan yang
memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi peserta didik
menunjukkan kemampuan hasil belajar mereka dan setiap guru mampu melaksanakan
prosedur penilaian dan pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil
belajar yang dicapai peserta didik. Penilaian ada empat yaitu penilaian: formatif,
sumatif, penempatan, dan diagnostik.

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yaitu proses pengumpulan, pelaporan, dan


penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan
konsisten, serta mengidentifikasipencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata
pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang arus
dan telah dicapai disertai dngan petunjuk kemampuan belajar peserta didik dan
pelopornya.

Fungsi PBK bagi peserta didik yaitu dalam mewujudkan dirinya dalam
mengubah dan mengembangkan penilaiannya dengan mengubah atau
mengembangkan performans prilakunya kearah positif dan progresif seta
mendapatkan kepuasan atas apa yang dikerjakan. Sedangkan Fungsi PBK bagi guru
yaitu menetapkan berbagai metode dan media yang relevan dengan kompetensi yang
akan dicapai pada proses pembelajaran.

Tujuan PBK yaitu mengetahui kemajuan belajar peserta didik mengetahui


tingkat kefektifan dan keefisiensi berbagai komponen pembelajaran yang
dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu, dan menentukan tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran.

Aspek yang dinilai PBK meliputi kumpulan kerja peserta didik, hasil karya,
penugasan, kinarja, tindakan dan tes tertulis.

Bentuk penilaiannya PBK yaitu: kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas
individu, tugas kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan, dan ujian praktek.
Langkah penilaian PBK yaitu penentuan tujuan evaluasi, penyususnan kisi-kisi soal,
“review dan revisi” soal, uji coba, penyusunan soal, penyajian tes, scorsing,
pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, dan pemanfaatn hasil tes.

Bab 15

Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam

(Halaman 235 sampai 258)

Belajar yaitu suau proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh dari
pengalaman tertentu. Mengajar yaitu pemindahan pengetahuan yang sumbernya Illahi
dan manusiawi. Pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-
unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran pendidikan Islam artinya
sama hanya proses maupun hasilnya selalu inhern dengan keIslaman.

Prinsip-prinsip pembelajaran yaitu aktivitas, azas motivasi, azas individualitas,


azas keperagaan, azas ketauladanan, azas pembiasaan, aas korelasi, serta azas minat
dan perhatian,

Bab 16

Manajemen Pendidikan Islam

(Halaman 259 sampai 275)

Manajemen yaitu diambil dari bahasa Inggris management yang berarti


pengelolaan. Dalam bahasa Arab al tadbir yaitu pengaturan. Manajemen dalam
pendidikan Islam merupakan proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki
(umat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun
perangkat lunak. Sistem manajemen pendidikan Islam yaitu proses yang koordinatif,
sistematik dan integrative.

Administrasi yaitu proses secara umum terhadap usaha perorangan atau kelompok,
sipil atau militer, dalam skala besar atau kecil.
Organisasi menurut Louis A Allan yaitu sebuah mek`nisme atau struktur yang
mengupayakan berbagai hal untuk bekerja sama secara efektif.

Hubungannya yaitu administrasi dalam sebuah organiasi yang dinamis harus


dimanifestasikan dalam bentuk aktifitas-aktifitas konkret. Akifitas konkret itu adalam
manajemen.

Prinsip manajemen yaitu : ikhlas, kejujuran, amanah, adil, tanggung jawab,


dinamis, praktis, dan felsibel.

Aspek manajemen pendidikan Islam yaitu manajemen yang mengacu pada


aspek institusi, struktural, personalia, informasi, tekhnik dan lingkungan.

Fungsi manajemen adalah untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,


dan pengawasan.

Bab 17

Lembaga Pendidikan Islam

(Halaman 276 sampai 292)

Lembaga pendidikan Islam yaitu suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk
mengembangkan lembaga-lembaga Islam, dan mempunyai pola-pola tertentu dalam
memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur sendiri yang dapat mengikat
individu yang dibawah naungannya, sehingga ini merupakan kekuatan hukum sendiri.

Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu :
aspek azas ajaran Islam (dibagi dua yaitu lembaga yang tetap seperti rukun iman,
rukun Islam, thaharah, ihsan, iklas, dan takwa sedangkan lembaga yang berubah
meliputi ijtihad, fikih, akhlak, lembaga social, lembaga ekonomi, lembaga politik,
lembaga seni, dan lainnya.), aspek penanggung jawabnya (lembaga pendidikan
informal/keluarga, lembaga pendidikan formal/ sekolah/madrasah, dan lembaga
pendidikan non formal/masyarakat), serta aspek waktu dan tempat (periode
pembinaan, keemasan, kemunduran, stagnasi, dan modern).

Bagian Keempat
Nuansa Pendidikan Islam

Bab 18

Periodisasi Pendidikan Islam

(Halaman 293 sampai 322)

Islam mengakui adanya pendidikan seumur hidup sebab perjalanan manusia


melalui tahapan-tahapan tertentu, maka pembahasan pendidikannya harus difokuskan
pada tahapan-tahapan itu. Adapun periode pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan prenatal (pemilihan jodoh dan pernikahan), dan pendidikan pasca natal
(pendidikan bayi, kanak-kanak, anak-anak, dan dewasa).

Persiapan pendidikan dimulai sejak pemilihan jodoh sebab diharapkan nantinya


diharapkan menghasilkan manusia yang bermartabat di masa depan melalui proses
pendidikan.

Pada masa pernikahan hingga kehamilan itu kontak psikis antara orang tua
dengan si janin itulah sebenarnya yang disebut pendidikan.

Pada masa bayi(0-2 tahun) secara lahiriyah dia pasif terhadap agama tetapi berkat
perkembangan semua indranya dia sebenarnya aktif mencari, mendapatkan, dan
mengenal sesuatu yang baru.

Pada masa kanak-kanak(2-6 tahun) kebiasaan dan pembiasaan pada anak


sangat penting bagi keberhasilan pendidikan.

Metode yang digunakan pada masa anak-anak(6-12 tahun) yaitu keteladanan,


pembiasaan, dan latihan, kemudian berangsur-angsur diberikan penjelasan secara
logis maknawi.

Pada fase remaja hendanya dalam mendidik anak yaitu mengembangkan


potensi mereka, membuka dialog dan menyadarkan mereka akan status sosial,dan
lainya.

Pendidikan pada masa dewasa yaitu melalui majlis ta’lim yang sarat dengan
dzikrullah agar tenang menghadapi hidup yang modern yang didominasi materi dan
kepentingan duniawi.
Bab 19

Demokrasi Pendidikan Islam

(Halaman 323 sampai 337)

Demokrasi pendidikan yaitu suatu pandangan yang mengutamakan persamaan


hak, kewajiban dan perlakuan oleh tenaga kependidikan terhadap peserta didik dalam
proses pendidikan.

Prinsip demokrasi yaitu kebebasan, penghormatan terhadap manusia,


persamaan, dan pembagian kekuasaan.

Bentuk demokrasi pendidikan Islam yaitu kebebasan bagi pendidik dan


peserta didik (kebebasan berkarya, kebebasan dalam mengembangkan potensi,
kebebasan dalam berpendapat), persamaa terhadap peserta didik dalam pendidikan
Islam, dan penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam.

Praktek pendidikan Islam sangat akrab dengan prinsip-prinsipkebabasan dan


demokrasi. Islam menyerukan adanya prinsip persamaan dan peluang yang sama
dalam belajar sehingga terbukalah kesadaran untuk belajar bagi semua orang

Bab 20

Reaktualisasi Pendidikan Islam

(Halaman 338 sampai 348)

Kuantitas pendidikan Islam di Indonesia sekarang menunjukan perkembangan


dinamis tetapi dari segi kualitas masih dipertanyakan. Hal itu dikarenakan masih
banyaknya masalah dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam, kualitas guru belum
memadai, terbatasnya dana dan SDM, produktifitas lembaga kurang bermutu, dan
lainnya.

Dalam menghadapi pasar bebas maka lembaga pendidikan Islam harus


meningkatkan daya saing yang sungguh-sungguh dan terencana, sehingga layak
bersaing dipergaulan internasional, membuka program studi yang bervariasi,
melaksanakan akuntabilitas, dan harus melaksanakan evaluasi.
Dalam menghadapi otonomi daerah maka lembaga pendidikan Islam (LPI)
tidak lagi harus tampil uniform dan tunggal untuk seluruh wilayah Indonesia, perlu
adanya kerjasama antara Departemen Agama dan Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan pendidikan Islam, LPI harus melakukan reorientasi terhadap
persoalan normative-filosofis yang sering diperdebatkan, adanya perubahan paradigm
dalam praktek pendidikan. Perubahan paradigm itu misalnya :pengelola tenaga
kependidikan harus prefesional dan efektif, pembiayaan pendidikan tidak hanya
diperoleh dari kas Negara tetapi yang lebih uuytama dari lembaga dan dari
masyarakat, melakukan reformasi dalam sistem pembelajaramn, demokratisasi dalam
proses pendidikan, melaksanakan efisiensi pendidikan, sasaran akhir mkurikulum
adalam pengalaman belajar, evaluasi belajar secara teratur dan berkelanjutan, serta
pembudayaan kualitas bagi setiap warga lembaga pendidikan Islam dapat dilakukan
dengan meningkatkan profesionalitas personil madrasah.

PENUTUP

Buku ini tampil dengan sangat menarik disertai bahasanya yang mudah dipahami dan
mudah dicerna oleh semua kalangan khususnya para mahasiswa. Buku ini
menerangkan materi seputar Pendidikan Islam khususnya di Indonesia

Dengan buku diharapkan sebagai calon guru atau pendidik kita memahami apa
sebenarnya pendidikan Islam sehingga saat kita sudah menjadi pendidik kelak dapat
mempraktekannya

Buku ini laris dipasaran dengan bukti pada tahun 2006 sudah mencapai cetakan yang
kelima. Para peminatnya mungkin beranggapan bahwa buku ini murah tetapi isinya
sangat baik sehingga para konsumen lebih condong memilih buku ini.

Terima kasih atas segala perhatian, kami menantikan sarandan kritik yang
membangun. Mohon maaf atas segala kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai