Doni
Doni
A. KONSEP
KONSEP DASAR
DASAR PENY
PENYA
AKIT
1. Defi
Defini
nisi
si// Pen
Penge
gert
rtia
ian
n
Infe
Infeks
ksii salu
salura
ran
n pern
pernafa
afasan
san adala
adalah
h suatu
suatu kead
keadaa
aan
n dima
dimana
na salu
salura
ran
n
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi
dinding
dinding dada pada saat melakukan
melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts;
1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami
jalan nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley an Won!; 1991;
141").
141").
. E!i"e
!i"e#i
#i$%
$%$
$gi
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA
(Inf
(Infek
eksi
si Salu
Salura
ran
n Pern
Pernap
apasa
asan
n Akut)
kut) yaitu
aitu melip
meliput
utii infe
infeks
ksii akut
akut salur
saluran
an
pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik
dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu. Penyakit-
penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula
memberi
memberi keaat
keaatan
an sampai
sampai pada
pada masa
masa dewasa
dewasa dimana
dimana ditemu
ditemukan
kan adany
adanyaa
hubungan dengan terjadinya Chronic #bstructi$e Pul%onary isease.
isease.
ISP
ISPA masi
masih
h meru
merupa
paka
kan
n masal
masalah
ah keseh
kesehat
atan
an yang
ang pent
pentin
ing
g karen
karenaa
menyebabkan kematian bayi dan balita yang ukup tinggi yaitu kira-kira ! dari
" kematia
kematian
n yang
yang terjadi
terjadi.. Setiap
Setiap anak
anak diperk
diperkirak
irakan
an mengal
mengalami
ami #-$ episod
episodee
ISPA setiap tahunnya. "% &-$% & dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh
penyakit ISPA.
ISPA. 'ari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA menakup
menakup
% &-#% &. ematian yang terbesar umumnya adalah karena Ispa dan pada
bayi berumur kurang dari bulan.
bulan.
*ingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi.
ematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaa
keadaan
n berat
berat dan sering
sering disert
disertai
ai penyu
penyulit-
lit-pen
penyu
yulit
lit dan kurang
kurang gi+i.
gi+i. 'ata
'ata
morbiditas penyakit Ispa di Indonesia per tahun berkisar antara !%-%& dari
populasi balita. *al ini didukung oleh data penelitian dilapangan (eamatan
ediri, adalah !/,0 &1 abupaten Indramayu adalah 2,0 &). ila kita
mengambil angka morbiditas !% & pertahun, ini berarti setiap tahun jumlah
penderita Ispa di Indonesia berkisar ,# juta .Penderita yang dilaporkan baik
dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun !22! hanya berjumlah
20.
20./!
/!.. 'ipe
'iperk
rkir
irak
akan
an bahw
bahwaa separ
separuh
uh dari
dari pend
pender
erit
itaa Ispa
Ispa dida
didapa
patt pada
pada
kelompok umur %-$ bulan.
&. Eti$%$
Eti$%$gi
gi "an 'ara't
'ara'ter
erist
isti'
i'
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka
kejadian
kejadian yang
yang ukup tinggi.
tinggi. Penyebab
Penyebab dari penyakit
penyakit ini adalah infeksi
infeksi agent3
kuman.
Agen infeksi adalah 4irus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terja
terjadi
diny
nyaa infek
infeksi
si salur
saluran
an pern
pernaf
afasa
asan.
n. Ada bebe
bebera
rapa
pa jenis
jenis kuma
kuman
n yang
yang
meru
merupak
pakan
an peny
penyeb
ebab
ab utam
utamaa yakn
yaknii golo
golongan A β-hemolity
ngan -hemolity streptoou
streptoous,
s,
staphyloou
staphyloous,
s, haemophy
haemophylus
lus influen+ae,
influen+ae, lamydia
lamydia trahomatis,
trahomatis, myoplasm
myoplasmaa
dan pneumokokus.
ondisi klinis seara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya
infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. eadaan yang terjadi seara
langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti
paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan
musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley an Won!; 1991;
14'0).
. Pat$
Pat$fi
fisi
si$%
$%$g
$gis
is
Sebagi
Sebagian
an besar
besar ispa
ispa didapa
didapatt melalui
melalui aspiras
aspirasii partik
partikel
el infekt
infektif.
if. Ada
Ada
beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia di saluran napas. ila suatu partikel dapat menapai
paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag al4eoler, dan
juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. 5irus tersebut dapat
menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan Pneumonia 4irus.
emungkinan lain, kerusakan yang disebabkan 4irus terhadap
mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen
menginfeksi saluran napas bagian bawah. akteri ini dapat merupakan
organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau
bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran
droplet di udara.
Setelah menapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons
inflamasi akut yang meliputi eksudasi airan, deposit fibrin, dan infiltrasi
leukosit polimorfonuklear di al4eoli yang diikuti infitrasi makrofag. 6airan
eksudatif di al4eoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto
toraks. 5irus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan
dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. *al
ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang
terjadi pada bronkiolitis.
O* ISPA
8engaktifkan 8enghasilkan
om lement eksudat
8enghasilkan
eksudat
*ikpoksemia
Int$%eransi
a'ti0itas
2. K%asifi'asi
Program Pemberantasan ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut<
a. Pneumonia berat< ditandai seara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (hest indrawing).
b. Pneumonia< ditandai seara klinis oleh adanya napas epat.
. ukan Pneumonia< ditandai seara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas epat.
9inofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan Ispa
('epkes 9I, !22)
3. 4anifestasi K%inis
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam,
adanya obstruksi hisung dengan sekret yang ener sampai dengan membuntu
saluran pernafasan, gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau
minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan
keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. 'alam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh
dalam keadaan kegagalan pernapasan.
anda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan
tanda-tanda laboratoris.
a. anda-tanda klinis
• Pada sistem respiratorik adalah< tahypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas uping hidung, yanosis, suara napas
lemah atau hilang, grunting e=piratoir dan whee+ing.
• Pada sistem ardial adalah< tahyardia, bradyardiam, hypertensi,
hypotensi dan ardia arrest.
• Pada sistem erebral adalah < gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan oma.
• Pada hal umum adalah < letih dan berkeringat banyak.
6. Diagn$sis 7an"ing
Penyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis
banding yaitu difteri, mononukleosis infeksiosa dan agranulositosis yang
semua penyakit diatas memiliki manifestasi klinis nyeri tenggorokan dan
terbentuknya membrana. 8ereka masing-masing dibedakan melalui biakan
kultur melalui swab, hitungan darah dan test Paul-bunnell. Pada infeksi yang
disebabkan oleh streptokokus manifestasi lain yang munul adalah nyeri
abdomen akuta yang sering disertai dengan muntah (Pincus Catzel & Ian
Roberts; 1990; 454).
berhubungan dengan kehilangan - ; < Pasien menunjukkan
airan berlebihan, penurunan keseimbangan airan < membran
masukan oral. mukosa lembab, turgor kulit baik (D
detik), tanda 4ital stabil (' !%%-
!"%3$%-2% mm*g, 99 !$-% = per
menit, $%-!%% = per menit, Suhu
#$,0-#/,o6)
- A < ujuan terapai.
P < Pertahankan kondisi pasien.
0. 'efisiensi pengetahuan berhubungan S < Pasien mengatakan lebih paham
dengan kurang informasi ditandai tentang penyakit dan akan
dengan pasien banyak bertanya dan mematuhi pengobatan yang
meminta informasi tentang penyakit dianjurkan.
dan pengobatannya - ; < Pasien mengangguk tanda
mengerti dan tidak banyak bertanya
lagi
- A < ujuan terapai.
P < Pertahankan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA