Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan 4

PARAGRAF

1. Uraian Materi

1.1 Pengertian Ejaan

Secara khusus, ejaan dapat diaratikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa

dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun

menjadi kata, frasa, atau kalimat. Secara khusus ejaan berarti keseluruhan ketentuan

yang mengatur perlambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan

penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca.

1.2 Fungsi Ejaan

Adapun fungsi-fungsi ejaan, antara lain sebagai

(1) landasan pembakuan kata bahasa;

(2) landasan pembakuan kosakata dan peristilahan;

(3) alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

1.3 Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan atau yang lazim disebut EYD,

dinyatakan mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik

Indonesia pada 16 Agustus 1972, yang diumumkan dalam sidang DPR dan diperkuat

dengan Kepres No. 57 Tahun 1972. Bersamaan dengan Pedoman Umum

1
Pembentukan istilah, selanjutnya PedomanUmumEjaanBahasaIndonesiayang

Disempurnakanditetapkan oleh Mendikbud pada 31 Agustus 1975, dan dinyatakan

dengan resmi berlaku diseluruh Indonesia. Kemudian,

PedomanUmumEjaanBahasaIndonesiayang Disempurnakantersebut disempurnakan

lagi pada tahun 1987 melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 0543a/U/1987. Dikatakan Ejaan yang Disempurnakan

karena ejaan tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang

pernah disusun dan berlaku sebleumnya.

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain, dapat

diperhatika dalam keterangan di bawah ini!

(1) Pembentukah huruf

Ejaan Lama EYD

dj djarum j jarum

tj tjinta c cinta

nj njawa ny nyawa

sj sjahit sy syahit

ch chas kh khas

j pepaja y papaya

(2) Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan

pemakaiannya, misalany, khilaf,vahala, dan zakat.

2
(3) Huruf q, dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu penegtahuan tetap

digunakan, misalnya furqan dan xenon.

(4) Penulisan di-sebagai awalan dibedakan dengan di sebagai kata depan.

Sebagai awalan (prefiks), di- ditulis serangkai dengan unsur yang

menyertainya, sedangan di sebagai kata depan (preposisi) ditulis terpisah

dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

Awalan Kata Depan

di- di

dicintai di kampus

dikhianati di samping

diputarbalikkan di antara

dibohongi di sini

(4) Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya, bukan dengan

menggunakan angka dua.

Contoh:

mahasiswa-mahasiswa bukan mahasiswa2

berlama-lama bukan berlama2

tersenyum-senyum bukan tersenyum2

3
Secara umum hal-hal yang diatur dalam EYD adalah sebagai berikut: pemakaian

huruf (huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong [vokal rangkap/gugus

vokal], huruf kluster [konsonan rangkap/gugus konsonan], dan pemenggalan kata),

dan pemenggalan kata); pemakaian huruf kapital dan huruf miring (huruf kapital atau

huruf besar dan huruf miring); penulisan kata (kata dasar, kata turunan, kata ulang,

kata majemuk, kata ganti ku, kau, mu, dan –nya, kata depan di, ke, dan dari, kata

sandang si dan sang, partikel dan akronim dan angka dan lambang bilangan);

penulisan unsur serapan; pemakaian tanda baca (tanda titik, koma, titik koma, titik

dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda elpisis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung,

tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda garis miring dan tanda

penyikat [apostrof]).

2. Ringkasan

Ejaan dapat diaratikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf,

baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, frasa,

atau kalimat. Secara khusus ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur

perlambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya, yang

dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. Fungsi ejaan, antara lain sebagai

landasan pembakuan kata bahasa, landasan pembakuan kosakata dan peristilahan,

alat peEjaan bahasa Indonesia yang disempurnakan atau yang lazim disebut EYD,

dinyatakan mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik

Indonesia pada 16 Agustus 1972, yang diumumkan dalam sidang DPR dan diperkuat

dengan Kepres No. 57 Tahun 1972. Bersamaan dengan Pedoman Umum

4
Pembentukan istilah, selanjutnya PedomanUmumEjaanBahasaIndonesiayang

Disempurnakanditetapkan oleh Mendikbud pada 31 Agustus 1975, dan dinyatakan

dengan resmi berlaku diseluruh Indonesia. Kemudian,

PedomanUmumEjaanBahasaIndonesiayang Disempurnakantersebut disempurnakan

lagi pada tahun 1987 melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 0543a/U/1987. Dikatakan Ejaan yang Disempurnakan

karena ejaan tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang

pernah disusun dan berlaku sebleumnya.

Secara umum hal-hal yang diatur dalam EYD adalah pemakaian huruf, penulisan

kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

Anda mungkin juga menyukai