NIM: 1940200197
TUGAS KUIS
1.)akad pemindahan utang/oiutang suatu pihak kepada pihakyang lain,di dalam istilah ilmu fiqih
hawalah berarti pengalihan penagihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang yang
menanggung hutang tersebut
2.) Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal-hal berikut:
- Factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak
ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu membayar piutang tersebut dan
- Post dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa membayarkan dulu
piutang tersebut.
- Bill counting. Secara prinsip. Bill counting serupa dengan hawalah. Hanya saja, dalam bill
counting, nasabah harus membayar fee, sedangkan pembahasan fee tidak termasuk dalam
hawalah.
Menurut mazhab Hanafi, rukun hawalah hanya ijab (pernyataan melakukan hawalah) dari
pihak pertama, dan qabul (penyataan menerima hawalah) dari pihak kedua dan pihak ketiga.
Menurut mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali rukun hawalah ada enam yaitu:
-Pihak pertama, muhil (( المحيلyakni orang yang berhutang dan sekaligus berpiutang.
- Pihak kedua, muhal atau muhtal ( ( المحتال او المحالyakni orang berpiutang kepada muhil.
- Pihak ketiga muhal ‘alaih ( ( عليه المحالyakni orang yang berhutang kepada muhil dan wajib
- Ada hutang pihak pertama pada pihak kedua, muhal bih ( ( به المحالyakni hutang muhil
kepada muhal.
- Ada hutang pihak ketiga kepada pihak pertama. Utang muhal ‘alaih kepada muhil.
- Cakap melakukan tindakan hukum dalam bentuk akad, yaitu baligh dan
berakal. Khawalah tidak sah bila dilakukan anak-anak meskipun ia sudah mengerti
- Ada pernyataan persetujuan atau rida. Jika pihak pertama dipaksa untuk
melakukan khawalah maka akad itu tidak sah. Adapun persyaratan ini berdasarkan
pertimbangan bahwa sebagian orang merasa keberatan dan terhina harga dirinya, jika
-. Cakap melakukan tindakan hukum, yaitu baligh dan berakal sebagaimana pihak pertama.
-. Ada persetujuan pihak kedua terhadap pihak pertama yang melakukan hawalah. Persyaratan
ini berdasarkan pertimbangan bahwa kebiasaan orang dalam membayar utang berbeda-beda,
ada yang mudah dan ada juga yang sulit membayarnya, sedangkan menerima pelunasan
-. Cakap melakukan tindakan hukum, yaitu baligh dan berakal sebagaimana pihak pertama dan
kedua.
-. Adanya pernyataan persetujuan dari pihak ketiga (al-muhal ‘alaih). Hal ini diharuskan
kewajiban kepada pihak ketuga (al-muhal ‘alaih) untuk membayar utang kepada pihak
kedua (al-muhal), sedangkan kewajiban membayar utang baru dapat dibebankan kepadanya,
apabila ia sendiri yang berutang kepada pihak kedua. Atas dasar itu, kewajiban itu hanya
-. Imam Abu Hanifah menambahkan syarat bahwa qabul atau pernyataan menerima akad
harus dilakukan dengan sempurna oleh pihak ketiga didalam suatu majelis akad.
-Syarat-syarat yang diperlukan terhadap utang yang dialihkan (al-muhal bih) adalah:
-. Yang dialihkan itu adalah sesuatu yang sudah dalam bentuk utang piutang yang telah pasti.
-. Pembayaran utang itu mesti sama waktu jatuh tempo pembayarannya. Jika terjadi perbedaan
waktu jatuh tempo pembayaran di antara kedua utang itu, maka khawalah tidak sah. Utang
pihak pertama kepada pihak kedua maupun utang pihak ketiga kepada pihak kedua mestilah
sama jumlah dan kualitasnya. Jika antara kedua utang itu terdapat perbedaan jumlah,
misalnya utang dalam bentuk uang, atau perbedaan kualitas misalnya utang dalam bentuk
1 Hawalah Haq. Hawalah ini adalah pemindahan piutang dari satu piutang kepada piutang
yang lain dalam bentuk uang bukan dalam bentuk barang. Dalam hal ini yang bertindak
sebagai Muhil adalah pemberi utang dan ia mengalihkan haknya kepada pemberi hutang
yang lain sedangkan orang yang berhutang tidak berubah atau berganti, yang berganti adalah
2 Hawalah Dayn. Hawalah ini adalah pemindahan hutang kepada orang lain yang mempunyai
hutang kepadanya. Ini berbeda dari hawalah Haq. Pada hakekatnya hawalah dayn sama
1 Hawalah Muthlaqoh terjadi jika orang yang berhutang (orang pertama) kepada orang lain (
orang kedua) mengalihkan hak penagihannya kepada pihak ketiga tanpa didasari pihak
ketiga ini berhutang kepada orang pertama. Jika A berhutang kepada B dan A mengalihkan
hak penagihan B kepada C, sementara C tidak punya hubungan hutang pituang kepada B,
maka hawalah ini disebut Muthlaqoh. Ini hanya dalam madzhab Hanafi dan Syi’ah
2 Hawalah Muqoyyadah terjadi jika Muhil mengalihkan hak penagihan Muhal kepada Muhal
Alaih karena yang terakhir punya hutang kepada Muhal. Inilah hawalah yang boleh (jaiz)