Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRATEK DASAR KOMUNIKASI KESEHATAN

TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN


Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Disusun oleh:
Atika Suriyah Islamiyah
P17336120411
D4 – Promosi
Kesehatan

POLTEKKES BANDUNG JURUSAN PROMOSI KESEHATAN


Jl. Westhoff No.31, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung,
Jawa Barat 40171
KATA PENGANTAR

Puji syukursaya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bandung, 29 Mei 2021

Penulis
LATAR BELAKANG
Revolusi industry 4.0 turut membawa perubahan pada bidang kesehatan.
Teknologi semakin berperan penting tuntuk para dokter dan praktisi
kesehatan, demi terwujudnya kualitas kesehatan yang lebih baik untuk
para pasien. Bukti teknologi semakin berkembang di dunia kesehatan
misalnya kehadiran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
dan alat-alat kesehatan berteknologi canggih.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan sarana
penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk mendukung pengelolaan
operasional rumah sakit. Selain dapat mengurangi pemakaian kertas
(paperless), system ini juga berguna dalam pengambilan keputusan bagi
para direktur dan manajer rumah sakit sebab mampu menyediakan
informasi yang cepat, akurat, serta terpercaya.
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mendorong industri dalam negeri
untuk memproduksi alat kesehatan. Melalui Instruksi Presiden Nomor 6
Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat
Kesehatan, pemerintah berharap 25% dari produk alat kesehatan pada
2030 adalah merek dalam negeri. Ketua Umum Gakeslab Indonesia
Sugihadi menyatakan, dari 411 anggota Gakeslab, baru sepuluh
perusahaan yang memutuskan untuk berkecimpung di industri alat
kesehatan dengan membuat pabrik. Alat-alat kesehatan yang telah
diproduksi di dalam negeri antara lain kursi roda, tempat tidur pasien, stem
cell jantung, mesin anastesi, jarum, dan benang bedah.
Salah satu upaya pencegahan sebagai seorang promotor kesehatan
teknologi seperti MRI atau magnetic Resonance Imaging yang merupakan
alat diagnose dini untuk mengetahui penyakit yang akan diderita oleh
pasien. Dengan mengetahui penyakit yang akan di derita, akan lebih
mudah untuk di obati lebih dini.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magentic Resonance Imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik
merupakan alat diagnostik mutakhir yang berfungsi mendeteksi dan melihat
secara detail tubuh internal manusia dengan menggunakan medan magnet
dan gelombang radio. Mengutip dari HelloSehat, mesin ini bekerja layaknya
pemindai yang dapat melihat dan memeriksa organ tubuh manusia, seperti
jantung, saraf, tulang belakang, payudara, dan otak.
MRI merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar
organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah
kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk
menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan
juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon.
MRI awalnya dikenal dengan sebutan Nurclear Magnetic Resonance
(NMR) yang dicetuskan oleh Felix Bloch dan Purcell pada 1946. Kemudian
tahun 1984 NMR diubah atas susulan American College of Radiology
dengan pernyataan adanya kekaburan istilah yang digunakan dan di
bagian apa sebaiknya alat tersebut diletakkan pada dunia medis. Oleh
karena itu, Nuclear Magnetic Resonance (NMR) berganti nama menjadi
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan ditempatkan di bagian Radiologi.
Berbeda dari CT scan atau X-ray, MRI tidak menggunakan radiasi dalam
prosesnya. Mesin MRI berbentuk seperti tabung besar dengan gaya
magnet.
Sebelum adanya MRI para tenaga kerja kesehatan hanya bisa
mengandalkan diagnose menurut kasus-kasus sebelumnya yang mirip
dengan yang diderita pasien tanpa tau fakta yang benar dari penyakit yang
diderita dan disertai berdasarkan jurnal-jurnal kesehatan yang ada.
A. Cara Kerja MRI

1. Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan


menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi.
2. Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat
menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei
hidrogen bertukar arah.
3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei
berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi
radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang
mengelilingi pasien.
4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer
untuk menghasilkan gambar otot.
5. Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada
pengobatan, MRI digunakan untuk membedakan otot patologi
seperti tumor otak dibandingkan otot normal.

B. Seperti apa hasil tes MRI


Dokter spesialis radiologi akan membaca gambar hasil pemindaian
MRI, lalu memberikan laporannya pada dokter Anda. Dokter kemudian
akan menjelaskan hasil tersebut serta tindakan medis lanjutan yang
mungkin Anda perlukan.

C. Siapa yang perlu melakukan pindai MRI

Pindai MRI sangat penting bagi beberapa pasien dengan kondisi


tertentu. Hal ini berguna untuk mendeteksi penyakit atau masalah yang
terjadi pada tubuhnya. Berikut merupakan daftar pasien yang biasanya
akan dianjurkan menggunakan MRI.

1. Pasien dengan masalah kelainan otak dan sumsum tulang


belakang.
2. Pasien yang memiliki tumor, kista, ataupun anomali lainnya di
dalam tubuh.
3. Wanita dengan risiko tinggi kanker payudara.
4. Pasien cedera atau mengalami masalah pada persendian.
5. Pasien dengan beberapa jenis masalah pada jantung.
6. Pasien dengan penyakit hati atau masalah pada organ perut
lainnya.

D. Apa saja resiko MRI

MRI termasuk prosedur yang relatif aman. Risiko maupun efek


sampingnya juga sangat jarang.
Pada sebagian orang, cairan kontras bisa saja menyebabkan efek
samping berupa mual, sakit kepala, dan nyeri atau sensasi terbakar
pada area suntikan.
Sementara itu. reaksi alergi terhadap cairan kotras juga dapat terjadi,
namun sangat jarang. Apabila muncul alergi, gejalanya bisa berupa
bentol-bentol atau mata yang gatal. Segera beritahukan pada teknisi
medis apabila Anda mengalami keluhan ini.

E. Prosedur MRI
Pemeriksaan MRI dapat berlangsung selama 15–90 menit, tergantung
bagian tubuh yang diperiksa. Berikut ini adalah tahap-tahap
pemeriksaan MRI:

1. Pasien akan diminta untuk berbaring di atas tempat tidur yang telah
disesuaikan dengan keperluan pemeriksaan.
2. Petugas akan memantau dan berkomunikasi dengan pasien melalui
interkom yang tersambung di kedua ruangan.
3. Selama pemeriksaan pasien akan dimasukkan ke dalam alat MRI
yang berbentuk tabung dengan bagian terbuka di kedua ujungnya.
4. Selama pemeriksaan, pasien tidak diperkenankan untuk bergerak
agar hasil gambar terlihat jelas dan tidak kabur.
5. Mesin MRI akan mulai memindai untuk mendapatkan gambar organ
tubuh secara rinci dan mendalam.
6. Selama pemeriksaan, pasien dapat menggunakan penutup telinga
dapat untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat bunyi yang
berasal dari mesin.
7. Bagi pasien yang menggunakan fMRI, pasien akan diminta untuk
melakukan beberapa aktivitas kecil, seperti menggosok benda atau
menjawab pertanyaan yang diberikan, untuk melihat bagian otak
yang teraktivasi.
8. Pemeriksaan MRI tidak terasa sakit. Namun, terkadang, pasien
akan merasakan sensasi kedutan saat prosedur berlangsung.
Kedutan ini adalah hal yang normal, karena proses MRI dapat
menstimulasi saraf di dalam tubuh.
Simpulan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan sarana
penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk mendukung pengelolaan
operasional rumah sakit. Selain dapat mengurangi pemakaian kertas
(paperless), system ini juga berguna dalam pengambilan keputusan bagi
para direktur dan manajer rumah sakit sebab mampu menyediakan
informasi yang cepat, akurat, serta terpercaya.
MRI merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar
organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah
kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk
menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan
juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon.
Sebelum adanya MRI para tenaga kerja kesehatan hanya bisa
mengandalkan diagnose menurut kasus-kasus sebelumnya yang mirip
dengan yang diderita pasien tanpa tau fakta yang benar dari penyakit yang
diderita dan disertai berdasarkan jurnal-jurnal kesehatan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Lukman. 2019. Mengintip Alat-alat Kesehatan Era Industri 4.0.


https://blog.docotel.com/mengintip-alat-alat-kesehatan-era-industri-
4-0/ (Diakses pada Mei 2021)
Dr. Felicia Leviana. 2020. MRI. https://www.sehatq.com/tindakan-
medis/mri. (Diakses pada Mei 2021)
Dr. Sienny Agustin. 2021. MRI, Ini yang Harus Anda Ketahui.
https://www.alodokter.com/mri-ini-yang-harus-anda-
ketahui#:~:text=Sebelum%20MRI&text=Melepas%20benda
%20logam%20yang%20menempel,di%20tempat%20pemeriksaan
%20selama%20tindakan . (Diakses pada Mei 2021)
Notosiswoyo, Mulyono dan Susy Suswati. 2004. E-Jurnal “Pemanfaatan
Magnetic Resonance Imagine (MRI) Sebagai Diagnosa Pasien”.
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/MPK/article/view/901
(Diakses pada Mei 2021)
Trifiana, Azelia. 2020. Adakah Efek samping dari MRI scan bagi
kesehatan?. https://www.sehatq.com/artikel/menguak-mitos-fakta-
mengenai-efek-samping-mri. (Diakses pada Mei 2021)

Anda mungkin juga menyukai