Anda di halaman 1dari 38

PENENTUAN BIAYA PESANAN

3 Bab ini akan menguraikan penentuan biaya pesanan (job order costing).
Pembahasan akan dilakukan dengan menguraikan cara mengakumulasi biaya
produksi. Uraian meliputi gambaran umum tentang penelitian biaya pesanan,
pembuatan jurnal, penggunaan tarif, overhead pabrik pembuatan kartu biaya pesanan,
perlakuan akuntansi untuk sisa bahan produk cacat, dan produk rusak, dan penentuan biaya pesanan untuk
perusahaan jasa.

PENENTUAN BIAYA PESANAN

Penentuan biaya pesanan dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pproduksi berdasarkan
pesanan. Contoh perusahaan yang menggunakan penentuan biaya pesanan adalah perusahaan percetakan,
reparasi mobil, konstruksi, pembuatan pesawat terbang, dan kantor akuntan publik. Perusahaan membuat
pesanan sesuai dengan spesifikasi pemesan, contohnya Perusahaan Boeing 737 membuat pesawat untuk
Perusahaan Singapore berwarna biru sedangkan Garuda menggunakan interior berwarna cokelat.
Singapore Airlines meminta setiap kursi dipasangi televisi sedangkan Garuda tidak. Contoh ini
menunjukan bahwa setiap pesanan akan menimbulkan perbedaan karakteristik. Karena setiap pesanan
dapat berbeda, biaya untuk membuat pesanan harus diidentifikasikan dan dibebankan pada pesanan yang
bersangkutan.
Ada dua metode untuk mengakumulasi biaya produksi, yaitu dengan penentuan biaya pesanan dan
biaya proses. Dalam penentuan biaya pesanan, biaya produksi diakumulasi per pesanan dan dilakukan
sejak pesanan mulai dikerjakan sampai pesanan selesai dikerjakan. Dalam penentuan biaya proses, biaya
produksi diakumulasi per departemen dan dilakukan per periode. Cara ini dimungkinkan karena metode
biaya proses digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
Dalam penentuan biaya pesanan, ketiga elemen biaya produksi-biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya pesanana (job order cost sheet). Kartu biaya pesanan berguna untuk perhitungan
total biaya per pesanan dan biaya per unit. Total biaya per pesanan adalah penjumlahan semua biaya
produk yang terjadi dan dibebankan ke pesanan tersebut. Biaya per unit dihitung dengan cara membagi
total biaya produk per pesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
Walaupun kartu biaya pesanan untuk setiap perusahaan bisa berbeda tampilan dan isinya, kartu
biaya minimal berisi tiga elemen biaya produksi. Peraga 3.1 menyajikan contoh kartu biaya pesanan.
Bagian atas kartu biaya produksi terdiri atas nama perusahaan, nomor pesanan, nama pemesan, kuantitas,
spesifikasi produk, tanggal pesan, tanggal mulai dikerjakan, tanggal selesai dikerjakan, dan tanggal
pesanan dijanjikan selesai. Bagian inti kartu biaya pesanan terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan. Jumlah biaya produksi dan laba
dapat dilihat pada bagian yang paling bawah kartu biaya pemesanan.

PERAGA 3.1
Kartu Biaya Pesanan
Perusahaan Cahaya No. Pesanan: 1372

Jl. Seterun Raya


Yogyakarta

Pemesan : Ardi Tgl. Pesan : 05-02-13


Jenis Produk : Undangan Tgl. Dikerjakan : 06-02-2013
Spesifikasi : 10 cm x 20 cm Tgl. Diambil : 04-03-2013
Jumlah : 1.000 unit Tgl. Selesai : 01-03-2013
BIAYA BAHAN BAKU
Tanggal No. Bon Barang Subtotal Total
06-02-2013 158 Rp100.000
12-02-2013 177 Rp150.000
23-02-2013 210 Rp200.000
Rp500.000
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Tanggal Jumlah Jam Subtotal Total
Tenaga Kerja
06-02-2013 10 Rp150.000
12-02-2013 20 Rp300.000
27-02-2013 10 Rp150.000
29-02'2013 5 Rp75.000
45
Rp675.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
Tanggal Jumlah Jam Subtotal Total
Tenaga Mesin
07-02-2013 30 Rp300.000
18-02-2013 10 Rp100.000
30-02-2013 10 Rp100.000
50 Rp500.000
Penjualan Rp2.000.000
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Rp500.000
Biaya Tenaga Kerja Rp675.000
Langsung
Biaya Overhead Pabrik Rp500.000
Dibebankan
Total Biaya Produksi (Rp1.675.000)
Laba Kotor Rp325.000
Biaya Pemasaran Rp25.000
Biaya Administrasi Rp50.000
dan Umum
Jumlah (Rp45.000)
Laba Operasi Rp250.000

Akun yang sering digunakan dalam pencatatan biaya pesanan adalah akun-akun berikut ini.
1. Bahan.
2. Gaji dan Upah.
3. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
4. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
5. Barang Dalam Proses.
6. Barang Jadi.
7. Harga Pokok Penjualan.
Biaya produksi atau biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pada saat
membeli, bahan akan dicatat di akun Beban, kemudian bahan ini akan diidentifikasi menjadi bahan baku
dan bahan penolong. Penggunaan bahan baku akan dicatat di akun Barang Dalam Proses, sedangkan bahan
penolong akan dicatat di akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Demikian pula dengan penggunaan
tenaga kerja, pada saat pencatatan, gaji dan upah akan dicatat di akun Gaji dan Upah, selanjutnya akan
didistribusikan ke akun Barang Dalam Proses untuk pencatatan gaji dan upah tenaga kerja langsung dan
dicatat ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya untuk tenaga kerja tidak langsung. Biaya produksi
selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung akan dicatat di akun Biaya Overhead Pabrik
Dibebankan akan digunakan pada saat kita membebankan biaya overhead pabrik. Setelah proses produksi
selesai maka barang dalam proses akan berubah menjadi barang jadi. Oleh karena itu, apabila proses
produksi selesai maka dari akun Barang Dalam Proses akan dipindahkan ke Harga Pokok Penjualan.
Bagan alir penggunaan akun dalam penentuan biaya pesanan dapat dilihat pada Peraga 3.2.
Akun kontrol yang digunakan untuk penentuan biaya pesanan adalah akun Barang Dalam Proses.
Setiap biaya produksi yang terjadi untuk pesanan tertentu akan dicatat di dalam akun Barang Dalam
Proses. Biaya produksi dicatat secara rinci di kartu biaya pesanan. Kartu biaya pesanan berfungsi sebagai
akun pembantu.

PERAGA 3.2
Bagan Alir Akun dalam Biaya Pesanan
Bahan Barang Jadi
xxx xxx
aaa aaa

Gaji dan Upah Barang Dalam Proses Harga Pokok Penjualan


bbb bbb aa xxx yyy

bb

ddd
Biaya Overhead Sesungguhnya Biaya Overhead Dibebankan
ccc ddd
a

Penentuan biaya pesanan mempunyai tiga akun yang berhubungan yaitu akun Beban Gaji dan
Upah, serta Biaya Overhead Pabrik. Akun Beban digunakan untuk mencatat pembelian bahan. Biaya
tenaga kerja terdiri atas gaji dan upah. Gaji adalah pembayaran karyawan yang dilakukan secara periodik,
misalnya bulanan. Upah adalah pembayaran karyawan yang dilakukan berdasarkan tarif tertentu, misalnya
jam, harian, atau sesuai kontrak. Keduanya dicatat pada suatu akun, yaitu akun Gaji dan Upah. Akun Gaji
dan Upah digunakan untuk mencatat penggunaan biaya tenaga kerja. Tenaga kerja langsung akan dicatat
ke akun Barang Dalam Proses, sedangkan tenaga kerja tidak langsung akan dicatat ke akun Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya. Akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya digunakan untuk mencatat
biaya overhead pabrik yang terjadi, sedangkan akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan digunakan untuk
mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan. Semua biaya produksi diakumulasi di akun
Barang Dalam Proses. Untuk pesanan yang sudah jadi, biaya produksinya akan dipindah ke akun Barang
Jadi dan jika sudah diserahkan akan dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan. Bagan alir biaya
produksi untuk penentuan biaya pesanan dapat dilihat pada Peraga 3.3.

PERAGA 3.3
Bagan Air Penentuan Biaya Pesanan
Barang Dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal Rp -
Biaya Bahan Baku Rp 125.000
Biaya TKL Rp 450.000
Biaya OP Dibebankan Rp 75.000 Ditransfer Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
Rp 650.000 Ditransfer Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Rp 200.000
Barang Dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal Rp -
Biaya Bahan Baku Rp 125.000
Biaya TKL Rp 450.000
Biaya OP Dibebankan Rp 75.000 Ditransfer Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
Rp 650.000 Ditransfer Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Rp 200.000

Keterangan: Angka yang ditulis dengan huruf miring (Rp200.000) menunjukan bahwa angka
tersebut bukan merupakan hasil pembukuan jurnal tetapi merupakan saldo.
Bagan alir biaya produksi untuk penentuan biaya pesanan secara ringkas mencakup tahapan-
tahapan berikut.
1. Pembelian bahan
2. Penggunaan bahan.
3. Penggunaan biaya tenaga kerja
4. Pendistribusian biaya tenaga kerja.
5. Penggunaan biaya overhead pabrik yang terjadi.
6. Perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik.
7. Penyerahan pesanan ke gudang.
8. Penyerahan pesanan kepada konsumen.
Tahapan-tahapan tersebut akan dibahas lebih mendalam pada bagian selanjutnya di bab ini.
AKUNTANSI BIAYA TAMBAHAN

Penyelenggaraan administrasi untuk bahan antara satu perusahaan dan perusahaan yang lain bisa
berbeda. Ada perusahaan yang menggunakan satu akun Bahan yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi bahan baku dan bahan penolong pabrik. Tetapi, ada juga perusahaan yang memisahkan akun
Bahan menjadi akun Bahan Baku dan akun Bahan Penolong. Pencatatan semua transaksi bahan baku
dimasukan ke dalam akun Bahan Baku dan pencatatan semua transaksi bahan penolong pabrik
dimasukkan ke dalam akun Bahan Penolong Pabrik.

Pembelian Bahan
Untuk memperjelas penentuan biaya pesanan, berikut akan disajikan contoh perusahaan yang
menerapkannya. Perusahaan Kinanti bergerak dalam industry percetakan. Pada 1 Maret 2013, perusahaan
tersebut mendapat tiga pesanan cetakan: buku, undangan, dan brosur iklan. Pesanan buku diberi nomor
501, pesanan undangan diberi nomor 502, dan pesanan iklan diberi nomor 503. Berikut ini adalah
transakasi-transaksi yang terjadi untuk mengerjakan tiga pesanan tersebut.

Contoh 3-1 : Jurnal Pembelian Bahan


Pada 3 Maret 2013, Perusahaan Kinanti membeli bahan baku dan penolong pabrik seharga
Rp140.000 secara kredit untuk memenuhi ketiga pesanan tersebut. Akun yang digunakan untuk mencatat
persediaan bahan baku dan penolong hanya satu yaitu akun Bahan. Perusahaan Kinanti mencatat
persediaan bahan menggunakan metode perpetual. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian bahan
adalah sebagai berikut.
Bahan Rp140.000
Utang Dagang Rp 140.000
Pencatatan administrasi bahan dilakukan dengan cara membuat kartu pembantu bahan untuk
setiap jenis bahan yang dibeli. Di kartu pembantu bahan akan dicantumkan jumlah unit yang dibeli dan
harga per unit setiap pembelian. Kumpulan kartu bahan ini berfungsi sebagai buku pembantu bahan
sekaligus merupakan catatan untuk pengelolaan persediaan bahan dengan metode perpetual.
Penggunaan Bahan
Bagian produksi akan membutuhkan bahan pada saat mengerjakan pesanan sehingga untuk
pencatatan administrasi dan akuntansinya diperlukan suatu sistem yang baik. Semua penggunaan harus
didokumentasikan. Penggunanan bahan baku dilakukan dengan cara menerbitkan bon barang. Bagian
yang berhak menerbitkan bon barang adalah bagian produksi dengan mencantumkan bahan baku yang
dibutuhkan berserta nomor pesanan. Bon barang kemudian disampaikan ke bagian gudang. Bagian
Gudang akan memberikan persetujuan dan memenuhi permintaan tersebut. Bagian
akuntansi mendapatkan Salinan bon barang tersebut, yang akan digunakan sebagai dasar pembukuan di
akun Bahan dan pembuatan kartu pembantu bahan.

Contoh 3-2 :Jurnal Penggunaan Bahan Baku untuk Produksi


Contoh berikut masih menggunakan data Perusahaan Kinanti. Tanggal 10 Maret 2013, bagian
produksi meminta bahna baku sebesar Rp125.000. Bahan baku ini akan digunakan untuk pesanan nomor
501 sebesar Rp50.000, pesanan nomor 502 sebesar Rp30.000, dan pesanan nomor 503 sebesar Rp45.000.
Penggunaan bahan baku ini selanjutnya akan dicatat ke dalam akun Barng Dalam Proses dengan jurnal
sebagai berikut.
Barang Dalam Proses Rp125.000
Bahan Rp125.000
PERAGA 3.4
Bagan Alir Pembelian Bahan dan Penggunaan Bahan
AKUN BUKU BESAR
Biaya Overhead Pabrik
Utang Dagang Bahan Sesungguhnya
Saldo Rp.100.000 Rp 10.000 Rp 10.000
Rp 140.000 Rp 140.000
Barang Dalam Proses
Rp 125.000 Rp 125.000

AKUN BUKU PEMBANTU


Kartu Biaya Pesanan
Pesanan #501 (Dalam Rupiah) Pesanan #501
BB TKL BOPD Rp 50.000
50.000 Pesanan #502
Rp 30.000
Pesanan #502 (Dalam Rupiah) Pesanan #503
BB TKL BOPD Rp 45.000
30.000

Pesanan #503 (Dalam Rupiah)


BB TKL BOPD
45.000

Keterangan
BB = Bahan Baku; TKL = Tenaga Kerja Langsung; BOPD = Biaya Overhead Pabrik Dibebankan. Dokumen Sumber: Bon
Barang dirutkan berdasarkan nomor pesanan dan dicatat ke dalam kartu biaya pesanan,
Catatan lain: Kartu Bahan merupakan buku pembantu Akun Bahan. Pencatatan dilakukan setiap terjadi pembelian dan
penggunaan bahan.

Berdasarkan bon barang, Bagian Akuntansi akan mencatat jurnal ini pada kartu Biaya pesanan sesuai
nomor pesanan di kolom biaya bahan baku. Pencatatan ini bisa dilakukan setiap kali terjadi pemakaian bahan baku
atau diakumulasi terlebih dulu. Jika ternyata ada bahan baku yang tidak digunakan maka Bagian Produksi akan
mengembalikannya ke Bagian Gudang dan melakukan penyesuaian dengan cara mendebit akun Bahan dan
mengkredit akun Barang Dalam Proses serta mencatatnya kembali, baik dikartu pembantu bahan maupun kartu
biaya pesanan.
Penggunaan bahan penolong juga dilakukan dengan prosedur yang sama. Dokumen sumber yang
digunakan untuk penggunaan bahan penolong adalah memo. Jika permintaan bahan penolong berasal dari Bagian
Produksi, biaya bahan penolong akan dibebankan ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Contoh 3-2 :Jurnal Penggunaan Bahan Penolong Pabrik untuk Produksi Bagian
Produksi Perusahaan Kinanti meninta bahan penolong pabrik sebesar Rp10.000 untuk
menyelesaikan semua pesanan. Penggunaan bahan penolong ini tidak dapat ditelusur ke pesanan. Oleh
karena itu, akan dicatat dengan cara berikut.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp10.000
Bahan Rp10.000

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA

Umumnya, perusahaan menggunakan kartu hadir dan kartu jam kerja. Kartu hadir digunakan
untuk mencatat kehadiran karyawan. Kartu jam kerja digunakan untuk mencatat waktu yang digunakan
karyawan untuk mengerjakan pesanan tertentu. Kedua kartu ini merupakan sumber bagi pencatatan biaya
tenaga kerja.
Pencatatan di kartu hadir dapat menggunakan alat bantu mesin. Data yang diperoleh dari kartu
hadir adalah jam kehadiran dan jam kepulangan karyawan sehingga perusahaan bisa menghitung waktu
yang digunkan karyawan untuk berkerja di perusahaan. Perhitungan waktu ini digunakan untuk dapat
menentukan upah yang harus dibayar. Asumsi yang digunakan adalah upah karyawan dihitung per jam.
Karyawan, selama bekerja satu hari di perusahaan, dapat mengerjakan beberapa pesanan. Oleh
karena itu, untuk mengetahui waktu yang digunakan karyawan untuk mengerjakan pesanan tertentu
digunakan kartu jam kerja. Kartu jam kerja merupakan kartu yang berisi informasi tentang permintaan
terhadap waktu atau jam kerja karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaaan. Seabgai contoh,
Kurniawan bekerja di Perusahaan Kinanti. Suatu hari, Kurniawan dating bekerja pukul 08.00 pagi dan
pulang pukul 16.00, data ini tercatat pada kartu hadirnya. Berdasarkan kartu jam kerja, Kurniawan
menggunakan waktu tiga jam untuk mengerjakan pesanan nomor 501 dan empat jam untuk mengerjakan
pesanan nomor 503, kedua data ini tercatat pada kartu jam kerja. Sisa waktu satu jam digunakannya untuk
beristirahat.

Biaya Tenaga Kerja


Perusahaan harus membayar gaji dan upah karyawan karena mereka telah bekerja
untuk kepentingan perusahaan. Pembayaran gaji dan upah karyawan bisa dilakukan harian, mingguan,
bulanan, ataupun sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pembayaran gaji dan upah secara tunai
bisa saja berbeda waktunya dengan saat pencatatan untuk gaji dan upah. Jika terjadi perbedaan waktu
pencatatan dan pembayaran, akun Gaji dan Upah akan didebit dan akun Utang Gaji akan dikredit. Akun
Gaji dan Upah merupakan akunsementara sampai dengan gaji dan upah tersebut didistribusikan
berdasarkan golongan biayanya.
Perusahaan Kinanti membayar gaji dan upah secara mingguan tiap hari Sabtu. Tanggal 18 Maret
2013, Perusahaan mencatat gaji dan upah karyawan pabrik yang terutang sebesar Rp500.000 maka
transaksi ini akan dijurnal sebagai berikut.
Gaji dan Upah Rp500.000
Utang Gaji dan Upah Rp500.000

Sabtu, 19 Maret 2013, gaji dan upah karyawan dibayarkan secara tunai. Transaksi ini akan
dijurnal sebagai berikut.
Utang Gaji dan Upah Rp500.000
Kas Rp500.000

Pendistribusian Biaya Tenaga Kerja


Pendistribusian Biaya Tenaga Kerja dilakukan berdasarkan golongan biaya. Biaya tenaga kerja
langsung akan dibebankan ke akun Barang Dalam Proses dan dicatat pada kartu biaya pesanan. Sumber
penentuan biaya tenaga kerja langsung adalah kartu jam kerja.Biaya tenaga kerja tidak langsung akan
dibebankan ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.Bagan alir biaya tenaga kerja dapat dilihat
pada Peraga 3.5.
Tanggal 21 Maret 2013, diperoleh data dari kartu jam kerja bahwa pesanan nomor 501
menggunakan biaya tenaga kerja sebesar Rp 225.000, nomor 502 sebesar Rp Rp150.000, dan nomor 503
sebesar Rp75.000. Biaya tenaga kerja tidak langsung dikeahui berjumlah sebesar Rp50.000. Transaksi ini
akan dicatat dengan cara berikut.
Barang Dalam Proses Rp450.000
Gaji dan Upah Rp450.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp50.000
Gaji dan Upah Rp50.000
Dari jurnal di atas dapat dilihat bahwa akun Biaya Gaji dan Upah menjadi bersaldo nol karena
biaaya gaji dan upah sudah didistribusikan golongan biaya. Contoh ini menunjukan bahwa akun Biaya
Gaji dan Upah merupakan akun sementara.

PERAGA 3.5
Bagan Alir Biaya Tenaga Kerja
AKUN BUKU BESAR
Biaya Overhead Pabrik
Utang Gaji dan Upah Gaji dan Upah Sesungguhnya
Rp 50.000 Rp 50.000

Rp 500.000 Rp 500.000 Barang Dalam Proses

Rp 450.000 Rp 450.000

AKUN BUKU PEMBANTU


Kartu Biaya Pesanan
Pesanan #501 (Dalam Rupiah) Pesanan #501
BB TKL BOPD Rp 225.000
50.000 225.000 Pesanan #502
Rp 150.000
Pesanan #502 (Dalam Rupiah) Pesanan #503
BB TKL BOPD Rp 75.000
30.000 150.000

Pesanan #503 (Dalam Rupiah)


BB TKL BOPD
45.000 75.000

Keterangan:
BB = Bahan Baku; TKL = Tenaga Kerja Langsung; BOPD = Biaya Overhead Pabrik Dibebankan. Dokumen Sumber: Kartu
jam kerja yang diurutkan berdasarkan nomor pesanan untuk dicatat ke dalam kartu biaya pesanan.

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya produksi yang tidak dapat ditelusur langsung ke pesanan
dan bukan merupakan biaya pemasaran serta administrasi dan umum. Sebagai contoh adalah bahan
penolong, tenaga kerja tidak langsung, biayadepresiasi pabrik, dan lain-lain. Biaya overhead pabrik yang
dibebankan ke pesanan dicatat di akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan. Perhitungannya
menggunakan tarif.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Terjadi
Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya tergantung pada jenis biayanya. Jika biaya
overhead pabrik tersebut adalah biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung, pencatatan
dilakukan pada saat terjadinya biaya tersebut. Jika biaya overhead pabrik tersebut adalah biaya depresiasi
dan asuransi pabrik, pencatatannya dilakukan tiap akhir periode.
Sebagai contoh, Perusahaan Kinanti di akhir periode (31 Maret 2013) mencatat biaya deprsiasi
pabrik sebesar Rp15.000 dan biaya asuransi pabrik sebesar Rp.5000. Kedua biaya tersebut akan dicatat
dalam jurnal pada saat berlalunya waktu. Berikut kedua jurnal tersebut.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp15.000
Akumulasi Depresiasi Rp15.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp5.000


Asuransi Dibayar di Muka Rp5.000
(Awal tahun membayar premi asuransi dengan mendebitkan Asuransi Dibayar di Muka)

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Pembebanan biaya overhead pabriik ke pesana tidak mudah seperi pembebanan biaya bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dapat ditelusur secara langsung
ke pesana dengan melihat bon barang, sedangkan untuk biaya tenaga kerja dapat melihat kartu jam kerja.
Biaya Overhead pabrik tidak dapat ditelusur ke pesanan. Sebagai contoh, Perusahaan Kinanti
menggunakan lem sebagai bahan penolong pabrik. Lem tersebut harganya tdak material dan
penggunaannya tidak bisa secara langsung ditelusur ke pesanan tertentu. Satu kaleng digunakan untuk tiga
kali pesanan dengan proporsi yang berbeda-beda. Dan tidak diukur karena biaya penelusuran itu tidak
sebanding dengan manfaatnya.
Beberapa permasalahan yang terjadi menyangkut biaya overhead pabrik salah satunya adalah
waktu terjadinya biaya overhead pabrik yang tidak sama. Ada biaya overhead pabrik yang terjadi secara
musimann, seperti biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin. Ada biaya overhead pabrik yang dicatat di
akhir periode, seperti biaya depresiasi dan biaya asuransi. Tetapi, ada pula biaya overhead pabrik yang
terjadi akibat dipicu proses produksi, seperti biaya bahan penolong pabrik dan biaya tenaga kerja tidak
langsung. Permasalahan lain tentang biaya overhead pabrik adalah prilaku biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda. Biaya depresiasi, biaya asumsi, dan biaya pemelliharaan mesin berprilaku tetap jumlahnya,
tidak tergantung pada volume produksi. Biaya bahan penolong pabrik berprilaku variable, jumlahnya
tergantung pada volume produksi.
Berbagai permasalahan menyangkut biaya overhead menyebabkan perusahaan harus mengambil
kebijakan untuk dapat membebankan biaya overhead pabriik ke pesanan. Kebijakan ini diharapkan dapat
dengan adil membebankan biaya overhead pabrik. Terjadinya biaya overhead pabrik yang berbeda-beda
waktunya menyulitkan perusahaan jika harus membebankan biaya overhead pabrik sampai semua biaya
overhead pabrik yang terjadi diketahui. Kesulitan ini disebabkan karena pesanan ada yang sudah jadi
sebelumnya semua semua biaya overhead pabrik sesungguhnya diketahui padahal perusahaan harus
membebankan biaya overhead pabrik ke semua pesanan. Kesulitan yang lain adalah pemesan
menginginkan untuk mengetahui pesannya pada saat memesan. Harga pesanan dihitung perusahaan dari
total biaya produksi yang di dalamnya termasuk biaya overhead pabrik.
Contoh kesulitan yang dihadapi Perusahaan Kinanti saat harus membebankan biaya overhead
pabrik sesungguhnya ke pesanan adalah pada saat Kenia memesan undangan pernikahan di awal bulan ke
Perusahaan Kinanti. Undangan tersebut diharapkan selesai dalam waktu dua minggu. Pada saat melakukan
pesanan, Kenia ingin mengetahui harga per lembar undangan. Jika Perusahaan Kinanti menggunakan
biaya overhead pabrik sesungguhnya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan. Kesulitan ini timbul
karena biaya listrik dan telepon ditagih pada akhir bulan. Masalah lain yang mungkin timbul, yaitu jika
pada bulan tersebut terjadi reparasi mesin yang biayanya besar, undangan Kenia akan dibebani biaya
tersebut. Sebagai akibatnya, harga undangan Kenia menjadi mahal. Jika Kenia memesan undangan pada
bulan berikutnya, yang tidak ada reparasi mesin, harga undangannya menjadi lebih murah.
Adanya berbagai permasalahan di atas menyebabkan perusahaan harus membuat kebijakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik ke pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka
(predetermined overhead), yaitu tariff yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik. Cara
perhitungan tariif ini adalah membegi total biaya overhead pabrik dengan dasar pembebanan. Total biaya
overhead pabrik yang digunakan adalah anggaran biaya overhead pabrik. Untuk membagikan secara adil
biaya overhead pabrik ke semua pesanan maka digunakan dasar pembebanan. Pemeliharaan dasar
pembebanan dilakukan dengan melihat aktivitas yang menjadi pemicu terjadinya biaya overhead pabrik
yang terbesar. Dasar pembebanan tersebut dapat menggunakan jam kerja mesin, jam tenaga kerja, biaya
tenaga kerja, dan lain-lain. Aktivitas yang dipilih sebagai dasar pembebanan ini juga dihitunng
berdasarkan taksiran.
Estimasi Biaya Overhead Pabrik
Tarif Biaya Overhead Pabrik = Estimasi Dasar Pembebanan

Jumlah biaya overhead pabrik dibebankan dihitung dengan cara mengalikan tarif biaya overhead
pabrikdengan aktivitas yang dikonsumsi sesungguhnya oleh pemesan.

BOP Dibebankan = Tarif Biaya Overhead Pabrik x Dasar Pembebanan Sesungguhnya

Untuk mengilustrasikan perhitungan tarif biaya overhead pabrik, sebagai contoh Perusahaan
Kinanti mempunya estimasi biaya overhead pabrik sebesar Rp500.000 dan pemicu terjadinya biaya
overhead pabrik tersebut sebagian besar adalah jam kerja mesin sehingga untuk dasar pembebanannya
digunakan jam kerja mesin. Diasumsikan jam kerja mesin memiliki kapasitas normal (taksiran) sebesar
100.000 jam kerja mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membagi anggaran biaya
overhead pabrik dengan taksiran jumlah jam kerja mesina tau Rp500.000/100.000 jam kerja mesin = Rp5
per jam kerja mesin. Perhitungan tersebut menghasilkan tariff pembebanan biaya overhead pabrik. Secara
singkat, uraian tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Selama maret 2013, diketahui bahwa pesanan nomor 501 menggunakan 5.000 jam kerja mesin,
pesanan nomor 502 menggunakan 4.000 jam kerja mesin, dan pesanan nomor 503 menggunakan 6.000
jam kerja mesin. Biaya overhead pabrik akan dibebankan ke pesanan no 501 sebesar Rp25.000 (Rp5 x
5000 jam kerja mesin); ke pesanan nomor 502 sebesar Rp20.000 (Rp5 x 4000 jam kerja mesin); dan ke
pesanan 503 sebesar Rp30.000 (Rp5 x 6000 jam kerja mesin). Pembebanan ini akan dicatat ke masing-
masing kartu biaya pesanan. Total biaya overhead pabrik yang dibebankan ke seluruh pesanan Rp75.000
(Rp25.000+Rp20.000+ Rp300.000) akan dijurnal dengan mendebit akun Barang Dalam Proses dan
mengkredit Biaya Overhead Pabrik Dibebankan.
Barang Dalam Proses Rp75.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp75.000

Aliran biaya overhead pabrik dapat dilihat pada Peraga 3.6. Pada peraga ini dimunculkan lagi
biaya bahan penolong yang terdapat pada Peraga 3.4 dan biaya tenaga kerja tidak langsing yang terdapat
pada Peraga 3.5 karena kedua biaya tersebut termasuk dalam golongan biaya overhead pabrik, sedangkan
penjurnalannya tetap dilakukan hanya satu kali saja.
Pada Peraga 3.6, saldo debit sebesar Rp5.000 di akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
menunjukan bahwa biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar daripada biaya overhead pabrik yang
dibebankan. Dalam proses pembebanan, Perusahaan Kinanti kurang membebankan biaya overhead pabrik
ke pesanan. Jika dilihat kaca mata perusahaan, selisih kurang pembebanan biaya overhead pabrik tersebut
merupakan hal yang merugikan.
Jika perusahaan menganggap selisisih biaya overhead pabrik bersifat tidak material makak akan
dibebankan kea kun Harga Pokok Penjualan. Sebaliknya, jika perusahaan mengganggap selisih biaya
overhead pabrik bersifat material maka akan dibebankan secara proporsional kea kun Harga Pokok
Penjualan, Persedian Barang Dalam Proses, dan Persediaan Barang Jadi.

PERAGA 3.6
Bagan Alir Biaya Overhead Pabrik
AKUN BUKU BESAR
Biaya Overhead Pabrik
Bahan Sesungguhnya
Biaya Overhead
Barang Dalam Proses
Pabrik Sesungguhnya
Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 75.000 Rp 75.000

Gaji dan Upah


Rp 500.000

Rp 500.000 Rp 500.000

Akumulasi Depresiasi

Rp 15.000 Rp 15.000

Asuransi Dibayar Dimuka

Rp 5.000 Rp 5.000
Rp 80.000

Rp 50.000

AKUN BUKU PEMBANTU


Kartu Biaya Pesanan
Pesanan #501 (Dalam Rupiah) Pesanan #501
BB TKL BOPD Rp25.000
50.000 225.000 25.000 Pesanan #501
Rp20.000
Pesanan #502 (Dalam Rupiah) Pesanan #501
BB TKL BOPD Rp30.000
30.000 150.000 20.000

Pesanan #503 (Dalam Rupiah)


BB TKL BOPD
45.000 75.000 30.000
AKUNTANSI UNTUK PESANAN SELESAI DAN PENJUALAN

Biaya pesanan yang sudah selesai dikerjakan akan dipindahkan dari akun Barang Dalam Proses
kea kun Barang Jadi. Biaya pesanan yang belum selesai dikerjakan akan tetap berada pada akun Barang
Dalam Proses. Sebagai contoh, Perusahaan Kinanti di akhir bulan Maret 2013 mengetahui bahwa pesanan
nomor 501 sudah selesai dikerjakan dan langsung diambil pesanannya dengan harga sebesar Rp350.000,
sedangkan pesanan nomor 502 belum selesai dikerjakan dan pesanan nomor 503 sudah selesai dikerjakan
tetapi belum diambil oleh pemesanannya. Perusahaan Kinanti, dengan melihat kartu biaya pesanan untuk
masing-masing pesanan, membuat jurnal sebagai berikut. Jurnal untuk pesanan nomor 501.
Barang Jadi Rp300.000
Barang Dalam Proses Rp300.000
(Ketika diserahkan ke gudang)
Piutang Dagang/Kas Rp350.000
Penjualan Rp350.000
(Ketika diserahkan ke konsumen)
Harga Pokok Penjualan Rp300.000
Barang Jadi Rp300.000
(Biaya bahan baku sebesar Rp45.000; biaya tenaga kerja sebesar
Rp75.000; dan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar Rp30.000)

Jurnal untuk pesanan nomor 503:


Barang Jadi Rp150.000
Barang Dalam Proses Rp150.000
(biaya bahan baku sebesar Rp45.000; biaya tenaga kerja sebesar
Rp75.000; dan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar Rp30.000)

Pada saat pesanan nomor 503 diambil oleh pemesan dengan harga sebesar Rp175.000 maka
Perusahaan Kinanti akan membuat jurnal sebagai berikut,
Piutang Dagang/Kas Rp175.000
Penjualan Rp175.000
Harga Pokok Penjualan Rp150.000
Barang Jadi Rp150.000
Bagan alir untuk barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan dapat dilihat di
Peraga 3.3. Saldo akhir akun Barang Dalam Proses sebesar Rp200.000 menunjukan biaya produksi untuk
pesanan nomor 502 yang di akhir bulan belum selesai pengerjaannya.

AKUNTANSI SISA BAHAN, PRODUK CACAT, DAN PRODUK


RUSAK

Saat melakukan kegiatan produksi, perusahaan dapat mengalami kerugian yang disebabkan adanya
sisa bahan (materials scrap), produk cacat (defective goods), dan produk rusak (spollage goods).
Timbulnya keadaan tersebut dapat disebabkan karena sifat pengerjaan pesanan yang sulit atau karena
keteledoran. Apa pun penyebabnya, keadaan tersebut harus dilaporkan. Jika penyebabnya merupakan
keteledoran, laporan tersebut menjadi pemicu manajemen untuk menindaklanjuti supaya terjadi
peningkatan kualitas yang tujuan akhirnya untuk meminimalkan kerugian.

Akuntansi Sisa Bahan


Sisa Bahan adalah bahan baku yang tersisa dari proses produksi yang tidak dapat diikutsertakan
kembali dalam proses produksi dengan tujuan semula, tetapi ada kemungkinan untuk digunakan pada
proses produksi dengan tujuan yang lain atau dijual. Contoh sisa bahan adalah perca yang dihasilkan pada
proses produksi kaos dan serbuk kayu yang dihasilkan dari proses produksi produksi mebel kayu.
Catatan akuntansi sisa bahan memberikan informasi untuk pengendalian. Pengendalian dapat
dilakukannn dari pencatatan biaya sisa bahan atau kuantitas sisa bahan. Jika biaya sisa bahan atau kuantitas
sisa bahan meningkat secara signifikan dibandingkan periode-periode yang lalu, perlu dilihat
penyebabnya. Jika penyebabnya karena ketidakefisienan produksi, ketidakefisienan tersebut harus
dihilangkan atau dikurangi. Sisa bahan yang dapat dijual, perlakuan akuntansinya ada empat macam
alternative yang dapat dipilih salah satu dan diterapkan secara konsisten. Keempat macam alternative
perlakuan penjualan sisa bahan tersebut adalah sebagai berikut,
1. Dikreditkan pada Penjualan Sisa Bahan dan di laporan laba rugi dimasukan sebagai Penjualan Sisa
Bahan Atau Pendapatan Lain-Lain
2. Dikreditkan pada Harga Pokok Penjualan sehingga akan meningkatkan laba kotor.
3. Dikreditkan pada Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Hasil penjualan sisa bahan diperkirakan di
awal periode, kemudian dijadikan pengurang pada saat membuat anggaran biaya overhead pabrik
yang digunakan untuk menentukan tarif overhead pabrik. Ini dilakukan supaya tidak terjadi penentuan
tarif overhad pabrik yang terlalu besar.
4. Dikreditkan pada Barang Dalam Proses untuk sisa bahan yang dapat ditelusur ke pesanan tertentu.
Sebagai contoh untuk keempat alternative tersebut, Perusahaan Mebel Indah selama satu periode
menghasilkan bubuk kayu yang dapat dijual seharga Rp400.000 maka saat terjadinya penjualan akan
dijurnal sebagai berikut,
1. Dikreditkan pada akun Penjualan Sisa Bahan
Kas/Piutang Dagang Rp400.000
Penjualan Sisa Bahan/Pendapatan Lain-lain Rp400.000
2. Dikreditkan pada akun Harga Pokok Penjualan
Kas/Piutang Dagang Rp400.000
Harga Pokok Penjualan Rp400.000
3. Dikreditkan pada akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Kas/Piutang Dagang Rp400.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp400.000
4. Dikreditkan pada akun Barang Dalam Proses
Kas/Piutang Dagang Rp400.000
Barang Dalam Proses Rp400.000

Akuntansi Produk Cacat


Produk cacat adalah unit produk yang tidak memenuhi standar produksi dan dapat diperbaiki
secara teknis dan ekonomis untuk dapat dijual sebagai produk baik atau tetap sebagai produk cacat. Contoh
produk cacat adalah radio yang tidak dapat mengeluarkan suara. Setelah diperbaiki maka radio tersebut
dapat dijual sebagai produk baik.
Penyebab produk cacat ada dua macam. Pertama, timbulnya produk cacat disebabkan karena
konsumen. Kedua, disebabkan karena kesalahan saat proses produksi. Contoh produk cacat yang
disebabkan oleh konsumen adalah pada saat Perusahaan Mebel Indah sudah memproduksi sesuai pesanan,
yaitu kursi kayu dengan ornament besi, konsumen mengubah rancangan menjadi kursi kayu ornament
kayu.
Perlakuan akuntansi untuk produk cacat tergantung pada penyebabnya. Jika produk cacat
disebabkan oleh konsumen, biaya perbaikan dibebankan ke ppesanan. Jika produk cacat disebabkan
karena kesalahan saat proses produksi, biaya perbaikan dibebankan ke akun Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya. Sebaagai contoh, Perusahaan Mebel Indah memproduksi pesanan kursi kayu dengan
ornament besi yang diberi nomor pesanan 900. Biaya yang dibebankan untuk pesanan tersebut adalah
sebagai berikut,
Biaya bahan Rp150.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp100.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp50.000
Total biata produksi Rp300.000

Terjadi perubahan desai, yaitu ornament besi diganti dengan ornament kayu sehingga timbul biaya
perbaikan sebagai berikut,
Biaya bahan Rp50.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp20.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp10.000
Total biata produksi Rp80.000
Jadi, perlakuan akuntansi untuk biaya perbaikan dapat dilakukan berdasarkan hal, yaitu perubahan
karena permintaan konsumen dan perubahan karena kesalahan saat produksi.

Perubahan Karena Permintaan Konsumen. Jika perubahan tersebut disebabkan karena


permintaan konsumen, biaya perbaikan akan dijurnal sebagai berikut.

Barang Dalam Proses Rp80.000


Bahan Rp50.000
Gaji dan Upah Rp20.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp10.000
Total biaya produksi sekarang menjadi Rp380.000 (biaya produksi sebelum terjadi perbaikan
sebesar Rp300.000 ditambah dengan biaya perbaikan Rp80.000). Jika perusahaan mejual dengan laba
50%, pesana nomor 900 akan dijuan seharga Rp570.000 (150% x Rp380.000). Saat pesanan nomor 900
diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai berikut,
Barang Jadi Rp380.000
Barang Dalam Proses Rp380.000
Piutang Dagang Rp570.000
Penjualan Rp570.000
Harga Pokok Penjualan Rp380.000
Barang Jadi Rp380.000

Perubahan Karena Kesalahan Saat Proses Produksi. Jika perubahan tersesat disebabkan
karena kesalahan saat proses produksi, biaya perbaikan akan dijurnal sebagai berikut,

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp80.000


Bahan Rp50.000
Gaji dan Upah Rp20.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp10.000

Total biaya produksi sekarang tetap sebesar Rp300.000. Jika perusahaan menjual dengan laba 50%
pesanan nomor 900 akan dijual dengan harga sebesar Rp450.00 (150% x Rp300.000). Saat pesanan nomor
900 diserahkan kepada pemesan maka akan dijurnal sebagai berikut,
Barang Jadi Rp300.000
Barang Dalam Proses Rp300.000
Piutang Dagang Rp450.000
Penjualan Rp450.000
Harga Pokok Penjualan Rp300.000
Barang Jadi Rp300.000

Akuntansi Produk Rusak


Produk rusak adalah unit produk yang tidak memiliki standar produksi dan tidak dapat diperbaiki
karena secara teknis tidak memungkinkan atau tidak ekonimis. Contoh produk rusak adalah roti yang
dipanggang terlalu lama di dalam oven sehingga terlalu matang dan berwarna kehitaman. Perlakuan
akuntansi untuk produk rusak pada dasarnya sama dengan produk cacat yaitu tergantung penyebab
terjadinya produk rusak. Penyebab produk rusak ada dua macam. Pertama, timbulnya produk rusak
disebabkan karena konsumen. Kedua disebabkan karena kesalahan saat proses produksi.
Jika produk rusak disebabkan oleh konsumen, biaya produksi produk rusak dibebankan ke
pesanan. Jika produk rusak masih dapat dijual, hasil penjualan akan dikurangkan dari total biaya produksi.
Jika produk rusak disebabkan karena kesalahan saat proses produksi, biaya produksi dibebankan kea kun
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, dan jika produk rusak masih dapat dijual, hasil penjualan akan
dikurangkan dari biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jika nilai produk rusak signifikan, dapat dicatat
sebagai rugi. Produk rusak yang dapat diperkirakan terjadinya pada saat proses produksi maka untuk
anggaran biaya overhead pabrik dibebankan harus measukan perkiraan jumlah produk rusak ini.
Akibatnya, tarif overhead pabrik menjadi lebih tinggi.
Sebagai contoh, Perusahaan Percetakan Trendi menerima pesanan 1.000 lembar undangan
berwarna biru yang diberi no pesanan 800. Pada saat perusahaan berhasil mencetak 100 lembar undangan,
terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Seratur lembar undangan yang telah terlajur dicetak
berwarna biru, tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki. Tetapi, Perusahaan Trendi dapat menjual
100 lembar undangan biru sebagai produk rusak, yaitu kertas bekas, dengan harga sebesar Rp5.000.
Perusahaan Trendi mencetak lagi 1.000 lembar undangan sehingga total undangan dicetak sebanyak 1.100
lembar. Biaya produksi untuk mencetak 1.100 lembar undangan adalah sebagai berikut,
Bahan Rp300.000
Tenaga Kerja Langsung Rp150.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp100.000
Total biaya produksi Rp550.000
Perlakuan akuntansi untuk produk rusak dapat dilakukan berdasarkan 2 hal, yaitu perubahan
karena permintaan konsumen dan perubahan karena kesalahan saat proses produksi.

Perubahan Karena Permintaan Konsumen. Jika perubahan warna tersebut disebabkan karena
permintaan konsumen maka penjurnalan yang dilakukan pada saat pesanan nomor 800 selesai adalah
sebagai berikut,
Produk Rusak Rp5.000
Barang Jadi Rp545.000
Barang Dalam Proses Rp550.000
Jika perusahaan menjual dengan laba 50%, pesanan nomor 800 akan dijual seharga Rp817.500
(150% x Rp545.000). Saat pesanan nomor 800 diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai
berikut,
Piutang Dagang Rp817.500
Penjualan Rp817.500
Harga Pokok Penjualan Rp545.000
Barang Jadi Rp545.000
Pada saat produk rusak terjual maka akan dijurnal sebagai berikut,
Kas/Piutang Dagang Rp5.000
Produk Rusak Rp5.000

Perubahan Karena Kesalahan Saat Proses Produksi. Jika perubahan warna tersebut
disebabkan karena kesalahan saat proses, perlu dihitung terlebih dahulu biaya produksi per undangan,
yaitu Rp500 (total biaya produksi sebesar Rp550.000 dibagi dengan 1.100 undangan). Total biaya produk
rusak adalah Rp50.000 (Rp500 dikalikan dengan 100 undangan). Produk rusak dapat dijual dengan harga
sebesar Rp5.000 maka yang dibebankan ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya sebesar Rp45.000
(Rp50.000-Rp5.000).
Produk Rusak Rp5.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp45.000
Barang Jadi Rp500.000
Barang Dalam Proses Rp550.000
Jika perusahaan menjual dengan laba sebesar 50%, pesanan nomor 800 akan dijual dengan harga
sebesar Rp750.000 (150% x Rp500.000). Saat pesanan nomor 800 diserahkan kepada pemesan maka akan
dijurnal sebagai berikut,

Piutang Dagang Rp750.000


Penjualan Rp750.000

Harga Pokok Penjualan Rp500.000


Barang Jadi Rp500.000

Pada saat produk rusak terjual maka akan dijurnal sebagai berikut.
Kas/Piutang Dagang Rp5.000
Produk Rusak Rp5.000
PENENTUAN BIAYA PESANAN PADA PERUSAHAAN JASA

Perusahaan jasa menggunakan penentuan biaya pesanan dengan berbagai variasi. Hal ini
disebabkan karena jenis jasa yang ditawarkan antar perusahaan jasa berbeda-beda dan pesanan yang
diterima untuk satu perusahaan jasa juga berbeda-beda. Perusahaan jasa yang dapat menggunakan
penentuan biaya pesanan adalah kantor akuntan public, kantor konsultan bisnis, kantor hokum, bengkel
reparasi dan pemeliharaan mobil, butik konveksi, dan perusahaan pencucian baju.
Untuk mengetahui penerapan penentuan biaya pesanan di perusahaan jasa maka perlu diketahui
karakteristik perusahaan jasa. Beberapa perusahaan jasa seperti kantor akuntan publik, konsultan bisnis,
dan hukum mempunyai proporsi biaya tenaga kerja dengan jumlah besar dibandingkan dengan biaya-
biaya yang lain. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut menentukan harga untuk pelayanan
jasanya dengan tarf per jam tenaga kerja. Tarif per jam tenaga kerja tersebut sudah mencakup upah tenaga
kerja langsung per jam, biaya overhead, dan margin.
Untuk menghitung biaya yang terjadi pada pesanan klien, semua biaya dicatat ke kartu biaya klien.
Akumulasi biaya per pesanan dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tenaga kerja dengan seluruh
biaya lain yang terjadi yang dibebankan seleruhnya ke pemesan. Biaya lain yang akan ditelusur dengan
cara meminta pertanggungjawaban dari karyawan yang mengeluarkan biaya tersebut. Contoh biaya lain
adalah biaya fotokopi, biaya perjalanan dinas, biaya makan, dan biaya telepon. Contoh kartu biaya
pesanan untuk kantor akuntan publik dapat dilihat pada Peraga 3.7.
PERAGA 3.7
Kartu Biaya Pesanan untuk Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik Adi


Kartu Biaya Klien

Nama Perusahaan : Jaya Tanggal Dimulai : 8 November 2013


Tipe Jasa Akuntansi : Audit Tanggal Selesai
Nomor Penugasan : 1372 Nama Partner : Adi

Jam Partner
Tanggal Jam Tarif Subtotal
05/12/2013 10 Jam Rp 100.000 Rp 1.000.000
22/01/2014 5 Jam Rp 100.000 Rp 500.000
Total Rp 1.500.000

Jam Akuntan Muda


Tanggal Jam Tarif Subtotal
10/12/2013 8 Jam Rp 50.000 Rp 400.000
02/01/2014 10 Jam Rp 50.000 Rp 500.000
22/01/2014 7 Jam Rp 50.000 Rp 350.000
Total Rp 1.250.000

Biaya lain-lain
Sampai dengan Tanggal 10/12/2013 25/01/2014
Perjalanan Dinas Rp 750.000 Rp 500.000
Makan Rp 100.000 Rp 150.000
Telepon Rp 50.000 Rp 25.000
Fotokopi Rp 75.000 Rp 100.000
Subtotal Rp 975.000 Rp 775.000 Rp 1.750.000
Total Biaya Rp 4.500.000

Daftar Istilah
1. Barang dalam proses adalah akun kontrol yang digunakan untuk penentuan biaya pesanan.
2. Kartu biaya pesanan adalah kartu yang digunakan untuk mencatat biaya produksi (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) untuk setiap pesanan.
3. Biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya overhead
pabrik yang terjadi.
4. Biaya overhead dibebankan adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik
yang dibebankan ke pesanan.
5. Biaya pesanan adalah akumulasi biaya produksi yang dicatat untuk masing-masing pesanan.
Soal
1. Jelasakan dua metode untuk mengakumulasi biaya produksi
2. Penentuan biaya pesanan cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki tipe produksi seperti
apa?
3. Apakah fungsi kartu biaya pesanan?
4. Akun kontrol apakah yang akan digunakan untuk mengakumulasi penentuan biaya pesanan?
5. Sebutkan tiga akun yang berhubungan dalam penentuan biaya pesanan?
6. Jelaskan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam penentuan biaya pesanan?
7. Pendistribusian biaya tenaga kerja dilakukan berdasarkan apa?
8. Ada beberapa permasalahan yang terjadi menyangkut biaya overhead pabrik maka untuk penentuan
biaya pesanan supaya tepat waktu, biasanya penentuan biaya overhead pabrik didasarkan pada apa?
9. Sebutkan empat macam alternatif perlakukan akuntansi sisa bahan.
10. Bagaimana akibat biaya perbaikan produk cacat yang disebabkan karena permintaan konsumen
terhadap biaya produksi?
11. Produk rusak yang disebabkana karena kesalahan saat proses produksi akan dibebankan ke akun
apa?
12. Sebutkan contoh perusahaan jasa yang dapat menggunakan biaya pesanan.

Pilihan Ganda
1. Perusahaan Cantik memproduksi baju sesuai dengan spesifikasi dari konsumen. Setiap konsumen
mempunyai spesifikasi masing-masing. Oleh karena itu, Perushaan Cantik sebaiknya menggunakan
metode pengumpulan biaya…
a. Pesanan.
b. Proses.
c. Kesempatan.
d. Terkendali.
2. Perusahaan yang menggunakan metode biaya pesanan akan mencatat pembebanan biaya overhead
pabrik dengan cara…
a. Kredit ke akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan.
b. Kredit ke akun Barang Dalam Proses.
c. Debit ke akun Harga Pokok Penjualan.
d. Debit ke akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan.
3. Perusahaan yang menggunakan metode biaya pesanan akan mencatat biaya depresiasi peralatan
pabrik dengan cara…
a. Kredit ke akun Barang Dalam Proses.
b. Debit ke akun Biaya Depresiasi.
c. Kredit ke akun Harga Pokok Penjualan.
d. Debit ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
4. Metode biaya pesanan dalam aturannya memperlakukan produk jadi yang belum terjual dengan
cara…
a. Ditutup ke akun Harga Pokok Penjualan.
b. Merupakan bagian dari saldo akun Barang Dalam Proses.
c. Disesuaikan dengan overhead pabrik yang lebih dibebankan.
d. Merupakan bagain dari saldo akun Barang Jadi.
5. Perusahaan yang menggunakan metode biaya pesanan akan mencatat distribusi biaya tenaga kerja
lansung sebagai kenaikan dari akun…
a. Biaya Overhead Pabrik.
b. Harga Pokok Penjualan Sesungguhnya.
c. Barang Jadi.
d. Barang Dalam Proses.
6. Jika biaya overhead pabrik kurang dibebankan maka…
a. Biaya overhead pabrik sesungguhnya kurang dari biaya overhead pabrik dibebankan.
b. Jumlah overhead pabrik yang dibebankan ke barang dalam proses kurang dari biaya
overhead pabrik yang sesunguhnya terjadi.
c. Tarif biaya overhead pabrik terlalu tinggi.
d. Akun biaya overhead pabrik akan bersaldo kredit pada akhir tahun.
7. Pemerolehan bahan penolong akan dicatat sebagai berikut…
a. Debit ke akun bahan.
b. Debit ke akun Biaya Overhead Pabrik.
c. Debit ke akun Barang Dalam Proses.
d. Kredit ke akun Biaya Overhead Pabrik.
Data untuk Soal No. 8 s.d. 10

Perusahaan Flower menggunakan sistem biaya pesanan. Dua pesanan (no.111 dan no.112)
dikerjakan selama bulan Juni 2013. Pesanan no. 112 selesai dikerjakan, sedangkan pesanan no.111
sampai akhir Juni 2013 belum selesai dikerjakan. Perusahaan menggunakan tarif biaya overhead
pabrik 150% dari biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini kartu biaya pesanannya.

111 112
Pesanan No: Biaya Biaya Biaya Biaya
Bulan Mei Bulan Juni Bulan Mei Bulan Juni
Bahan Baku Rp6.000 Rp1.000 Rp0 Rp11.000
Tenaga Kerja Rp3.000 Rp4.000 Rp0 Rp8.000
Langsung
Overhead Dibebankan Rp4.500 ? Rp0 Rp12.000

8. Akun Barang Dalam Proses…


a. Pada tanggal 1 Juni 2013 jumlahnya sebesar Rp42.000.
b. Terjadi peningkatan sebesar Rp11.000 antara tanggal 1 Juni 2013 dan 30 Juni 2013.
c. Total sebesar Rp31.000 pada tanggal 30 Juni 2013.
d. Didebit sebesar Rp31.000 selam bulan Juni 2013.
9. Bulan Juni, Persediaan Barang Jadi Didebit sebesar…
a. Rp31.000
b. Rp24.500
c. Rp24.000
d. Rp42.000
10. Perusahaan mempunyai biaya overhead sesungguhnya sebesar Rp17.500 selama bulan Juni. Maka
biaya overhead pabrik…
5. Lebih dibebankan sebesar Rp500
6. Kurang dibebankan sebesar Rp1.000
7. Kurang dibebankan sebesar Rp5.500
8. Lebih dibebankan sebesar Rp5.000
Latihan
Latihan 3.1.
PT Melati berproduksi atas dasar pesanan. Berikut ini transaksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengerjakan berbagai pesanan pada bulan April 2013.
a. Membeli bahan secara kredit dengan harga sebesar Rp40.000.000, termin 2/10, n/30
b. Menggunakan bahan untuk proses produksi sebagai berikut.
Bahan baku Rp30.000.000
Bahan penolong Rp6.000.000
Jumlah dipakai Rp36.000.000

c. Mengembalikan bahan yang tidak jadi dipakai ke gudang bahan sebagai berikut.
Bahan baku Rp800.000
Bahan penolong Rp200.000
Jumlah dikembalikan Rp1.000.000
d. Mencatat utang gajl dan upah seluruh karyawan bulan April sebesar Rp.38.600.000
e. Mendistribusikan gaji dan upah bulan April scbagai berikut.
Tenaga kerja langsung 60%
Tenaga kerja tidak 15%
langsung
Gaji penjualan 10%
Gaji administrasi 15%
100%

f. Biaya overhead pabrik yang terjadi, selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung, sebesar
Rp10.500.000. Jumlah tersebut terdiri atas depresiasi mesin Rp3.000.000 dan sisanya masih
terutang
g. Biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi dengan tarif 60% dari biaya kerja langsung. Tenaga
h. Sebuah pesanan sudah selesai diproduksi dan ditransfer ke gudang. Kartu biaya pesanan tersebut
menunjukkan data sebagai berikut
Bahan baku Rp.24.000.000
Tenaga kerja langsung Rp.19.500.000
Overhead pabrik
dibebankan Rp.11.700.000
Jumlah Rp55.200.000
i. Pesanan yang sudah selesai dikerjakan pada nomor 8 dikirim ke pemesan bersama dengan faktur
tagihan sebesar Rp85.000.000. Termin pembayaran 2/10, n/50.

Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat sernua transaksi tersebut
Latihan 3.2.
Usaha PT Sinar bergerak di bidang percetakan. Pada Agustus 2013 perusahaan tersebut menerima dua
buah pesanan:
1. Pesanan undangan yang diberi kode U-10 berjumlah 1.000 lembar undangan dengan harga per
lembar Rp4.000. Pesanan akan diambil tarnggal 25 Agustus 2013.
2. Pesanan kartu ucapan yang diberi kode K-5 berjumlah 1.000 kartu ucapan dengan harga per
kartu Rp2.000, Pesanan ini akan diambil tanggal 8 September 2013.

Pada Agustus 2013 terjadi transaksi sebagai berikut.


1. PT Sinar membeli bahan secara kredit sebagai berikut.
Kertas Enduro 5 rim @Rp200.000 (bahan baku).
Kertas Havana 4 rim @Rp150.000 (bahan baku).
Tinta emas 4 liter @Rp75.000 (bahan baku).
Tinta hijau 4 liter @Rp50.000 (bahan baku).
Lem 3 liter @Rp20.000 (bahan penolong)
Pita emas 20 meter ORP20.000 (bahan penolong).
2. Bagian Produksi meminta bahan dari Bagian Gudang untuk digunakan dalam kegiatan produksi.
Pesanan Nomor Jenis Bahan
U-10 Kertas Enduro sebanyak 5 rim.
K-S Kertas Havana sebanyak 4 rim.
U-10 Tinta emas sebanyak 3 liater.
U-10 dan K-5 Tinta hijau sebanyak 4 liter (masing-masing
pesanan menggunakan tinta hijau sebanyak 2 liter).
U-10 Pita sebanyak 15 meter.
U-10 dan K-5 Lem sebanyak 2 liter

3. Berikut ini adalah gaji dan upah karyawan produksi yang terjadi selama sebulan.
Nama Keterangan
Beni Bekerja selama 30 jam, upah per jam sebesar Rp10.000 (20 jam
untuk pesanan U-í0 dan 10 jam untuk pesanan K-5).
Adi Bekerja selama 50 jam, upah per jam sebesar Rp15.000 (30 jam
untuk pesanan U-10 dan 20 jam untuk pesanan K-5).
Dito Bekerja sebagai mandor dan menerima gaji tetap per bulan
sebesarRp1.000.000.

4. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak
langsung adalah sebagai berikut.
Biaya Listrik Rp.500.000 (dibayar tunai)
Depresiasi mesin cetak Rp1.500.000
Biaya sewa mesin Rp800.000 (awal tahun membayar sewa
fotokopi diperlakukan
sebagai sewa dibayar di muka)
5. Membebankan biaya overhead pabrik dengan tarif sebesar I50% dari biaya tenaga kerja langsung
kepada masing-masing pesanan.
6. Pesanan nomor U-10 selesai dikerjakan dan diambil pemesan. Pemesan membayar secara tunai.
7. Pesanan nomor K-5 selesai dikerjakan tetapi belum diambil oleh pemesan.
Diminta:
a. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk setiap transaksi yang terjadi.
b. Buatlah kartu biaya pesanan U-10.
Latihan 3.3.
Perusahaan Gemilang memproduksi mainan. Tanggal I Maret 2013, Gemilang mempunyai akun dengan
saldo sebagai berikut.
Barang jadi Rp15.000.000 (merupakan pesanan no. 23)
Barang dalam Proses Rp10.000.000 (merupakan pesanan no. 24)
Bahan Baku Rp5.000.000

Akun Barang Dalam Proses didukung dengan kartu pesanan sebagai berikut

Pesanan Tenaga Kerja


Jenis Barang Bahan Baku Overhead Pabrik
Nomor Langsung

24 250 Boneka Rp5,500,000 Rp2,500,000 Rp2,000,000

Selama bulan Maret, transaksi yang terjadi sebagai berikut.


1. Membeli bahan sebesar Rp5.000.000 secara tunai.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rpl.500.000 sedangkan tenaga kerja langsung dirinci
sebagai berikut.
Pesana Nomor Jumlah
24 Rp3,000,000
25 Rp2,900,000
3. Bahan yang digunakan untuk kegiatan produksi sebesar Rp9.000.000 dengan rincian sebagai berikut.
Pesana Nomor Persentase
24 40%
25 50%
Bahan Penolong 10%
4. Mengembalikan bahan dari bagian produksi ke gudang sebesar Rpl.000.000 yang terdiri atas bahan
penolong sebesar Rp250.000 dan bahan baku sebesar Rp750.000 (Pesanan no. 25).
5. Biaya overhead pabrik yang terjadi selain bahan penolong dan tenaga kerja dirinci sebagai berikut.
Biaya asuransi pabrik Rp750.000
Depresiasi pabrik Rp600.000
Listrik Rp400.000
Biaya lain-lain belum dibayar Rp250.000
Rp2.000.000
6. Biaya overhead pabrik dibebankan dengan menggunakan tarif 60% dari biaya tenaga kerja langsung
yang terjadi di bulan Maret.
7. Pesanan no. 24 sudah selesai kemudian ditransfer ke gudang.
8. Pesanan no. 23 dikirimkan ke pemesan. Pemesan membayar tunai sebesar Rp17.500.000
9. Pesanan no. 24 diambil pemesan dengan harga jual sebesar 125% dari biaya produksi. Pemesan
belum membayar.
10. Penerimaan kas dari piutang dagang selama bulan Maret sebesar Rp25.000.000.

Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan.
Latihan 3.4.
PT Akasia menerima pesanan dari dua pelanggan pada tanggal 17 Februari 2013.
a) CV Dewi memesan 100 pasang sepatu. Pesanan ini diberi nomor 15. Harga jual per pasang sepatu sebesar
Rp30.000.
b) CV Ani memesan 200 pasang sandal. Pesanan ini diberi nomor 16. Harga jual per pasang sandal
sebesar Rpl5.000.

Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pesanan di atas.


1. Tanggal 18 Februari 2013 perusahaan membeli secara tunai.
a. Sebanyak 50 meter kulit dengan harga per meter sebesar Rp30.000.
b. Sebanyak 100 meter kulit imitasi dengan harga per meter sebesar Rp5.000.
c. Sebanyak 200 gesper dengan harga per unit sebesar Rp500.
d. Sebanyak 400 sol dengan harga per unit sebesar Rpl.000.
e. Sebanyak 5 liter lem dengan harga per liter sebesar Rp20.000.
2. Bahan yang digunakan untuk produksi sebagai berikut.
Tanggal Pesanan Nomor Kuantitas Jenis Bahan
19 Februari 2013 15 30 meter Kulit
16 75 meter Kulit Imitasi
15 100 meter Sol
16 200 meter Sol
15 100 meter Gesper
20 Februari 2013 Bahan Penolong 5 liter Lem
3. Biaya tenaga kerja yang terjadi selama Februari adalah sebagai berikut.
a. Tenaga kerja langsung per jam diberi upah sebesar Rpl0.000.
b. Pesanan no. 15 menggunakan 25 jam tenaga kerja langsung.
c. Pesanan no. 16 menggunakan 40 jam tenaga kerja langsung.
d. Mandor yang melakukan supervisi digaji sebesar Rp500.000.
e. Gaji karyawan administrasi sebesar Rp300.000.
f. Gaji karyawan pemasaran sebesar Rp400.000.
4. Biaya overhead pabrik yang terjadi selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung adalah
sebagai berikut.
a. Biaya asuransi pabrik sebesar Rp250.000.
b. Biaya penyusutan mesin pabrik sebesar Rp150.000.
c. Biaya listrik pabrik sebesar Rp100.000.
d. Biaya sewa pabrik sebesar Rp500.000,.
e. Biaya overhead pabrik dibebankan ke pesanan dengan tarif 80% dari biaya tenaga
kerja langsung
f. Pesanan no, 15 sudah diselesalkan dan ditransfer ke gudang
g. .Pesanan no. 15 diambil CV. Dewi dan dibayar secara tunai.

Diminta :
a) Buatlah Jurnal untuk mencatat semua transaksi.
b) Buatlah kartu pesanan untuk kedua pesanan.
Latihan 3.5.
Perusahaan Kinarya nmemproduksi alat-alat tulis untuk pesanan kantor-kantor besar
Tanggal 1 Maret 2013, Kinarya mempunyai akun dengan saldo sebagai berikut.
1. Barang jadi scbesar Rp19.000.000
2. Barang dalam proses sebesar Rp44.000.000
3. Bahan sebesar Rp6.000.000

Pesanan Tenaga Kerja Overhead


Nomor Jenis Barang Bahan Baku Langsung Pabrik
204 16.000 pensil Rp2,500,000 Rp9,000,000 Rp1,800,000
205 50.000 bolpoin Rp4,000,000 Rp8,000,000 Rp3,300,000
206 15.000 pena Rp6,000,000 Rp7,500,000 Rp1,900,000
Rp12,500,000 Rp24,500,000 Rp7,000,000

Berikut ini transaksi yang terjadi selama bulan Maret.


1. Membeli bahan sebesar Rp7.000.000 dengan termin n/30.
2. Menerima pesanan baru no. 207, yaitu penghapus sebanyak 1.000 unit.
3. Tenaga kerja tidak langsung sebesar Rpl.480.000 sedangkan tenaga kerja langsung dirinci sebagai
berikut

Pesanan Jumlah
Jam Kerja
Nomor

204 Rp2,600,000 335 jam


205 Rp2,750,000 325 jam
206 Rp2,950,000 360 jam
207 Rp2,370,000 295 Jam

4. Bahan yang digunakanuntukkegiatan produksi sebesar Rpl2.000.000 dengan rincian sebagai


berikut.
Pesanan Nomor Persentase
204 30%
205 10%
206 40%
207 15%
Bahan Penolong 5%
5. Mengembalikan bahan dari Bagian Produksi ke Bagian Gudang sebesar Rp2.500.000 yang terdiri atas
bahan penolong sebesar Rp500.000 dan bahan baku sebesar Rp2.000.000 (Pesanan no.24 sebesar
Rp.1.000.000, no. 206 sebesar Rp750.000, dan no. 207 sebesar Rp25.000).
6. Biaya overhead pabrik yang terjadi di samping bahan penolong dan tenaga kerja adalah sebagai
berikut.
Biaya asuransi pabrik Rp830.000
Depresiasi mesin pabrik Rp845.000
Depresiasi pabrik Rp1.780.000
Listrik Rp3.390.000
Biaya lain-lain belum dibayar Rp1.210.000
Rp8.055.000
7. Biaya overhead pabrik dibebankan dengan menggunakan tarif sebesar Rp4.300 per jam tenaga kerja
langsung.
8. Pesanan no. 204 dan 206 sudah selesai diproduksi, kemudian ditransfer ke Bagian Gudang.
9. Pesanan no. 204 dikirimkan ke pemesan dengan harga sebesar Rp29.500.000. Pemesan belum
membayar.
10. Pesanan no. 206 diambil pemesan dengan harga jual sebesar 130% dari biaya produksi. Membayar
secara tunai.
11. Penerimaan kas dagang dagang selama bulan Maret sebesar Rp15.000.000.

Diminta:
1. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk semua transaksi tersebut.
2. Buatlah kartu pesanan untuk urutan keempat tersebut.
Latihan 3.6.
Perusahaan Makmur bergerak di bidang percetakan. Bulan ini, perusahaan tersebut menerima 2 pesanan
berikut.
1. Pesanan undangan yang diberi kode 71. Pesanan ini sesuai 1.500 lembar dengan harga per lembar
sebesar Rp2.250. Pesanan akan diambil pada 22 Oktober 2013.
2. Pesanan kartu ucapan yang diberi kode 72. Pesanan ini sesuai dengan 750 kartu dengan harga per
kartu sebesar Rp1.500. Pesanan ini akan diambil pada 8 November 2013.
Bulan Oktober teriadi transaksi sebagai berikut.
1 Oktober 2013 Perusahaan Makmur membeli barang-barang berikut ini
Kertas Enduro sebanyak 4 rim @Rp130.000.
Kertas Havana sebanyak 3 rim @Rp100.000.
Tinta emas sebanyak 2 liter @Rp50.000.
Tinta biru sebanyak 4 liter @Rp35.000.
Lem sebanyak 1 liter @Rp20.000.
Pita sebanyak 15 meter @Rp25.000.
Bagian Produksi meminta bahan baku dari Bagian Gudang untuk digunakan dalam proses produksi.
Pesanan Nomor Jenis Bahan
71 Kertas enduro sebanyak 4 rim.
72 Kertas havana sebanyak 3 rim.
71 Tinta emas sebanyak 1,5 liter.
71 dan 72 Tinta biru sebanyak 4 liter (masing- masing
pesanan sebanyak 2 iter).
71 Pita sebanyak 10 meter.
- Lem sebanyak 1 liter.

15 Oktober 2013 Membayar gaji dan upah karyawan sebagai berikut.


1. Amir bekerja selama 30 jam, upah per jamnya sebesar Rp10.000
(Sebanyak 20 jam untuk pesanan no. 71 dan 10 jam untuk pesanan
no. 72)
2. Badu bekerja selama 40 jam, upah per jamnya sebesar Rp12.500
(Sebanyak 20 jam untuk pesanan no. 71 dan 20 jam untuk pesanan
no. 72).
3. Cipto bekerja sebagai mandor. Ia menerima gaji sebesar Rp750.000.
19 Oktober 2013 Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selain bahan
penolong dan tenaga kerja tidak langsung adalah sebagai berikut.
1. Biaya listrik sebesar Rp500.000.
2. Depresiasi pabrik sebesar Rp1.250.000.
3. Sewa mesin cetak sebesar Rp750.000.
20 Oktober 2013 Membebankan biaya overhead pabrik dengan tarif 150% dari biaya
tenaga kerja langsung untuk masing-masing pesanan.
21 Oktober 2013 Pesanan no. 71 selesai dikerjakan dan ditransfer ke gudang.
Pesana no. 72 belum masih selesai dikerjakan.
22 Oktober 2013 Pesanan no. 71 diambil oleh pemesan dan dibayar secara tunai.

Diminta:
a. Buatlah semua jurnal yang diperlukan untuk semua transaksi.
b. Buatlah kartu biaya pesanan untuk pesanan no. 71.
Latihan 3.7.
Perusahaan Konveksi Ceria selama satu periode menghasikan kain perca yang dapatdijual dengan
harga sebesar Rp200.000.

Diminta:
Buatlah jurnal penjualan kain perca apabila diperlakukan sebagai berikut.
a. Diakui sebagai penjualan sisa bahan.
b. Diakui sebagai pengurang harga pokok penjualan.
c. Diakui sebagai pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya.
d. Diakui sebagai pengurang barang dalam proses.
Latihan 3.8.
Perusahaan Percetakan Indah Cemerlang memproduksi kalender meja dengan biayaproduksi sebagai
berikut.
Biaya bahan baku Rp200.000
Biaya tenaga kerja Rp150.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp50.000
Total biaya produksi Rp400.000

Terjadi perubahan rancangan sehingga timbul biaya perbaikan sebagai berikut.


Biaya bahan baku Rp50.000
Biaya tenaga kerja Rp25.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp15.000
Total biaya produksi Rp90.000
Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat semua transaksi jika perubahan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut
ini.
a. Permintaan konsumen dan pesanan tersebut dijual dengan harga sebesar 125% daribiaya produksi.
b. Kesalahan saat proses produksi dan pesanan tersebut dijual dengan laba sebesar30% dari biaya
produksi.
Latihan 3.9.
Perusahaan Cemerlang membuat seragam sebanyak 25 unit dengan harga sebesar Rp3.000.000. Dalam
proses pengerjaannya, terdapat 5 unit yang rusak dan tidak dapat diperbaiki sehingga perusahaan harus
membuat seragam yang baru. Jumlah total seragam yang diproduksi sebanyak 30 unit. Berikut ini adalah
rincian biaya produksi yang dihabiskan untuk membuat 30 unit seragam. Catatan: lima seragam yang
rusak dapat dijual dengan harga sebesar Rp200.000.
Biaya bahan baku Rp1.500.000
Biaya tenaga kerja Rp725.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp325.000
Total biaya produksi Rp2.550.000
Diminta:
Buatlah jurnal untuk produk rusak tersebut dengan kondisi sebagai berikut,
a. Kerusakan tersebut dikarenakan perubahan permintaan konsumen.
b. Kerusakan tersebut dikarenakan kesalahan pada saat proses produksi

Anda mungkin juga menyukai