3 Bab ini akan menguraikan penentuan biaya pesanan (job order costing).
Pembahasan akan dilakukan dengan menguraikan cara mengakumulasi biaya
produksi. Uraian meliputi gambaran umum tentang penelitian biaya pesanan,
pembuatan jurnal, penggunaan tarif, overhead pabrik pembuatan kartu biaya pesanan,
perlakuan akuntansi untuk sisa bahan produk cacat, dan produk rusak, dan penentuan biaya pesanan untuk
perusahaan jasa.
Penentuan biaya pesanan dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pproduksi berdasarkan
pesanan. Contoh perusahaan yang menggunakan penentuan biaya pesanan adalah perusahaan percetakan,
reparasi mobil, konstruksi, pembuatan pesawat terbang, dan kantor akuntan publik. Perusahaan membuat
pesanan sesuai dengan spesifikasi pemesan, contohnya Perusahaan Boeing 737 membuat pesawat untuk
Perusahaan Singapore berwarna biru sedangkan Garuda menggunakan interior berwarna cokelat.
Singapore Airlines meminta setiap kursi dipasangi televisi sedangkan Garuda tidak. Contoh ini
menunjukan bahwa setiap pesanan akan menimbulkan perbedaan karakteristik. Karena setiap pesanan
dapat berbeda, biaya untuk membuat pesanan harus diidentifikasikan dan dibebankan pada pesanan yang
bersangkutan.
Ada dua metode untuk mengakumulasi biaya produksi, yaitu dengan penentuan biaya pesanan dan
biaya proses. Dalam penentuan biaya pesanan, biaya produksi diakumulasi per pesanan dan dilakukan
sejak pesanan mulai dikerjakan sampai pesanan selesai dikerjakan. Dalam penentuan biaya proses, biaya
produksi diakumulasi per departemen dan dilakukan per periode. Cara ini dimungkinkan karena metode
biaya proses digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
Dalam penentuan biaya pesanan, ketiga elemen biaya produksi-biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya pesanana (job order cost sheet). Kartu biaya pesanan berguna untuk perhitungan
total biaya per pesanan dan biaya per unit. Total biaya per pesanan adalah penjumlahan semua biaya
produk yang terjadi dan dibebankan ke pesanan tersebut. Biaya per unit dihitung dengan cara membagi
total biaya produk per pesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
Walaupun kartu biaya pesanan untuk setiap perusahaan bisa berbeda tampilan dan isinya, kartu
biaya minimal berisi tiga elemen biaya produksi. Peraga 3.1 menyajikan contoh kartu biaya pesanan.
Bagian atas kartu biaya produksi terdiri atas nama perusahaan, nomor pesanan, nama pemesan, kuantitas,
spesifikasi produk, tanggal pesan, tanggal mulai dikerjakan, tanggal selesai dikerjakan, dan tanggal
pesanan dijanjikan selesai. Bagian inti kartu biaya pesanan terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan. Jumlah biaya produksi dan laba
dapat dilihat pada bagian yang paling bawah kartu biaya pemesanan.
PERAGA 3.1
Kartu Biaya Pesanan
Perusahaan Cahaya No. Pesanan: 1372
Akun yang sering digunakan dalam pencatatan biaya pesanan adalah akun-akun berikut ini.
1. Bahan.
2. Gaji dan Upah.
3. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
4. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
5. Barang Dalam Proses.
6. Barang Jadi.
7. Harga Pokok Penjualan.
Biaya produksi atau biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pada saat
membeli, bahan akan dicatat di akun Beban, kemudian bahan ini akan diidentifikasi menjadi bahan baku
dan bahan penolong. Penggunaan bahan baku akan dicatat di akun Barang Dalam Proses, sedangkan bahan
penolong akan dicatat di akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Demikian pula dengan penggunaan
tenaga kerja, pada saat pencatatan, gaji dan upah akan dicatat di akun Gaji dan Upah, selanjutnya akan
didistribusikan ke akun Barang Dalam Proses untuk pencatatan gaji dan upah tenaga kerja langsung dan
dicatat ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya untuk tenaga kerja tidak langsung. Biaya produksi
selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung akan dicatat di akun Biaya Overhead Pabrik
Dibebankan akan digunakan pada saat kita membebankan biaya overhead pabrik. Setelah proses produksi
selesai maka barang dalam proses akan berubah menjadi barang jadi. Oleh karena itu, apabila proses
produksi selesai maka dari akun Barang Dalam Proses akan dipindahkan ke Harga Pokok Penjualan.
Bagan alir penggunaan akun dalam penentuan biaya pesanan dapat dilihat pada Peraga 3.2.
Akun kontrol yang digunakan untuk penentuan biaya pesanan adalah akun Barang Dalam Proses.
Setiap biaya produksi yang terjadi untuk pesanan tertentu akan dicatat di dalam akun Barang Dalam
Proses. Biaya produksi dicatat secara rinci di kartu biaya pesanan. Kartu biaya pesanan berfungsi sebagai
akun pembantu.
PERAGA 3.2
Bagan Alir Akun dalam Biaya Pesanan
Bahan Barang Jadi
xxx xxx
aaa aaa
bb
ddd
Biaya Overhead Sesungguhnya Biaya Overhead Dibebankan
ccc ddd
a
Penentuan biaya pesanan mempunyai tiga akun yang berhubungan yaitu akun Beban Gaji dan
Upah, serta Biaya Overhead Pabrik. Akun Beban digunakan untuk mencatat pembelian bahan. Biaya
tenaga kerja terdiri atas gaji dan upah. Gaji adalah pembayaran karyawan yang dilakukan secara periodik,
misalnya bulanan. Upah adalah pembayaran karyawan yang dilakukan berdasarkan tarif tertentu, misalnya
jam, harian, atau sesuai kontrak. Keduanya dicatat pada suatu akun, yaitu akun Gaji dan Upah. Akun Gaji
dan Upah digunakan untuk mencatat penggunaan biaya tenaga kerja. Tenaga kerja langsung akan dicatat
ke akun Barang Dalam Proses, sedangkan tenaga kerja tidak langsung akan dicatat ke akun Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya. Akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya digunakan untuk mencatat
biaya overhead pabrik yang terjadi, sedangkan akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan digunakan untuk
mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan. Semua biaya produksi diakumulasi di akun
Barang Dalam Proses. Untuk pesanan yang sudah jadi, biaya produksinya akan dipindah ke akun Barang
Jadi dan jika sudah diserahkan akan dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan. Bagan alir biaya
produksi untuk penentuan biaya pesanan dapat dilihat pada Peraga 3.3.
PERAGA 3.3
Bagan Air Penentuan Biaya Pesanan
Barang Dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal Rp -
Biaya Bahan Baku Rp 125.000
Biaya TKL Rp 450.000
Biaya OP Dibebankan Rp 75.000 Ditransfer Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
Rp 650.000 Ditransfer Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Rp 200.000
Barang Dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal Rp -
Biaya Bahan Baku Rp 125.000
Biaya TKL Rp 450.000
Biaya OP Dibebankan Rp 75.000 Ditransfer Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
Rp 650.000 Ditransfer Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Rp 200.000
Keterangan: Angka yang ditulis dengan huruf miring (Rp200.000) menunjukan bahwa angka
tersebut bukan merupakan hasil pembukuan jurnal tetapi merupakan saldo.
Bagan alir biaya produksi untuk penentuan biaya pesanan secara ringkas mencakup tahapan-
tahapan berikut.
1. Pembelian bahan
2. Penggunaan bahan.
3. Penggunaan biaya tenaga kerja
4. Pendistribusian biaya tenaga kerja.
5. Penggunaan biaya overhead pabrik yang terjadi.
6. Perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik.
7. Penyerahan pesanan ke gudang.
8. Penyerahan pesanan kepada konsumen.
Tahapan-tahapan tersebut akan dibahas lebih mendalam pada bagian selanjutnya di bab ini.
AKUNTANSI BIAYA TAMBAHAN
Penyelenggaraan administrasi untuk bahan antara satu perusahaan dan perusahaan yang lain bisa
berbeda. Ada perusahaan yang menggunakan satu akun Bahan yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi bahan baku dan bahan penolong pabrik. Tetapi, ada juga perusahaan yang memisahkan akun
Bahan menjadi akun Bahan Baku dan akun Bahan Penolong. Pencatatan semua transaksi bahan baku
dimasukan ke dalam akun Bahan Baku dan pencatatan semua transaksi bahan penolong pabrik
dimasukkan ke dalam akun Bahan Penolong Pabrik.
Pembelian Bahan
Untuk memperjelas penentuan biaya pesanan, berikut akan disajikan contoh perusahaan yang
menerapkannya. Perusahaan Kinanti bergerak dalam industry percetakan. Pada 1 Maret 2013, perusahaan
tersebut mendapat tiga pesanan cetakan: buku, undangan, dan brosur iklan. Pesanan buku diberi nomor
501, pesanan undangan diberi nomor 502, dan pesanan iklan diberi nomor 503. Berikut ini adalah
transakasi-transaksi yang terjadi untuk mengerjakan tiga pesanan tersebut.
Keterangan
BB = Bahan Baku; TKL = Tenaga Kerja Langsung; BOPD = Biaya Overhead Pabrik Dibebankan. Dokumen Sumber: Bon
Barang dirutkan berdasarkan nomor pesanan dan dicatat ke dalam kartu biaya pesanan,
Catatan lain: Kartu Bahan merupakan buku pembantu Akun Bahan. Pencatatan dilakukan setiap terjadi pembelian dan
penggunaan bahan.
Berdasarkan bon barang, Bagian Akuntansi akan mencatat jurnal ini pada kartu Biaya pesanan sesuai
nomor pesanan di kolom biaya bahan baku. Pencatatan ini bisa dilakukan setiap kali terjadi pemakaian bahan baku
atau diakumulasi terlebih dulu. Jika ternyata ada bahan baku yang tidak digunakan maka Bagian Produksi akan
mengembalikannya ke Bagian Gudang dan melakukan penyesuaian dengan cara mendebit akun Bahan dan
mengkredit akun Barang Dalam Proses serta mencatatnya kembali, baik dikartu pembantu bahan maupun kartu
biaya pesanan.
Penggunaan bahan penolong juga dilakukan dengan prosedur yang sama. Dokumen sumber yang
digunakan untuk penggunaan bahan penolong adalah memo. Jika permintaan bahan penolong berasal dari Bagian
Produksi, biaya bahan penolong akan dibebankan ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Contoh 3-2 :Jurnal Penggunaan Bahan Penolong Pabrik untuk Produksi Bagian
Produksi Perusahaan Kinanti meninta bahan penolong pabrik sebesar Rp10.000 untuk
menyelesaikan semua pesanan. Penggunaan bahan penolong ini tidak dapat ditelusur ke pesanan. Oleh
karena itu, akan dicatat dengan cara berikut.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp10.000
Bahan Rp10.000
Umumnya, perusahaan menggunakan kartu hadir dan kartu jam kerja. Kartu hadir digunakan
untuk mencatat kehadiran karyawan. Kartu jam kerja digunakan untuk mencatat waktu yang digunakan
karyawan untuk mengerjakan pesanan tertentu. Kedua kartu ini merupakan sumber bagi pencatatan biaya
tenaga kerja.
Pencatatan di kartu hadir dapat menggunakan alat bantu mesin. Data yang diperoleh dari kartu
hadir adalah jam kehadiran dan jam kepulangan karyawan sehingga perusahaan bisa menghitung waktu
yang digunkan karyawan untuk berkerja di perusahaan. Perhitungan waktu ini digunakan untuk dapat
menentukan upah yang harus dibayar. Asumsi yang digunakan adalah upah karyawan dihitung per jam.
Karyawan, selama bekerja satu hari di perusahaan, dapat mengerjakan beberapa pesanan. Oleh
karena itu, untuk mengetahui waktu yang digunakan karyawan untuk mengerjakan pesanan tertentu
digunakan kartu jam kerja. Kartu jam kerja merupakan kartu yang berisi informasi tentang permintaan
terhadap waktu atau jam kerja karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaaan. Seabgai contoh,
Kurniawan bekerja di Perusahaan Kinanti. Suatu hari, Kurniawan dating bekerja pukul 08.00 pagi dan
pulang pukul 16.00, data ini tercatat pada kartu hadirnya. Berdasarkan kartu jam kerja, Kurniawan
menggunakan waktu tiga jam untuk mengerjakan pesanan nomor 501 dan empat jam untuk mengerjakan
pesanan nomor 503, kedua data ini tercatat pada kartu jam kerja. Sisa waktu satu jam digunakannya untuk
beristirahat.
Sabtu, 19 Maret 2013, gaji dan upah karyawan dibayarkan secara tunai. Transaksi ini akan
dijurnal sebagai berikut.
Utang Gaji dan Upah Rp500.000
Kas Rp500.000
PERAGA 3.5
Bagan Alir Biaya Tenaga Kerja
AKUN BUKU BESAR
Biaya Overhead Pabrik
Utang Gaji dan Upah Gaji dan Upah Sesungguhnya
Rp 50.000 Rp 50.000
Rp 450.000 Rp 450.000
Keterangan:
BB = Bahan Baku; TKL = Tenaga Kerja Langsung; BOPD = Biaya Overhead Pabrik Dibebankan. Dokumen Sumber: Kartu
jam kerja yang diurutkan berdasarkan nomor pesanan untuk dicatat ke dalam kartu biaya pesanan.
Jumlah biaya overhead pabrik dibebankan dihitung dengan cara mengalikan tarif biaya overhead
pabrikdengan aktivitas yang dikonsumsi sesungguhnya oleh pemesan.
Untuk mengilustrasikan perhitungan tarif biaya overhead pabrik, sebagai contoh Perusahaan
Kinanti mempunya estimasi biaya overhead pabrik sebesar Rp500.000 dan pemicu terjadinya biaya
overhead pabrik tersebut sebagian besar adalah jam kerja mesin sehingga untuk dasar pembebanannya
digunakan jam kerja mesin. Diasumsikan jam kerja mesin memiliki kapasitas normal (taksiran) sebesar
100.000 jam kerja mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membagi anggaran biaya
overhead pabrik dengan taksiran jumlah jam kerja mesina tau Rp500.000/100.000 jam kerja mesin = Rp5
per jam kerja mesin. Perhitungan tersebut menghasilkan tariff pembebanan biaya overhead pabrik. Secara
singkat, uraian tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Selama maret 2013, diketahui bahwa pesanan nomor 501 menggunakan 5.000 jam kerja mesin,
pesanan nomor 502 menggunakan 4.000 jam kerja mesin, dan pesanan nomor 503 menggunakan 6.000
jam kerja mesin. Biaya overhead pabrik akan dibebankan ke pesanan no 501 sebesar Rp25.000 (Rp5 x
5000 jam kerja mesin); ke pesanan nomor 502 sebesar Rp20.000 (Rp5 x 4000 jam kerja mesin); dan ke
pesanan 503 sebesar Rp30.000 (Rp5 x 6000 jam kerja mesin). Pembebanan ini akan dicatat ke masing-
masing kartu biaya pesanan. Total biaya overhead pabrik yang dibebankan ke seluruh pesanan Rp75.000
(Rp25.000+Rp20.000+ Rp300.000) akan dijurnal dengan mendebit akun Barang Dalam Proses dan
mengkredit Biaya Overhead Pabrik Dibebankan.
Barang Dalam Proses Rp75.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp75.000
Aliran biaya overhead pabrik dapat dilihat pada Peraga 3.6. Pada peraga ini dimunculkan lagi
biaya bahan penolong yang terdapat pada Peraga 3.4 dan biaya tenaga kerja tidak langsing yang terdapat
pada Peraga 3.5 karena kedua biaya tersebut termasuk dalam golongan biaya overhead pabrik, sedangkan
penjurnalannya tetap dilakukan hanya satu kali saja.
Pada Peraga 3.6, saldo debit sebesar Rp5.000 di akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
menunjukan bahwa biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar daripada biaya overhead pabrik yang
dibebankan. Dalam proses pembebanan, Perusahaan Kinanti kurang membebankan biaya overhead pabrik
ke pesanan. Jika dilihat kaca mata perusahaan, selisih kurang pembebanan biaya overhead pabrik tersebut
merupakan hal yang merugikan.
Jika perusahaan menganggap selisisih biaya overhead pabrik bersifat tidak material makak akan
dibebankan kea kun Harga Pokok Penjualan. Sebaliknya, jika perusahaan mengganggap selisih biaya
overhead pabrik bersifat material maka akan dibebankan secara proporsional kea kun Harga Pokok
Penjualan, Persedian Barang Dalam Proses, dan Persediaan Barang Jadi.
PERAGA 3.6
Bagan Alir Biaya Overhead Pabrik
AKUN BUKU BESAR
Biaya Overhead Pabrik
Bahan Sesungguhnya
Biaya Overhead
Barang Dalam Proses
Pabrik Sesungguhnya
Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 75.000 Rp 75.000
Rp 500.000 Rp 500.000
Akumulasi Depresiasi
Rp 15.000 Rp 15.000
Rp 5.000 Rp 5.000
Rp 80.000
Rp 50.000
Biaya pesanan yang sudah selesai dikerjakan akan dipindahkan dari akun Barang Dalam Proses
kea kun Barang Jadi. Biaya pesanan yang belum selesai dikerjakan akan tetap berada pada akun Barang
Dalam Proses. Sebagai contoh, Perusahaan Kinanti di akhir bulan Maret 2013 mengetahui bahwa pesanan
nomor 501 sudah selesai dikerjakan dan langsung diambil pesanannya dengan harga sebesar Rp350.000,
sedangkan pesanan nomor 502 belum selesai dikerjakan dan pesanan nomor 503 sudah selesai dikerjakan
tetapi belum diambil oleh pemesanannya. Perusahaan Kinanti, dengan melihat kartu biaya pesanan untuk
masing-masing pesanan, membuat jurnal sebagai berikut. Jurnal untuk pesanan nomor 501.
Barang Jadi Rp300.000
Barang Dalam Proses Rp300.000
(Ketika diserahkan ke gudang)
Piutang Dagang/Kas Rp350.000
Penjualan Rp350.000
(Ketika diserahkan ke konsumen)
Harga Pokok Penjualan Rp300.000
Barang Jadi Rp300.000
(Biaya bahan baku sebesar Rp45.000; biaya tenaga kerja sebesar
Rp75.000; dan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar Rp30.000)
Pada saat pesanan nomor 503 diambil oleh pemesan dengan harga sebesar Rp175.000 maka
Perusahaan Kinanti akan membuat jurnal sebagai berikut,
Piutang Dagang/Kas Rp175.000
Penjualan Rp175.000
Harga Pokok Penjualan Rp150.000
Barang Jadi Rp150.000
Bagan alir untuk barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan dapat dilihat di
Peraga 3.3. Saldo akhir akun Barang Dalam Proses sebesar Rp200.000 menunjukan biaya produksi untuk
pesanan nomor 502 yang di akhir bulan belum selesai pengerjaannya.
Saat melakukan kegiatan produksi, perusahaan dapat mengalami kerugian yang disebabkan adanya
sisa bahan (materials scrap), produk cacat (defective goods), dan produk rusak (spollage goods).
Timbulnya keadaan tersebut dapat disebabkan karena sifat pengerjaan pesanan yang sulit atau karena
keteledoran. Apa pun penyebabnya, keadaan tersebut harus dilaporkan. Jika penyebabnya merupakan
keteledoran, laporan tersebut menjadi pemicu manajemen untuk menindaklanjuti supaya terjadi
peningkatan kualitas yang tujuan akhirnya untuk meminimalkan kerugian.
Terjadi perubahan desai, yaitu ornament besi diganti dengan ornament kayu sehingga timbul biaya
perbaikan sebagai berikut,
Biaya bahan Rp50.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp20.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp10.000
Total biata produksi Rp80.000
Jadi, perlakuan akuntansi untuk biaya perbaikan dapat dilakukan berdasarkan hal, yaitu perubahan
karena permintaan konsumen dan perubahan karena kesalahan saat produksi.
Perubahan Karena Kesalahan Saat Proses Produksi. Jika perubahan tersesat disebabkan
karena kesalahan saat proses produksi, biaya perbaikan akan dijurnal sebagai berikut,
Total biaya produksi sekarang tetap sebesar Rp300.000. Jika perusahaan menjual dengan laba 50%
pesanan nomor 900 akan dijual dengan harga sebesar Rp450.00 (150% x Rp300.000). Saat pesanan nomor
900 diserahkan kepada pemesan maka akan dijurnal sebagai berikut,
Barang Jadi Rp300.000
Barang Dalam Proses Rp300.000
Piutang Dagang Rp450.000
Penjualan Rp450.000
Harga Pokok Penjualan Rp300.000
Barang Jadi Rp300.000
Perubahan Karena Permintaan Konsumen. Jika perubahan warna tersebut disebabkan karena
permintaan konsumen maka penjurnalan yang dilakukan pada saat pesanan nomor 800 selesai adalah
sebagai berikut,
Produk Rusak Rp5.000
Barang Jadi Rp545.000
Barang Dalam Proses Rp550.000
Jika perusahaan menjual dengan laba 50%, pesanan nomor 800 akan dijual seharga Rp817.500
(150% x Rp545.000). Saat pesanan nomor 800 diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai
berikut,
Piutang Dagang Rp817.500
Penjualan Rp817.500
Harga Pokok Penjualan Rp545.000
Barang Jadi Rp545.000
Pada saat produk rusak terjual maka akan dijurnal sebagai berikut,
Kas/Piutang Dagang Rp5.000
Produk Rusak Rp5.000
Perubahan Karena Kesalahan Saat Proses Produksi. Jika perubahan warna tersebut
disebabkan karena kesalahan saat proses, perlu dihitung terlebih dahulu biaya produksi per undangan,
yaitu Rp500 (total biaya produksi sebesar Rp550.000 dibagi dengan 1.100 undangan). Total biaya produk
rusak adalah Rp50.000 (Rp500 dikalikan dengan 100 undangan). Produk rusak dapat dijual dengan harga
sebesar Rp5.000 maka yang dibebankan ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya sebesar Rp45.000
(Rp50.000-Rp5.000).
Produk Rusak Rp5.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp45.000
Barang Jadi Rp500.000
Barang Dalam Proses Rp550.000
Jika perusahaan menjual dengan laba sebesar 50%, pesanan nomor 800 akan dijual dengan harga
sebesar Rp750.000 (150% x Rp500.000). Saat pesanan nomor 800 diserahkan kepada pemesan maka akan
dijurnal sebagai berikut,
Pada saat produk rusak terjual maka akan dijurnal sebagai berikut.
Kas/Piutang Dagang Rp5.000
Produk Rusak Rp5.000
PENENTUAN BIAYA PESANAN PADA PERUSAHAAN JASA
Perusahaan jasa menggunakan penentuan biaya pesanan dengan berbagai variasi. Hal ini
disebabkan karena jenis jasa yang ditawarkan antar perusahaan jasa berbeda-beda dan pesanan yang
diterima untuk satu perusahaan jasa juga berbeda-beda. Perusahaan jasa yang dapat menggunakan
penentuan biaya pesanan adalah kantor akuntan public, kantor konsultan bisnis, kantor hokum, bengkel
reparasi dan pemeliharaan mobil, butik konveksi, dan perusahaan pencucian baju.
Untuk mengetahui penerapan penentuan biaya pesanan di perusahaan jasa maka perlu diketahui
karakteristik perusahaan jasa. Beberapa perusahaan jasa seperti kantor akuntan publik, konsultan bisnis,
dan hukum mempunyai proporsi biaya tenaga kerja dengan jumlah besar dibandingkan dengan biaya-
biaya yang lain. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut menentukan harga untuk pelayanan
jasanya dengan tarf per jam tenaga kerja. Tarif per jam tenaga kerja tersebut sudah mencakup upah tenaga
kerja langsung per jam, biaya overhead, dan margin.
Untuk menghitung biaya yang terjadi pada pesanan klien, semua biaya dicatat ke kartu biaya klien.
Akumulasi biaya per pesanan dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tenaga kerja dengan seluruh
biaya lain yang terjadi yang dibebankan seleruhnya ke pemesan. Biaya lain yang akan ditelusur dengan
cara meminta pertanggungjawaban dari karyawan yang mengeluarkan biaya tersebut. Contoh biaya lain
adalah biaya fotokopi, biaya perjalanan dinas, biaya makan, dan biaya telepon. Contoh kartu biaya
pesanan untuk kantor akuntan publik dapat dilihat pada Peraga 3.7.
PERAGA 3.7
Kartu Biaya Pesanan untuk Kantor Akuntan Publik
Jam Partner
Tanggal Jam Tarif Subtotal
05/12/2013 10 Jam Rp 100.000 Rp 1.000.000
22/01/2014 5 Jam Rp 100.000 Rp 500.000
Total Rp 1.500.000
Biaya lain-lain
Sampai dengan Tanggal 10/12/2013 25/01/2014
Perjalanan Dinas Rp 750.000 Rp 500.000
Makan Rp 100.000 Rp 150.000
Telepon Rp 50.000 Rp 25.000
Fotokopi Rp 75.000 Rp 100.000
Subtotal Rp 975.000 Rp 775.000 Rp 1.750.000
Total Biaya Rp 4.500.000
Daftar Istilah
1. Barang dalam proses adalah akun kontrol yang digunakan untuk penentuan biaya pesanan.
2. Kartu biaya pesanan adalah kartu yang digunakan untuk mencatat biaya produksi (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) untuk setiap pesanan.
3. Biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya overhead
pabrik yang terjadi.
4. Biaya overhead dibebankan adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik
yang dibebankan ke pesanan.
5. Biaya pesanan adalah akumulasi biaya produksi yang dicatat untuk masing-masing pesanan.
Soal
1. Jelasakan dua metode untuk mengakumulasi biaya produksi
2. Penentuan biaya pesanan cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki tipe produksi seperti
apa?
3. Apakah fungsi kartu biaya pesanan?
4. Akun kontrol apakah yang akan digunakan untuk mengakumulasi penentuan biaya pesanan?
5. Sebutkan tiga akun yang berhubungan dalam penentuan biaya pesanan?
6. Jelaskan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam penentuan biaya pesanan?
7. Pendistribusian biaya tenaga kerja dilakukan berdasarkan apa?
8. Ada beberapa permasalahan yang terjadi menyangkut biaya overhead pabrik maka untuk penentuan
biaya pesanan supaya tepat waktu, biasanya penentuan biaya overhead pabrik didasarkan pada apa?
9. Sebutkan empat macam alternatif perlakukan akuntansi sisa bahan.
10. Bagaimana akibat biaya perbaikan produk cacat yang disebabkan karena permintaan konsumen
terhadap biaya produksi?
11. Produk rusak yang disebabkana karena kesalahan saat proses produksi akan dibebankan ke akun
apa?
12. Sebutkan contoh perusahaan jasa yang dapat menggunakan biaya pesanan.
Pilihan Ganda
1. Perusahaan Cantik memproduksi baju sesuai dengan spesifikasi dari konsumen. Setiap konsumen
mempunyai spesifikasi masing-masing. Oleh karena itu, Perushaan Cantik sebaiknya menggunakan
metode pengumpulan biaya…
a. Pesanan.
b. Proses.
c. Kesempatan.
d. Terkendali.
2. Perusahaan yang menggunakan metode biaya pesanan akan mencatat pembebanan biaya overhead
pabrik dengan cara…
a. Kredit ke akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan.
b. Kredit ke akun Barang Dalam Proses.
c. Debit ke akun Harga Pokok Penjualan.
d. Debit ke akun Biaya Overhead Pabrik Dibebankan.
3. Perusahaan yang menggunakan metode biaya pesanan akan mencatat biaya depresiasi peralatan
pabrik dengan cara…
a. Kredit ke akun Barang Dalam Proses.
b. Debit ke akun Biaya Depresiasi.
c. Kredit ke akun Harga Pokok Penjualan.
d. Debit ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
4. Metode biaya pesanan dalam aturannya memperlakukan produk jadi yang belum terjual dengan
cara…
a. Ditutup ke akun Harga Pokok Penjualan.
b. Merupakan bagian dari saldo akun Barang Dalam Proses.
c. Disesuaikan dengan overhead pabrik yang lebih dibebankan.
d. Merupakan bagain dari saldo akun Barang Jadi.
5. Perusahaan yang menggunakan metode biaya pesanan akan mencatat distribusi biaya tenaga kerja
lansung sebagai kenaikan dari akun…
a. Biaya Overhead Pabrik.
b. Harga Pokok Penjualan Sesungguhnya.
c. Barang Jadi.
d. Barang Dalam Proses.
6. Jika biaya overhead pabrik kurang dibebankan maka…
a. Biaya overhead pabrik sesungguhnya kurang dari biaya overhead pabrik dibebankan.
b. Jumlah overhead pabrik yang dibebankan ke barang dalam proses kurang dari biaya
overhead pabrik yang sesunguhnya terjadi.
c. Tarif biaya overhead pabrik terlalu tinggi.
d. Akun biaya overhead pabrik akan bersaldo kredit pada akhir tahun.
7. Pemerolehan bahan penolong akan dicatat sebagai berikut…
a. Debit ke akun bahan.
b. Debit ke akun Biaya Overhead Pabrik.
c. Debit ke akun Barang Dalam Proses.
d. Kredit ke akun Biaya Overhead Pabrik.
Data untuk Soal No. 8 s.d. 10
Perusahaan Flower menggunakan sistem biaya pesanan. Dua pesanan (no.111 dan no.112)
dikerjakan selama bulan Juni 2013. Pesanan no. 112 selesai dikerjakan, sedangkan pesanan no.111
sampai akhir Juni 2013 belum selesai dikerjakan. Perusahaan menggunakan tarif biaya overhead
pabrik 150% dari biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini kartu biaya pesanannya.
111 112
Pesanan No: Biaya Biaya Biaya Biaya
Bulan Mei Bulan Juni Bulan Mei Bulan Juni
Bahan Baku Rp6.000 Rp1.000 Rp0 Rp11.000
Tenaga Kerja Rp3.000 Rp4.000 Rp0 Rp8.000
Langsung
Overhead Dibebankan Rp4.500 ? Rp0 Rp12.000
c. Mengembalikan bahan yang tidak jadi dipakai ke gudang bahan sebagai berikut.
Bahan baku Rp800.000
Bahan penolong Rp200.000
Jumlah dikembalikan Rp1.000.000
d. Mencatat utang gajl dan upah seluruh karyawan bulan April sebesar Rp.38.600.000
e. Mendistribusikan gaji dan upah bulan April scbagai berikut.
Tenaga kerja langsung 60%
Tenaga kerja tidak 15%
langsung
Gaji penjualan 10%
Gaji administrasi 15%
100%
f. Biaya overhead pabrik yang terjadi, selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung, sebesar
Rp10.500.000. Jumlah tersebut terdiri atas depresiasi mesin Rp3.000.000 dan sisanya masih
terutang
g. Biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi dengan tarif 60% dari biaya kerja langsung. Tenaga
h. Sebuah pesanan sudah selesai diproduksi dan ditransfer ke gudang. Kartu biaya pesanan tersebut
menunjukkan data sebagai berikut
Bahan baku Rp.24.000.000
Tenaga kerja langsung Rp.19.500.000
Overhead pabrik
dibebankan Rp.11.700.000
Jumlah Rp55.200.000
i. Pesanan yang sudah selesai dikerjakan pada nomor 8 dikirim ke pemesan bersama dengan faktur
tagihan sebesar Rp85.000.000. Termin pembayaran 2/10, n/50.
Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat sernua transaksi tersebut
Latihan 3.2.
Usaha PT Sinar bergerak di bidang percetakan. Pada Agustus 2013 perusahaan tersebut menerima dua
buah pesanan:
1. Pesanan undangan yang diberi kode U-10 berjumlah 1.000 lembar undangan dengan harga per
lembar Rp4.000. Pesanan akan diambil tarnggal 25 Agustus 2013.
2. Pesanan kartu ucapan yang diberi kode K-5 berjumlah 1.000 kartu ucapan dengan harga per
kartu Rp2.000, Pesanan ini akan diambil tanggal 8 September 2013.
3. Berikut ini adalah gaji dan upah karyawan produksi yang terjadi selama sebulan.
Nama Keterangan
Beni Bekerja selama 30 jam, upah per jam sebesar Rp10.000 (20 jam
untuk pesanan U-í0 dan 10 jam untuk pesanan K-5).
Adi Bekerja selama 50 jam, upah per jam sebesar Rp15.000 (30 jam
untuk pesanan U-10 dan 20 jam untuk pesanan K-5).
Dito Bekerja sebagai mandor dan menerima gaji tetap per bulan
sebesarRp1.000.000.
4. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak
langsung adalah sebagai berikut.
Biaya Listrik Rp.500.000 (dibayar tunai)
Depresiasi mesin cetak Rp1.500.000
Biaya sewa mesin Rp800.000 (awal tahun membayar sewa
fotokopi diperlakukan
sebagai sewa dibayar di muka)
5. Membebankan biaya overhead pabrik dengan tarif sebesar I50% dari biaya tenaga kerja langsung
kepada masing-masing pesanan.
6. Pesanan nomor U-10 selesai dikerjakan dan diambil pemesan. Pemesan membayar secara tunai.
7. Pesanan nomor K-5 selesai dikerjakan tetapi belum diambil oleh pemesan.
Diminta:
a. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk setiap transaksi yang terjadi.
b. Buatlah kartu biaya pesanan U-10.
Latihan 3.3.
Perusahaan Gemilang memproduksi mainan. Tanggal I Maret 2013, Gemilang mempunyai akun dengan
saldo sebagai berikut.
Barang jadi Rp15.000.000 (merupakan pesanan no. 23)
Barang dalam Proses Rp10.000.000 (merupakan pesanan no. 24)
Bahan Baku Rp5.000.000
Akun Barang Dalam Proses didukung dengan kartu pesanan sebagai berikut
Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan.
Latihan 3.4.
PT Akasia menerima pesanan dari dua pelanggan pada tanggal 17 Februari 2013.
a) CV Dewi memesan 100 pasang sepatu. Pesanan ini diberi nomor 15. Harga jual per pasang sepatu sebesar
Rp30.000.
b) CV Ani memesan 200 pasang sandal. Pesanan ini diberi nomor 16. Harga jual per pasang sandal
sebesar Rpl5.000.
Diminta :
a) Buatlah Jurnal untuk mencatat semua transaksi.
b) Buatlah kartu pesanan untuk kedua pesanan.
Latihan 3.5.
Perusahaan Kinarya nmemproduksi alat-alat tulis untuk pesanan kantor-kantor besar
Tanggal 1 Maret 2013, Kinarya mempunyai akun dengan saldo sebagai berikut.
1. Barang jadi scbesar Rp19.000.000
2. Barang dalam proses sebesar Rp44.000.000
3. Bahan sebesar Rp6.000.000
Pesanan Jumlah
Jam Kerja
Nomor
Diminta:
1. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk semua transaksi tersebut.
2. Buatlah kartu pesanan untuk urutan keempat tersebut.
Latihan 3.6.
Perusahaan Makmur bergerak di bidang percetakan. Bulan ini, perusahaan tersebut menerima 2 pesanan
berikut.
1. Pesanan undangan yang diberi kode 71. Pesanan ini sesuai 1.500 lembar dengan harga per lembar
sebesar Rp2.250. Pesanan akan diambil pada 22 Oktober 2013.
2. Pesanan kartu ucapan yang diberi kode 72. Pesanan ini sesuai dengan 750 kartu dengan harga per
kartu sebesar Rp1.500. Pesanan ini akan diambil pada 8 November 2013.
Bulan Oktober teriadi transaksi sebagai berikut.
1 Oktober 2013 Perusahaan Makmur membeli barang-barang berikut ini
Kertas Enduro sebanyak 4 rim @Rp130.000.
Kertas Havana sebanyak 3 rim @Rp100.000.
Tinta emas sebanyak 2 liter @Rp50.000.
Tinta biru sebanyak 4 liter @Rp35.000.
Lem sebanyak 1 liter @Rp20.000.
Pita sebanyak 15 meter @Rp25.000.
Bagian Produksi meminta bahan baku dari Bagian Gudang untuk digunakan dalam proses produksi.
Pesanan Nomor Jenis Bahan
71 Kertas enduro sebanyak 4 rim.
72 Kertas havana sebanyak 3 rim.
71 Tinta emas sebanyak 1,5 liter.
71 dan 72 Tinta biru sebanyak 4 liter (masing- masing
pesanan sebanyak 2 iter).
71 Pita sebanyak 10 meter.
- Lem sebanyak 1 liter.
Diminta:
a. Buatlah semua jurnal yang diperlukan untuk semua transaksi.
b. Buatlah kartu biaya pesanan untuk pesanan no. 71.
Latihan 3.7.
Perusahaan Konveksi Ceria selama satu periode menghasikan kain perca yang dapatdijual dengan
harga sebesar Rp200.000.
Diminta:
Buatlah jurnal penjualan kain perca apabila diperlakukan sebagai berikut.
a. Diakui sebagai penjualan sisa bahan.
b. Diakui sebagai pengurang harga pokok penjualan.
c. Diakui sebagai pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya.
d. Diakui sebagai pengurang barang dalam proses.
Latihan 3.8.
Perusahaan Percetakan Indah Cemerlang memproduksi kalender meja dengan biayaproduksi sebagai
berikut.
Biaya bahan baku Rp200.000
Biaya tenaga kerja Rp150.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp50.000
Total biaya produksi Rp400.000