Anda di halaman 1dari 57

MODUL KESEHATAN LINGKUNGAN

MUHAMMAD ROMADHON, S.KEP, M.KES

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 1


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Batasan Kesehatan Lingkungan


Pembangunan bidang kesehatan telah berjalan selama lebih kurang dua dasawarsa.
Peningkatan derajat kesehatan yang optimal sebagai tujuan dari pembangunan bidang
kesehatan telah dilaksanakan, seperti peningkatan dan pemerataan pembangunan bidang
kesehatan
Lingkungan sehat yang diharapkan adalah suatu lingkungan hidup yang terencana,
terorganisir yang dinilai dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia, dan yang
dikelola sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
1.  Ekologi
Ernest Haeckel (1869), seseorang ahli biologi bangsa jerman, menggunakan istilah
ekologi yang berasal dari kata yunani”oikos” berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kata
tersebut secara harfiah berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan total antara
organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.Dr.Budiman
(2007)
Ada 4 komponen dalam pengaruhnya terhadap keseimbangan ekologi yaitu:
a.   Individu
Pengaruh individu misalnya korban dari penanganan yang salah terhadap kanak-
kanak, gangguan psikologis/personal, pengaruh penggunaan berlebihan dari alkohol,
latar belakang perilaku kekerasan
b.   Relationship
Pengaruh relationship misalnya kurang asuhan, gangguan perkawinan, konflik
kekerasan orang tua, status ekonomi yang rendah,
c.   Komuniti
Pengaruh komuniti misalnya kemiskinan, kriminalitas, morbiditas di daerah,
perdagang obat lokal yang tidak sah,
d.   Sosial
Pengaruh sosial misalnya ketidak seimbangan sosial ekonomi dan gender, jaringan
pengamanan sosial yang rendah, lemahnya penegakkan keadilan dll.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 2


2.  Ekosistem
Ada beberapa pengertian tentang ekosistem diantaranya:
a.    Menurut Tansley (1935) mendefiniskan ekosistem merupakan unsur-unsur tempat
terjadinya hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang berisifat
organik maupun anorganik pada suatu tempat. Misalnya ekosistem perairan tawar,
perkotaan dll.(Dr.Budiman, 2007)
b.    Menurut M daud Silalahi: ekosistem adalah semua sistem yang bekerja secara
teratur dan membentuk suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen biotik
maupun abiotik disuatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur
c.    Adnan Harahap: ekosistem adalah suatu keseimbangan komunitas biota atau
makhluk hidup yang berhubungan dengan lingkungan fisiknya seperti sinar
matahari, air, udara dan tanah
d.    Dr.Budiman (2007) mendfiniskan eksosistem adalah suatu rangkaian dalam ekologi
yang terbentukoleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
Dalam ekosistem dikenal dua proses yaitu proses peralihan materi (daur materi) dan
proses peralihan energi, proses ini berjalan beraturan mengikuti hukum terdodinamika
sebagai berikut:
a.   Energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, namun dapat mengalami
transformasi
b.   Transformasi energi:
1)  Tidak pernah spontan, kecuali perubahan dari padat kecair dan sebaliknya
2)  Tidak pernah utuh (100 %), kelebihannya berbentuk limbah (inefesiensi)

3. Ilmu lingkungan
Menurut Dr.Budiman (2007) Ilmu lingkungan adalah penerapan berbagai prinsip dan
ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia. Penerapan prinsip dan ketentuan ekologi
dapat berupa pendekatan metodologi sebagai berikut:
a.   Pendekatan Holistik
Pendekatan seutuhnya berupa analitik dan reduksionistik (Odum dan Boyden)
b.   Pendekatan evolusioner

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 3


Pendekatan yang mengakaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan
hidup, baik secara individual, populasi, maupun komunitas
c.   Pendekatan interaktif
Suatu kehidupan harus dilihat dari hubungan-hubungan interaktif antar komponen
penyusun dan merupakan suatu pendekatan bottom up untuk mengenal ekosistem
atau lingkungan hidup dengan lebih baik
d.  Pendekatan situasional
Pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu
permasalahan timbul
e.   Pendekatan Sosiositem dan Ekosistem
Pendekatan ini berupaya memisahkan lingkungan hidup kedalam sistem sosial dan
sistem alami serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi, dan informasi.
Dari antara keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi
f.    Pendekatan peranan dan perilaku manusia
Pendekatan ini berupaya mempelajari peranan manusia dalam program pendekatan
dan pemanfaatan lingkungan
g.   Pendekatan kontektualisasi Progresif
Pendekatan ini bersifat interdisipliner dan dapat ditelusuri secara progresif sehingga
setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik
h.   Pendekatan kualitas lingkungan
Pendekatan ini merupakan kelanjutan pendekatan kontekstualisasi progresif yang
kemudian dikembangkan dengan penyusunan AMDAL (analisis mengenai dampak
lingkungan)

B.  Definisi Kesehatan Lingkungan


Ada beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli tentang definisi kesehatan lingkungan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Dr.Budiman (2007) Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang
mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat
dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 4


menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk
penanggulangan dan pencegahannya
2.  Menurut WHO (2005)
“Kesehatan lingkungan merupakan terwujudnya keseimbangan ekologis antara manusia dan
lingkungan harus ada, agar masyarakat menjadi sehat dan sejahtea.
3. Menurut HAKLI ( himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia
4. Menurut Notoatmodjo (2011) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula
5.  Mooler (1992) yang dikutip dalam buku Triwibowo and Pusphandani (2013) kesehatan
lingkungan adalah bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi pengertian pada
penilaian, pemahaman, dan pengendalian dampak pada manusia pada lingkungan dan
dampak lingkungan pada manusia.

C. Tujuan Kesehatan Lingkungan


Tujuan dari kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum dari kesehatan lingkungan adalah:
1.  Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segalagh bahaya dan ancaman pada kesehatan
dan kesejahteraan hidup manusia
2.  Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia
3.  Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu diantara masyarakat dan instutusi
pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah
penyakit menular
Adapun tujuan secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap
lingkungan hidup manusia yang diantaranya adalah:
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 5


2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh
masyarakat
3.   Pencemaran udara akibat sisa pembakarab BBM, batubara, kebakaran hutan dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab
terjadinya perubahan ekosistem
4.   Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industrim
rumah sakitm dll
5.   Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan mata rantai penularan penyakitnya
6.   Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan
7.   Kebisingan radiasi dan kesehatan kerja
8.   Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauanb dan evaluasi program kesehatan
lingkungan

D.  Paradigma Kesehatan Lingkungan


Dengan mengacu kepada gambar skematik tersebut diatas, maka patogenesis  atau proses
kejadian penyakit diuraikan dalam beberapa simpul menurut (Prof.Dr.Umar Fahmi Achmadi,
2013)
1.  Simpul 1: (Sumber Penyakit)
Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan atau mengemisikan agent penyakit. Agent
penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui
kontak langsung atau melalui media perantara
2.  Simpul 2: (Media Transmisi Penyakit)
Komponen lingkungan dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya hanya ada lima
komponen yang lazim sebagai media transmisi penyakit antara lain:
a.  Udara
b.  Air
c.  Tanah/pangan
d.  Binatang/serangga
e.   Manusia/langsung

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 6


3.  Simpul 3: (Perilaku Pajanan)
Agent penyakit, dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain, masuk ke
dalam tubuh melalui proses hubungan interaktif
4. Simpul 4: (Kejadian Penyakit)
Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan
lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan
5.  Simpul 5: (Variabel Suprasistem)
Kejadian penyakit itu sendiri dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul5, yakni variabel
iklim, topografi, temporal, dan supra sistem lainnya.

F.  Evaluasi
1.  Sebutkan dan jelaskan batasan dari kesehatan lingkungan?
2.  Jelaskan definisi dari kesehatan lingkungan!
3.  Jelaskan tujuan dari kesehatan lingkungan!
4.  Jelaskan dan uraikan paradigma kesehatan lingkungan!

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 7


BAB II
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

A. Sampah dan Pengelolaannya


1. Definisi Sampah
Sampah adalah segalah sesuatu yang oleh pemiliknya dianggap tidak berguna lagi, dan
harus dibuang.(Prof.DR.dr.Adi Heru Sutomo, drg Irchman Machfoedz, & Wahyu Ratna,
2013)
Menurut Notoatmodjo (2011) sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang
sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi oleh
manusia dan dibuang.
2. Pembagian Jenis Sampah
Penggolongan sampah terdiri atas:
a. Sampah padat
1)  Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi:
a)   Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya:
logam/besi, pecahan gelas, plastik dsb
b)  Sampah organik adalah sampah pada umumnya dapat membusuk, misalnya: sisa-sisa
makanan, daun-daunan dan buah-buahan
2)   Berdasarkan dapat tidaknya terbakar
a)  Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastik dan kain bekas
b)  Sampah yang tidak dapat dibakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas, besi/logam bekas,
pecahan gelas kaca
3)   Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
a)   Sampah yang sukar membusuk misalnya: plastik, kaleng-kaleng, pecahan gelas, karet
b)   Sampah yang mudah membusuk, misalnya : potongan daging, sisa makanan, sisa
daun-daunan, buah-buahan
4)      Berdasarkan karakteristik sampah
a)   Garbage, yaitu hasil pengolahan atau pembuatan makanan yang umumnya sudah
membsuk, dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan sisa makanan pasien

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 8


b)   Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah
dibakar maupun yang tidak mudah dibakar
c)   Ashes, yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu
rokok
d)  Street sweeping (sampah jalanan), yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan,
yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah
e)   Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik
f)   Bangkai binatang yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan
atau dibuang oleh orang
g)  Bangkai mobil
h)  Sampah pembangunan adalah sampah dari proses pembangunan gedung, dan rumah
yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besim beton dan bamboo

b. Sampah cair
Sampah cair adalah kelompok air kotor atau air bekas yang tidak bersih serta mengandung
zat-zat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan manusia atau hewan,terjadinya
karena perbuatan manusia
Jenis air limbah:
1)  Air limbah berasal dari rumah tangga, baik dari kamar mandi, dapur, bekas cucian
disumur
2)  Air limbah yang berasal dari hotel, restoran,, kolam renang dan perusahaan
3)  Air limbah yang berasal dari industri
4)  Air limbah yang berasal dari sumber lain seperti air comberan bercampur air hujan
c.   Sampah gas
1)  Gas pencemar ukuran primer
2)  Gas pencemar ukuran sekunder

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 9


Metode-metode pengolahan sampah

1. Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan
yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang
terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

2. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng
minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca ,
kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan
menurut jenis bahannya.

3. Pengolahan biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas
methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green
Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah
tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk di komposkan.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 10


4. Pemulihan energy

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi
mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang
berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa
dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair.
Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi
produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon
aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan

5. Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang


sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang
dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan
darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya
Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas
methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas
methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)

Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk
tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 11


terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara
pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

6. Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian
dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut “Perlakuan
panas”. kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini
bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai
cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya
sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial
karena menghasilkan polusi udara.

Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas
,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah
menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste =
EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan
boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah
selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar
cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan
di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak ,
pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di
Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.

7. Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk , atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak ,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas
belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari
penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 12


menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan
bobot kaleng minuman)

3.   Pengaruh Sampah terhadap Kesehatan


Lokasi dan pengolahan sampah yang kurang memadai merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimpulkan adalah sebagai
berikut:
a. Penyakit jamur yang dapat menyebar
b. Penyakit diare, kolera dan typus
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan
d. Sampah beracun
4.  Pengelolaan sampah padat
Banyak cara orang mengelola sampah padat. Mulai dari yang paling sederhana, sampai
dengan cara-cara moderen. Kalau kita mengkaji cara-cara pengelolaan adalah sebagai berikut:
a. Asal buang
b. Pakai ulang
c. Daur ulang
d. Dibuat pupuk
e. Bakar tehnis
f. Pendam urung berlapis
g. Pirolisis
h. Pemadatan
i.  Pemanfaatan terpadu
5.  Pengelolaan sampah cair
Air  limbah pada garis besarnya berasal dari :
a. Rumah tangga
b. Perusahaan
c. Industri
Tujuan dari pengelolaan air limbah adalah:
a. Agar tidak mencemari badan air
b. Agar tidak mencemari air tanah
S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 13
c. Agar tidak menjadi tempat perkembangan vektor
d. Fungsi estetis
e.  Agar tidak mencemari lingkungan
6.  Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan limbah B3 yang harus diperhatikan adalah:
a.  Pada pengolahan dengan koogulan: pada lumpur limbah, masih terdapat racun, karena baru
proses pengendapan menjadi lumpur, sehingga perlu netralisir
b. Pada indsutir/pabrik yang biasa menggunakan zat pemacu, penguat, perasa, pencerah,
pengawet, penstabil bahan.
c.  Limbah rumah tangga
d.  Limbah rumah sakit
e.  Proses pengangkutan dan pemusnahan limbah

B.  Pembuangan Kotoran manusia


1.  Ekskreta Manusia
Ekskreta manusia merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh
manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dapat
dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni.
Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran
secara tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan, dan
perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan
tersebut antara lain; tifoid, faratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis
viral,dll.
Kotoran manusia yang sakit atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat menajadi
sumber infeksi. Karena kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat ditularkan
pada pejamu baru dengan perantara lalat.
Komposisi tinja manusia terdiri atas; zat padat, zat organik, dan zat anorganik.
Kuantitas tinja dipengaruhi beberapa faktor yaitu ; keadaan setempat, faktor fisiologi,
kebudayaan, dan kepercayaan.
Faktor –faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja, antara lain:
a. Agens penyebab penyakit

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 14


b. Reservor
c. Cara menghindar dari reservoir
d. Cara transmisi dari reservoir ke pejamu potensial
e. Cara penularan kepejamu baru
f.  Pejamu yang rentan.
Apabila salah satu pejamu tersebut diatas tidak ada, penyebaran tidak akan terjadi.
Pemutusan rantai penularan juga dapat dilakukan dengan sanitation barrier.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran jarak yang aman antara lubang kakus
dengan sumber air minum:
a. Faktor hidrobiologi
1) Kedalaman air tanah
2) Arah dab kecepatan aliran tanah
3) Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir memerlukan jarak yang lebih jauh
dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya
terbentuk dari tanah liat
b. Topografi tanah
Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah
c. Meteorlogi
Didaerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus
d.  Jenis mikroorganisme
Bakteri patogen lebih tahan basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang
lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering hanya dapat
bertahan selama 1 tahun
e.   Kebudayaan
Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpadilengkapi dengan dinding
sumur
f.   Frekuensi pemompaan
Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju
aliran air tanh menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 15


2.   Metode tempat pembuangan Ekskreta
Menurut kontruksi dan cara mempergunakannya, dikenal bermacam-macam metode tempat
pembuang ekskreta antara lain: (Mubarak & Chayati, 2009)
a.  Kakus cemplung
Bentuk kakus ini adalah yang paling sederhana yang dapat dianjurkan kepada masyarakat.
Nama ini digunakan karena bila orang mempergunakan kakus macam ini, maka kotorannya
langsung masuk jatuh kedalam tempat penampungan. Kakus cemplung ini hanya terdiri atas
sebuah galian yang diatasnya diberi lantai dan tempat berjongkok. Lantai kakus ini terbuat
dari bambu atau kayu, tapi dapat juga dari pasangan batu bata atau beton. Agar tidak
menjadi sarang dan makanan serangga penyebar penyakit. Kakus semacam ini masih
menimbulkan gangguan karena bauhnya.
b.   Kakus Plengsengan
Nama ini digunakan karena dari lubang tempat jongkok ketempat penampungan kotoran
dihubungkan oleh suatu saluran yang miring. Jadi, tempat jongkok dari kakus ini tidak
dibuat persis di atas tempat penampungan, tetapi agak jauh. Kakus semacam ini sedikit
lebih baik dan menguntungkan daripada kakus cemplungm karena baunya agak berkurang
dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin. Seperti kakus cemplung, maka cemplung dari
tempat jongkok harus dibuakan tutup.
c.   Kakus Bor
Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya dibuat dengan
mempergunakan bor. Bor yang dipergunakan adalah bor tangan yang disebut Bor Auger
dengan diameter 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang yang dibuat harus jauh lebih dalam
dibandingkan dengan lubang yang digali seperti pada kakus cemplung dan kakus
plengsengan, karena diameter kakus bor jauh lebih kecil. Kakus bor mempunyai
keuntungan bau yang ditimbulkan sangat berkurang. Akan tetapi, kerugian kakus bor adalah
perembesan kotoran akan lebih jauh dan mengotori air tanah. Kakus bor tidak dapat dibuat
di daerah atau tempat yang tanahnya banyak mengandung batu.
d.   Angsatrine
Kakus ini dibawah tempat jongkoknya dipasangkan suatu alat yang berbentuk seperti leher
angsa yang disebut bowl. Bowl ini berfungsi mencegah timbulnya bau. Kotoran yang

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 16


berada ditempat penampungan tidak tercium bauhnya. Karena terhalang oleh air yang selalu
dapat didalam bagian yang melengkung.
e.    Kakus Septick Tank
Septic berasal dari kata septic, yang berartin pembusukan. Secara anaerobic, kita
pergunakan nama septictank karena dalam pembunagan kotoran terjadi proses pembusukan
oleh kuman-kuman pembusuk yang sifatnya anerob.
3.   Penyebaran penyakit dari tinja
Pembuangan tinja yang tidak saniter dapat menyebabkan penyebaran berbagai macam
penyakit. Hal ini dimulai dari tinja yang terinfeksi mencemari air tanah atau air permukaan
yang terkontaminasi bibit penyakit yang berasal dari tinja manusia kemudian manusia juga
meminum air tersebut. Sehingganya syarat pembuangan tinja adalah :
a. Tidak mengkontaminasi makanan
b. Tidak mengkontaminasi sumber air tanah
c. Tidak mengkontaminasi air permukaan
d. Tidak dapat dicapai berbagai hewan seperti lalat, kecoak, tikus dll
e. Tidak menyebabkan bau yang menggangu estetis
f.  Penangkutan dalam bentuk segar harus dihindari.
4.  Transmisi penyakit dari tinja
Manusia adalah reservoir dari sebagian besar penyakit-penyakit. Penyakit yang
penularannya melalui tinja salah satu penyebab terjadinya kematian maupun kecacatan. Akan
tetapi sebagian besar penyakit-penyakit tersebut dapat dikendalikan melalui sanitasi yang baik
dan memenuhi syarat kesehatan.
Secara garis besar mata rantai transmisi dapat dilihat pada gambar berikut ini:

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 17


Gambar 2.1
Mata rantai penyakit dari tinja

Untuk menghindari atau memotong mata rantai transmisi, maka seharusnya dilakukan
sedini mungkin pencegahan terhadap penyakit tersebut. Untuk itu isolasi tinja yang sebagai
sumber infeksi perlu dilakukan. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini

Gambar 2.2
Pemutusan mata rantai transmisi infeksi penyakit dari tinja
C.  Sanitasi Tempat-tempat Umum
Permasalahan lingkungan diberbagai penjuru dunia kini banyak mengalami penurunan,
karena semakin banyaknya perubahan dimasing-masing negara, misalkan: jumlah penduduk
dunia semakin bertambah banyak, transportasi semakin padat, kegiatan-kegiatan ekonomi
bisnis, pendidikan, rekreasi dll semakin bertambah banyak, maka sebagai akibatnya kebersihan
lingkungan yang dijadikan tempat dari kegiatan tersebut kadang menjadi terabaikan.
Menurut Suyono and Dr.Budiman (2010) sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha
pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya pada usaha-usaha kebersihan tempat-
tempat umum dalam melayani masyarakat secara umum secara fisiologis, psikologis,
mencegah penularan penyakit karena kecelakaan serta estetika, antar penghuni, pengguna, dan
masyarakat sekitarnya.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 18


1. Peranan Sanitasi TTU
a.  Peranan fisik
Peran fisik tempat-tempat umum adalah terjaminnya kebersihan secara umum sehingga
dapat mencegah terjadinya penularan penyakit:
1)  Kebersihan halaman, parkiraan, pertamanan, dan lingkungan
2)  Kebersihan ruangan
3)  Penyediaan air bersih
4)  Kebersihan makanan dan minuman
5)  Kebersihan kamar mandi dan WC
6)  Kebersihan peralatannya/fasilitas yang tersedia
7)  Insect proof dan rat proof
b.  Peran Psikologi
Peran psikologi tempat-tempat umum adalah terjaminnya kepuasan pengunjung,
pengguna atau konsumen, serta para karyawannya
1)  Relax: santai, istirahat penuh
2)  Comfort: kenyamanan dan kegembiraan
3)  Security: keamanan
4)  Safety: keselamatan, perlindungan
5)  Privacy: kebebasan pribadi
c.   Pencegahan kecelakaan
Pencegahan kecelakaan dapat diterapkan dengan menjamin
pengunjung/pengguna/konsumen dari kejadian kecelakaan akibat menggunakan fasilitas
TTU tersebut:
1)  Tersedia alat pemadam kebakaran tabung maupun otomatik
2)  Tersedia alat bantu keselamatan
3)  Tersedia tangga darurat dan berfungsi baik
4)  Tersedia pintu darurat dan berfungsi baik
5)  Tersedia lampu darurat dan berfungsi dengan baik
6)  Lantai bukan dari bahan yang licin
7)  Pagar pengaman tangga terdiri dari bahan yang kuat
8)  Tersedia peringatan-peringatan yang tertulis

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 19


9)    Kontak langsung dengan petugas yang berwajib
10)  Selalu dilakukan pengontrolan terhadap fasilitas-fasiltas pengamanan
d.   Peran estetika
Aspek estetika sangat penting untuk keuntungan TTU itu sendiri, menjamin pengunjung
dari segi privasi dan savety.
1)  Tidak ada kesan TTU yang jorok, kumuh, kotor, berantakan/ tidak beraturan
2)  Terlindung dari penglihatan dari orang yang tidak berkepentingan
3)  Rat proof dan insect prof
4)  Letak kamar mandi/WC terhadap ruang makan
5)  Letak dapur terhadap ruang makan
6)  Letak tempat sampah terhadap ruang makan atau kamar tidur
7)  Keamanan dan kenyamanan ruang ganti pakaian setelah selesai berenang
8)  Penampilan dan kebersihan/kesehatan perorangan petugas
9)  Pakaian seragam petugas
10)Bebas dari pengemis dan pengamen

2.   Persyaratan Pokok Sanitasi


Untuk dapat dikatakan sebagai TTU yang menjadi objek higiene sanitasi, harus memenuhi
empat syarat yaitu:
a.  Ada tempat kegiatan yang permanen
b.  Harus ada aktivitas
c.   Harus ada fasilitas
d.  Dan ditujukan untuk umum
3.   Persyaratan Higiena Sanitasi
a. Bangunan
Bangunan harus permanen dan memenuhi syarat tata kota setempat. Kriteria bangunan
sehat sesuai dengan pedoman umum Higiene sarana Bangunan Depkes adalah memenuhi
syarat kesehatan lingkungan dalam hal fisiologis, psikologis, dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit atau kecelakaan, antar penghuni, pengguna dan masyarakat
sekitarnya.selain itu harus memenuhi aspek estetika

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 20


b. Aktivitas
Pengawasan sanitasi terhadap TTU ditujukan untuk keamanan, kesehatan, dan kenyamanan
bagi penggunanya dengan mengendalikan faktor-faktor risiko yang berpotensi terhadap
penularan atau timbulnya penyakit dan kecelakaan serta menyangkut estetika.
c.  Fasilitas
TTU ditujukan kepada keamanan, kesehatan dan kenyamanan bagi penggunanya dengan
mengendalikan faktor-faktor risiko yang berpotensi terhadap penularan atau timbulnya
penyakit dan kecelakaan serta menyangkut estetika. Permasalahan kesehatan yang ditemukan
sehubungan dengan fasilitas TTU yaitu KLB food, borne disease, ISPA, penyakit kulit dan
mata, HIV-Aids, serta kecelakaan. Maka untuk mencegah hal tersebut, kebersihan fasiltas
demi keamanan pengunjung harus ada.
4.     Masalah Kesehatan dan Upaya Pengawasan
No TTU Masaalah Kes Upaya pengawasan
1 Bar dan Restoran Food borne disease Pengawasan persyaratan
sanitasi makanan
2 Salon dan Barber Menularkan penyakit Pengawasan persyaratan
Shop kulit,mata,HIV-AIDS,ISPA, sanitasi
dan resiko kecelakaan
3 Hotel, Penginapan, Menularkan penyakit Pengawasan persyaratan
Losmen, Wisma, kulit,mata, HIV-AIDS, sanitasi
Guest House ISPA, dan resiko
kecelakaan
4 Kolam renang Berpotensi besar untuk Pengawasan kolam renang
terjangkitnya penyakit ditujukan kepada kualitas
water borne disease, HIV, airnya, kejernihan,
ISPA kekeruhan, dan pemeriksaan
kamar mandi/WC
5 Bioskop, Night Clubm Berpotensi menularkan Pengawasan esterior
Diskotek, Karaoke penyakit air borne, disease,
ISPA, dan penyakit kulit
6 SPA Berpotensi besar untuk 1. Izin resmi dari pejabat
terjangkitnya penyakit berwenang
water borne disease, HIV, 2.Peralatan yang digunakan

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 21


ISPA harus terdaftar pada depkes
3.Ruangan SPA harus
memenuhi syarat kesehatan
4.Tenaga kerjanya harus
terlatih
5.Air bersih atau air panas
harus memenuhi standar
kesehatan
6.Esterior harus memenuhi
syarat kesehatan dan estetika
7.Kamar mandi harus
memenuhi syarat estetika
8.Bebas dari nyamuk dan tikus
9.Karywana dan pengelola
harus sehat
7 Pasar Tradisional Penyebaran penyakit dan Kerjasama pemerintah daerah
pencemaran penyakit dalam penataan pasar
tradisional
8 Mal, supermarket, Kadaluarsa barang jualan, Pengawasan yang intensif
Hipermarket daging dan ikan sudah pada gudang atau ruang
kadar luarsa lagi,  aspek penyimpanan barang, harus
incet prof dijamin ratproof
9 Terminal, stasiun dan Timbulan sampah, Pemeriksaan angka kesakitan
pelabuhan kebersihan kamar dan pencegahan penularan
mandi/Wc, penyakit
10 Kapal/Pesawat Penyebaran penyakit Pengawasan dan pencegahan
penyakit
11 Tempat rekreasi Penyebaran penyakit akibat Pengawasan dan pencegahan
air laut yang kotor/tercemar penyakit
dan berasal dari makanan
dan minuman yang
dijajakan

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 22


5.   Perizinan monitoring dan penindakan
Perizinan :
a. Setiap TTU harus mempunyai Izin Usaha
b. Untuk melengkapi persyaratan izin usaha, TTU harus memiliki sertivikat higiene sanitasi
dari dinkes setempat
c. Setiap TTU harus memperkerjakan seorang penanggung jawab higiene sanitasi yang
mempunyai pengetahuan higiene sanitasi dan memiliki sertifikat
d.Tenagah penjamah makanan/minuman pada TTU mempunyai kegiatan restorasi harus
berbadan sehat tidak menderita penyakit menular dan memilik sertifikat khusus
Monitoring dan Evaluasi :
a. Secara berkala dinkes perlu mengadakan pengawasan dan pengujian sampel
b. Hasil pengujian dapat dijadikan dasar penetapan tingkat grading TTU tersebut
c. Pembinaan dan pengawasan tehnis dilakukan oleh dinas kesehatan setempat
Sanksi :
a. Reprietmen; peringatan lisan maupun tulisan
b. Penalty (hukum) : pada peringatan ke III dilakukan pencabutan sertifikat layak higiene
Sanitasi TTU yang bersangkutan kemudian disusul dengan pencabutan disusul dengan
pencabutan izin usaha dari pemda

D.  Penyedian air bersih


1.  Penyediaaan air bersih / Water suplay
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena
kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian
besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air,

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 23


untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia
untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan
pertanian.

Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara
60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap
orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air
harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia.

Air Bersih dan Sehat

Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-
sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung
sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu
pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut :

1.  Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman¬kuman mati. Cara ini
membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.

2.  Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini
dapat dilakukan secara besar¬besaran, cepat dan murah.

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati
persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1.  Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa,
suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal
air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 24


2.  Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri
patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen
adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.

3.  Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu
pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan
gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan
maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai
air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar
oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air
atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar
tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

Sumber-sumber Air Minum

Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini,
sebagai berikut:

1.   Air hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak
mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu
ditambahkan kalsium didalamnya.

2.   Air sungai dan danau

Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir
melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga
disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 25


tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus
diolah terlebih dahulu.

3.   Mata air

Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah.
Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat
dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum
tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.

4.    Air sumur

Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai
air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan
air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya
berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa
dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih
ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.

Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya
dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air
sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa
melalui proses pengolahan).

Pengolahan air minum. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai
berikut :

1.  Pengolahan Secara Alamiah

Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari
berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di
dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di  tempatnya. Kemudian
akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk
endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan
ikut mengendap.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 26


2.    Pengolahan Air dengan Menyaring

Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir.
Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air
Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.

3.    Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia

Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi
untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia
yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang
ada didalam air, misalnya klor (Cl).

4.    Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara

Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan
derajat keasaman air.

5.    Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih

Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan


semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah
tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni :

a.    Pengolahan Air Minum untuk Umum

b.   Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau
buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air
hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau
tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk
mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar
untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur
(danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 27


untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya
dengan merebus air tersebut.

6. Pengolahan Air Sungai

Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang
dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi
diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air
dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru
dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar
bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.

7. Pengolahan Mata Air

Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi
sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat
dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat
langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.

8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga

Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi
persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal,
disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang
lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.

Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya
syarat-syarat sebagai berikut :

a.  Harus ada bibir sumur agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke
dalamnya.

b.  Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus ditembok, agar air dari
atas tidak dapat mengotori air sumur.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 28


c.  Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi
kekeruhan.

d. Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat
membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).

e.   Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya
dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.

9. Air Hujan

Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan.
Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing¬masing
melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim
kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat
penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau

4.   Siklus Hidrologi


Daur ini dimulai dari penguapan perairan. Penguapan dari air permukaan seperti danau,
rawa, sungai, lautan yang disebut dengan evaporasi. Air dari vegetasi pun mengalami
penguapan yang disebut dengan transpirasi. Penguapan kombinasi dari tanah dan
vegetasi disebut evatranspirasi.
Penguapan ini menyebabkan terjadinya awan. Uap dan bintik-bintik air sebenarnya
merata diseluruh atmosfir. Setelah mencapai titik kondensasi awan dan uap air akan
menjadi hujan, embun, kabut dan salju.
Sebagian dari uap air yang terkondensasi menjadi hujan tersebut sewaktu jatuh ada
yang mengalami penguapan kembali yang disebut sebagai virga. Bila air hujan berhasil
mencapai tanah, hal tersebut disebut presipitasi.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 29


Gamabr 2.3
Siklus Hidrologi
            Secara sederhana, siklus air dapat dijelaskan sebagai perjalanan panjang yang
ditempuh oleh air sejak air berada di bumi kemudian naik ke atas langit dan turun kembali
ke bumi. Begitu seterusnya.
Pada siklus ini, terdapat empat tahapan utama:
1. Evaporasi & Transpirasi
2. Kondensasi
3. Presipitasi
4. Koleksi
Secara ringkas, evaporasi adalah proses penguapan saat energi dari sinar matahari
memanaskan berbagai sumber air di permukaan bumi. Uap ini naik ke atas karena ia
sangat ringan. Ada juga penguapan air pada tumbuhan melalui stomata atau lubang daun;
ini disebut transpirasi. Transpirasi menyumbang hampir 10% dari seluruh uap air dalam
siklus ini. Sebagai gambaran, satu pohon ek bisa mentranspirasikan 40.000 galon air setiap
tahunnya. Luar biasa, kan? Ketika uap air naik, ia kemudian menghadapi kondisi lebih
dingin sehingga mengalami penurunan suhu dan berubah wujud jadi uap air yang melayang
yang kita sebut awan. Inilah peristiwa kondensasi. Jika kondensasi jadi masif dan terus-
menerus, udara tidak akan sanggup menahannya, maka jatuhlah mereka ke permukaan
bumi dalam rupa hujan air, hujan es, hujan salju, dan embun. Ini namanya presipitasi. Air
yang turun, sebagian jatuh di hutan atau daratan dan meresap ke dalam tanah, menjadi air

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 30


tanah. Koleksi air tanah ini sangat bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi. Sebagian air
lainnya akan meneruskan perjalanan dalam siklus ini.

5.  Upaya memperoleh air bersih


No Jenis Air Upaya Pengelolaan
1 Air Angkasa Penampungan air hujan

Atap Penampungan

Pipa Penyalur

Penampungan
2 Air Permukaan Dengan menggunakan saringan pasir lambat
(C) Kerikil, setebal 10 cm
(B) Pasir halus setebal 20 cm
(C) Kerikil, setebal 5 cm
3 Air tanah 1.  Sumur galu
2.  Sumur pompa tangan dangkal
3.  Sumur pompa tangan dalam
4 Mata Air Bak PMA terbuat dari bahan ferrocemnt dilengkapi
dengan penutup dan pipa untuk efflument dan pipa
untuk membuang kelebihan air serta pipa udara

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 31


6.   Air dan Penyakit
Terjadinya suatu penyakit tentunya memerlukan adanya agens dan terkadang vektor. Berikut
ini beberapa contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agens
penyebabnya yaitu :
a.  Penyakit viral, misalnya hepatitis, viral, poliomeilitis
b.  Penyakit bakterial, misalnya kolera, disentri, tifoid, diare
c.  Penyakit protozoa, misalnya amebiasis, giardiasis
d.  Penyakit helmintik, misalnya akskariasis, whip worm, hydatid disease
e.   Leptospiral, misalnya weil`s disease
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularannya terkadang
membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai aquatik host. Hospes akuatik tersebut berdasarkan
sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua yaitu :
a.  Water multiplied
Contoh penyakit dari hospes semacam ini adalah skisomiasis (vektor keong)
b.  Not multiplied
Contoh agens penyakit semacam ini adalah cacing Guinea dan Fish tape worm (vektor
cylop)

E. Rumah Sehat
1. Pengertian Rumah Sehat
Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan
membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan
menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial.
(Azwar, 1996; Mukono, 2000).

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 32


Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan
kesehatan masyarakat. Karena itu, pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental
yang kompleks dan tersedianya standar perumahan adalah isu penting dari kesehatan
masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan,
sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan
prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002).
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun
1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya
baik demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat
berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,
teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik
2.      Kriteria Rumah Sehat.
a.      Menurut Winslow dan APHA
Permukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara
permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi (bersantai)
dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan
fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit. Rumusan yang dikeluarkan oleh
American Public Health Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria
sebagai berikut
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 
2.  Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 33


3.    Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah, yaitu
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan
dan penghawaan yang cukup. 
4.      Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

b.      Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


829/Menkes/SK/VII/1999
Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:
1.      Bahan bahan bangunan
      Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain:
       Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi;
       Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam;
       Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;
        Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2.      Komponen dan penataan ruangan
         Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
         Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan;
         Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
         Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
         Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
         Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3.      Pencahayaan 
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 34


seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan
mata.
4.      Kualitas udara
         Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 oC;
         Kelembaban udara, antara 40 – 70 %;
         Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;
         Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;
         Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;
         Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.
5.      Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6.      Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7.      Penyediaan air
         Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang
setiap hari;
         Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8.      Pembuangan Limbah
         Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah; 
         Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
9.      Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang
tidur.
3.      Pencahayaan Dan Ventilasi Rumah
a.      Pencahayaan.
                                                Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka. Cahaya matahari

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 35


berguna untuk penerangan dan juga dapat mengurangi kelembaban ruang, mengusir
nyamuk, membunuh kuman penyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan
lain-lain.
Kebutuhan standar minimum cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk
berbagai keperluan menurut WHO dimana salah satunya adalah untuk kamar keluarga dan
tidur dalam rumah adalah 60 – 120 Lux.
Guna memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya
jendela kamar tidur menghadap ke timur dan luas jendela yang baik minimal mempunyai
luas 10-20% dari luas lantai.
                                        Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan yang baik dan memenuhi standar dapat dipengaruhi oleh:
         Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit- langit
         Konstruksi sumber cahaya dalam ornamen yang dipergunakan
         Luas dan bentuk ruangan
         Penyebaran sinar dari sumber cahaya
b.      Ventilasi (Pertukaran Udara)
Ventilasi digunakan untuk pergantian udara. Udara perlu diganti agar mendapat
kesegaran badan. Selain itu agar kuman-kuman penyakit dalam udara, seperti bakteri dan
virus, dapat keluar dari ruangan, sehingga tidak menjadi penyakit. Orang-orang yang batuk
dan bersin-bersin mengeluarkan udara yang penuh dengan kuman-kuman penyakit, yang
dapat menginfeksi udara di sekelilingnya. Penyakit-penyakit menular yang penularannya
dengan perantara udara, antara lain TBC, bronchitis, pneumonia, dan lain-lain.
Hawa segar diperlukan dalam rumah guna mengganti udara ruangan yang sudah
terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam
ruangan. Umumnya temperatur kamar 220C – 300C sudah cukup segar. Guna memperoleh
kenyamanan udara seperti dimaksud di atas diperlukan adanya ventilasi yang baik.
Membuat sistem ventilasi harus dipikirkan masak-masak, jangan sampai orang-
orang yang ada di dalam rumah menjadi kedinginan dan sakit. Pembuatan lubang-lubang
ventilasi dan jendela harus serasi dengan luas kamar dan sesuai dengan iklim di tempat itu.
Di daerah yang berhawa dingin dan banyak angin. Jangan membuat lubang-lubang ventilasi

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 36


yang lebar. Cukup yang kecil-kecil saja. Tetapi di daerah yang berhawa panas dan tidak
banyak angin, lubang ventilasi dapat dibuat agak lebih besar.
Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya, di antaranya:
1.      Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya
menjadi 10% dikali luas lantai ruangan. Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga
udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit. 
2.      Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari sampah atau dari
pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain. 
3.      Aliran udara diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan lubang hawa berhadapan
antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang
besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.
4.      Bagaimana Tingkat Kelembaban Dapat Mempengaruhi Kesehatan Kita?
a.      Pengertian Kelembaban
Kelembaban mengacu pada jumlah partikel air (dengan kata lain, uap air) yang ada
di udara. Udara memiliki kapasitas tertentu untuk menahan partikel-partikel air yang
sering bervariasi dengan suhu sekitarnya. Saat cuaca berawan, musim panas atau hujan,
akan ada kelembaban yang tinggi di udara. Anda juga mungkin merasa berkeringat dan
lebih panas daripada biasanya, sebagai uap air di udara telah mencapai tingkat kejenuhan.
Demikian pula, ketika suhu turun selama musim dingin, udara menjadi kering. Tingkat
kelembaban rendah juga dapat terjadi di tempat-tempat yang sangat panas dimana tidak
ada hujan selama berbulan-bulan.

b.      Pengaruh Tingkat Kelembaban Tinggi


         Jika tingkat kelembaban relatif yang tinggi baik karena kondisi eksternal, seperti suhu
udara terbuka atau faktor manusia, udara akan membawa lebih banyak uap air yang
dapat mengakibatkan kondisi seperti embun pada permukaan yang dingin,
menyebabkan kelembaban di sekitar kita.
         Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan pintu, permukaan ini
mengundang berkembang-biaknya jamur dan lumut yang menjadi sumber berbagai
masalah kesehatan kita.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 37


         Jamur, bersama dengan tungau dan debu sering menyebabkan masalah pernapasan
seperti asma, alergi dan batuk. Mikroorganisme tersebut juga dapat tumbuh di pakaian
dalam kondisi basah. 
         Seperti udara sekitarnya yang kaya dengan uap air, tubuh anda mungkin keringat
mengucur deras dan anda mungkin mengalami kegerahan bahkan selama cuaca
berawan. 
         Kelembaban juga dapat menyebabkan dinding kertas atau lukisan menjadi lepek, atau
bahkan menyebabkan dinding plester yang baru dikerjakan mengalami retak. 
         Tingkat kelembaban tinggi di rumah kita dapat menyebabkan pintu kayu atau jendela
memuai atau melebar sehingga tidak sesuai dengan ukuran kusen.
c.       Pengaruh Tingkat Kelembaban Rendah
Ketika kelembaban turun di bawah tingkat kenyamanan, anda mungkin akan
mengalami udara kering dan juga mungkin merasakan dingin yang tidak menyenangkan
selama musim dingin. Seperti udara lembab yang sangat tinggi, udara kering juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang terkait seperti kulit kering, bibir pecah-pecah, dan
lain-lain. Ketika Anda bernafas dalam udara dingin dan sangat kering, anda juga mungkin
mengalami kesulitan bernafas atau mendapatkan sakit tenggorokan selama pagi dan
malam hari di saat musim angin.
Tidak seperti tingkat kelembaban tinggi, udara kering tidak berpengaruh begitu
banyak pada alat-alat rumah tangga. Akan tetapi furnitur seperti pintu, jendela biasanya
menciut akibat kekeringan ekstrim udara di sekitarnya.
Singkatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kelembaban di rumah Anda
adalah sebagai berikut:
    Kondisi cuaca dan tingkat suhu di luar rumah Anda. 
   Bagaimana bangunan tersebut dilindungi dari kelembaban, dan lain-lain, serta kebocoran. 
   Anda sehari-hari aktivitas seperti mandi, pengukusan, pengeringan pakaian basah dan lain-
lain

F.  Polusi
1. Sampah gas
a. NAB dan KTD

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 38


NAB adalah kadar tertinggi kontaminan (zat) di dalam lingkungan, yang belum dapat
mempengaruhi (menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan) individu
yang tinggal dalam lingkungan tersebut dan jangka waktu 8 jam atau 40 jam dalam
seminggu. Pada garis besarnya NAB ditujukan pada efek komulatif menahun yang
menyebabkan terjadinya penyakit atau paling sedikit terjadinya gangguan kesehatan, baik
rohaniah, jasmania, mapun sosial wallbeing
b.  Gas-gas Pencemar
1)   Gas pencemar primer
SO2 dari cerobong industri peleburan atau pemurnian logam. CO, NOx, CH4, SO2,
berasal dari buangan industri pembakaran bahan bakar fosil
2)  Gas Pencemar Ukuran Sekunder
Bahan ini terjadi dari reaksi fotokimia bahan pencemar ukuran primer. Sebagai
contoh hidrokarbon dan NOX, SO3 dan O3
2. Partikel pencemaran udara ditinjau secara fisik
Pencemaran udara sebenarnya terdiri dari gas-gas atau uap. Partikel adalah benda padat
artau cair yang ukurannya sangat kecil sehingga dapat melayang diudara.
Bentuk-bentuk partikel yang mencemari udara dibedakan sebagai berikut :
a. Aerosol
b. Debu
c. Droplet
d. Fly ash
e. Fume
1) Mist (partikel basah)
2) Fog (partikel basah tetapi berukuran besar)
3) Smoke (partikel karbon)
4) Debu
5) Fume
6) Aerosol
3.  Pengaruh sampah gas terhadap kesehatan
Pengaruh sampah gas terhadap kesehatan, yang umum menyangkut sistem pernafasan.
Bronkhitis kronis, pulmonary, emphysema, bronchial ashma bahkan kanker paru-paru.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 39


Demikian juga dapat terjadi penyakit pada alat pernafasan yang bersifat akut non spesifik,
seperti halnya influenza, faringithis, tonsilitis, bronchitis, sinusitis, akuta demikian juga
serangan asthama.
4.   Pengaruh partikel terhadap kesehatan
Partikel dalam hal ini digolongkan 4 macam:
a.  Debu yang mengakibatkan fibrosis pada paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit
seperti debu silika, asbes dll
b.  Debu-debu karbon, sebagai debu inert yang kita kenal
c.  Debu yang menyebabkan alergi saja, seperti debu biji-bijian, debu kayum debu organik
d.  Debu penyebab iritan. Contoh debu asam, alkali, fluoride, dan kromat
5.   Efek rumah kaca dan akibatnya
Rumah kaca ialah rumah pertanian dengan dinding dan atap dari kaca tembus cahaya. Yang
dikenal juga dengan istilah green house. Kegunaan rumah kaca yakni menjaga suhu tinggi
sesuai dengan suhu untuk tanaman tropis.
G.  Pembasmian vektor
1.   Vektor
Ada beberapa definisi tentang vektor yakni:
a.  Vektor adalah arthopoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu infectiuous agent
dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan
b. Vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari satu hewan
kehewan lain atau ke manusia
c. Vektor adalah seekor binatang yang membawah bibit penyakit dari seekor binatang atau
seseorang manusia kepada binatang lainnya atau manusia lainnya.
2.   Pengendalian vektor
Adalah merupakan upaya-upaya untuk mempersulit berkembang biaknya vektorm bahkan
termasuk kegiatan mematikan vektor tersebut sehingga tidak terdapat lagi atau memutuskan
mata rantai kehidupannya
3.   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian vektor
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pengendalian vektor adalah :
a. Siklus hidup, dengan metamorfosis sempurnam atau tidak
b. Ekologi vektor, didaerah air.rawa-rawa, air bersih/kotor, rumput, kotoran manusia, sampah

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 40


c. Tingkah laku vektor, kapan bertelur, bagaimana bertelurnya, bagaimana betina, jantannya
dan seterunya
d. Cara berpindah bibit penyakit, apakah dengan gigitan, gosokan/sentuhan
e.   Cara transmisi vektor, kemampuan terbangm apakah menempel benda atau manusia, seperti
semut menempel pada makanan yang dibawah manusia sampai keluar kota
4.   Bentuk pengendalian vektor
Bentuk pengendalian vektor adalah sebagai berikut :
a. Cara kimia disebut sebagai pengendali menggunakan pestisida
b. Cara fisika mekanik, dengan memanfaatkan faktor-faktor iklim, kelembapan, suhu dan cara-
cara mekanis
5.  Beberapa hewan jenis penganggu
Beberapa jenis vektor adalah sebagai berikut :
a. Nyamuk
b. Lalat
c. Kecoa
d. Tikus
6. Pemberantasan vektor
No Vektor Pemberantasan
1 Nyamuk Karena nyamuk mengalami kehidupan yang berganti-
ganti atau bermetamorfosis, maka sistem
pemberantasannya pun harus menyesuaikan siklus
kehidupannya, yaitu Pada telur, larva dan Puspa
a.       Secara fisik, yaitu dengan pengeringan, penimbunan,
saluran pembakaran, dengan gerakan 3 M yaitu
menimbun, menguras dan mengubur
b.      Secara kimia yaitu digenangi minyak tanah, solar
c.       Secara biologis, dengan memelihara ikan dan ternak
pemakan nyamuk
d.      Secara kultural dengan memberdayakan masyarakat
tentang PHBS
2.      Pada nyamuk dewasa

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 41


a.  Secara fisik/mekanius dengan memasang kawat, kaca,
kelambu, alat pemukul
b.   Secara kimia, dengan menggunakan pestisida
c.   Secara biologis, adanya hewan pemakan nyamuk seperti
cecak, kelelawar, reptil dan unggas
d.   Secara kultural dengan PHBS
2 Lalat 1.      Menutup tempat sampah
2.      Menghilangkan tempat perkembangan dengan zat
kimia
3.      Menggunakan alat perangkap
4.      Menjaga keseimbangan biologi
5.      Menjaga kebersihan lingkungan
3 Kecoa 1.      Memberishkan tempat berlindungnya
2.      Menutup makanan
4 tikus 1.      Secara mekanol
2.      Secara kimia
3.      Secara biologi
4.      Secara kultural
5.      DDT/obat pembunuh pinjal

BAB III
Prinsip Kesehatan Lingkungan

A.   Pejamu
1.  Pengertian
Pejamu disebut juga dengan Host, yang dapat ditarik definisinya adalah populasi
atau organisme yang ditelti dalam suatu studi. (Soemirat, 2005)
2. Atribut orang yang diturunkan

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 42


Secara politis, orang dilahrikan sama dan sederajat, tetapi secara biolgis hal ini tidak
benar. Perbedaan atau variabilitas atas dasar faktor biologis ini menetukan sekali terjadinya
penyakit. Atribut orang yang ditrunkan antara lain :
a.  Usia. Jenis penyakit juga tergantung pada usia seperti yang kita ketahui secara bersama
ada penyakit anak, orang tua maupun penyakit karena akhil baliq.
b.  Jenis Kelamin. Intensitas berbagai penyakit di antara jenis kelamin kebanyakan berbeda
c.  Bangsa, perbedaan antara bangsa ditentukan oleh perbedaan genetiknya
d.  Keluarga, orang tidak dapat mengubah keluarga dari manapun dia berasal. Hal ini
merupakan salah satu nasib, karena orang tidak dapat memilih untuk dilahirkan di
keluarga manapun. Dan faktor keluarga erat kaitannya dengan faktor genetik
e.   Daya tahan natural terdiri atas :
3.  Atribut orang yang didapat setelah lahir
a. Status kesehatan umum, status ini biasa dipengaruhi oleh atribut yang dilahirkan
b. Status fisiologis yaitu keadaan dan fungsi tubuh orang
c. Status gizi di dapat orang dari nutrient yang diberikan kepadanya
d. Pengalaman sakit. Pengalaman sakit dapat menentukan kekebalan tubuh
e. Stres atau tekanan hidup. Dapat terjadi terhadap kekuatan fisik ataupun jiwanya
f.  Kekebalan dan respons imunologis yang terjadi setelah manusia baru dilahirkan
g.  Perilaku Host

B. Agen
1.  Pengertian
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Agent dapat berupa
benda hidup, tidak hidup, enersis, sesuatu yang abstark, yang dalam jumlah yang berlebih
atau kurang merupakan sebab utama/essensial dalam terjadinya penyakit.
2.  Pengklasifikasian agens

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 43


a.    Agent Hidup yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa, bakteri,
ricktessia, dan virus menyebabkan penyakit yang bersifat menular
b.   Agent tidak hidup berupa :
1)  Zat kimia yang berasal dari luar tubuh manusia (exogen), terutama banyak zat kimia
pencemar lingkungan, dan dari dalam tubuh (endogen) seperti metabolit
2)  Zat fisi seperti temperatur, kelembapan, kebisingan, radiasi pengion, radiasi non
pegion, semua dapat menyebabkan penyakit
3)  Kekuatan mekanis seperti tumbukan, (force energi), seperti pada akhirnya
perkelahian, peperangan, kecelakaan kendaraan bermotor, dll
4)  Faktor fisiologis seperti usia dll
5)  Faktor psikologis, seperti tekanan kejiwaan akibat hubungan manusia yang tidak
selaras
6)  Faktor keturunan atau genetis seerti kebotakan, buta warna, hemofili, mengolisme,
diabetes dll
3.  Faktor penentu agenst
a. Agent hidup
1)  Prosedur identifikasi
2)  Komposisi kimia
3)  Komposisi genetik, enzin
4)  Viabilitas atau kemampuan hidup
5)  Reservoir
6)  Sistem transmisi
7)  Latensi
8)  Spesifitas
9)  Selektifitas
10)  Patogenitas
11)  Infektivitas
12)  virulensi
b. Agent tidak hidup
1)   Prosedur identifikasi
2)   Dosis efektif

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 44


3)   Ekokinetik
4)   Farmakokinetik
5)   Toxisitas
6)   Sistem transmisi
7)  Spesifitas
8)   Selektivitas
9)   reservoir

C.  Lingkungan
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segalah sesuatu yang berada di luar diri Host,
baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
interaksi semua elemen-elemen tersebut termasuk host yang lain
2. Atmosfir
Atmosfir atau lingkungan udara diperlukan oleh organisme untuk bernapas setiap
detik. Sumber daya yang ada didalamnya melakukan aktifitasnya, dan juga membuang
limbah gasnya.
Interaksi dengannya diharapkan akan menunjang kesehatan yang sangat
diperlukannya. Apabila udara mengandung zat-zat yang tidak diperlukan manusia dalam
jumlah yang membahayakan, dapat terjadi penyakit karena kita memanfaatkannya. Oleh
karena itu lingkungan kualitas udara dapat menentukan transmisi penyakit.
3.  Hidrosfer
Sama halnya dengan atmosfir, hidrosfer juga diperlukan untuk menunjang berbagai
kehidupan manusia. Air tidak saja digunakan untuk minum masak, cuci, tetapi juga untuk
keperluan agrikultur, industri, pertanian,perikanan dll. Oleh karenantya pola interaksi
manusia dengan air selalu ada. Maka dari itu dapat timbul bebrbagai jenis penyakit yang
biasa kita kenal dengan penyakit bawaan air baik yang menular maupun yang tidak
menular.
4.   Litosfer
Litosfer atau lingkungan padat, termasuk kerak bumi sampai kepusat bumi, diperlukan oleh
manusia untuk keperluan bermukim, bercocok tanam, mendirikan pabrik, memanfaatkan

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 45


mineral yang ada didalam formasinya, dan membuang kembali limbah padat. Dengan
demikian terjadi interaksi  manusia dengannya sehingga dapat berpotensi besar
menjangkitkan penyakit yang disebut dengan penyakit bawaan tanah.
5.  Geografi
Geografi adalah posisi kerak bumi, sehingga termasuk pula karakteristik yang ada pada
temapt tadi, seperti iklmi, formasi geologi, keberadaan air, topografi, kesuburan tanah, dll.
Dapat dimengerti bahwa tempat ini merupakan gabungan dari beberapa elemen lingkungan.
Sehingganya dapat berpotensi besar menjadi agen penularan penyakit

BAB IV
Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya

A.  Pengantar
Manusia, makhluk hidup lain, dan benda-benda mati yang hidup dalam suatu daerah
dan saling berinteraksi dinamakan komunitas. Komunitas organik yang saling berhubungan
satu sama lain dan membentuk satu kesatuan dinamakan ekosistem.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 46


Manusia merupakan anggota komunitas yang berperan penting dalam lingkungan hidup.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang sudah
mencapai lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan di Indonesia menjadi sangat kompleks
terutama di kota-kota besar, hal tersebut disebabkan antara lain:
B.  Urbanisasi penduduk
Pembahasan tentang Urbanisasi dan hubungannya dengan kehidupan di perkotaan tidak akan
habis-habisnya dibahas, karena kota dan proses urbanisasi ini sendiri akan terus berlangsung,
tanpa mengenal zaman. Urbanisasi akan terus berlangsung dan terus menyebabkan
permasalahan-permasalahan di lingkungan perkotaan dan berdampak pada perkembangan kota
itu sendiri. Menurut Rustiadi dkk (2009 : 223) urbanisasi yang memperlemah perkembangan
kota dapat dilihat dari perkembangan kota-kota besar yang mengalami “over-urbanization.”
Pada saat ini, banyak masyarakat Indonesia melakukan proses ini, dengan tujuan awal mencari
pekerjaan dan kehidupan yang layak tetapi tujuan tersebut tidak didukung oleh kemampuan
atau skill masing-masing individu. Hal ini bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan
kota itu untuk berkembang.
Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa perlu peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan
sekitar, bagaimana permasalahan urbanisasi yang terjadi setiap tahun bisa segera diselesaikan,
agar perkembangan kota tersebut bisa terus berjalan sebagaimana mestinya.
Semakin berkurangnya lahan pertanian terutama di pulau Jawa, dan terbatasnya lapangan kerja
menyebabkan penduduk desa berbondong-bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan
sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung
bahkan menjadi pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung menimbulkan
dampak sosial dan dampak buruk pada kesehatan lingkungan seperti munculnya pemukiman
kumuh di mana-mana.
1.   Faktor yang mempengaruhi Urbanisasi

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 47


Urbanisasi dapat disebabkan oleh dua factor yaitu factor yang mendukung (push factor)
penduduk desa yang meninggalkan desanya dan factor yang menarik (pull factors) penduduk
desa untuk pindah dan menetap di kota.
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa meninggalkan desa adalah
a.   Di desa-desa, lapangan pekerjaan umumnya relative terbatas. Hal ini mengakibatkan
timbulnya pengangguran (disguised unemployment).
b.   Penduduk desa terutama muda mudi merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang
mengakibatkan cara hidup yang monoton.
c.   Di desa-desa tidak banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.         
d.  Rekreasi sangat kurang.
e.   Penduduk desa yang mempunyai keahlian selain petani tentu menginginkan pasaran yang
lebih luas bagi hasil produksi.     
Sedangkan factor – factor yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota-kota
(pul factors) adalah sebagai berikut :
a.   Adanya anggapan orang desa bawah di kota banyak pekerjaan dan penghasilan yang besar.
b.   Di kota lebih banyak kesempatan untuk mendirikan perusahaan, industry dan lain-lain.
c.   Peredaran uang di kota lebih cepat dan lebih besar.
d.   Sarana pendidikan di kota lebih banyak dan mudah didapat.
e.    Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan bakat.
f.    Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan tempat pergaulan
dengan segala lapisan masyarakat

2.   Dampak Urbanisasi Penduduk


akibat dari meningkatnya proses urbanisasi, hal ini menimbulkan dampak-dampak terhadap
lingkungan kota, baik dari segi tata kota, masyarakat, maupun keadaan sekitarnya. Dampak
urbanisasi terhadap kehidupan di perkotaan adalah :
a.  Munculnya kawasan kumuh (slum area) yang bisa menghambat perkembangan kota dan
menurunkan nilai estetika dari kota itu sendiri ;
b. Menaikkan tingkat polusi udara di daerah perkotaan ;

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 48


c.  Tingkat kriminalitas meninggi, dan menghilangkan tingkat kenyamanan    bagi penduduk
sekitar ; dan
d. Angka penggangguran semakin tinggi.       
3.   Penanggulangan urbanisasi penduduk
Melihat akibat sosial yang di timbulkan urbanisasi sangat kompleks, maka untuk
menaggulangi urbanisai tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi harus lintas sektor  yang
memerlukan perencanaan yang matang dalam waktu yang panjang. Cara menanggulangi
urbanisasi adalah dengan cara sebagai berikut :
Lokal jangka pendek di bagi lagi menjadi 5 cara yaitu :
a. Perbaikan perekonomian pedesaan
b. Pembersihan pemukiman kumuh
c. Perbaikan pemukiman kumuh
d. Memperluas lapangan kerja
e. Membuka dam melaksanakan proyek perkotaan
Salah satu cara untuk menanggulangi urbanisasi yang besar adalah dengan membuat master
plan(rencana induk) kota yaitu suatu rumusan tindakan-tindakan yand dapat menjaga agar
sejumlah faktor-faktor yang ada di di kota seperti pembangunan perumahan,lapangan
kerja,taman kota,tempat rekreasi dan lain sebagainya dapat tumbuh secara bersamaan dan
imbang. Master plan ini berjangka waktu yang panjang, dan setiap 5 atau 10 tahun sekali
harus di revisi supaya menyesuaikan dengan keadaan.
Selain cara di atas (local / sektoral) ada pula cara lain yaitu dengan cara nasional.Pemerintah
dapat membuat peraturan perundang-undangan mengenail masalah migrasi.
Di samping nasional jangka pendek, dapat juga dipakai pendekatan penanganan jangka
panjang yang meliputi
a.  Pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru.
b.  Membangun daerah dengan memusatkan perhatian pada pengembangan kota-kota sedang
dan kecil sebagai pusat pengembangan (growth centries)  wilayah yang terutama bercorak
pedesaan. Contoh : di bangunnya  Kota Satelit Bumi Serpong Damai (BSD) di Jakarta.
c.  Mengendalikan industry di kota-kota besar, di samping mengendalikan urbanisasi, juga
dapat mengendalikan pencemaran.
C.   Tempat pembuangan sampah

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 49


“Buangah sampah pada tempat seharusnya atau pada tempat sampah yang disediakan”,
merupakan kalimat sederhana yan gsering kita baca dan dengar. Hal ini dapat memudahkan
pengelolaan sampah sehingga sampa tidak hanya bersifat “dibuang” atau “ditumpuk” tetapi
juga dapat didaur ulang. Terlebih lagi jika kita membuang sampah berdasarkan jenis
sampahnya, yaitu sampah organik, sampah kertas, sampah non daur ulang (misalnya baterai,
streofoam, ata sejenisnya), dan sampah daur ulang (kaleng, botol, dan plastik non almunium).
Prof. H.R. Sudrajat (dalam Mengelola Sampah Kota, 2003) menggambarkan potensi timbunan
sampah per hari di beberapa kota besar di Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk di suatu kota, kemungkinan timbunan sampah akan semakin meningkat per
harinya> dapatkah Anda bayangkan akibatnya? Akankah bumi kita dipenuhi oleh timbunan
sampah?
Volum sampah yang meningkat dan tidak segera di kelolah akan berdampak buruk terhadap
lingkungan dan kehidupan masyarakat. Tidak aa salahnya jika kita mulai membiasakan diri
untuk membuang sampah pada tempatnya dan juga memilah berdasarkan jenis sampah.
1. faktor yang mempengaruhi laju timbulan sampah
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah antara lain:
a.   Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk,
semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju
pertambahan penduduk.    
b.   Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin
banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya. Kualitas
sampahnyapun semakin banyak yang  bersifat non organik atau tidak dapat membusuk.
Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang
berlaku serta keasadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Peningkatana
kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pemabaharuan
terhadap bangunan-bangunan, transportasipun bertambah dengan konsekuensi
bertambahnya volume dan jenis sampah.
c.   Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas
sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan
produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis
sampahnya.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 50


2.  Dampak dari timbulan sampah
Sampah atau limbah yang terbagi atas sampah padat atau sampah dan sampah cair atau
yang dikenal dengan limbah cair atau air kotor serta sampah udara (yang mengotori
udara atau polutan di udara). Sampah-sampah ini adalah suatu konsekuensi dari
berkegiatannya manusia maupun hewan (binatang). Dan semakin banyak makhluk
hidup (manusia dan hewan) maka semakin banyak kegiatan. Akumulasi sampah ini
mulai menjadi persoalan dan perlu dipikirkan jalan keluar, ketika manusia mulai
berkumpul membentuk suku bangsa, ataupun membentuk suatu desa dan kota.
Kini, menjadi sangat diperhatikan ketika sampah-sampah ini mulai mengancam
kehidupan manusia. Di Eropah pada abad ke 14, penyakit yang diakibatkan oleh
sampah padat kota, yaitu “Black Death” telah membunuh hampir setengah
penduduknya di jaman itu. Penyakit ini disebabkan oleh penyakit pes (bubonic plague)
yang dibawa oleh tikus yang berasal dari timbulan-timbulan sampah. Di Desa
Minamata Jepang, akibat limbah cair yang mengandung limbah B3 (bahan beracun dan
berbahaya) yang  dibuang oleh perusahaan Chisso Corp. mengakibatkan sebagian
generasi orang Jepang di kawasan itu mesti rusak dan tidak berkualitas akibat
keracunan merkuri setelah memakan ikan yang ditangkap dari teluk Minamata tersebut.
Teluk Jakarta, kini divonis telah tercemar dengan limbah B3 Cadmium (salah satu
unsur yang terkandung dalam baterai), sementara itu banyak bahan makanan yang
bergisi (sebetulnya) seperti kerang-kerangan yang diambil dari perairan ini. Kerang-
kerang adalah sejenis biota (hewan) yang hidup di laut dan tidak berdaya menolak
apabila ada polutan (bahan pencemar) yang masuk ke perairan laut tersebut. Kerang
atau yang dikenal dalam keluarga moluska akan tetap mengambil makanan-makanan
(termasuk limbah B3) masuk dan terakumulasi (tertimbun) dalam dagingnya tanpa
harus mati. Dan manusia mengambil kerang tersebut dan di “colo-colo (dicelup-
celupkan) ke dalam sambal” dan dimakan. Menurut ahli gizi, kerang ini mengandung
banyak protein (jika kerang ini sehat) yang sangat berguna bagi manusia, namun
apabila lokasi tempat hidupnya telah tercemar limbah B3 maka memakan kerang
menjadi bom waktu bagi kesehatan manusia. Celakanya, makanan ini menjadi makanan
favorit “camu-camu” (jajanan) dikala malam hari (setiap hari) di tepi jalan sepanjang
jalan-jalan tertentu di Jakarta, Depok, Bekasi dan Tangerang.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 51


Tidak usahlah dulu dilihat gangguan terhadap estetika kota apabila sampah-sampah ini
tidak ditangani baik, tetapi lihatlah dampak negatifnya bagi kesehatan kita, jika sampah
ini tidak dikelola dengan baik.  Contoh, sampah-sampah padat yang mulai membusuk
dan berada tepat di depan rumah kita. Lalat-lalat disiang hari beterbangan yang
kemudian masuk ke dalam rumah kita dan hinggap di atas makanan kita, atau tikus-
tikus yang meng”acak-acak” sampah yang busuk itu, kemudian membawanya masuk
dan memindahkannya di atas makanan-makanan atau pada peralatan yang ada di dapur
bahkan di ruang makan kita. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi? Jika daya
tahan tubuh kita kuat, barangkali tidak akan membuat kita menjadi sakit. Tapi
bagaimana dengan anak-anak dan mereka yang mempunyai daya tahan tubuh yang
lemah, pastilah akan mengeluarkan ongkos perbaikan kesehatan yang tidak murah lagi
saat ini.
2. Penaggulangan Timbunan Sampah

Berapa cara  penanggulangan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana :


a.    Penumpukan
Dengan metode ini sampah tidak dimusnahkan secara langsung tetapi dibiarkan
membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah,
sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular,
menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran, dan sumber penyakit dai badan-
badan air.

b.   Pembakaran
Metode ini dilakukan hanya utuk sampah yang biasa dibakar habis. Harus
dilakuakan jauh dari pemukiman untuk menghidari pencemaran asap, bau, dan
kebakaran.
c.   Penimbunan
Metode ini hampir sam dengan metode penumpukan, yaitu cekungan yang telah
penuh berisi sampah yang kemudian ditutupi tanah.

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 52


D.  Penyedian sarana air bersih
berdasarkan survei yang dipernah dilakukan, hanya sekitar 60 % penduduk
Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk
perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang
musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gasterinitis mulai muncul
dimana-mana.
E.  Pencemaran udara
tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal,
terutama dikota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu,
hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai kenegara
tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan
F.  Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri
dibuang langsung dan bercampur menjadi satu kebadan sungai atau laut. Ditambah
lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK dihamtaran bantaran
sungai. Akibatnya kualitas air sungai menurun dan apabila digunakan untuk air
baku memerlukan biaya yang tinggi
G.  Bencana Alam/Pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di
Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak
permasalahn kesehatan lingkungan

BAB VI
Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 53


baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara
professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan
sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

Care Giver :

Pada peran ini perawat diharapkan mampu

1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau


masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan
mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.

Elemen Peran

Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional
antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change
agent, consultant dan interpersonal proses

Client Advocate (Pembela Klien)

Tugas perawat :

1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi


dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 54


diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga
diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

Hak-Hak Klien antara lain :

1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya


2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :

1. Hak atas informasi yang benar


2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa

Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 55


untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.

Peran perawat :

1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.


2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

DAFTAR  PUSTAKA

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 56


Dr.Budiman, S. P., SKM,S.Kep,M.Kes. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Mubarak, W. i., & Chayati, N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, P. D. S. (2011). Kesehatan Masyarakat"Ilmu & Seni". Jakarta: Rineka
Cipta.
Prof.DR.dr.Adi Heru Sutomo, M., drg Irchman Machfoedz, M., & Wahyu
Ratna, S., M.Kes. (2013). Kesehatan Lingkungan Untuk Perawat. Yogyakarta: Fitrahmaya.
Prof.Dr.Umar Fahmi Achmadi, M., Ph.D. (2013). Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.
Soemirat, J. (2005). Epidemiologi Lingkungan. Jogyakarta: Gadjah Mada Universty
Pres
Suyono, M. S., & Dr.Budiman, S. P., SKM,S.Kep,M.Kes. (2010).Ilmu Kesehatan
Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E. (2013). Kesehatan Lingkungan dan K3.
Yogyakarta: Medical Book

S1 Keperawatan Universitas Kader Bansga PalembangPage 57

Anda mungkin juga menyukai