3. Ilmu lingkungan
Menurut Dr.Budiman (2007) Ilmu lingkungan adalah penerapan berbagai prinsip dan
ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia. Penerapan prinsip dan ketentuan ekologi
dapat berupa pendekatan metodologi sebagai berikut:
a. Pendekatan Holistik
Pendekatan seutuhnya berupa analitik dan reduksionistik (Odum dan Boyden)
b. Pendekatan evolusioner
F. Evaluasi
1. Sebutkan dan jelaskan batasan dari kesehatan lingkungan?
2. Jelaskan definisi dari kesehatan lingkungan!
3. Jelaskan tujuan dari kesehatan lingkungan!
4. Jelaskan dan uraikan paradigma kesehatan lingkungan!
b. Sampah cair
Sampah cair adalah kelompok air kotor atau air bekas yang tidak bersih serta mengandung
zat-zat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan manusia atau hewan,terjadinya
karena perbuatan manusia
Jenis air limbah:
1) Air limbah berasal dari rumah tangga, baik dari kamar mandi, dapur, bekas cucian
disumur
2) Air limbah yang berasal dari hotel, restoran,, kolam renang dan perusahaan
3) Air limbah yang berasal dari industri
4) Air limbah yang berasal dari sumber lain seperti air comberan bercampur air hujan
c. Sampah gas
1) Gas pencemar ukuran primer
2) Gas pencemar ukuran sekunder
1. Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan
yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang
terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng
minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca ,
kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan
menurut jenis bahannya.
3. Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas
methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green
Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah
tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk di komposkan.
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi
mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang
berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa
dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair.
Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi
produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon
aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan
5. Penimbunan darat
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk
tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang
6. Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian
dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut “Perlakuan
panas”. kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini
bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai
cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya
sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial
karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas
,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah
menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste =
EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan
boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah
selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar
cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan
di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak ,
pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di
Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk , atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak ,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas
belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari
penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang
Untuk menghindari atau memotong mata rantai transmisi, maka seharusnya dilakukan
sedini mungkin pencegahan terhadap penyakit tersebut. Untuk itu isolasi tinja yang sebagai
sumber infeksi perlu dilakukan. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini
Gambar 2.2
Pemutusan mata rantai transmisi infeksi penyakit dari tinja
C. Sanitasi Tempat-tempat Umum
Permasalahan lingkungan diberbagai penjuru dunia kini banyak mengalami penurunan,
karena semakin banyaknya perubahan dimasing-masing negara, misalkan: jumlah penduduk
dunia semakin bertambah banyak, transportasi semakin padat, kegiatan-kegiatan ekonomi
bisnis, pendidikan, rekreasi dll semakin bertambah banyak, maka sebagai akibatnya kebersihan
lingkungan yang dijadikan tempat dari kegiatan tersebut kadang menjadi terabaikan.
Menurut Suyono and Dr.Budiman (2010) sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha
pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya pada usaha-usaha kebersihan tempat-
tempat umum dalam melayani masyarakat secara umum secara fisiologis, psikologis,
mencegah penularan penyakit karena kecelakaan serta estetika, antar penghuni, pengguna, dan
masyarakat sekitarnya.
Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara
60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap
orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air
harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia.
Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-
sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung
sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu
pengolahan terlebih dahulu.
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman¬kuman mati. Cara ini
membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini
dapat dilakukan secara besar¬besaran, cepat dan murah.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati
persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa,
suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal
air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri
patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen
adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu
pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan
gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan
maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai
air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar
oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air
atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar
tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini,
sebagai berikut:
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak
mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu
ditambahkan kalsium didalamnya.
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir
melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga
disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah.
Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat
dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum
tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai
air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan
air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya
berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa
dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih
ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya
dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air
sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa
melalui proses pengolahan).
Pengolahan air minum. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai
berikut :
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari
berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di
dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian
akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk
endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan
ikut mengendap.
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir.
Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air
Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi
untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia
yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang
ada didalam air, misalnya klor (Cl).
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan
derajat keasaman air.
b. Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau
buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air
hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau
tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk
mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar
untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur
(danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang
dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi
diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air
dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru
dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar
bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi
sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat
dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat
langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi
persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal,
disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang
lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus ada bibir sumur agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke
dalamnya.
b. Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus ditembok, agar air dari
atas tidak dapat mengotori air sumur.
d. Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat
membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).
e. Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya
dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
9. Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan.
Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing¬masing
melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim
kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat
penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau
Atap Penampungan
Pipa Penyalur
Penampungan
2 Air Permukaan Dengan menggunakan saringan pasir lambat
(C) Kerikil, setebal 10 cm
(B) Pasir halus setebal 20 cm
(C) Kerikil, setebal 5 cm
3 Air tanah 1. Sumur galu
2. Sumur pompa tangan dangkal
3. Sumur pompa tangan dalam
4 Mata Air Bak PMA terbuat dari bahan ferrocemnt dilengkapi
dengan penutup dan pipa untuk efflument dan pipa
untuk membuang kelebihan air serta pipa udara
E. Rumah Sehat
1. Pengertian Rumah Sehat
Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan
membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan
menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial.
(Azwar, 1996; Mukono, 2000).
F. Polusi
1. Sampah gas
a. NAB dan KTD
BAB III
Prinsip Kesehatan Lingkungan
A. Pejamu
1. Pengertian
Pejamu disebut juga dengan Host, yang dapat ditarik definisinya adalah populasi
atau organisme yang ditelti dalam suatu studi. (Soemirat, 2005)
2. Atribut orang yang diturunkan
B. Agen
1. Pengertian
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Agent dapat berupa
benda hidup, tidak hidup, enersis, sesuatu yang abstark, yang dalam jumlah yang berlebih
atau kurang merupakan sebab utama/essensial dalam terjadinya penyakit.
2. Pengklasifikasian agens
C. Lingkungan
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segalah sesuatu yang berada di luar diri Host,
baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
interaksi semua elemen-elemen tersebut termasuk host yang lain
2. Atmosfir
Atmosfir atau lingkungan udara diperlukan oleh organisme untuk bernapas setiap
detik. Sumber daya yang ada didalamnya melakukan aktifitasnya, dan juga membuang
limbah gasnya.
Interaksi dengannya diharapkan akan menunjang kesehatan yang sangat
diperlukannya. Apabila udara mengandung zat-zat yang tidak diperlukan manusia dalam
jumlah yang membahayakan, dapat terjadi penyakit karena kita memanfaatkannya. Oleh
karena itu lingkungan kualitas udara dapat menentukan transmisi penyakit.
3. Hidrosfer
Sama halnya dengan atmosfir, hidrosfer juga diperlukan untuk menunjang berbagai
kehidupan manusia. Air tidak saja digunakan untuk minum masak, cuci, tetapi juga untuk
keperluan agrikultur, industri, pertanian,perikanan dll. Oleh karenantya pola interaksi
manusia dengan air selalu ada. Maka dari itu dapat timbul bebrbagai jenis penyakit yang
biasa kita kenal dengan penyakit bawaan air baik yang menular maupun yang tidak
menular.
4. Litosfer
Litosfer atau lingkungan padat, termasuk kerak bumi sampai kepusat bumi, diperlukan oleh
manusia untuk keperluan bermukim, bercocok tanam, mendirikan pabrik, memanfaatkan
BAB IV
Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya
A. Pengantar
Manusia, makhluk hidup lain, dan benda-benda mati yang hidup dalam suatu daerah
dan saling berinteraksi dinamakan komunitas. Komunitas organik yang saling berhubungan
satu sama lain dan membentuk satu kesatuan dinamakan ekosistem.
b. Pembakaran
Metode ini dilakukan hanya utuk sampah yang biasa dibakar habis. Harus
dilakuakan jauh dari pemukiman untuk menghidari pencemaran asap, bau, dan
kebakaran.
c. Penimbunan
Metode ini hampir sam dengan metode penumpukan, yaitu cekungan yang telah
penuh berisi sampah yang kemudian ditutupi tanah.
BAB VI
Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara
professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan
sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
Care Giver :
Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional
antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change
agent, consultant dan interpersonal proses
Tugas perawat :
Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
Peran perawat :
DAFTAR PUSTAKA