Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 7

AMBANG LEBAR
7.1 DASAR TEORI

Ambang lebar merupakan salah satu konstruksi pengukur debit. Dengan adanya
ambang, akan terjadi efek pembendungan disebelah hulu ambang. Efek ini dapat dilihat
dari naiknya permukaan air bila dibandingkan dengan sebelum dipasang ambang. Dengan
demikian pada penerapan di lapangan harus diantisipasi kemungkinan banjir dihulu
ambang.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana
untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran
subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan
saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran kritik,
selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu misalkan dengan
adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar, setelah melewati ambang
aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super kritik.
PadaAmbang lebar merupakan salah satu konstruksi pengukur debit. Dengan adanya
ambang, akan terjadi efek pembendungan disebelah hulu ambang. Efek ini dapat dilihat
dari naiknya permukaan air bila dibandingkan dengan sebelum dipasang ambang. Dengan
demikian pada penerapan di lapangan harus diantisipasi kemungkinan banjir dihulu
ambang.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana
untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran
subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan
saluran.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka akan sangat
membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi penanganan tersebut
diantaranya dengan membuat peredam energi aliran,misalnya dengan memasang lantai
beton atau batu-batu cukup besar di hilir ambang.
Peluap disebut ambang lebar apabila t > 0,66 H dengan t adalah tebal peluap dan H
adalah tinggi peluap. Dipandang peluang ambang lebar seperti ditunjukan dalam gambar

72
7.1. Titik A dan Titik B adalah ujung hulu dan hilir dari peluap. Tinggi air yang meluap

dititik A adalah H2 dan pada titik B adalah H3, √ 2. g √(H1−h3).h2 ²- h2³

Gambar 7.1. Peluap Ambang Lebar

Aplikasi pada persamaan bernoully pada titikAdan B


2
V
0+ H 2 + 0=0+ H 3 +
2g
dengan V adalah kecepatan dengan aliran pada sisi hilir peluap.
Dari persamaan tersebut dapat ditentukan kecepatan aliran V,

V2/2.g = H2-H3
Atau

V= √ 2 g( H 2−H 3 )

Debit aliran :

Q=C d .b . H 3 .V =Cd .b .H 3 . 2 g ( H 2−H 3 )



Q=Cd⋅b √ 2⋅g⋅ H 2⋅H 2 −H
√ 3 33

Sehingga rumus koefisien debit :


Q
Cd =
b √ 2⋅g⋅ H 2⋅H 2 −H
√ 3 33

Dimana :
Q= Debit (m3/dtk)

73
H = Tinggi air yang meluapdititik H2 (m)
h = Tinggi air yang meluapdititik H3 (m)
Cd = Koefisien Debit
b = Lebarpelimpah (m)
g = percepatangravitasi (9,81 m3/dtk)

7.2 ALAT DAN BAHAN


1. Satu set alat saluran terbuka
2. Ambanglebar
3. Stopwatch

7.3 LANGKAH KERJA


1. Memasang bendung pada saluran terbuka kemudian celah pintu peluap diberikan
lem dengan terlebih dahulu lebar peluap ( B ) dan tinggi peluap (P) diukur
dengan menggunakan mistar sorong.
2. Menjalankan mesin pompahingga terjadi peluapan diatas ambang
3. Mencatat volume air (V) dan waktu (t) yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
debit (Q).
4. Mengukur tinggi air (H) mulai dari H1, H2, H3, dan H4yang melalui ambang
lebar tersebut.

H2 H3
H1
1 2
H4

Gambar 7.2.PercobaanMelaluiAmbangLebar
5. Mengulangi langkah no.1 hingga langkah no.3 sebanyak 5 kali percobaan untuk
mendapatkan ketinggian berikutnya.
6. Menghitung dan mentabelkan H, h, Q dan Cd.
7. Memplot grafik hubungan antara Cd dan H, Q dan Cd

74
7.4 DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel7.1.Data Percobaan Ambang Lebar untuk Kemiringan 0%

Waktu
VOLUME (V) WAKTU (t)(det) Rata- Tinggi Air (H)
NO rata
(ltr) T1 T2 T3 H1 (mm) H2 (mm) H3 (mm) H4 (mm)
12,6 33,3
1 19 30,49 25,51 108,0 37,0 17,0 19,0
6 9
13,9 35,4
2 20 35,20 28,20 105,0 30,0 14,0 13,0
3 8
14,1 37,4
3 21 36,48 29,38 102,0 29,0 13,0 10,0
9 6

Sumber :HasilPercobaan di Laboratorium

7.5 ANALISA PERHITUNGAN


 UntukPercobaan 1
 Perhitungan debit air ( Q ).
V
Q = Dimana : Q = Debit (m3/dtk)
T
V = Volume (m3)
T = Waktu (dtk)
Penyelesaian :

V₁
Q1 =
T 1 rata−rata

0,003 0 ,019
= 6,34 25,51 = 0,00074 m³/dtk

Untuk nilai debit (Q) pada waktu (detik) dan volume selanjutnya dapat dilihat pada
tabel di bawah:

Tabel 7.2 AnalisaPerhitungan Debit (Q)

N VOLUME (V) VOLUME (V) Waktu Debit (Q)


O Rata-rata

75
(ltr) (m³) (m³/dtk)
1 19 0,019 25,51 0,00074
2 20 0,02 28,20 0,00071
3 21 0,021 29,38 0,00071
Sumber :Hasil Perhitungan dan Percobaan di Laboratorium
 Perhitungan Koef.Debit ( Cd ).
Q
Cd=
b √ 2 . g H 2 . H 2 −H
√ 3 33

0,00074
Cd1=
0,012x √ 2x 9,81x √0,037 x 0,018 2−0,018 3

= 4,409

UntuknilaiKoefisien Debit (Cd) selanjutnyadapatdilihatpadatabel di bawah :


Tabel7.3 Analisa Perhitungan Nilai Koefisien Debit (Cd)
Lebar Tinggi Air (H)
N Debit (Q) g Koef.Debit
(b) (m)
O
(m³/dtk) (m) H2 H3 (m³/dtk) (Cd)
1 0,00074 0,012 0,037 0,017 9,81 4,409
2 0,00071 0,012 0,03 0,014 9,81 5,622
3 0,00071 0,012 0,029 0,013 9,81 6,191
Sumber : Hasil PerhitungandanPercobaan di Laboratorium

Tabel7.4Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)


Debit (Q) Koefisien Debit
No 3 Q x Cd Q2
(m /dtk) (Cd)
1 0,00074 4,409 0,00328 0,0000005546
2 0,00071 5,622 0,00399 0,0000005029
3 0,00071 6,191 0,00443 0,0000005110
∑ 0,00217 16,221 0,011695 0,000002

Tabel7.5 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Koefisien Debit (Cd)
H Koefisien Debit
No H x Cd H2
(m) (Cd)
1 0,037 4,409 0,163 0,00137
2 0,030 5,622 0,169 0,00090
3 0,029 6,191 0,180 0,00084
∑ 0,096 16,221 0,511 0,00311

Sumber : Hasil Perhitungan

76
Tabel7.6 Regresi Untuk Grafik Hubungan Antara Debit (Q) dengan Koefisien Debit
(Cd)
Tinggi Air (H) Koef.Debit
NO H2 Cd2 H x Cd
(m) (Cd)
1 0,0370 4,409 0,001369 19,441 0,1631
2 0,0300 5,622 0,000900 31,602 0,1686
3 0,0290 6,191 0,000841 38,323 0,1795
Σ 0,0960 16,221 0,003110 89,366 0,5113

Sumber : Hasil Perhitungan

Rumus Persamaan Garis :


y = a.x + b

n . ∑ (Q .Cd )−∑ Q . ∑ Cd
a=
n . ∑ Q2 −( ∑ Q )2
3 x 0,01169−0 ,00217 x 16,221
a=
3 x0,000001568−0 ,002172 = -42502,580

2
∑ Cd . ∑ Q −∑ Q . ∑ (Q. Cd )
b=
n. ∑ Q2 −( ∑ Q )2
16,221 x 0,00037719−0,00217 x0,011695
b=
3 x0,000001568−0,002172 = 36,132
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koef. Debit
(Cd) adalah : y = a.x + b
Cd = -42502,580 Q + 36,132

77
Grafik Hubungan Antara Debit (Q) Dengan Koef. Debit
(Cd)
7.000

6.000 6.191
f(x) = 30369.75 x − 16.55
5.622
Koefisien Debit (Cd)

5.000 R² = 0.41
4.409
4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.00071 0.00071 0.00072 0.00072 0.00073 0.00073 0.00074 0.00074 0.00075 0.00075
Debit (Q)

Grafik .... Grafik Hubungan Antara Debit (Q) dan Koef. Debit (Cd)

Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi luapan air (H) dengan
Koefisien debit (Cd)
Tabel7.7RegresiUntukGrafikHubungan Antara Tinggi luapan air (H) dengan Koefisien
Debit (Cd).
Tinggi Air (H) Koef.Debit
NO H2 Cd2 H x Cd
(m) (Cd)
1 0,0370 4,409 0,001369 19,441 0,1631
2 0,0300 5,622 0,000900 31,602 0,1686
3 0,0290 6,191 0,000841 38,323 0,1795
Σ 0,0960 16,221 0,003110 89,366 0,5113
Sumber : Hasil Perhitungan
Rumus Persamaan Garis :

y = a.x + b
n . ∑ H .Cd−∑ H . ∑ Cd
a=
n . ∑ H 2−( ∑ H )2
3 x 0,5113−0960 x16 ,221
a=
3 x 0,003110−0,0960 2 = -204,4419

78
2
∑ Cd . ∑ H −∑ H . ∑ ( H . Cd )
b=
n . ∑ H 2 −( ∑ H )2
16,221 x 0,003110−0, 0960 x 0 ,5113
b=
3 x0,003110−0, 09602 = 11,9492
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien Debit (Cd) adalah :
y = a.x + b
Cd = -204,4419 H + 11,9492

Grafik Hubungan H dengan Cd


7.000

6.000 6.191
f(x) = 170.58
5.622 x − 0.05
Koefisien Debit (Cd)

R² = 0.67
5.000
4.409
4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.0280 0.0290 0.0300 0.0310 0.0320 0.0330 0.0340 0.0350 0.0360 0.0370 0.0380
Debit (Q)

Grafik 7.2 Grafik hubungan Tinggi Muka Air (H) dengan Koefisien Debit (Cd)

79
7.6 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa :
 Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan
air akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena antara tinggi luapan dengan
waktu berbanding terbalik.
 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien debit
(Cd), yaitu Cd = -42502,580 Q + 36,132
 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = -204,4419 H + 11,9492

Asisten,
Laboratoriumhidrolika

HenroWidarto ST.,MT

80
7.7 GAMBAR ALAT

Gambar7.3 Saluran Terbuka

81

Anda mungkin juga menyukai