Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682

(e) ISSN 2621-9239

Analisis Kerusakan Bearing 7210 Pada Torsion


Shaft
Kis Yoga Utomo1*, Wismanto Setyadi2, Pebri Ananda3
1,3
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jl. Raya
Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jakarta 13077.
2
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Nasional, Jakarta 12520
*Korespondensi penulis: yogautomo760@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan komparasi antara perhitungan


teoritis dengan aktualisasi yang terjadi tentang bearing 7210 pada torsion shaft.
Perbandingan yang dilakukan dilihat dari sisi umur pakai (lifetime) dari bearing
tersebut dibandingkan dengan kondisi aktual yang terjadi. Selain itu analisa yang
dilakukan adalah analisa yang berkaitan dengan proses relubrikasi serta analisa yang
berkaitan dengan kuantitas grease yang diberikan pada saat proses relubrikasi.
Perbedaan antara analisis teoritis dengan aktual disebut dengan deviasi. Perbedaan
inilah yang akan dijadikan landasan untuk menyusun jadwal untuk melakukan
proses pemeliharaan (preventive maintenance) yang difokuskan untuk memprediksi
penggantian bearing dan proses relubrikasi yang dibutuhkan serta banyaknya
pelumas yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan lifetime bearing
serta memperkecil deviasi yang terjadi antara perencanaan dan kondisi aktual di
lapangan
Kata kunci: analisis kerusakan, bearing, penjadwalan perawatan, poros torsi.

Abstract. This study aims to compare the theoretical calculations with actualization
that occur about 7210 bearings on the torsion shaft. Comparisons made are seen
from the side of life (lifetime) of the bearing compared to the actual conditions that
occur. In addition, the analysis carried out is an analysis relating to the process of
relubication and analysis related to the quantity of grease given during the
relubication process. The difference between theoretical analysis and actual is
called deviation. This difference will be used as the basis for arranging a schedule
for preventive maintenance that is focused on predicting the replacement of
bearings and the required relubication process as well as the amount of lubricant
used. This aims to increase lifetime bearings and minimize the deviation that occurs
between planning and actual conditions in the field.
Keywords: bearing, damage analysis, maintenance scheduling, torsion shaft

PENDAHULUAN

Analisa kegagalan ialah suatu komponen yang mengalami kegagalan yang disebabkan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja suatu alat. Dalam dunia industry,
komponen - komponen alat pastilah mengalami suatu kegagalan, baik itu karena umur
masa pakai alat yang habis, komponen tersebut sudah tidak berfungsi sama sekali,
komponen tersebut berfungsi tapi membahayakan ataupun karena sebab-sebab lainnya.
Kegagalan yang terjadi pada komponen-komponen mesin itu sangat merugikan bagi suatu
industri apabila komponen mesin yang mengalami kegagalan merupakan komponen
mesin yang sangat penting bagi industri itu sendiri. Dalam suatu komponen mesin itu
sendiri banyak terdapat elemen - elemen mesin, seperti poros, roda gigi, engkol, bearing
dan elemen lainnya 1.
Bearing merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup
penting karena fungsi dari bearing yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat
berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. bearing banyak sekali ditemukan di
dalam komponen - komponen mesin karena fungsi dari bearing ini sangat vital untuk

75
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

mengurangi gesekan yang terjadi pada mesin. Bearing atau bantalan adalah komponen
sebagai bearing untuk membantu mengurangi gesekan peralatan berputar pada poros/as,
bearing atau bantalan ini biasanya berbentuk bulat. Bearing di mobil dipasang pada as
roda dan ditempat - tempat yang berputar lainnya. Tujuan dari bearing mengurangi
gesekan rotasi dan mendukung radial dan aksial beban. Karena fungsinya yang krusial,
bearing membutuhkan pemeliharaan yang baik sehingga di dapatkan umur kerja yang
panjang. Salah satu bentuk pemeliharaan bearing yang utama adalah lubrikasi atau
pelumasan. Analisis yang dilakukan berdasarkan perhitungan teoritis terhadap standar
lifetime bearing untuk dikomparasikan dengan aktual yang terjadi pada saat penggunaan
bearing 7210 pada unit torsion shaft. Analisis preventive maintenance yang dilakukan
dengan perhitungan teoritis pada sistem lubrikasi dalam kaitannya dengan waktu
relubrikasi serta kuantitas lubrikasi pada bearing 7210. Berdasarkan data komparasi
lifetime bearing dan dibandingkan dengan analisis preventive maintenance maka
kesimpulan yang dihasilkan berupa target pemeliharaan bearing yang ditentukan dalam
koridor preventive maintenance schedule. Tujuan penelitian dalam penulisan analisis
kerusakan bearing 7210 pada torsion shaft ini adalah untuk mengetahui pengaruh
lubrikasi pada lifetime bearing 7210 pada torsion shaft, dalam kaitannya dengan analisis
teoritis dengan lifetime bearing secara standar. Dapat menyusun penjadwalan preventive
maintenance untuk bidang lubrikasi, agar efisiensi kerja bearing dapat lebih optimal.

TINJAUAN LITERATUR

Definisi Elemen Mesin.


Komponen structural yang termasuk dalam komponen struktural antara lain chassis,
bearing, poros, komponen pengencang (baut), seal, dan pelumas (lubrikasi), Komponen
elemen transmisi Yang termasuk dalam komponen elemen transmisi antara lain roda gigi
(gear), puli dan sabuk (pulley and belt), gerigi dan rantai (sprocket and chain), coupling,
rem. Komponen control yang termasuk dalam komponen kontrol antara lain tombol,
switch, indikator, sensor, aktuator (pneumatic and hydraulic system) [2].
Klasifikasi Bearing
Secara dasar bearing dapat diklasifikasikan berdasarkan arah beban dan berdasarkan
konstruksi atau mekanismenya mengatasi gesekan. Berdasarkan arah beban yang bekerja
pada bantalan, seperti ditunjukkan pada bearing dapat diklasifikasikan menjadi [3].
TABEL 1. Klasifikasi jenis dan kerja bearing [3].
Bantalan radial (radial bearing): menahan
beban dalam arah radial/tegak lurus sumbu
poros

Bantalan aksial/thrust bearing: menahan


beban dalam arak aksial/sejajar dengan
sumbu poros

Bantalan yang mampu menahan kombinasi


beban dalam arah radial dan arah aksial /
bantalan gelinding khusus

76
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Kegagalan Bearing
Yang dimaksud dengan kegagalan pada bearing adalah kondisi dimana sebuah komponen
bearing gagal menjalankan fungsi kerjanya pada suatu unit konstruksi mesin yang sesuai
dengan standar umur pakai yang telah ditentukan. Banyak hal yang mempengaruhi
kondisi ini baik internal maupun eksternal dari bearing tersebut terjadi kondisi yang
disebut bearing failure. Yang disebut terjadi kondisi dimana tingkat pelayanan suatu
bantalan gelinding sudah tidak optimal (bearing failure). Analisa kegagalan bantalan
gelinding (bearing) dapat didefinisikan sebagai langkah-langkah pemeriksaan atas
komponen bantalan gelinding yang mengalami kegagalan untuk dicari penyebab
kerusakannya. Pengumpulan data material komponen serta proses pengerjaannya akan
banyak membantu dalam menemukan penyebab kegagalan. Sampel yang diambil sedapat
mungkin bisa memberikan gambaran mengenai peristiwa kegagalan. Oleh karena itu
lokasi pengambilan harus tepat, serta keadaannya harus sebaik mungkin.
Teori Lubrikasi (lubrication fundamental)
Pada dua benda yang saling bergerak akan selalu menghasilkan gesekan diantara
permukaan yang saling bersentuhan, hal ini disebabkan karena adanya gaya gravitasi (g).
besarnya gaya gesek adalah perkalian antara gaya normal (N) dengan koefisien gesek (µ)
pada benda tersebut. Setiap benda mempunyai nilai koefisien gesek yang berbeda-beda
[4].
Secara umuum gesekan gelinding mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan
gesekan rolling, dikarenakan gesekan gelinding mempunyai titik sentuhan yang semakin
kecil sehingga nilai koefisien semakin kecil [5].
Viskositas
Definisi viskositas adalah ukuran dari ketahanan suatu fluida yang sedang mengalami
deformasi akibat tegangan geser atau tegangan tarik (share rate). Ada dua macam nilai
viskositas yaitu viskositas absolut (viskositas dinamik) yang diukur dalam satuan
centipoises (cP) dan viskositas kinematis yang diukur dalam satuan centistokes (cSt).
Dalam konversi satuan nilai 1cP mempunyai nilai 100 cSt. Semakin encer suatu unsur
maka nilai viskositas kinematisnya semakin kecil dan kebalikannya semakin kental suatu
unsur maka nilai viskositas kinematisnya makin besar contoh air bernilai 1 cSt, dan madu
bernilai 1000cSt. Hukum viskositas menyatakan untuk laju perubahan bentuk sudut fluida
yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas yang tinggi
dibandingkan dengan liquid yang lain seperti air. Faktor kesebandingan koefisien gesek
(µ) disebut dengan viskositas fluida [6].
Pada dunia industri modern serta otomasi, dan berdasarkan tuntutan dasar konsumen
dunia industri maka para produsen berusaha untuk melakukan tindakan efisien serta
jaminan kelancaran layak produksi dengan melakukan upaya perubahan pola pikir yang
akan menentukan pola tindakan efektif dan multifungsi yang dikenal dengan
maintenance. Definisi pemeliharaan elemen mesin adalah metode yang digunakan oleh
pelaku manufaktur untuk menjaga performa mesin. Hal ini dilakukan untuk menjamin
agar alur produksi dikerjakan oleh mesin yang bekerja secara standar, sehingga
mendapatkan efisiensi yang optimal [7].
Preventive Maintenance
Merupakan usaha untuk meminimalisir potensi masalah secara terjadwal. (Baik jadwal
jangka pendek hingga jangka panjang). Beberapa perusahaan menerapkan pola
maintenance ini dengan membentuk tim yang akan selalu melakukan proses kontrol
setiap kurun waktu tertentu untuk melakukan pemeliharaan, tujuannya adalah untuk
mendeteksi potensi masalah sebelum menjadi masalah yang akan merugikan proses
produksi (break down time).
Predictive Maintenance
Merupakan tindak lanjut dari preventive maintenance dimana dalam pola maintenance ini
seorang teknisi sudah dapat memprediksi berdasarkan analisa maupun pengalaman untuk

77
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

melakukan penggantian komponen mesin. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir potensi
terjadinya break down time pada produksi yang akan merugikan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini akan menggunakan metode eksperimental yang dilandaskan pada
perhitungan teoritis. Diagram alir penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 1.

GAMBAR 1. Diagram alir penelitian.

Adapun pengamatan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data yang akan dijadikan
acuan sebagai penjadwalan preventive maintenance terutama dalam pemeliharaan
bearing 7210 pada torsion shaft. Berdasarkan diagram alir penelitian pada gambar 9
dapat dijabarkan bahwa pada penelitian ini dimuulai dari pembelajaran teoritis mengenai
pemeliharaan bearing hingga prediksi umur pakai bearing serta menentukan skala
pemeliharaan dalam hai ini adalah waktu relubrikasi dan banyak lubrikasi yang diberikan
pada sebuah unit bearing.
Perhitungan secara teoritis pada bearing tipe 7210–B–XL–TVP dilakukan dengan
berdasarkan referensi katalog untuk mendapatkan spesifikasi teknis bearing tersebut.
Spesifikasi teknis inilah yang digunakan untuk menentukan pola relubrikasi ataupun
kuantitas lubrikasi yang akan digunakan. Setelah penentuan waktu relubrikasi dan
kuantitas lubrikasi ditentukan sehingga dapat dilakukan analisa perbandingan antara data
aktual yang ada tentang penggunaan bearing 7210 ini dengan hasil perhitungan yang
terjadi sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang terjadi. Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut dilakukan suatu analisa lebih lanjut yang kemudian akan
digunakan untuk menjadi landasan penentuan preventive maintenance serta penjadwalan
penggantian bearing tersebut sebelum mengalami kerusakan yang menyebabkan produksi
berhenti (down time).
Pemasangan bearing pada unit torsion shaft
Metode analisis yang akan dilakukan secara umum adalah membandingkan antara pola
pemeliharaan bearing yang sudah dilakukan secara aktual sehari-hari dengan standar
yang didapatkan dari hasil perhitungan teoritis. Sebelum menentukan analisis perhitungan

78
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

secara teoritis maka perlu dilakukan pengambilan data standar yang didapatkan dari
katalog bearing tersebut. Bentuk aktual bearing tipe 7210-B-XL-TVP tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.

GAMBAR 2. Bearing tipe 7210

Pada penerapan penggunaan bearing ini diletakkan pada torsion shaft yang bekerja
dengan mengalami beban radial serta beban aksial secara bersamaan seperti terlihat pada
gambar 2.

TABEL 2. Spesifikasi teknis bearing 7210-B-XL-TVP [8].

d: 50 mm
D: 90 mm
B: 20 mm
a: 39 mm
D1 : 74.8 mm
Da max : 83 mm
Db max : 85.8 mm
d1: 66.3 mm

da min : 57 mm
r1 min : 0.6 mm
ra max : 1 mm
ra1 max : 0.6 mm
r min: 1.1 mm

: 40º (contact angle)


Cr: 39000 N (dinamic load rating)
Cor: 28500 N (static load rating)
Cur : 1970 N (fatique limit load)
nG: 8000 rpm (limiting speed)
: 7600 rpm (reference speed)

79
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Pembebanan radial yang terjadi berdasarkan berat pembebanan poros yang berputar
dimana posisi bearing menahan beban dari berat komponen yang berhubungan dengan
bearing tersebut. Sedangkan pembebanan radial yang terjadi adalah beban yang terjadi
searah sumbu menuju bearing yang terpasang, hal ini berasal dari gaya dengan arah
horizontal pada saat poros bekerja seperto terlihat pada gambar 3.

(a) (b)
GAMBAR 3. (a) Pemasangan bearing 7210 pada torsion shaft, (b) Arah pembeban radial dan aksial

Data spesifik bearing 7210-B-XL-TVP


Berdasarkan penggunaan bearing standar yang digunakan pada mesin di bagian torsion
shaft maka didapatkan tipe bearing yang digunakan yaitu bearing tipe 7210-B-XL-TVP.
Dari tipe bearing yang terdapat pada gambar diatas maka didapatkan jenis spesifikasi
bearing dengan data pada tabel 1.
Analisis Kerusakan
Pada penilitian analisa kerusakan yang terjadi pada jenis bearing tipe 7210-B-XL-TVP
dengan spesifikasi yang tertera pada tabel 1 dapat dijelaskan untuk kerusakan yang sering
terjadi pada mesin bunching.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menentukan umur pakai bearing (LH)


Untuk menentukan umur pakai bearing berdasarkan perhitungan dapat dilakukan dengan
menggunakan formulasi sebagai berikut [8].
Diketahui :
Cr standar : 39000 N
C0r standar : 28500 N
C aktual : 70 kg = 686,7 N (data engineering maintenance)
W aktual : 7.5 kg = 73.575 N (data engineering maintenance)
n: 650 rpm (data engineering maintenance)
Maka untuk menghitung rating usia ball bearing dapat dilakukan dengan persamaan (1).

(1)

Untuk menghitung umur pakai ball bearing dapat dilakukan dengan formulasi persamaan
(2)
. (2)

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara perhitungan standar


bearing 7210 yang dipasang pada torsion shaft maka dengan pembebanan radial C = 70

80
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

kg dan pembebanan aksial W = 7.5 kg didapatkan umur pakai bearing selama LH = 2.37
tahun.
Menentukan kekuatan dan tekanan bearing 7210
Untuk menentukan kekuatan, tekanan dan rentan waktu relubrikasi pada penggunaan
bearing 7210 pada unit torsion shaft dapat ditentukan dengan formulasi seperti pada
referensi [9].
Diketahui:
Inner diameter d: 50 mm
Tebal bearing B = l:20 mm
C: 70 kg = 686,7 N
W: 7.5 kg = 73.575 N
n: 650 rpm
Menentukan nilai kekuatan bearing (W)
Untuk menentukan nilai pembebanan dapat menggunakan persamaan (3):
W=w×l (3)
W = 7.5 kg × 20 = 150 kg
Berdasarkan perhitungan kekuatan bearing 7210 dapat disimpulkan kekuatan batas aman
adalah 150 kg.
Menentukan nilai tekanan (P)
Untuk menentukan nilai tekanan dapat menggunakan persamaan (4).
P (4)

p = 0.15 kg/mm2

Berdasarkan perhitungan tekanan bearing 7210 dapat disimpulkan tekanan batas aman
adalah 0.15 kg/mm2.
Menentukan masa relubrikasi (tfR)
Untuk menentukan nilai relubrikasi bearing dapat ditentukan sebagai berikut:
Diketahui :
Inner diameter d : 50 mm
Outer diameter D : 90 mm
Tebal bearing B = l: 20 mm
C0 : 70 kg = 686.7 N
P : 7.5 kg: 73.575 N
N : 650 rpm
tf : 40.000
Dari hasil keterangan diatas dapat dilakukan persamaan (5)
tfR = 0.5 × tfG. (5)
Dimana :
: Penentuan masa operasi grease belum diketahui maka dapat dilakukan penyelesaian
dengan persamaan (6)
tfG = tf × kT × kp × kR × kU × ks (6)
Menentukan dasar masa operasi grease ( )
Untuk menentukan dasar masa operasi grease dapat dijelaskan bahwa nilai dasar operasi
grease pada data engineering adalah 40.000 jam dan untuk menentukan Specific Speed
Parameter dapat ditentukan dengan persamaan (7).
Specific Speed Parameter = kf × n × dm (7)

81
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

= 70 mm
Specific Speed Parameter = 1.6 × 650 × 70 =72.800 rpm
Menentukan faktor temperatur (KT)
Penentukan nilai aktual temperatur kerja mesin yang didapat dari data engineering adalah
50 °C, maka berdasarkan grafik KT yang di dapat dari data engineering adalah 0.1.
Menentukan nilai faktor beban (Kp)
Penentuan nilai faktor beban dan mengunakan pesamaan (8)

(8)

= 9,33

Menentukan nilai osilasi (KR)


Berdasarkan hasil katalog bearing 7210-B-TVP adalah angular contact ball bearing
(double row) maka di dapat nilai osilasi α = 40°.
Menentukan nilai faktor lingkungan (KU)
Berdasarkan nilai faktor dari engineering maintenance, kerja mesin torsion shaft
termaksud dalam kategori kerja tingkat pembebanan menengah (moderate). Sehingga
nilai faktor lingkungan (KU) dapat di tentukan berdasarkan tabel 3.
TABEL 3. Tabel faktor lingkungan [9].
Pengaruh lingkungan Faktor KU
Sedikit (slight) 1
Menengah (moderate) 0.8
Berat (heavy) 0.5

Menentukan faktor pengaturan pada poros (KS)


Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pengaturan poros adalah posisi poros tempat
bearing bekerja mengarah vertikal atau horizontal. Maka untuk menentukan faktor
pengaturan pada poros (KS) dapat dilihat berdasarkan tabel 4 [10].
TABEL 4. Tabel faktor pengaturan pada poros [10].
Pengaturan Poros Faktor KS
Vertikal 0.5 - 0.7
Pengaturan lainnya 1

Setelah perhitungan relubrikasi terselesaikan maka dapat di hitung relubrikasi yang


didapat pada persamaan dapat dilakukan penyelesaian dengan persamaan (9) dan (10)
tfG = tf × kT × kp × kR × kU × ks. (9)
tfG = 40.000 × 0.1 × 0.85 × 0.45 × 0.8 × 1 = 1224 jam
tfR = 0.5 × tFg (10)
tfR = 0.5 × 1224 = 612 jam
Jadi dapat disimpulkan bahwa relubrikasi secara analisa teoritis adalah 612 jam = 25.5
hari
Menentukan kuantitas grease pada bearing
Setelah menentukan waktu relubrikasi tahapan selanjutnya adalah menentukan kuantitas /
jumlah pelumas tipe grease yang harus ditambahkan di setiap kali relubrikasi. Untuk
menentukan kuantitas relubrikasi dapat ditentukan dengan tahapan menggunakan
persamaan (11).
Diketahui :
D : 90 mm
B : 20 mm

82
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Formulasi kuantitas grease persamaan (11) adalah:


(11)

Berdasarkan perhitungan kuantitas grease diatas dapat diketahui bahwa jumlah grease
yang harus diberikan pada saat relubrikasi secara standar adalah sebanyak 9 gram yang
dioleskan merata di sekeliling permukaan bearing.
Komparasi analisis teoritis dengan aktual di lapangan
Pada penelitian ini akan dibandingkan analisis teoritis terhadap aktual yang terjadi di
lapangan tentang umur pakai bearing11. Adapun komparasi antara analisis hasil
perhitungan teoritis dengan aktual dilapangan dapat dilihat pada tabel 5.
TABEL 5. Komparasi antara kondisi aktual dengan hasil analisis teoritis
Bearing 7210 Relubrikasi Kuantitas grease Umur bearing
Kondisi aktual 3000 jam 30 gram 657 hari 1.8 th
Analisis teoritis 612 Jam 9 gram 868 hari 2.37 th
Deviasi -2388 jam + 21 gram -0.57 tahun

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dengan jelas komparasi antara kondisi aktual dengan
analisis teoritis terjadi penyimpangan (deviasi) pada proses lubrikasi sebanyak 2388 jam
sehingga terjadi kerusakan di bawah standar sebesar 0.57 tahun atau 211 hari lebih cepat
dibawah standar.
Standarisasi preventive maintenance
Berdasarkan data perbandingan diatas maka dapat dibuatkan penjadwalan preventive
maintenance untuk pemeliharaan bearing 7210-B-XL-TVP pada unit torsion shaft pada
mesin bounching di salah satu PT. X. Adapun jadwal preventive maintenance yang
diajukan seperti terliaht pada tabel 6.

TABEL 6. Penjadwalan preventive maintenance bearing 7210-B-XL-TVP.


Maksimal batas Faktor Perubahan Pemeliharaan dan
Barang Basis data
pemakaian aman Bagian Pencegahan
Bearing Analisis Setiap 612 jam per 9 gr
868 hari 24,3% Hari ke 657
7210 teoritis lubrikasi

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian kerusakan bearing 7210 pada
torsion shaft di atas maka dapat di simpulkan beberapa data yang akan dijadikan referensi
bagi pembuatan jadwal preventive maintenance, diantaranya data kondisi aktual bearing
7210-B-XL-TVP, relubrikasi yang dilakukan setiap ± 3000 jam. Kuantitas grease yang di
berikan setiap relubrikasi sebanyak 30gram tanpa mengunakan alat meter grease
sehingga grease yang masuk ke dalam bearing berputar berat yang dapat mempengaruhi
putaran pada torsion shaft. Umur pakai bearing yang selama ini terjadi pada kisaran 657
hari.
Berdasarkan perhitungan relubrikasi dilakukan setiap 612 jam kerja. Berdasarkan
perhitungan kuantitas grease yang diberikan setiap relubrikasi adalah sebanyak 9 gram.
Berdasarkan perhitungan standar umur pakai bearing yang dapat dicapai adalah sebanyak
868 hari = 2.37 tahun, maka dapat disimpulkan pula pola preventive maintenance untuk
bearing 7210-B-TVP di mesin bunching di PT. X dengan kriteria maximum life time
(umur pakai) bearing 7210 adalah selama 868 hari, perhitungan life time bearing
didapatkan berdasarkan perhitungan teoritis. Penyimpangan yang terjadi antara umur
pakai teoritis dengan umur pakai aktual adalah sebesar 24.3 % hal ini dijadikan referensi
bagi teknisi untuk menentukan angka keamanan bagi umur pakai bearing pada unit

83
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 22 (2) November 2019 Halaman 75-84 (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

torsion shaft. Perencanaan preventive maintenance dalam proses relubrikasi adalah setiap
612 jam dengan kuantitas lubrikasi 9 gram grease di setiap bearing. Penjadwalan
relubrikasi harus menggunakan alat meter grease agar kuantitas grease yang masuk
sesuai dengan perhitungan teoritis adalah 9 gram.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sularso. 1991. “Elemen Mesin”. PT. Pradinya Paramita. Jakarta.


[2] Dahmir Dahlan, Prof.Dr.Ir. 2012. “Elemen Mesin”. Penerbit: Citra Harta Prima.
Jakarta.
[3] NN. ” Rolling Bearings Technical Handbook”. PSL. ISBN 80-88889-74-X
[4] Dedison Gasni, Syahrul Rahmat. 2017. “Menentukan Regime Pelumasan Pada Ball
Bearing Dengan Menggunakan Kurva Stribeck”. Jurnal METTEK Volume 3 No 1
(2017). Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas, Padang.

[5] Kurmi & J.K. Gupta, R.S. 2005. “Machine Design”. Eurasia Publishing House.
Ram Nagar. New Delhi.
[6] NN. ” Catalog Rolling Bearing”. FAG.NN. 2010.” Catalogue Rolling Bearing”.
FAG. Germany
[7] Milje, R. 2011. “Engineering Methodology for Selecting Condition Based
Maintenance”. Thesis. Faculty of Science and Technology-University of
Stavanger, Norwegia.
[8] Radhi Maladzi, Toni Prahasto, dan Achmad Widodo. 2017. “Analisis Kerusakan
Bantalan Gelinding Dengan Variasi Kecepatan Putar Berdasarkan Pola Getaran
Menggunakan Metoda Envelope Analysis”. Jurnal Teknik Mesin, Vol. 5, No. 1,
Tahun 2017. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.
[9] Hochmann D, Bechhoefer E. 2005. “Envelope bearing analysis”: Theory and
practice. In: IEEE Aerospace Conference Proceedings.
[10] White, M.F. 1979. “Rolling element bearing, vibration transfer characteristics:
Effect of Stiffness”, Journal Applied Mechanics, 46, 677-684 (1979).
[11] Suhardjono. 2004. “Analisis Sinyal Getaran untuk Menentukan Jenis dan Tingkat
Kerusakan Bantalan Bola (Ball Bearing)”. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 6, No.
2, Oktober 2004. Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.

84

Anda mungkin juga menyukai