Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS HITUNG PERATAAN

“METODE KUADRAT TERKECIL UNTUK PENENTUAN


KOORDINAT DARI PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK”

Disusun oleh :

Stanly Alfallabi

03311840000089

Kelas Hitung Perataan B

Dosen Pengampu:

Ira Mutiara Anjasmara, ST, M.Phil, Ph.D.

Dosen Responsi:

Udiana Wahyu Deviantari ST., MT.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
Penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Hitung Perataan mengenai metode
kuadrat terkecil untuk penentuan koordinat dari pengukuran sudut dan jarak.

Dalam penyusunan Laporan Tugas 2 Hitung Perataan ini, Penyusun banyak


mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Ibu Ira Mutiara Anjasmara, ST, M.Phil, Ph.D. sebagai dosen pengampu
Mata Kuliah Hitung Perataan Teknik Geomatika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember dan Ibu Udiana Wahyu Deviantari ST. MT. sebagai
dosen responsi Mata Kuliah Hitung Perataan Teknik Geomatika Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
2. Teman- teman Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember
banyak memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk


penyusunan laporan di kemudian hari. Karena laporan imi masi jauh dari kata
sempurna

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 28 April 2020

Stanly Alfallabi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 1
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 2
2.1 Teknik Perataan Kuadrat Terkecil .................................................... 2
2.2 Hitung Perataan Untuk Pengukuran Jarak ...................................... 3
2.3 Hitung Perataan Untuk Pengukuran Sudut ...................................... 5
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 8
3.1 Langkah-langkah Penyelesaian Soal Hitung Perataan Metode
Kuadrat Terkecil Untuk Penentuan Koordinat Dari Pengukuran
Sudut Dan Jarak ................................................................................. 8
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 10
4.1 Penyelesaian Soal Hitung Perataan Metode Kuadrat Terkecil Untuk
Penentuan Koordinat Dari Pengukuran Sudut Dan Jarak .................... 12
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11
5.2 Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran dalam teknik geomatika adalah hal yang penting seperti
ketepatan dalam hasil pengukuran. Dalam setiap pengukuran secara alamiah tidak
pernah bebas dari kesalahan atau error. Adapun kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran merambat secara kuantitas, sehingga diperlukan suatu proses untuk
mereduksi atau menghilanglan kesalahan serta mengestimasi nilai pengukuran yang
paling benar, Proses tersebut dinamakan teknik perataan. Teknik perataan yang
paling umum digunakan adalah teknik perataan kuadrat terkecil. Salah satu
pengaplikasian dari teknik perataan kuadrat terkecil adalah pada penentuan
koordinat dari pengukuran sudut dan jarak.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini antara lain:
1. Mahaasiswa mampu membuat laporan tugas.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar hitung perataan kuadrat
terkecil.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan teknik hitung perataan
kuadrat terkecil untuk penentuan koordinat dari pengukuran sudut dan jarak.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Teknik Perataan Kuadrat Terkecil


Teknik perataan kuadrat terkecil adalah salah satu metoda yang paling
populer dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan hitung perataan. Dengan
anggapan bahwa, pada satu waktu, seluruh pengamatan tidak berkorelasi dan
memiliki bobot yang sama, perataan kuadrat terkecil dapat didefinisikan
berdasarkan prinsip “jumlah kuadrat koreksi pengamatan adalah minimum.”

Dengan syarat bahwa pengamatan hasil perataan harus memenuhi suatu model
matematika maka nilai koreksinya juga harus memenuhi prinsip kuadrat terkecil.

Dalam teknik perataan kuadrat terkecil, model fungsional umum tentang


sistem yang akan diamati harus ditentukan terlebih dahulu sebelum merencanakan
pengukuran. Model fungsional ini ditentukan menggunakan sejumlah variabel (baik
parameter maupun pengamatan) dan hubungan diantara keduanya. Dalam suatu
pengamatan, selalu ada jumlah minimum variabel bebas yang secara unik
menentukan model tersebut. Sebuah model fisis, bisa saja memiliki beberapa model
fungsional yang berlainan, tergantung dari tujuan pengukuran atau informasi yang
diinginkan. Jumlah minimum variabel dapat ditentukan setelah tujuan pengukuran
berhasil ditetapkan, tidak terikat pada jenis pengukuran yang perlu dilakukan.
Jumlah minimum variabel biasa disebut 𝑛𝑛0 . Jika jumlah pengamatan n, lebih kecil
daripada jumlah minimum yang diperlukan, maka akan muncul kondisi defisit. Jika
n lebih besar daripada 𝑛𝑛0 maka muncul redundancy r atau ukuran lebih atau derajat
kebebasan (degree of freedom) dalam statistik dan perlu ada hitung perataan untuk
mendapatkan satu set nilai estimasi yang unik.

2
2.2 Hitung Perataan Untuk Pengukuran Jarak
Banyak kegiatan survei dilakukan berdasarkan posisi dua dimensi di dalam
koordinat bidang datar (x,y). Pada pengukuran jarak, jarak yang telah dilakukan
perataan (𝑆𝑆�
𝚤 𝚤𝚤 ) di antara dua titik i dan j dituliskan sebagai berikut:

𝑆�
2 2 1�
𝚤 𝚤𝚤 = [�𝑋𝑋𝑗𝑗 − 𝑋𝑋𝑖 � + �𝑌𝑌𝑗− 𝑌𝑌𝑖� ] 2 …….(10-1)

Di mana (𝑋𝑋𝑖 , 𝑌𝑌𝑖 ) dan (𝑋𝑋𝑗𝑗 , 𝑌𝑗𝑗 ) adalah koordinat bidang datar dari i dan j. Inilah
yang disebut dengan distance condition.

Adapun linearisasi dari persamaan (10-1) adalah:

….…(10-2)
di mana:

…….(10-3)

Mengingat bahwa (𝑋𝑋𝑖 0 , 𝑌𝑌𝑖 0 ) dan (𝑋𝑋𝑗𝑗0 , 𝑌𝑗𝑗0 ) adalah nilai pendekatan untuk koordinat i dan
j.

Pada persamaan (10-2) mengasumsikan bahwa keempat koordinat


merupakan variabel yang tidak diketahui (unknown variable), sehingga dibutuhkan
nilai pendekatan. Apabila salah satu titik merupakan titik control, di mana
koordinatnya diketahui dan bernilai konstan, dalam kasus ini, persamaan (10-2)
hanya akan mengandung dua turunan parsial; yaitu turunan dari dua koordinat titik
yang tidak diketahui. Sebagai contoh, apabila titik j merupakan titik control maka
persamaan (10-2) akan menjadi:

………(10-4)

Di mana:

………..(10-5)

3
Mengingat bahwa (𝑋𝑋𝑗𝑗 , 𝑌𝑗𝑗 ) adalah koordinat yang diketahui dari titik kontrol j,
dan (𝑋𝑋𝑖 0 , 𝑌𝑌𝑖 0 ) adalah nilai pendekatan dari titik i yang tidak diketahui
koordinatnya. Selanjutnya, jarak yang telah dilakukan perataan juga dapat ditulis:

𝑆�
𝚤 𝚤𝚤 = 𝑆𝑆𝑖 𝑗𝑗 + 𝑣𝑣𝑖 𝑗𝑗 …….(10-6)

Di mana 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑗𝑗 adalah nilai pengamatan dari jarak dan 𝑣𝑣𝑖𝑖𝑗𝑗 adalah nilai residual.
Sehingga, dengan mengikuti persamaan (10-2) dan (10-6) menjadi:

..…(10-7)

Dimisalkan turunan parsialnya dengan:

Dan mengganti,

𝑓𝑓𝑖𝑖𝑗𝑗 = 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑗𝑗 0 - 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑗𝑗 ……….(10-8)

Maka didapatkan:

𝑣𝑣𝑖 𝑗𝑗 + 𝑏𝑏1 ∆𝑋𝑋𝑖 + 𝑏𝑏2 ∆𝑌𝑌𝑖 + 𝑏𝑏3 ∆𝑋𝑋𝑗𝑗 + 𝑏𝑏4 ∆𝑌𝑌𝑗𝑗 = 𝑓𝑖 𝑗𝑗 ……….(10-9) Jika

dituliskan dalam bentuk matriks, akan menjadi:

Dapat kita lihat bahwa persamaan (10-9) dapat ditulis dengan bentuk matriks
umum:

𝑣𝑣 + 𝐵𝐵∆ = 𝑓𝑓……(10-10)

4
Di dalam persamaan kondisi untuk perataan metode pengamatan tidak
langsung (indirect observation) atau dikenal dengan metode parameter, elemen dari
matriks B adalah:

……..(10-11)

Dikarenakan 𝑏𝑏1 harus dihitung sebelum koordinat i dan j hasil perataan


diketahui, perlu digunakan nilai pendekatan. Sehingga:

..…..(10-12)

Sama halnya dengan elemen matriks B lainnya, yaitu:

…….(10-13)

…….(10-14)

…….(10-15)

2.3 Hitung Perataan Untuk Pengukuran Sudut


Di dalam survei, sudut horizontal dapat memiliki arah ke kanan (searah
jarum jam) ataupun ke kiri (berlawanan arah jarum jam). Dikarenakan azimuth
didefinisikan sebagai sudut yang arahnya searah jarum jam, maka sudut horizontal
di sini pun dianggap searah jarum jam.

5
Gambar 10-1

Pada Gambar (10-1) 𝜃�


𝚤 𝚤 𝚥𝚥 adalah sudut horizontal setelah dilakukan perataan,

pada titik i, yang diukur searah jarum jam dari garis ij ke garis ik. Dapat ditulis:

𝜃�
𝚤𝚤𝚤𝚤𝚥𝚥 = 𝛼�
𝚤 𝚥𝚥 − 𝛼�
𝚤 𝚤𝚤 ……….(10-16)

Dimana 𝛼�
𝚤 𝚥𝚥 adalah azimuth dari garis ik setelah dilakukan perataan dan 𝛼�
𝚤 𝚤𝚤 adalah

azimuth dari garis ij setelah dilakukan perataan. Apabila koordinat bidang datar dari
i, j, dan k adalah (𝑋𝑋𝑖 , 𝑌𝑌𝑖 ); (𝑋𝑋𝑗𝑗 , 𝑌𝑗𝑗 ); dan (𝑋𝑋𝚥𝚥 , 𝑌𝑌𝚥𝚥 ) maka:

……(10-17)

Adapun bentuk linearisasi dari syarat sudut dapat ditulis sebagai berikut:

𝑣𝑣𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 + 𝑏𝑏1 ∆𝑋𝑋𝑖 + 𝑏𝑏2 ∆𝑌𝑌𝑖 + 𝑏𝑏3 ∆𝑋𝑋𝑗𝑗 + 𝑏𝑏4 ∆𝑌𝑌𝑗𝑗 + 𝑏𝑏5 ∆𝑋𝑋𝚥𝚥 + 𝑏𝑏6 ∆𝑌𝑌𝚥𝚥 = 𝑓𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 …(10-18) Ingat bahwa:

𝜃�
𝚤𝚤𝚤𝚤𝚥𝚥 = 𝜃𝜃𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 + 𝑣𝑣𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 ……..(10-19)

Di mana 𝜃𝜃𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 adalah nilai pengamatan dari sudut dan 𝑣𝑣𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 adalah nilai residual. Ingat juga
bahwa:

𝑓𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 = 𝜃𝜃𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 0 - 𝜃𝜃𝑗𝑗𝑖𝑖𝚥𝚥 ……(10-20)

Dimana:

…..(10-21)

6
Yang mana (𝑋𝑋𝑖 ° , 𝑌𝑌𝑖 °); (𝑋𝑋𝑗𝑗 ° , 𝑌𝑗𝑗 °); dan (𝑋𝑋𝚥𝚥 ° , 𝑌𝑌𝚥𝚥 °) adalah nilai pendekatan untuk
koordinat i, j, dan k. Akhirnya didapatkan:

……(10-22)

……(10-23)

……(10-24)

……(10-25)

……(10-26)

……(10-27)

Dimana:

……(10-28)

……(10-29)

Dalam menghitung sudut dengan persamaan (10-17) dan (10-21) perlu diperhatikan
aturan letak kuadrannya, seperti pada tabel berikut:

Tabel 10-1
Koordinat dari ketiga titik i, j, dan k dianggap sebagai variabel yang tidak
diketahui (unknown variables) pada persamaan (10-18). Dalam praktisnya, satu
atau dua dari ketiga titik bisa jadi merupakan titik kontrol sehingga beberapa unsur
dari koordinat yang diketahui pada persamaan (10-18) tidak digunakan.

7
BAB III

METODOLOGI

3.1 Langkah-langkah Penyelesaian Soal Hitung Perataan Metode Kuadrat


Terkecil Untuk Penentuan Koordinat Dari Pengukuran Sudut Dan
Jarak

Untuk menyelesaikan soal hitung perataan metode kuadrat terkecil untuk


penentuan koordinat dari pengukuran sudut dan jarak dalam Tugas-2 ini, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi data-data yang diketahui dalam soal, seperti koordinat titik


kontrol (x, y), data hasil ukuran jarak, dan data hasil ukuran sudut.
Identifikasi pula hasil akhir yang ditanyakan dalam soal.
2. Menghitung nilai koordinat pendekatan titik yang dicari dari salah satu titik
kontrol.
3. Menyusun tabel perhitungan jarak
4. Menghitung koefisien b pada jarak untuk menyusun matriks B
Nilai koefisien b dapat dihitung

5. Menyusun tabel perhitungan sudut


6. Menghitung koefisien b pada sudut untuk menyusun matriks B
Nilai koefisien b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (10-22)
dan (10-23).
7. Menyusun matriks B dan f agar memenuhi persamaan untuk metode
parameter (indirect observation).

8. Menyusun matriks bobot (Matriks W)


9. Menentukan matriks N
10. Menentukan matriks t
11. Menentukan matriks delta Δ
12. Menghitung kuadrat terkecil posisi titik yang dicari (titik C)

13. Menentukan matriks kofaktor


14. Menentukan matriks varians kovarians posisi c
15. Menghitung standar deviasi dan untuk menentukan ketelitian posisi titik
C hasil perataan. dapat dihitung
8
16. Menyusun matriks residu v untuk menentukan koreksi agar didapatkan jarak
dan sudut hasil perataan.

17. Menghitung jarak dan sudut hasil perataan


18. Sehingga didapatkan koordinat titik C beserta ketelitiannya

9
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penyelesaian Soal Hitung Perataan Metode Kuadrat Terkecil Untuk


Penentuan Koordinat Dari Pengukuran Sudut Dan Jarak
Penyelesaian soal terlampir.

10
BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dengan metode perataan metode kuadrat terkecil untuk penentuan koordinat
dari pengukuran sudut dan jarak, dikarenakan dalam penentuan koordinat
dibutuhkan data sudut dan jarak, maka sudut dan jarak hasil ukuran, keduanya harus
dilakukan perataan agar didapatkan koordinat hasil perataan yang mendekati nilai
sebenarnya. Sehingga didapatkan hasil lebih kurang atau yang mendekati ( standar
deviasi

1.2 Saran
Dari pembahasan sebelumnya, Penyusun memberikan saran:Lakukan perhitungan
dengan mengikuti langkah-langkah secara runtut dan teliti untuk menghindar
ikekeliruan atau kesalahan dalam menghitung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gracie, Gordon dan Edward M. Mikhail. 1981. Analysis and Adjustment of Survey
Measurement. New York: Van Nostrand Reinhol

12

Anda mungkin juga menyukai