Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANALISA DATA DENGAN UJI T-TEST, MANN-WHITNEY, WILCOXON

MATA KULIAH BIOSTATISTIK


Dosen Pengampu: DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH

Disusun Oleh:

Monita Sari P07124216058

Arina Nur Rahma P07124216061

Dian Rahmayani P07124216064

Anisa Diyah Utami P07124216074

Sarjana Terapan Regular B

Semester VI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biostatistik. Penyusunan makalah ini dibuat
ringkas, padat dan jelas agar mudah dipelajari dan dicerna oleh pembaca. Dibagian akhir
tugas ini dicantumkan kesimpulan dari isi makalah agar dapat memberikan inti dari makalah
yang telah dijelaskan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang
telah membantu pelaksanaan makalah ini, yaitu kepada :

1. Ibu DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH sebagai Dosen mata kuliah Biostatistik Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung maupun
tidak langsung telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi menyempurnakan makalah ini. Harapan penulis,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 17 April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II ISI.............................................................................................................................................5
A. UJI T-TEST.............................................................................................................................5
1. Pengertian..............................................................................................................................5
2. Klasifikasi..............................................................................................................................5
3. Syarat.....................................................................................................................................6
B. UJI MANN-WHITNEY........................................................................................................13
1. Pengertian................................................................................................................................13
2. Syarat.......................................................................................................................................13
3. Langkah - Langkah..................................................................................................................13
C. UJI WILCOXON...................................................................................................................16
1. Pengertian................................................................................................................................16
2. Langkah - Langkah..................................................................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistik sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat global, baik
kalangan akademis, ilmuan, praktisi bisnis, kesehatan terutama kalangan peneliti.
Metode statistik memainkan peranan yang sangat penting bagi hampir dari
keseluruhan usaha atau kegiatan manusia. Statistika merupakan pengetahuan yang
berhubungan dengan cara mengumpulkan atau memperoleh data,
mengolah/menganalisis data, serta menarik kesimpulan/menginterpretasi berdasarkan
kumpulan data tersebut (Sudjana, 1992).
Pada umumnya statistik dipelajari dalam dua bidang, yaitu deskriptif dan
induktif. Statistik deskriptif atau lebih tepat disebut metode statistik deskriptif adalah
penanganan data numerik yang tidak melakukan generalisasi hasil pada sampel ke
populasi. Dengan statistik ini digambarkan sekelompok unsur (manusia, nilai tes, dll).
Bila dibuat generalisasi, prakiraan, perkiraan ataupun kesimpulan berisiko meter yang
digunakan adalah statistik induktif melalui proses inferensi statistik.
Masalah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya didasarkan pada hubungan
satu variabel atau dua variabel saja, akan tetapi cenderung melibatkan banyak
variabel. Pengujian statistik yang melibatkan banyak variabel dinamakan analisis
multivariat. Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat beberapa jenis analisis data yaitu
analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.
Saat ini semakin banyak analisis multivariat yang diaplikasikan dalam
berbagai bidang ilmu untuk melengkapi analisis statistik univariat dan analisis bivariat
dalam analisis data. Analisis multivariat merupakan lanjutan dari analisis univariat
dan analisis bivariat. Menurut Santoso (2010) secara umum analisis multivariat atau
metode multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik yang secara
bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada
setiap objek atau orang. Jadi, bisa dikatakan analisis multivariat merupakan perluasan
dari analisis univariat (seperti uji t) atau bivariat (seperti korelasi dan regresi
sederhana).
Analisis multivariat adalah suatu analisis data dengan menganalisis banyak
faktor secara bersamaan. Analisis multivariat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

iii
analisis dependensi dan analisis interdependensi. Analisis dependensi bertujuan untuk
menerangkan atau memprediksi variabel dependen dengan menggunakan dua atau
lebih variabel independen. Sedangkan analisis interdependensi bertujuan untuk
memberikan makna terhadap seperangkat variabel atau membuat kelompok-kelompok
secara bersama-sama.

B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang analisa data T-Test, Mann Whitney dan
Wilcoxon.
2. Mengetahui dan memahami langkah-langkah analisa data T-Test, Mann Whitney
dan Wilcoxon.
3. Mengetahui bagaimana cara menginterpretasikan analisa data T-Test, Mann
Whitney dan Wilcoxon.

iv
BAB II ISI
A. UJI T-TEST
1. Pengertian
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyetakan bahwa di antara dua
buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat
perbedaan signifikan (dalam Sudijono, 2009: 278).
Uji T adalah Suatu pengujian untuk melihat apakah nilai tengah (misalnya
nilai rata-rata) data suatu variabel dari satu sampel kelompok berbeda secara nyata
(significant) dari nilai tengah data sampel sub-sampel kelompok lain dalam variabel
yang sama.

2. Klasifikasi
a. Uji T 1 Sampel
One sample T test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu
variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda
secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Uji T sebagai teknik
pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan
dua pihak.
1) Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di
bagian kiri Kurva
2) Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan
di bagian kanan kurva.
3) Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan
diletakkan di bagian kanan dan kiri
b. Uji T Berpasangan
Uji T berpasangan (paired T-test) biasanya menguji perbedaan antara dua
pengamatan. Uji T berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi
sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa.
Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion
anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya. Lanjutan dari uji T berpasangan
adalah uji ANOVA berulang.

v
Uji T berpasangan (paired T-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering
ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai
2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama,
peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama
dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol,
yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada
penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti
menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian
dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat.
Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara
membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji-t berpasangan adalah:

Uji T berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah

sampel.

3. Syarat
Dalam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memperhatikan
beberapa aspek yang menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh
sembarangan dalam meilih uji, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang
diinginkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan Uji-t
Berpasangan. Dalam hal ini untuk Uji Komparasi antar dua nilai pengamatan
berpasangan, (paired) misalnya sebelum dan sesudah (Pretest & postest) di gunakan
pada : satu sampel (setiap elemen ada 2 pengamatan)
Data kuantitatif (interval –rasio) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal (di populasi terdapat distribusi deference = d yang berdistribusi normal dengan
mean md = 0 dan variance sd2 = 1). (Purnomo, 2006)
Setelah data yang dimiliki memenuhi syarat diatas, maka pemilihan uji
statistik harus memperhatikan pertanyaan dari penelitian. Setelah melihat pertanyaan
peneltian seorang peneliti kemudian melakukan pemilihan uji yang tepat untuk

vi
menganalisis data yang dimiliki untuk menjawab pertanyaan penelitian yang disusun.
Beberapa contoh pertanyaan penelitian yang menggunakan analisis/Uji t Berpasangan :
- Apakah ada perbedaan berat badan sebelum dan sebelum melakukan latihan senam
aerobic high impact ?
- Apakah ada perubahan tingkat kesegaran jasmani atlet hockey Jawa Timur setelah
melakukan latihan interval training selama tiga bulan ?
- Apakah ada perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg %) yang di periksa oleh dua
alat yang berbeda ?
Rumus
Observasi 1 Observasi 2 Di Di2
No Elemen
xi x’i (xi - x’i) (xi - x’i)2
1 X1 X’1 (x1 - x’1) (x1 - x’1)2
2. X2 X’2 (x2 - x’2) (x2 - x’2)2
. . . . .
. . . . .
N Xn X’n (xn – x’n) (xn – x’n)2
åd = åd 2 =
å (xi – x’i) å (xi – x’i)2
Re rata d = Σd n
Simpangan baku d = sd = Ö Σ (d-di)2 n-1
Atau sd = Ö Σd2 –(Σd)2/n n-1
Uji Hipotesis :
Statistik hitung ( t hitung)
t=d
Sd / Ön
(Purnomo,2006)
Titik kritis statistik t (t tabel) ; Lihat di tabel distribusi sampling t, untuk a yang telah
ditetapkan , dan df = n-1
Hipotetsis nihil di tolak :
|t hitung| > t tabel
Hipotesis nihil di terima
|t hitung| £ t tabel
Contoh kasus:
Berikut ini adalah contoh kasus penelitian yang menggunakan uji-t berpasangan yang
sering kita temui di lingkungan olahraga. Yaitu peneliti bermaksud meneliti perbedaan

vii
frekuensi denyut nadi sebelum melakukan latihan interval (interval training) dengan
denyut nadi setelah melakukan latihan interval. dengan sampel acak (random) terdiri
dari 5 atlet diukur frekuensi nadi permenit sebelum dan sesudah melakukan latihan
interval.

1 2 3 4 5
ATLET

Denyut Nadi pre 60 65 60 65 65

(frek/menit )

Denyut Nadi post 70 75 75 65 60

(frek/menit)

Setelah dilakukan uji normalitas, ternyata populasi asal sampel mempunyai distribusi
simetris dan normo (meso)-kurtosis.
Pertanyaan penelitian
Dalam penelitian ini pertanyaan penelitiannya adalah ―Apakah terdapat perbedaan
frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan interval (dengan α=0,05)?‖.
Dengan demikian penelitian di atas menggunakan uji-t berpasangan karena setelah
dilihat syarat-syaratnya telah dipenuhi untuk dilakukan uji-t berpasangan. Kemudian
untuk melakukan uji tersebut ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan pengujian hipotesis:
1. Rumuskan hipotesis:
Sebelum lebih lanjut melakukan pengujian hipotesis, seorang peneliti harus
menentukan terlebih dahulu hipotesisnya. Adapun hipotesis dalam contoh kasus
penelitian di atas adalah :
H0 : Tidak terdapat perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan
interval
H1 : Terdapat perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan
interval
2. Tabel Data dan Hitung Statistik t
Langkah selanjutnya adalah membuat tabel data untuk mempermudah
melakukan penghitungan, adapun tabelnya adalah sebagai berikut :

viii
No. Frekuensi nadi/menit Di di2

atlet
Sebelum Sesudah

1 60 70 10 100
2 65 75 10 100
3 60 75 15 225
4 65 65 0 0
5 65 60 -5 25

Jumlah 30 450

Rerata d = 30 = 6
5
Simpangan baku d = sd = Ö 450-(30)2 / 5 = 8,22
5 -1
t hitung : 6 = 1,63
8,22 Ö 5
3. Lihat tabel t untuk menetapkan nilai kritis t (t tabel):
Langkah selanjutnya adalah dengan melihat tabel kritis t untuk kemudian di
bandingkan dengan hasil perhitungan yang dilakukan (t hitung).
Titik kritis t:
Pada tingkat kemaknaan (α) = 5% (0,05), dengan df=n-1 = 5-1 =4
Critical values of Student‘s t distribution*

Df Level of significance for one-tailed test

.10 .05 .025 .01 .005 .0005

Level of significance for two-tailed test

ix
.20 .10 .05 .02 .01 .005

1 –.– –.– 12.706 –.– –.– –.–

2 –.— –.— 4.303 –.— –.— –.—

3 –.— –.— 3.182 –.— –.— –.—

4 –.— –.— 2.776 –.— –.— –.—

5 –.— –.— 2.571 –.— –.— –.—

6 –.— –.– 2.447 –.– –.– –.–

7 –.– –.– 2.365 –.– –.– –.–

8 –.— –.— 2.306 –.— –.— –.—

9 –.— –.— 2.262 –.— –.— –.—

10 –.— –.— 2.228 –.— –.— –.—

11 –.— –.— 2.201 –.— –.— –.—

12 –.– –.– 2.179 –.– –.– –.–

Setelah melihat tabel t ditemukan t tabelnya adalah 2,776 Karena thitung (1,63) < t
tabel (2,776),maka hipotesis nihil diterima. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa ―Tidak terdapat perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah
latihan interval
Perhitungan dengan menggunakan software (SPSS)
SPSS merupakan program untuk memperoleh data statistik yang paling populer
dan paling banyak pemakaiannya di seluruh dunia (Priyatno, 2009). SPSS juga
banyak digunakan oleh para peneliti untuk berbagai keperluan riset, misalkan
untuk menyelesaikan tugas peneltian skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya.
Berikut langkah-langkah analisis Uji-t berpasangan dengan menggunakan
SPSS :
Bukalah program SPSS
Klik Variable View pada SPSS data editor
Pada kolom Name baris pertama ketik sebelum atau Pretest, pada Label ketik
sebelum latihan, pada kolom Measure pilih Scale. Pada kolom Name baris

x
kedua ketik setelah atau post test, pada Label ketik Setelah latihan, pada kolom
Measure pilih Scale, untuk kolom lainnya bisa diabaikan (isian default)
Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View.
Isikan data sebelum (pretest) dan setelah (post test)
Selanjutnya kliklah Analyze > Compare Means > Paired Sample T Test.
Masukkan variable ―sebelum latihan‖ dan ―setelah latihan‖ ke kotak Paired
Variable (Variable 1 dan Variable 2)

Klik OK, maka outputnya sebagai berikut :

- Mean

- Standar deviasi

- Standar Error

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean

Pair 1 PRE INTERVAL 63.00 5 2.739 1.225

POST 69.00 5 6.519 2.915

INTERVAL

Korelasi sampel berpasangan :

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRE INTERVAL & POST 5 -.490 .402

xi
INTERVAL

Paired Samples Test

Statistics

Paired Differences

95% Confidence

Interval of the
Std.
Difference
Std. Error Sig. (2-

Pairs Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 PRE

INTERVAL -6.000 8.216 3.674 -16.201 4.201 -


1.633
4 .178
– POST

INTERVAL

Dari hasil perhitungan melalui software statistik (SPSS) nilai P Uji t

berpasangan di atas adalah 0.178 jika di bandingan dengan a = 0.05 maka P > a,

sehingga kesimpulan statistika yang diambil adalah Ho diterima. Dengan

demikian bisa disimpulkan setelah dilakukan perhitungan menggunakan

software (SPSS) maka kesimpulannya adalah sebagai berikut : Tidak terdapat

perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan interval

xii
B. UJI MANN-WHITNEY
1. Pengertian
Uji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dalam analisis
statistika non parametrik (Sofia Teti, 2007: 55). Metode Statistik nonparametrik
dipakai apabila peneliti tidak mengetahui karakteristik kelompok item yang menjadi
sumber sampelnya. Metode ini dapat diterapkan terhadap data yang diukur dengan
skala ordinal dan dalam kasus tertentu, dengan skala nominal. Pengujian non
parametrik bermanfaat untuk digunakan apabila sampelnya kecil dan lebih mudah
dihitung dari pada metode parametrik. Metode nonparametrik juga digunakan secara
luas guna mengenalisis data di bidang ilmu sosial (Supranto dalam Sriwidadi Teguh,
2011: 752).
Dalam kelompok uji dua sampel independen, uji Mann-Whitney adalah uji
terkuat yang digunakan sebagai alternatif uji parametrik T test. Uji test Mann-
Whitney ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen
bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval
dapat menggunakan t-test untuk pengujiannya, tetapi bila asumsi t-test tidak
dipenuhi (misalnya data harus normal), maka test ini dapat digunakan (Purnamasari
Fiky dkk., 2013: 20).

2. Syarat
a. Data berskala ordinal, interval atau rasio.
b. Terdiri dari 2 kelompok yang independent atau saling bebas.
c. Data kelompok I dan kelompok II tidak harus sama banyaknya
d. Data tidak harus berdistribusi normal, sehingga tidak perlu uji normalitas

3. Langkah - Langkah
a. Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel
b. Hitung jenjang/ rangking untuk tiap – tiap nilai dalam sampel gabungan
c. Jenjang atau rangking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar
d. Nilai beda sama diberi jenjang rata –rata
e. Selanjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel.
f. Hitung Nilai statistik uji U.
Ada dua macam tehnik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil
dimana n ≤ 20 dan U-test sampel besar bila n > 20. Oleh karena pada sampel besar
xiii
bila n > 20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal, maka test
signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga kritik Z pada
tabel probabilitas normal. Sedangkan test signifikansi untuk sampel kecil digunakan
harga kritik U . Adapun formula rumus Mann-Whitney Test. Berikut statistik uji
yang digunakan dalam uji mann whitney:
Untuk sampel kecil (n1 atau n2 ≤ 20)
Untuk sampel kecil dimana n1 atau n2 ≤ 20. maka digunakan rumus umum dari uji
mann whitney. berikut statistik uji yang digunakan untuk sampel kecil.
U n n U
1 = 1 . 2 - 2

U n n U
2 = 1 . 2 - 1

Bisa menggunakan salah satu dari rumus di atas. Untuk mencari nilai
U1 dan U2 seperti berikut :
Keterangan: n2 (n2 +1)
U1 n1 n2 ∑ R2
= . + 2 -
U 1 = Statistik uji U1
n1 (n1 +1)
U 2 = Statistik uji U 2
U2 n1 n2 ∑ R1
= . + 2 -
R1 = jumlah rank sampel 1

R2 = jumlah rank sampel 2

n1 = banyaknya anggota sampel 1

n2 = banyaknya anggota sampel 2

U U
Setelah mendapatkan nilai statistik uji 1 dan 2 . kemudian mengambil
nilai terkecil dari kedua nilai tersebut. Nilai terkecil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan tabel mann whitney. Dengan kriteria Pengambilan
keputusan :

H0 diterima bila U hitung ≥ U tabel

H0 ditolak bila U hitung  Utabel

xiv
Untuk sampel besar (n1 atau n2 >20)
Berbeda dengan kasus jumlah sampel kecil, jumlah sampel besar
menggunakan statistik uji z karena jumlah sampel yang besar yaitu > 20 setiap
sampel. Cara ini tidak membutuhkan tabel mann whitney tapi menggunakan tabel z
yang mungkin lebih populer. Caranya hampir sama untuk sampel kecil yaitu mencari
U1 dan U2. kemudian ada langkah tambahan untuk menentukan statistik uji z.
Nantinya akan digunakan untuk membandingkan dengan tabel z. Berikut rumus
yang digunakan.

U − n1 . n2
2

Z=
n1 .n2 .(n1+ n2+ 1)

12

Rumus diatas digunakan apabila ada rangking yang berbeda. Sedangkan untuk
ada rangking yang sama menggunakan rumus seperti berikut.

U − n1 . n2

Z= n1 . n2 (n1+ n2 )3−( n1+ n2 ) t i3−t i

√( (n1+n2 ).(n1 +n2 −1) )( 12 )∑


− 12

Kriteria penerimaan Ho sebagai berikut :


Jika ZH ≤ Zα, maka Ho diterima
Jika ZH > Zα, maka Ho ditolak
C. UJI WILCOXON

xv
1. Pengertian
Suatu uji yang menghitung tanda dan besarnya selisih dari dua buah rataan populasi.
Uji ini lebih peka dari pada uji tanda dalam menemukan perbedaan antara populasi.
Dengan kata lain, uji peringkat bertanda wilcoxon digunakan jika besaran maupun arah
perbedaan relevan. Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya
antara pasangan data yang diambil dari dua sampel yang berkait.
2. Langkah - Langkah
Untuk menguji hipotesis nol, bahwa rataan dua populasi yang tak normal adalah
sama bila hanya tersedia sampel acak yang terkecil (ukurannya), maka dikerjakan
melalui langkah-langkah berikut:
a. Ho : µ1 = µ2
b. H1 : Tandingannya adalah µ1 < µ2 , µ1 > µ2 , atau µ1 ≠ µ2
c. Pilih taraf keberartian
d. Daerah kritis:
i. Semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u Ho benar) < α bila n 2 ≤ 8 dan
ujinya ekaarah;
ii. Semua nilai u yang memenuhi 2P(U ≤ u Ho benar) < α bila n 2 ≤ 8 dan
ujinya dwiarah;
iii. Semua nilai u yang lebih kecil atau sama dengan nilai kritis yang sesuai
dalam table bila 9 ≤ n2 ≤ 20
e. Hitung w1, w2, u1, u2dari sampel bebas berukuran n1 dan n2, dengan n1≤n2.
Dengan menggunakan yang terkecil diantara u1 dan u2 sebagai u,
tentukanlah apakah u jatuh pada daerah penerimaan atau pada daerah kritis.
f. Kesimpulan: tolak Ho bila u jatuh dalam daerah kritis; jika
sebaliknya, terima Ho.

xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyetakan bahwa di
antara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang
sama, tidak terdapat perbedaan signifikan (dalam Sudijono, 2009: 278).
Uji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dalam analisis
statistika non parametrik (Sofia Teti, 2007: 55). Metode Statistik nonparametrik
dipakai apabila peneliti tidak mengetahui karakteristik kelompok item yang
menjadi sumber sampelnya.
Suatu uji yang menghitung tanda dan besarnya selisih dari dua buah rataan
populasi. Uji ini lebih peka dari pada uji tanda dalam menemukan perbedaan
antara populasi.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar Statistika. Yogykarta: UGM

Mangkuatmodjo, Soegyarto. 1999. Statistika Lanjutan. Jakarta: Rineka cipta

Walpole, Ronald E. 1986.Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan.Bandung:
ITB

xviii

Anda mungkin juga menyukai