PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
(Qm).
Cd1 = 0,4189
Cd2 = 0,3637
Cd3 = 0,3281
111
F1 = 0,1176
F2 = 0,1250
F3 = 0,1290
Fr1 = 0,1974
Fr2 = 0,2368
Fr3 = 0,2101
Fr1 = 0,9519
Fr2 = 0,8192
Fr3 = 0,6737
Fr1 = 0,1797
Fr2 = 0,2265
Fr3 = 0,1975
Fr1 = 2,1286
Fr2 = 2,0193
Fr3 = 1,8359
112
H1 = 0,060 m
H2 = 0,070 m
H3 = 0,080 m
Q1 = 0,0001 m3/s
Q2 = 0,0003 m3/s
Q3 = 0,0005 m3/s
Cd1 = 0,0461
Cd2 = 0.1098
Cd3 = 0,1498
Cd1 = 1,5640
Cd2 = 1,6757
Cd3 = 1,6757
diperoleh ;
Q1 = 0,0002 m3/s
113
Q2 = 0,0004 m3/s
Q3 = 0,0007 m3/s
e. Percobaan pintu sorong dan air loncat diperoleh data untuk debit tetap,
yaitu memiliki debit rata-rata sebesar 0,0013 m3/s dan memiliki energi
minimum sebesar 0,0470. Pintu sorong dan air loncat diperoleh data
untuk debit berubah yaitu memiliki debit rata-rata sebesar 0,0013 m3/s.
Q
dilihat dari rumus : H = H’ +
2 xgxA
pada bagian penyempitan dan di hilir akan semakin tinggi, hal ini
1) Dari grafik log Q dan log H dapat terlihat bahwa semakin besar
nilai log Q maka semakin besar pula nilai log H, sehingga dapat
2) Aliran pada ambang lebar akan selalu terjadi aliran secara linier
tersebut dapat dilihat dari grafik hubungan Cd dah H/L. Selain itu
kecil, dan semakin kecil debit aliran maka bilangan froude-nya juga
semakin besar.
kecil.
dari pintu sorong (Yg) maka jarak dari pintu sorong akan semakin
jauh.
116
(Yg) dari dasar muka, maka semakin dekat jarak air loncat dari
pintu sorong.
semakin besar debit maka semakin besar pula tinggi kedalaman dan
energi minimumnya.
debit dan tinggi bukaan pintu sorong, semakin besar debit maka
semakin kecil.
B. Saran
1. Untuk praktikan agar lebih serius dalam menjalani praktikum agar tidak
jalannya praktikum dan dapat menegur praktikan yang tidak serius dalam
menjalani praktikum.