Anda di halaman 1dari 13

280. Jurnal FSD, Vol. 1 No.

STRATEGI KREATIF DALAM PROGRAM ACARA


DENDANG PANTUN TVRI SUMATERA UTARA
DENGAN TEMA TAKKAN GOYAH DIPECAH BELAH
Creative Strategy at Event Programs Dendang Pantun TVRI North Sumatera with Topic Can Not
Be Divided

Kartika Hasanah, Triadi Sya'dian


Program Studi Televisi dan Film
Fakultas Seni dan Desain, Universtitas Potensi Utama
Kartika.kober29@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bermula adanya salah satu program Dendang Pantun di stasiun TVRI
SUMUT. Penelitian ini mengambil fokus bagaimana strategi keratif yang diterapkan dalam program
acara dendang pantun sebagai program yang menarik di stasiun TVRI. Penelitian ini menggunakan
Metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan
observasi secara langsung maupun tidak langsung. Data yang telah dihasilkan dan di Analisa
dengan menggunakan teori 13 tips kreativ acara oleh Naratama. Hasil penelitian dari Strategi
kreatif yang diterapkan produser dikemas secara komedi dengan menggunakan pembawa acara,
Combo PARSI band, dengan pemantun saling berbalas pantun. Produser juga menerapkan strategi
kreatif pada tahap praproduksi dalam menentukan judul program, target penonton, jam tayang,
bahasa naskah, format acara, gimmick secara improvisasi, funfare di setiap akhir segmen 4, Meski
terdapat jedah beberapa detik tidak terdapat adanya clip hanger dalam program acara ini.
Pemberhentian hanya berupa bumper dari program acara Dendang Pantun sendiri, penggunaan
tune dan bumper, penataan artistik yang sederhana dengan teteap menggunakan properti yang
berkaitan dengan suku Melayu, musik maupun fashion yang disesuaikan dengan suku Melayu, logo
dan musik track, General Rehearsal Pada program acara Dendang Pantun yaitu bagian dari tim
akan melakukan pengecekan terhadap pemantun dengan cara melihat mereka latihan di sanggarnya.
Namun pada saat akan dilaksanakan produksi sebelum live, para pemantun dan seluruh tim akan
melakukan jiar. Bertujuan agar meminimkan segala kesalahan-kesalahan yang mungkin nantinya
akan dapat terjadi. Selain itu strategi kreatif juga terdapat pada pengambilan gambar dengan
berbagai shot, Mengenai evaluasi, pada tahap perencanaan tim Dendang Pantun sudah melakukan
evaluasi kekurangan - kekurangan yang ada. Dendang pantun merupakan sebuah program acara
untuk melestarikan Budaya.

Kata Kunci: strategi kreatif, program acara Dendang Pantun

ABSTRACT

This study began with a Dendang Pantun program at the North Sumatra TVRI station. This
research focuses on how the relative strategies implemented in the dendang pantun program are
interesting programs at TVRI station. This research uses a descriptive qualitative approach with
data collection techniques through interviews and observations directly or indirectly. The results of
the study of the creative strategies applied by the producer were packaged in a comedy using the
master of ceremonies, Combo PARSI band, with the reciprocal reflection. The producer also applies
a creative strategy in the preproduction stage in determining the program title, target audience,
showtimes, script language, show format, improvised gimmick, funfare at the end of each segment 4,
Although there is a pause a few seconds there is no clip hanger in this program. The dismissal is
only in the form of a bumper from the Dendang Pantun program itself, the use of tune and bumper,
Kartika, Strategi Kreatif Dalam Program… 281

a simple artistic arrangement with the use of property related to the Malays, music or fashion that is
adapted to the Malays, logos and music tracks, General Rehearsal on the Dendang program Pantun,
which is part of the team, will check the observers by watching them practice at their stage. But at
the time of production before the live, the reflector and the whole team will do the jiar. Aiming to
minimize any mistakes that might later be made. In addition, there is also a creative strategy in taking
pictures with various shots. Regarding evaluation, at the planning stage the Dendang Pantun team
has already evaluated the deficiencies. Dendang pantun is a program to preserve culture.

Keywords: creative strategy, Dendang Pantun program

1. PENDAHULUAN

Televisi merupakan alat penangkap siaran gambar berupa audio visual dan penyiaran Video
disiarkan secara broadcasting, kata televisi berasal dari bahasa yuniani, yaitu dari kata “Tele” yang
berarti jauh dan “Vision” yang berati melihat. Jadi, jika disimpulkan secara harfiah berarti “melihat
jauh” karena pemirsa berada jauh dari studio televisi. Program televisi berasal dari kata” program”
itu sendiri yang terdapat dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana
Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi
menggunakan istilah “siaran” yang di definisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan
dalam berbagai bentuk. Sejalan dengan perkembangan teknologi televisi yang semakin pesat.
Tayangan program acara televisi dapat dinikmati dari jarak jauh secara free to air dan berbayar
melalui antena televisi dan antena parabola. Selain itu dapat dinikmati secara live streaming melalui
internet. Kemudahan akses tersebut memungkinkan penonton dapat melihat program acara televisi
dimanapun dan kapanpun.
Menurut peneliti, program televisi merupakan aspek terpenting didalam industri
pertelevisian, karena dengan program itulah televisi bisa memberikan kebutuhan informasi, edukasi
dan hiburan kepada khalayak. Program televisi juga memiliki banyak jenis, seperti berita, talk show,
reality show, sinetron, film, variety show dan lain-lain. Berdasarkan jangkauannya, siaran stasiun
televisi dibagi menjadi tiga, yaitu stasiun penyiaran lokal, stasiun penyiaran nasional dan stasiun
jaringan. Berbagai stasiun televisi tersebut saling berlomba-lomba memproduksi program acara yang
menyuguhkan akan informasi dan hiburan. Pada saat memproduksi program acara televisi diperlukan
suatu strategi atau sebuah perencanaan konsep program acara. Hal ini digunakan untuk memberikan
gambaran apakah program acara yang diproduksi mampu menarik penontonnya ataupun tidak, untuk
itu dalam memproduksi suatu program acara diperlukan suatu strategi kreatif.
Menurut peneliti, strategi kreatif merupakan sebuah rancangan yang dibuat oleh seorang
bidang kreatif dalam sebuah program acara, dengan harapan bahwa strategi kreatif dapat membuat
sebuah program acara menjadi lebih menarik bagi penonton. Dengan segala ide kreatif yang
diciptakan dan memberikan kesan tersendiri bagi penonton. Sehingga program acara tersebut
dikatakan berhasil mendapatkan perhatian para penonton untuk selalu setia menunggu tayangan yang
diberikan. Startegi kreatif penting dilakukan pada setiap pembuatan karya apa pun, itu merupakan
hasil yang dapat dilihat bagaimana sebuah karya berhasil atau tidak.
Dendang pantun merupakan salah satu program acara yang diproduksi oleh TVRI SUMUT.
Program acara Dendang Pantun merupakan program hiburan yang tayang setiap hari rabu pukul
17:00 WIB. Program acara ini membahas tema cerita atau topik permasalahan yang dikemas dengan
menggunakan komedi yang dilakukan oleh PARSI (Persatuan Artis Sinetron Indonesia) Medan
dengan cara saling berbalas pantun dengan sesuai tema yang telah di tentukan, selain itu juga
didukung oleh iringan lagu yang berciri khas melayu. Untuk set tata artistik terdapat backdrop yang
digunakan merupakan gambar dari Istana Maimun dan sebuah gambar perkampungan melayu
sebagai identitas dari program acara ini.
Berdasarkan pemaparan diatas tersebut, hal yang menarik untuk diteliti adalah program acara
Dendang Pantun. Pada kenyataannya banyak program acara serupa yang telah diproduksi tetapi tidak
bisa bertahan lama. Hal tersebut berkaitan dengan strategi kreatif yang dilakukan oleh produser
282. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

dalam menjaga kualitas diantaranya menjaga kualitas gambar dan kualitas cerita serta menjaga
kondisi tim teknis menjadi kondusif saat produksi berlangsung. Kondisi sangat mempengaruhi ketika
psikis sedang tidak baik, meskipun fisiknya sedang baik. Seorang produser harus memberikan
motivasi dan solusi kepada semua kru dalam menjaga kondisi. Hal ini dilakukan produser agar
produksi dapat berjalan dengan baik dan audien yang berada di dalam studio tidak merasa lama
menunggu.
Program Dendang Pantun melakukan aktivitas dimulai dengan mengumpulkan ide baik dari
internal maupun eksternal sampai menjadi sebuah desain program untuk mengisi pola dasar maupun
pola acara mencakupi tentang judul, isi, penyajian serta format program. Pada program Dendang
Pantun ini juga para tim memikirkan bagaimana talent atau para pemantun yang nantinya bakal
mengisi acara ini cukup banyak atau tidak sehingga ini bisa mempengaruhi akan bertahan lama atau
tidaknya program tersebut. Hal ini dilakukan secara bersama-sama (teamwork) antara manajer
produksi, produser walaupun di TVRI Sumatera Utara merangkap sebagai kepala seksi pemograman
juga, ada juga produser pelaksana, pengarah acara, asisten pengarah acara, kepala stasiun, serta kru
yang ada juga terlibat didalamnya.
Dalam hal ini TVRI Sumatera Utara sebagai lembaga penyiaran publik, TVRI juga mengajak
peran serta publik seperti akademisi, budayawan, seniman untuk mengambil masukan-masukan
sebagai mewakili penonton. Salah satu yang menjadi faktor program Dendang Pantun adalah audien,
pelaku seni dan anggaran. Audien menjadi faktor paling penting dalam menentukan apakah program
Dendang Pantun ini akan diproduksi atau tidak. Pelaku seni dalam hal ini PARSI (Persatuan Artis
Sinetron Indonesia) Medan sebagai pengisi acara juga menjadi faktor yang mempengaruhi program
Dendang Pantun ini apakah nantinya program ini layak untuk produksi dan dipertahankan.
Keterlibatan mereka serta masukan-masukan yang sangat memiliki andil besar dalam menjalankan
program Dendang Pantun ini.
Program ini dipandu oleh kedua host dan 2 kelompok dari masing-masing pemantun serta
sebagai pengisi musik yaitu Combo PARSI band. Program acara ini berdurasi 57 menit dan terdiri
dari empat segmen. setiap pembagian segmen yaitu segmen satu yang masih pada perkenalan dari
host, kelompok pemantun dan perkenalan penonton di studio. Segmen dua, tiga dan empat berisi
tentang para pemantun yang sudah mulai saling berbalas pantun. serta mulai terdapat interaksi dari
penonton di studio yang ikut memberikan pantunnya, juga interaktif dengan penonton dirumah yang
dapat memberikan pantun di studio atau dapat meminta lagu.
Adapun tinjauan pustaka yang dirujuk dalam penelitian ini diantaranya buku, skripsi, tesis dan
jurnal yang berkaitan dengan judul penulis dan dijelaskan sebagai berikut.
“Televisi Lokal dalam Perencanaan Strategi Kreatif Program Berbasis " Lokaitas" Sebagai
Wujud Eksistensi Media”, oleh Nunik Hariyani, Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Madiun, tahun 2013. Jurnal tersebut membahas tentang hasil penelitian
menyimpulkan bahwa dalam ruang beroperasi stasiun televisi “Sakti Madiun TV” memiliki ruang
keunikan program yang dikemas berdasarkan potensi wilayah Madiun dan sekitarnya. [6]
“Strategi Kreatif Dalam Memproduksi Tayangan Magazine Show Di Televisi”, oleh Nurul
Wulan dan Syaifuddin, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jakarta Timur, tahun 2016. Jurnal tersebut membahas tentang, berdasarkan bahwa iNewspiration
merupakan program yang di repackaging (mengemas ulang) dari program sebelumnya yaitu Sofa
Merah. Dimana kelemahan yang terdapat pada program Sofa Merah merupakan peluang bagi
program iNewspiration untuk menghasilkan program yang lebih baik. [9]
“Strategi Kreatif Web Series Jalan- jalan Men dalam Mengemas Konten Budaya”, oleh Diah
Fitri Pratiwi, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, tahun 2016. Skripsi tersebut membahas
tentang bagaimana strategi kreatif web series jalan- jalan men dalam mengemas budaya Indonesia
agar menjadi salah satu cara menarik dan kreatif dalam memperkenalkan budaya Indonesia bagi
khalayak banyak. [7]
“Strategi Kreatif Produser Program Acara Wedang Ronde sebagai program unggulan di
ADiTV Yogyakarta”, oleh Sri Cahyani Putri Purwaningsih, mahasiswa jurusan Televisi dan Film,
Institusi Seni Indonesia Surakarta, tahun 2018. Skripsi tersebut membahas tentang bagaimana
strategi kreatif produser diterapkan pada program acara Wedang Ronde sebagai program unggulan
di ADiTV Yogyakarta. [10]
Kartika, Strategi Kreatif Dalam Program… 283

“Strategi Kreatif Program Acara Langenswara di Jogja TV”, oleh Rico Delta Yudha,
mahasiwa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2011. Dalam
skripsi tersebut membahas tentang bagaimana strategi produser dalam mempertahankan eksistensi
program agar tidak kalah saing dengan program lain. [11]
“Strategi Kreatif Program Acara Anak (Studi deskriptif tentang strategi kreatif program acara
pendidikan anak Multi Talenta) “MT”, oleh Doddy Afrianto, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2009. Dalam skripsi tersebut dibahas tentang
bagaimana strategi program acara tersebut dalam mempertahankan keberadaannya. [8]
Naratama dalam bukunya yang berjudul Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single dan
Multikamera pada tahun 2013. Buku ini terdapat paparan mengenai tips untuk kreativitas acara.
Pemaparan tersebut diantaranya pemaparan mengenai 13 tips untuk mengembangkan kreativitas
acara. Penelitian ini akan dijabarkan mengenai strategi kreatif progam acara Dendang Pantun dengan
menggunakan 13 tips dalam mengembangkan kreativitas acara. [3]
Andi Fachruddin dalam bukunya yang berjudul Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi
pada tahun 2015. Buku ini membahas mengenai cara memproduksi konten program televisi yang
kreatif dan inovatif, serta kreativitas memproduksi program acara seperti komedi, kuis, talk show,
game show, reality show, variety show, drama, maupun docudrama. [1]
Bintang B. Doeana, Han Revo Joang dalam bukunya yang berjudul Tata Artistik Film & TV
pada tahun 2017. Buku Ini membahas bagaimana Penata Artistik berurusan dengan keseluruhan
lingkungan fisik sebuah film, baik yang direncanakan dan dibangun di studio, maupun dalam
pemilihan penggunaan bangunan dan pemandangan alam yang ada. [2]
Rusman Latief dan Yusiatie Utud dalam bukunya yang berjudul Menjadi Produser Televisi
Profesional Mendesain Program Televisi pada tahun 2017. Buku ini membahas bagimana menjadi
seorang produser televisi yang profesional serta bagimana mendesai sebuah program televisi yang
baik. Serta memberikan pengarahan mulai dari tahapan praproduksi, produksi secara live dan tidak
serta pasca produksinya. Tidak hanya itu saja, di dalam buku ini juga di jelaskan bagimana teknik
pengambilan gambar pada saat produksi suatu program acara. [4]

2. METODE PENELITIAN

Pada penelitian Strategi Kreatif Program Acara Dendang Pantun TVRI Sumatera Utara
dengan Tema Takkan Goyah Dipecah Belah adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini memaparkan dan menganalisis hasil
wawancara dengan produser maupun pembawa acara program acara Dendang Pantun, hasil
observasi proses produksi program acara Dendang pantun dan melihat file tayangan program
acaranya. Metode Penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu hasil dalam sebuah
penelitian yang memiliki tujuan pada kebutuhan tertentu dalam penelitian [5].
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan
produser dan crew, observasi yaitu mengamati video Dendang Pantun pada Tema Takkan Goyah
Dipecah Belah secara berulang, dokumentasi dengan cara mengambil potongan gambar dan studi
pustaka yaitu buku, jurnal, skripsi dan dokumen yang berkaitan degan . Analisis data di mulai
dengan membuat proposal penelitian kemudian analisis data berdasarkan pengumpulan data dari
observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data dikelompokan menggunakan teori
pemaparan mengenai 13 tips untuk mengembangkan kreativitas acara agar peneliti mudah
mendeskripsikan tulisan dengan kesimpulan yang menjadi tujuan dari penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan metode pengumpulan data, sebelum menganalisa peneliti membuat rincian dari
gambar yang termaksud 13 tips kreativitas acara dalam teori dari Naratama yang digunakan peneliti.
Strategi yang digunakan untuk membuat proram acara Dendang Pantun tetap menarik terletak pada
284. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

pembawa acaranya, Combo PARSI band yang telah mengiringi setiap lagu-lagu Melayu yang
dinyanyikan, serta para pemantun dan keterlibatan penonton di studio dan di rumah dalam interaktif
pada program acara ini. Selain itu, strategi kreatif yang digunakan juga terdapat pada tahap
praproduksi hingga tahap pascaprodusi.
Pada tahap praproduksi, strategi keratif yang digunakan dalam menentukan judul program
acara dengan nama Dendang Pantun karena identik dengan saah satu suku yang berada di Sumatera
Utara. Judul dalam program juga disesuaikan dengan konten program acaranya yang mengangkat
masalah yang sedang hangat terjadi di masyarakat. Namun dengan cara penyampaiannya dalam
bentuk berpantun, dimana saling terkait antara suku Melayu dengan pantun. Selain itu pemberian
dalam program tercermin dari tema program yang selalu update. Strategi ini digunakan untuk
memudahkan penonton saat mengingat judul program acaranya.
Target penonton program acara Dendang Pantun disesuaikan dengan acaranya maupun bahasa
yang digunakan. Masyarakat dengan usia kategori UMUM di Sumatera Utara menjadi target sasaran
pada program acara ini. Dan pemilihan jam tayang program acara Dendang Pantun setiap hari rabu
pukul 17.00 WIB kecuali selama bulan suci Ramadhan. Selama bulan suci Ramdhan ada perubahan
jam tayang. strategi ini digunakan dalam pemilihan jam tayangyang selalu konsisten agar program
acara Dendang Pantun tetap diminati oleh penontonnya.
Skenario pada program acara Dendang Pantun dibuat secara dialog saling berbalas pantun
antar kedua kelompok, serta host dan penonton juga ikut terlibat ketidak akan memberikan sebuah
pantun, atau membalas pantun dari kelompok pemantun sendiri, Strategi ini digunakan produser,
agar dialog pantun yang dilakukan oleh pembawa acaranya menjadi lebih terarah dan tidak keluar
dari benang merah. Metode produksi yang digunakan pada program acara Dendang Pantun
dilakukan secara tapping.
Bahasa Naskah dalam Program acara Dendang Pantun merupakan, pantun telah memiliki
pakemnya, walaupun ada yang bergeser budayanya, dan telah menjadi pantun sekarang atau pantun
kekinian yang biasanya ada pengaruh dari Jakarta. Dimana jika di Jakarta, suku yang terdapat pantun
adalah Betawi, yang mungkin terkadang di pantunnya ada yang biasanya menggunakan kata “Cakep”
dalam berpantun pada suku betawi. Namun pada pantun Melayu itu tidak ada, tetapi tetap dijaga oleh
program acara Dendang Pantun ini, dengan bertujuan sebagai interaktif dengan penonton, akan tetapi
tetap memberikan penjelasan jika pantun tersebut bukan merupakan pantun Melayu seperti
penjelasan diatas. Dengan kesimpulan dalam bahasa naskah program acara Dendang Pantun tetap
menggunakan pantun yang sesuai dengan aturan yang ada didalam suku Melayu, tetapi dalam
program acara ini tetap memberikan ruang kepada masyarakat untuk belajar mengetahui bagimana
pantun Melayu yang benar. Contohnya ruang berpantun yang diberikan kepada penonton.
Gimmick yang dilakukan dengan cara improvisasi dapat membuat penonton ikut tertawa dan
funfare di setiap akhir segmen dengan mengumpulkan sekuruh pengisi acara yang telibat serta
penonto di studio yang ikut menari bersama di atas panggung sebagai menambah kemeriahan pada
program acara ini. Clip hanger yang tidak terdapat di dalam program acara ini membuat penonton
tidak akan menunggu lama untuk mengetahuai bagaimana para pemantun saling berbalas pantun
selanjutnya.
Pemakain tune dan bummper yang diikuti dengan musik melayu menjadikan identidas dalam
program acara ini. Penataan artistik berupa set panggung yang dibuat sederhana dapat meminimalisir
biaya yang di keluarkan. Musik dan fashion yang digunakan dapat mendukung cerita yang akan di
angkat dan dapat menggambarkan program acara ini di produksi di Sumatera Utara. Ritme dan
birama acara dalam bentuk naskah cerita ditambah dengan gimmick yang dilakukan oleh pembawa
acaranya dapat menjadikan program acara ini lebih menarik. Pada program acara Dendang Pantun
juga melakukan General Rehearsal, yaitu bagian dari tim akan melakukan pengecekan terhadap
pemantun dengan cara melihat mereka latihan di sanggarnya. Namun pada saat akan dilaksanakan
produksi sebelum live, para pemantun dan seluruh tim akan melakukan jiar. Bertujuan agar
meminimkan segala kesalahan-kesalahan yang mungkin nantinya akan dapat terjadi.
Pada tahap produksi, pengambilan gambar dilakukan secara berbeda-beda yaitu menggunakn
full shot, medium shot long shot maupun pengmbilan gambar penonton. strategi ini digunkn agar
penonton yang melihat tidak bosandengan gambar yang di hasilkan.
Selanjutnya pada tahap pascaproduksi, Program acara Dendang Pantun merupakan acara live,
dan karena ini acara live, tidak adanya pascaproduksi pada program acara ini.
Kartika, Strategi Kreatif Dalam Program… 285

Namun apabila terjadi suatu hal di studio atau di TVRI Sumut, dapat di lakukan secara recording
pada saat pascaproduksi. Biasanya akan ada revisi dari beberapa hal yang telah di pantau, seperti hal-
hal yang tidak layak untuk di siarkan, seperti berkaitan dengan kata-kata atau pun berkaitan dengan
tingkah laku secara visual dan itu akan di adakan editing.
sehingga hasilnya sampai layak untuk disiarkan. Dan Mengenai evaluasi, pada tahap perencanaan
tim Dendang Pantun sudah melakukan evaluasi kekurangan-kekurangan yang ada. TVRI Sumatera
Utara dalam mengevaluasi sebuah program dilakukan pada waktu bersamaan, dalam arti sekaligus
mengevaluasi semua program yang ada di TVRI Sumatera Utara termasuk program Dendang pantun
dan yang terlibat di dalamnya ada produser, asisten produser, kepala-kepala bidang lain, juga kru-
kru dibidang Teknik. Berikut adalah analisa dan pembahasan dari Strategi Kreatif Dalam Program
Acara Dendang Pantun Tvri Sumatera Utara Dengan Tema Takkan Goyah Dipecah Belah
menggunakan teori 13 tips untuk mengembangkan kreativitas acara oleh Naratama.

Tabel 1. Analisa Strategi Kreatif Program Acara Dendang Pantun Sumatera Utara dengan Tema
Takkan Goyah Dipecah Belah dengan menggunakan teori dari Naratama tentang 13 tips
kreativitas acara.

Visual Keterangan

Praproduksi
Format Acara: Ada pun, terdapat suasana
menghibur pada acara Dendang Pantun ini pada
salah satu scene tersebut, antaranya ialah.
Sesuatu yang menghibur dalam program acara
ini dimulai ketika Host membuka acara dengan
sebuah lagu Melayu. Pada Menit ke 00:01:01.
Dan beberapa yang terdapat pada scene lainnya.

Punching Line dengan Gimmik: Digunakan


untuk memberikan kejutan-kejutan pada
penonton sebagai hal yang dapat membuat
penonton tidak merasa bosn dengan acara
tersebut. Dan pucing line juga terdapat di salah
satu scene yang ada di dalam program acara ini.
Contohnya pada menit ke 00:04:35 pada saat
Ketika host saling membalas pantun hiburan dan
membuat para penonton di studio tertawa

Clip Hanger Pada program acara Dendang Pantun ini,


pemberhentian untuk komersial break hanya
ada di antar acara bukan di dalam acara,
walaupun jika ada kerja sama komersial yang
berbayar bisa saja di dalam acara, tapi selama
produksi tidak ada dan tidak di tempatkan di
dalam acara. Pernyataan berikut merupakan
kebenaran, sebab ketika produksi live
berlangsung. Meski terdapat jedah beberapa
detik, tidak terdapat adanya clip hanger dalam
program acara ini. Pemberhentian hanya berupa
bumper dari program acara Dendang Pantun
sendiri.
286. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Tune dan Bumper: Pada program acara Dendang


Pantun ini, tunenya berisi musik Melayu dan
sebuah animasi yang di dalamnya berbentuk
sebuah bangunan atau rumah khas dari suku
Melayu, dengan Bumper bertulisan nama
program acara itu sendiri yaitu Dendang Pantun.

Tata Artistik
a. Background: Dari program acara Dendang
Pantun menggunakan gambar dari Istana
Maimon yang merupakan sebuah kerajaan
Melayu di kota Medan. Sebagai ciri khas dari
program acara ini tentang hal yang mengenai
suku Melayu. Dan menggunakan sebuah
gambar dari perkampungan suku Melayu untuk
lebih membangkitkan suasana dalam program
acara ini.

b. Properti: Payung ciri khas suku melayu


yang biasanya digunakan pada acara
hajatan suku Melayu, sebagai properti di
atas panggung. Untuk memberikan kesan
yang masih tetap berpedoman pada suku
melayu.

c. Tata Panggung
Kartika, Strategi Kreatif Dalam Program… 287

Musik dan Fashion:


a. Musik: Pada program acara Dendang Pantun,
Musik yang dibawakan semuanya adalah lagu-
lagu Melayu. Dan sebenarnya alat musik asli
yang seharusnya digunakan ialah seperti
akordeon, biola, dan gendang.

b. Fashion: Dan untuk fashion pada program


acara Dendang Pantun ini, seluruh pemantun,
host, pengiring music menggunakan pakaian khas
melayu dengan berbagai macam tingkatnya,
seperti pada tingkat kerajaan maupun masyarakat
biasa. Tetapi untuk penonton tidak di bebankan
untuk juga menggunakan pakaian khas melayu.

Ritme dan Birama Acara: Ritme dan Birama


acara pada program acara Dendang Pantun ini
merupakan, bahwa telah disusun dengan segmen-
segmentasinya, dimana di awal pembukaan acara
dari host dengan cara berpantun hingga segmen
berakhirnya acara. Kemudian sebuah lagu,
selanjutnya dari host saling berbalas pantun,
kemudian para pemantun saling berjual beli
pantun, lalu akan ada penilaian siapa yang terbaik
dari kedua kelompok tersebut. Dan akan ada
lemparan pantun kepada penonton, dengan
spontanitas bagi penonton yang bisa berpantun,
setelah itu akan ada lagu lagi yang syairnya
berpantun.

Logo Musik: Untuk logo musik dalam program


acara Dendang Pantun ini biasanya di ambil dari
timeline judul yang berada di tune, lalu tulisan
grafisnya dibuat sesuai dengan hal yang
bersangkutan dengan khas Melayu. Dan
musiknya khusus musik Melayu.

General Rehearsal Pada program acara Dendang Pantun juga


melakukan General Rehearsal, yaitu bagian
dari tim akan melakukan pengecekan terhadap
288. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

pemantun dengan cara melihat mereka latihan


di sanggarnya. Namun pada saat akan
dilaksanakan produksi sebelum live, para
pemantun dan seluruh tim akan melakukan jiar.
Bertujuan agar meminimkan segala kesalahan-
kesalahan yang mungkin nantinya akan dapat
terjadi.

Interaktif Program: Pada program acara


Dendang Pantun juga melakuka interaktif
dengan para penonton di studio maupun dirumah.
Ketika interaktif dengan penonton dirumah
dengan melalui via telepon. Dan ketika interaktif
dengan penonton di studio dengan memberikan
kesempatan penonton untuk berpantun. Berikut
merupakan beberapa interaksi dengan penonton
di studio dan dengan penonton dirumah, ialah:

Produksi
Pengambilan Gambar: Pada saat pengambilan
gambar secara live, menggunakan multikamera.
Atau menggunakan 3-4 kamera, seperti yang
terlihat pada gambar. Teknik pengambilan
gambarnya ialah, Tapping, zoom in dan zoom out,
panning, dan dengan segala shot size yang di
ambil pada saat live yang merupakan, Long shot,
Full shot, Medium shot. Serta fungsi dari
multikamera pada program acara ini merupakan,
untuk kamera yang berada di tengah berfungsi
untuk mengambil gambar Master shot atau
keseluruhan adegan acara. Sedangkan kamera
yang berada di kiri dan kanan berfungsi untuk
mengambil bagian-bagian penting shot seperti
medium shot untuk mendapatkan ekspresi dari
para artis di panggung. Dan tambahan kamera
berfungsi untuk mengambil shot kepada reaksi
dari penonton di dalam studio dengan beberapa
shot size.

a. Long Shot
Kartika, Strategi Kreatif Dalam Program… 289

b. Medium Shot

c. Full Shot

d. pengambilan gambar penonton Program


acara Dendang Pantun
290. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Pascaproduksi: Program acara Dendang Pantun


merupakan acara live, dan karena ini acara live,
tidak adanya pascaproduksi pada program acara
ini. Namun apabila terjadi suatu hal di studio atau
di TVRI Sumut, dapat di lakukan secara
recording pada saat pascaproduksi. Biasanya
akan ada revisi dari beberapa hal yang telah di
pantau, seperti hal-hal yang tidak layak untuk di
siarkan, seperti berkaitan dengan kata-kata atau
pun berkaitan dengan tingkah laku secara visual
dan itu akan di adakan editing. sehingga hasilnya
sampai layak untuk disiarkan.

Pengawasan dan Evaluasi Program: Setelah


tahapan produksi, selanjutnya adalah tahapan
terakhir yaitu pengawasan dan evaluasi program.
Pada tahapan ini kegiatan pengawasan ini
meliputi beberapa hal yaitu, mengamati jalannya
penyiaran, menilai mutu penyiaran, dan
mengevaluasi program. Seperti yang dikatakan
bapak Syahrani selaku kepala seksi program
sekaligus produser program Dendang Pantun,
pengawasan yang dilakukan mencakup apakah
dengan masalah teknis dan lain sebagainya.
Mengenai evaluasi, pada tahap perencanaan tim
Dendang Pantun sudah melakukan evaluasi
kekurangan-kekurangan yang ada. TVRI
Sumatera Utara dalam mengevaluasi sebuah
program dilakukan pada waktu bersamaan, dalam
arti sekaligus mengevaluasi semua program yang
ada di TVRI Sumatera Utara termasuk program
Dendang pantun dan yang terlibat di dalamnya
ada produser, asisten produser, kepala-kepala
bidang lain, juga kru-kru dibidang Teknik.

4. KESIMPULAN

Tujuan utama dari program acara ini secara umum ialah TVRI selalu di bebankan oleh
Pemerintah untuk selalu mengutamakan konten lokal, walaupun tidak juga mengabaikan konten-
konten kekinian dan Dendang Pantun merupakan program acara sebagai pelestarian dari satu
Budaya yaitu Melayu. Serta dengan hadirnya program acara ini sebagai bentuk untuk membuka
kesadaran generasi mudah akan pelestarian budaya merupakan hal yang penting untuk di lakukan.
Dengan membuatnya dalam bentuk berpantun.
Program acara Dendang Pantun merupakan program hiburan yang didalamnya sebagai
bentuk dalam pelestarian dari satu budaya yaitu Melayu. Program yang berdurasi 57 menit di
stasiun TVRI SUMUT Medan. Program acara ini terlihat berbeda dalam segi konten yang diberikan
dalam setiap segmennya, dengan tema yang selalu berbeda di setiap episodenya. Program acara
yang slalu mengangkat segala isu-isu yang terjadi setiap waktu dengan menggabungkannya pada
ide-ide kreatif serta menjadikannya untuk satu tema yang akan dibawakan dalam program acara
Dendang Pantun dan memberikan komedi di dalam setiap tema yang mengkat berbagai isu yang
ada dalam bentuk berpantun. Dengan Analisa yang dilakukan menggunakan teori dari naratama
mengenai 13 tips kreativitas acara, maka program acara Dendang Pantun memenuhi beberapa tips
Kartika, Strategi Kreatif Dalam Program… 291

dari teori tersebut.

5. SARAN

Trimakasih kepada Produser program acara Dendang Pantun, dan seluruh crew pada stasiun
TVRI SUMUT Medan yang membantu dalam penelitian ini dengan meluangkan waktunya untuk
penulis melakukan penelitian. Dan Program acara Dendang Pantun harus lebih meningatkan kualitas
agara selalu diminati oleh penonton. Dan lebih mendetailkan isi dari pantun yang sesuai dengan tema,
tidak hanya beberapa persen saja isi pantun yang sesuai dengan tema. Program acara Dendang Pantun
juga harus menigkatkan kualitas saat pengambilan gambar dan sound yang dihasilkan maupun pada
proses editing agar tidak terdapat kekurangan saat program acara Dendang Pantun di tayangkan.
Program acara harus banyak melakukan promosi melalui sosial media, agar lebi banyak memiliki
generasi mudah yang mengetahui program acara yang berkualitas seperti Dendang Pantun sebagai
acara yang melestarika Budaya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas izinnya penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Potensi Utama
Medan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fachruddin, Andi. 2015. Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
[2] Bintang B. Doeana & Han Revo Joang. 2017. Tata Artistik Film & Tv. Jakarta: PT Jembatan
Bintang Sentosa.
[3] Naratama. 2013. Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single Dan Multicamera. Jakarta: PT
Grasindo.
[4] Rusman Latief & Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non-Drama. Jakarta: Prenadamedia
Group.
[5] Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
[6] Nunik Hariyani. 2013. Televisi Lokal dalam Perencanaan Strategi Kreatif Program Berbasis "
Lokaitas" Sebagai Wujud Eksistensi Media. Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Madiun.
[7] Diah Fitri Pratiwi. 2016. Strategi Kreatif Web Series Jalan- jalan Men dalam Mengemas Konten
Budaya. jurusan Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang.
[8] Dody Afrianto. Strategi Kreatif Program Acara Anak (Studi deskriptif tentang strategi kreatif
program acara pendidikan anak Multi Talenta “MT”. 2009. Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
[9] Nurul Wulan dan Syaifuddin. 2016. Strategi Kreatif Dalam Memproduksi Tayangan Magazine
Show Di Televisi. Jurusan Ilmu Komunikasi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jakarta Timur.
[10] Sri Cahyani Putri Purwaningsih. 2018. Strategi Kreatif Produser Program Acara Wedang Ronde
sebagai program unggulan di ADiTV Yogyakarta. Jurusan Televisi dan Film, Institusi Seni
Indonesia Surakarta.
[11] Rico Delta Yudha. 2016. Strategi Kreatif Program Acara Langenswara di Jogja TV. jurusan
Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
[12] Syahrani (40th.), Kepala Seksi Program dan Produser, TVRI SUMUT, wawancara tanggal 19
Agustus 2019, Medan.
292. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

[13] Tanjung, M. R. (2019). FOTOGRAFI PONSEL (Smartphone) SEBAGAI SARANA MEDIA


DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT MODERN. PROPORSI: Jurnal Desain,
Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 224-234.
[14] Atika, J., Minawati, R., & Waspada, A. E. B. (2019). IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
PEDULI SAMPAH. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 3(2), 188-
197.
[15] Manesah, D. (2019). REPRESENTASI PERJUANGAN HIDUP DALAM FILM “ANAK
SASADA” SUTRADARA PONTY GEA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri
Kreatif, 1(2), 179-189.
[16] Manesah, D. (2019). REPRESENTASI PERJUANGAN HIDUP DALAM FILM “ANAK
SASADA” SUTRADARA PONTY GEA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri
Kreatif, 1(2), 179-189.
[17] Manesah, D. (2019). ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA FILM MUTIARA DARI TOBA
SUTRADARA WILLIAM ATAPARY. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri
Kreatif, 2(2), 177-186.
[18] Suryanto, S. (2019). ANALISIS PERBANDINGAN INTERPRETASI PENOKOHAN
ANTARA NOVEL DAN FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA. PROPORSI: Jurnal
Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 153-164.
[19] Giovani, G. (2019). REPRESENTASI “NAZAR” DALAM FILM INSYA ALLAH SAH
KARYA BENNI SETIAWAN. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif,
2(1), 59-70.
[20] Sya'dian, T. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI. PROPORSI:
Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 51-63.
[21] Wahyuni, S. (2019). ANALISIS PENYAJIAN PROGRAM TALK SHOW
“ASSALAMUALAIKUM INDONESIA” DI SALAM TV MEDAN. PROPORSI: Jurnal
Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 64-76.
[22] Sya'dian, T. (2019). BUNKASAI, KAJIAN SEMIOTIKA BUDAYA KONTEMPORER DARI
PENGARUH FILM JEPANG. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif,
2(1), 35-47.
[23] Suprianingsih, S. (2019). IKLAN LAYANAN MASYARAK PEMANPAATAN LOTENG
RUMAH SEBAGAI LAHAN HIDROPONIK. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan
Industri Kreatif, 3(2), 164-175.

Anda mungkin juga menyukai