Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH : BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

DOSEN : KHIKI NAWING, S.ST., M. KES

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KOMPOS

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD FAUSY
PO713221191030
D.III/TK.2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, nikmat serta segala karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan yang berjudul Laporan Pembuatan Kompos dengan tepat
pada waktunya. ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini, dan juga kepada Dosen mata kuliah
Bioteknologi Ibu Khiki Nawing, S.ST., M. Kes yang senantiasa mendampingi kami
dan membantu kami pada saat berjalannya praktikum.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam
penyusunan kalimat maupun pemilihan kosa kata. Karena itu dukungan berupa kritik
dan saran yang membangun dari segenap pihak sangat diharapkan demi perbaikan
dilain waktu. Akhirnya kami mengucapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat
serta memberikan kontribusi positif kepada kami dan seluruh pihak.

Makassar, .... Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………........................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kompos …………................................................................ 6
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan ……………........... 6
C. Beberapa Perubahan Yang Terjadi Pada Pembuatan Kompos ……….. 8
D. Jenis Bahan Baku Kompos …...….......................................................... 9
E. Manfaat Kompos ………….................................................................... 9
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Praktikum ………………………………………………………. 11
B. Hari/tanggal praktikum ………………………………………………. 11
C. Lokasi praktikum …………………………………………………….. 11
D. Alat & bahan …………………………………………………………. 11
E. Prosedur kerja ………………………………………………………… 12
BAB IV HASIL DAN ANLISA HASIL
A. Hasil ………………………………………………………………….. 13
B. Analisa Hasil …………………………………………………………. 14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 13
B. Saran......................................................................................................... 13
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kompos merupakan dekomposisi bahan-bahan organic atau proses
perombakan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana dengan
bantuan mikroorganisme. Kompos adalah salah satu penutup tanah dan akar serta
korektor tanah alami yang terbaik. Kompos dapat digunakan sebagai pengganti pupuk
buatan dengan biaya yang sangat murah.Kompos berfungsi dalam perbaikan struktur
tanah, tekstur tanah, aerasi dan peningkatan daya resap tanah terhadap air. Kompos
dapat mengurangi kepadatan tanah lempung dan membantu tanah berpasir untuk
menahan air, selain itu kompos dapat berfungsi sbagai stimulan untuk meningkatkan
kesehatan akar tanaman. Hal ini dimungkinkan karena kompos mampu menyediakan
makanan untuk mikroorganisme yang menjaga tanah dalam kondisi sehat dan
seimbang, selain itu dari proses konsumsi mikroorganisme tersebut menghasilkan
nitrogen dan fosfor secara alami.

Kompos memiliki kandungan unsur hara yang terbilang lengkap karena


mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Namun jumlahnya realtif kecil
dan bervariasi tergantung dari bahan baku, proses pembuatan, bahan tambahan, tingkat
kematangan dan cara penyimpanan. Namun kualitas kompos dapat ditingkatkan
dengan penambahan mikroorganisme yang bersifat menguntungkan (Simamora dan
Salundik, 2006)

Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat padat. Sampah erat kaitannya dengan
kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai
mikroorganisme penyebab penyakit (Bacteri pathogen), dan juga binatang serangga
pemindah atau penyebar penyakit (vector) (Notoadmodjo, 2007).

4
Masalah sampah di Indonesia meruapakan masalah yang rumit karena
kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat- akibat yang dapat ditimbulkan oleh
sampah dan kurangnya biaya untuk mengusahakan pembuangan sampah yang baik
dan memenuhi syarat. Factor lain yang menyebabkan permasalahan sampah di
Indonesia semakin rumit adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak
disertai dengan keelarasan pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi
masyarakat yang kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada
tempatnya (Soemirat,2006)

B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui Pengertian kompos
b. Untuk mengetahui Faktor - faktor yang mempengaruhi pengomposan
c. Untuk mengetahui Beberapa perubahan yang terjadi pada pembuatan kompos
d. Untuk mengetahui Jenis bahan baku kompos
e. Untuk mengetahui Manfaat kompos
f. Untuk mengetahui alat dan bahan serta prosedur kerja dalam pembuatan
kompos

BAB II

5
DASAR TEORI
A. Pengertian Kompos
Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organic seperti tanaman, hewan,
atau limbah organic. Secara ilmiah, kompos dapat di artikan sebagai pertikel tanah
yang bermuatan negative sehingga dapat di koagulasikan oleh kation dan partikel
tanah untuk membuat granula tanah.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organic yang dapat dipercepat secara artifikal oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobic modifikasi.
Menurut (Panudju, 2011) “Kompos adalah pupuk yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri dari bahan organic yang berasal dari tanaman dan hewan yang telah
melalui proses dekomposisi, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
memasuk bahan organic, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah”.
Pengomposan adalah proses alami penguraian bahan organic secara biologis
khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy”.
Lakukan pengamatan dan pencatatan kecepatan waktu proses composting
yang dibutuhkan tiap perlakuan sehingga menghasilkan kompos yang baik, dengan
ciri-ciri fisik sebagai berikut:
 Berwarna coklat
 Berstruktur remah
 Berkonsistensi gembur
 Tidak berbau

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan


Pengolahan sampah organic melalui proses composting, merupakan suatu
contoh proses pengolahan secara aerobic dan anaerobic dimana kedua proses tersebut
akan berjalan saling menunjang dengan hasil pupuk organic yang disebut kompos.
Agar di proses hasil pengomposan yang optimal perlu diperhatikan beberapa factor
yang berpengaruh karna ini merupakan proses biologi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan antara lain :

6
 Rasio C/N Bahan Baku
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1
hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan
menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 hingga 40,
mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila
rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein
sehingga dekomposisi berjalan lambat. Selama proses pengomposan itu rasio C/N
akan terus menurun. Kompos yang telah matang memilki rasio C/N-nya kurang
dari 20.

 Ukuran Bahan
Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses
pengomposannya karna semakin luas bahan yang tersentuh dengan bakteri.
Namun ukuran bahan sebaiknya tidak terlalu kecil karna bahan yang terlalu
hancur (banyak air) kurang baik (Kelembabannya menjadi semakin tinggi)
sebaiknya ukuran bahan 3 cm-4 cm.
 Kelembaban
Umumnya kelembaban sekitar 40%-60% adalah kelembaban yang baik
untuk mikroorganisme. Apabila kelembaban dibawah 40 %, aktifitas mikroba
akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%,
apabila kelembaban lebih besar 60%, hara akan tercuci, volume udara akan
berkurang akibatnya aktifas mikroba akan menurun dan akan terjadi permentase
anaerobic yang menimbulkan bau tak sedap.
 Temperatur Pengomposan
Temperatur optimal sekitar 350 C - 550 C. Namun setiap kelompok
mikroorganisme memiliki temperatur optimum pengomposan merupakan integrasi
dari berbagai jenis.
 Keasaman (pH)
Keasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga mempengaruhi aktifitas
mikroorganisme. Kisaran pH yang baik yaitu sekitar 6-8, 6-7 (netral). Oleh karena

7
itu dalam proses pengomposan sering ditambah kapur atau abu dapur untuk
meningkatkan pH.
 Mikroorganisme yang terlibat
Pada pengomposan secara aerobic akan terjadi kenaikan temperatur yang
cukup cepat selama 3-5 hari pertama dan temperatur tersebut merupakan yang
terbaik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Pada kisaran temperatur ini
mikroorganisme dapat tumbuh tiga kali lipat dibandingkan dengan temperatur
yang kurang dari 550 Selain itu pada temperature tersebut enzim yang dihasilkan
juga paling efektif mengurai bahan organic penurunan C/N juga dapat berjalan
dengan sempurna.
 Aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen
(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk kedalam
tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan
(kelemababan), apabila aerasi terhambat, maka akan terajdi proses anaerob yang
akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembaikan atau mengalirkan udara didalam tumpukan kompos.

C. Beberapa perubahan yang terjadi pada pembuatan kompos


Tumpukan bahan-bahan sisa mentah (sisa-sisa tanaman, sampah dapur, dan
lain-lain) menjadi kompos dikarenakan telah terjadi pelapukan, penguraian,
atau dengan kata lain telah terjadi perubahan dari sifat fisik semula menjadi sifat fisik
baru (kompos). Perubahan- perubahan ini adalah sebagian besar karena kegiatan-
kegiatan jasad renik, sehubungan pula dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Apa
yang telah terikat oleh jasad renik demi mencukupi kebutuhan hidupnya, kelak akan
dikembalikan lagi apabila jasad-jasad renik tersebut telah mati.
Jelasnya, perubahan-perubahan itu adalah karan terjadinya penguraian-
penguraian, pengikatan dan pembebasan berbagai zat atau unsur hara selama
berlangsung proses pembentukan kompos, sebagai berikiut :”penguraian selulose,
hemiselulose, lemak, lilin, serta lainnya menjadi karbondioksida (CO2) dan air,
8
pengikatan unsur oleh mikroorganisme yang akan dilepas kembali bila
mikroorganisme telah mati, serta pembebasan unsur hara senyawa organic menjadi
senyawa anorganik yang akan tersedia bagi tanaman.” (Sofian,2006)
Selama berlangsungnya perubahan akan terjadi pula perubahan- perubahan
pada berat dan isi bahan-bahannya atau dengan kata lain “akan berlangsung
pengurangan (40%-50%), misalnya karna terjadi penguapan dan pencucian”
(Sofian,2006). Dalam penguapan biasanya sebagian besar senyawa-senyawa zat arang
hilang ke udara.

D. Jenis Bahan Baku Kompos


Banyak bahan yang berasal dari hewan dan tumbuhan dapat dijadikan kompos.
Berikut ini contoh bahan yang mempunyai peluang untuk dijadikan kompos.
(Basriyanta,2007)
 Sampah Organik (Sisa Sayuran RT)
Sampah organic merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa kebutuhan
rumah tangga atau sisa-sisa bagian makhluk hidup yang bisa di daur ulang
(recycling) menjadi bentuk lain, yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi
umat manusia. Sampah organic ini bila dibuang begitu saja atau tidak mendapat
penanganan yang lebih lanjut, oleh ahli-ahli kimia di Negara yang sudah maju
sering dikenal istilah menghambur-hamburkan uang‟ atau dengan meminjam.

E. Manfaat Kompos
Kompos ibarat multi-vitamin tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki
struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organic tanah dan akan
meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Aktifitas mikroba ini membantu bagi tanaman akan meningkatkan dengan
penambahan kompos. Aktifitas mikroba ini membantu tanaman menghadapi serangan
penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk kimia, misal : hasil panen lebih tahan
disimpan, lebih berat, lebih segar, (Sutejo, 2002).
9
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :

a. Aspek Ekonomi
1. Mengurangi biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah sampah.
2. Mengurangi volume atau ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
b. Aspek Lingkungan
1. Mengurangi polusi udara karena pembiakan limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
c. Aspek bagi tanah atau tanaman
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktifitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanah
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara didalam tanah

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Jenis Praktikum

10
Jenis praktikum adalah praktikum pembuatan kompos menggunakan bahan
limbah buah, serbuk gergaji dan kotoran sapi.

B. Hari/Tanggal Praktikum
Hari/Tanggal : 1. Pembuatan kompos : Rabu, 31 Maret 2021
2. Pengecekan pertama : Sabtu, 03 April 2021
3. Pengekan kedua : Rabu, 07 April 2021
4. Pengecekan ketiga : Sabtu, 17 April 2021
4. Pengecekan keempat : Rabu, 28 April 2021
5. Pengecekan kelima : Selasa, 04 Mei 2021
6. Pengecekan Terakhir : Rabu, 10 Juni 2021

Pukul : 08:00 WITA – selesai

C. Lokasi/Tempat Praktikum
Lokasi atau tempat Praktikum pembuatan biogas dari hasil kotoran sapi di
Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar, Jl. Wijaya
Kusuma 1 No.2 Banta-Banteng, Kec. Rappocini, Kota Makassar.

D. Alat & Bahan :


 Alat :
1. Ember
2. Wadah pencampuran (karung)
3. Timbangan
4. Sendok

 Bahan :
1. Mol atau dekomposer dari limbah nasi
2. Kotoran sapi 4 kg
3. Daun Kering 2 kg
4. Serbuk gergaji 1 kg
11
E. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan untuk membuat kompos,
2. Timbang semua bahan dengan menggunakan timbangan daqn diletakkan di
wadah yang telah disiapkan dengan perbandingan 4 : 2 : 1 ( 4 kg kororan sapi : 2
kg daun kering : 1 kg serbuk gergaji)
3. Campur Mol dengan air di ember dengan perbandingan 5 : 1 ( 5 gelas air dan 1
gelas mol)
4. Campur semua bahan dalam wadah pemcampuran, saat dilakukan pencampuran
tambahkan mol secara berkala hingga dirasa cukup,
5. Bahan yang telah dicampurkan dimasukkan ke dalam komposter yaitu ember dan
ditutup lalu disimpan ditempat yang tehindar dari matahari langsung selama ± 14
hari,
6. Cek secara berkala kompos,
7. Jika ciri-ciri kompos matang telah terlihat, kompos siap dikemas dan digunakan.

BAB IV
HASIL DAN ANALISA HASIL
A. Hasil
Kompos dibuat dari kotoran sapi, daun kering dan serbuk gergaji dengan
perbandingan 4 : 2 : 1. Maka rasio C/N nya adalah sebagai berikut:

12
Dik :
 jumlah C % dan N % kotoran sapi = 20 dan 1,7
 jumlah C % dan N % daun kering = 60 dan 0,4
 jumlah C % dan N % serbuk gergaji = 34 dan 0,08
Dit : Rasio C/N = …?
Penyelesaian:
C (∑ A ×C)+(∑ B × C)+.. . ( 4 x 20 ) + ( 2 x 60 ) +(1 x 34 )
= ¿
N (∑ A × N )+(∑ B × N )+. . ( 4 x 1,7 ) + ( 2 x 0,4 )+(1 x 0,08)

80+120+334
= 6,8+0,08+0,8

235
7,68

= 30,46

Variabel yang diamati Perlakuan


Tgl
Suhu pH Kelembaban Bau Warna

31 - - - Masih berbau Masih berwarna Kompos yang baru dibuat


Maret kotoran sapi serbuk gergaji diletakkan di tempat
dan serbuk terlindung cahaya
2021 gergaji matahari langsung dan air
hujan

03 April - - - Masih berbau Masih Berwarna Dilakukan pengadukan


2021 kotoran sapi untuk meratakan kompos
dan serbuk
gergaji

07 April 30 ° C 8 1 Masih berbau Cokelat muda Dilakukan pengukuran


2021 kotoran sapi suhu,Ph,kelembaban serta
dan serbuk kompos di aduk

13
gergaji

17 April 30 ° C 8 1 Masih berbau Cokelat Dilakukan pengukuran


2021 kotoran sapi kehitaman suhu,Ph,kelembaban serta
kompos di aduk
28 April 30 ° C 8 1 Masih berbau Cokelat Dilakukan pengukuran
2021 kotoran sapi kehitaman suhu,Ph,kelembaban serta
kompos di aduk dan
penambahan air
04 Mei 31 ° C 8 2 Masih berbau Cokelat Dilakukan pengukuran
2021 kotoran sapi kehitaman suhu,Ph,kelembaban serta
kompos di aduk dan
penambahan air
10 Juni 31 ° C 8 2 Masih agak Cokelat Dilakukan pengukuran
2021 berbau kotoran kehitaman suhu,Ph,kelembaban serta
sapi kompos di aduk dan
penambahan air

B. Analisa hasil
Aroma awal dari pembuatan kompos yang tercium adalah berbau khas dari bahan-
bahan seperti serbuk gergaji,kotoran sapi dan daun kering ,warnanya coklat sedikit
berwarna cream akibat dari serbuk gergaji.dan daun kering
Pengamatan kompos dilakukan seminggu dua kali selama satu bulan, dan
hasil pengamatan pada pengecekan pertama ketika di buka tutupnya terdapat uap,yang
tercium adalah berbau menyengat, asam segar serbuk gergaji yang menyengat,
warnanya coklat, ketika kompos di balikan berasap,  ini terjadi karenaadanya proses
pertukaran O2, teksturnya kasar, hal ini menunjukkan bahwa kompos belum matang.
Sedangkan pada pengecekan kedua dan pengecekan ketiga masih sama saat
tutup dibuka masih ada uap air, bau dan menyengat, berbau khas serbuk gergaji dan
kotoran sapi, warnanya menjadi coklat muda. Dilihat dari tekstur hal ini menujukan
bahwa kompos masih belum matang juga.
Pada pengecekan keempat, aroma kompos masih menyengat, aroma kompos
masih berbau kotoran sapi, warnanya menjadi coklat kehitaman, suhunya 30°C,
pHnya 8 dan kelembabannya 1.

14
Pada pengecekan kelima, aroma kompos sudah tidak tidak terlalu menyengat,
aroma kompos masih berbau kotoran sapi, warnanya menjadi coklat kehitaman,
suhunya 31°C, pHnya 8 dan kelembabannya 2 sehingga dilakukan penambahan atau
percikan air.
Dan pada pengecekan keenam ,pada saat tutup dibuka ada sedikit uap
air, aroma kompos sudah tidak terlalu menyengat, warnanya coklat kehitaman
semakin pekat, suhunya berkisar 31°C sehingga masih diperlakukan penambahan air.
“Hal ini terjadi karena pembuatan kompos tekstur daunnya masih kering dan
tidak terpotong kecil, agak kasar dan masih remah sehingga kompos yang dilakukan
belum bisa dapat dikatakan sudah matang atau belum bisa digunakan, kompos masih
perlu lagi dilakukan pengamatan selama seminggu dua kali selama satu bulan”

BAB V
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organic seperti tanaman, hewan,
atau limbah organic. Secara ilmiah, kompos dapat di artikan sebagai pertikel tanah
yang bermuatan negative sehingga dapat di koagulasikan oleh kation dan partikel
tanah untuk membuat granula tanah. Pengomposan adalah proses alami penguraian
bahan organic secara biologis khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan
organic sebagai sumber energy. Kompos yang telah matang ditandai dengan ciri – ciri
berwarna coklat kehitaman, berstruktur remah berkonsistensi gembur,tidak
berbau.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan yaitu Rasio C/N Bahan
Baku, ukuran bahan, kelembaban,keasaman, temperatur,mikroorganisme yang
terlibat,aerasi.

B. Saran
Sebelum malakukan pengomposan perhatikan bahan bahan yang digunakan
terutama pada daun misalnya tekstur daunnya harus kering, remah dan terpotong -
potong hingga kecil.

16

Anda mungkin juga menyukai