Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TOKSIKOLOGI

“SUMBER, KEBERADAAN, DAN KEGUNAAN AS”

DOSEN PENGAMPUH : 1. Dra. Angki P, M. Si., Apt

2. Dra. Diah Lestari, MKM

DISUSUN OLEH:

1. Isnawati Apriliani NIM : P3.73.34.2.18.017


2. Kana Muthowif Assofa NIM : P3.73.34.2.18.018
3. Melania Ningrum NIM : P3.73.34.2.18.019
4. Mita Puspita Sari NIM : P3.73.34.2.18.020
5. Nanda Dyah Ayu Prasasti NIM : P3.73.34.2.18.021
6. Nur Afifah Firas NIM : P3.73.34.2.18.022
7. Nuria Gayosi NIM : P3.73.34.2.18.023
8. Nurul Rahmah Luftiyani NIM : P3.73.34.2.18.024

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEMESTER IV

TAHUN AJARAN 2020


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayang
dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya, shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Alhamdulillah berkat kemudahan
yang diberikan Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mekanisme
Pajanan Hg”

Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah
Toksikologi. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya,
dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin. Kami sebagai penyusun sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun
makalah ini menjadi lebih baik.

Bekasi, 20 April 2020

Penyusun

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................i
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1 Pengertian Arsen ................................................................................................3
2.2 Keberadaan Arsen ..............................................................................................3
2.2.1 Alam ........................................................................................................3
2.2.1.1 Batuan (Tanah) dan Sedimen .....................................................3
2.2.1.2 Udara ..........................................................................................4
2.2.1.3 Air ..............................................................................................4
2.2.1.4 Biota ...........................................................................................5
2.2.2 Industri .....................................................................................................5
2.3 Sumber Arsen .....................................................................................................6
2.4 Kegunaan Arsen .................................................................................................6
2.4.1 Bidang Pertanian .....................................................................................7
2.4.2 Bidang Industri ........................................................................................7
2.4.2.1 Trioksida Arsenik .......................................................................7
2.2.1.1 Gallium Arsenide........................................................................8
2.4.3 Bidang Medis ...........................................................................................10
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................................11
Daftar Pustaka .......................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia ‫زرنيخ‬ Zarnik yang berarti "orpimen
kuning". Zarnik dipinjam dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon. Arsenik dikenal dan
digunakan di Persia dan di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering
digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai
ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik. Karena
sering digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan lawan-lawannya dan karena
daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi, arsenik disebut Racun para raja, dan
Raja dari semua racun.
Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan di perunggu, yang membuat
campuran tersebut lebih keras.Warangan, yang sering digunakan sebagai bahan pelapis
permukaan keris, mengandung bahan utama arsen. Arsen membangkitkan
penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras pada pamor. Selain itu, arsen juga
meningkatkan daya bunuh senjata tikam itu. Albertus Magnus dipercaya sebagai orang
pertama yang menemukan bagaimana mengisolasi elemen ini pada tahun 1250. Pada
tahun 1649 Johan Schroeder mempublikasi 2 cara menyiapkan arsenik.
Pada zaman Ratu Victoria di Britania Raya, arsenik dicampurkan
dengan cuka dan kapur dan dimakan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan
penampilan wajah mereka, membuat kulit mereka lebih putih untuk menunjukkan bahwa
mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik juga digosokkan di muka dan di lengan kaum
perempuan untuk memutihkan kulit mereka. Namun ini sangat tidak dianjurkan sekarang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Arsen?
2. Apa saja sumber dari Arsen?
3. Dimana keberadaan Arsen bisa didapatkan?
4. Apa saja kegunaan dari Arsen pada kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui Arsen secara umum

iii
2. Mengetahui sumber-sumber Arsen
3. Mengetahui keberadaan Arsen dapat ditemui
4. Mengetahui kegunaan dan manfaat Arsen pada kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arsen

iv
Arsen (As) merupakan bahan kimia yang bersifat metaloid beracun yang ada dalam
berbagai bentuk organik dan anorganik di alam. Metaloid adalah kelompok unsur kimia
yang memiliki sifat antara logam dan nonlogam, sulit dibedakan dengan logam (Wikipedia,
2015). Di alam, bahan kimia ini terdapat di air, sedimen, dan biota (UNEP, 1988).
Konsentrasinya di air berada sangat rendah. Dibandingkan dengan konsentrasi yang ada di
dalam tubuh alga laut, konsentrasi di air berkisar 2000 – 5000 lebih rendah (UNEP, 1988).
Arsen merupakan  logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-
grey). Senyawa arsen didalam alam  berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3)
berupa cairan  berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan
berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan
salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa
senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah
larut dalam air, khususnya dalam air panas .
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa  arsen
trioksida  misalnya pernah digunakan sebagai  tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
Dalam jangka panjang, penggunaan  tonikum ini ternyata telah menyebabkan  timbulnya
gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai
infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi
kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen
dalam dosis kecil sampai saat ini  juga masih digunakan sebagai obat pada  resep
homeopathi .
2.2 Keberadaan Arsen
2.2.1 Alam
2.2.1.1 Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As
ter- tinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam,
perak dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengan- dung arsen
adalah arsenopyrite (FeAsS), realgar (As,S.), dan orpiment (As,S3). Secara
kasar kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mg/kg (NAS, 1977).
Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada deposit/sedimen, dan akan
stabil bila berada di lingkungan. Tabel 1 menunjukkan kandungan arsen
dalam batu api dan batuan alam dimana kadar As teren- dah adalah jenis
andesitas yang merupakan batu api dengan kadar antara 0,5-5,8 mg/kg.
Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10
mg/kg berat kering. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena konta-
minasi yang berasal dari sumber buatan kering ditemukan pada sedimen
v
bagian ba- wah yang dekat dengan buangan pelelehan tembaga di
Washington, Amerika Serikat (Crecelius, 1974).
2.2.1.2 Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate arsen dalam bentuk
anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius (1974)
menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anor- ganik terlarut dalam air hujan.
Dalam studi tersebut ditemukan senyawa metil arsen kira- kira di atas 20%
dari total As di udara ambien pada lokasi rural dan urban. Di lokasi
tercemar, kadar As di udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik
(Peirson, et al 1974; Johnson & Braman, 1975). = TSP) mengandung
senyawa
2.2.1.3 Air
Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman,
1973; Cre- celius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic
acid dan methylarsenic acid, sedang anorgnik dalam bentuk arsenit dan
arsenat. Kandungan arsen pada air per- mukaan di lokasi tercemar bervariasi
yaitu berkisar 1 ug/1.
Bentuk oksida arsen pada air permukaan dari berbagai belahan dunia
belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Braman & Foreback (1973)
menemukan bah- wa rasio kadar arsen anorganik bentuk trivalen dan
pentavalen adalah 0,06 dan 6,7 mg/l. Clement & Faust (1973) telah meng-
analisa dua sampel air tanah ternyata kan- dungan arsen cukup tinggi yaitu
224 dan 280 mg/l dan menemukan bahwa kira-kira 50% terlarut dalam
bentuk arsen trivalen, sedang air tanah yang mengalir 26%. Penrose (1977)
melaporkan bahwa air laut mengandung kadar arsen antara 0,001- 0,008
mg/l. Kadar arsen 0,002 mg/l juga telah dilaporkan oleh Onishi (1969) dan
Johnson & Braman (1975b). Selain itu As juga terlarut dalam air sumur
dalam.
Kadar arsen tinggi juga ditemukan pada air di lokasi di mana terdapat
aktivitas panas bumi (geothermal). Air panas bumi di New Zealand
menunjukkan kadar arsen di atas 8,5 mg/l (Ritchie, 1961). Sedangkan pa- nas
bumi di Jepang kandungan arsen antara 1,8-6,4 mg/l, dan air yang mengalir
mengan- dung arsen kira-kira 0,002 mg/l. Pada penge- boran panas bumi,
90% kadar arsen bentuk trivalen (Nakahara, 1978)
2.2.1.4 Biota

vi
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan
aluminium, sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen
pada tanaman. (Wallsh, 1977). Kandungan arsen dalam tanaman yang
tumbuh pada tanah yang tidak tercemari pestisida bervariasi antara 0,01-5
mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang tumbuh pada tanah yang
terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen tinggi, khususnya
di bagian akar (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977). Beberapa
rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi merupakan
petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975).
Anderson & Nilson (1972) melaporkan bahwa lumpur yang mengandung
arsen sangat baik digu- nakan untuk tanaman. Kebalikan dengan hal
tersebut Furr (1976) mengklain bahwa tanah yang mengandung arsen tidak
baik untuk tanaman. Ganggang laut dan rumput laut umum- nya
mengandung sejumlah kecil arsen.Lunde (1972) menunjukkan bahwa
ganggang laut dari pantai Norwegia mengandung arsen antara 10-100
mg/kg berat kering.
2.2.2 Industri
Produksi dalam Industri Berdasarkan data yang digunakan dari Biro
Pertambangan Amerika Serikat (Nelson, 1977), dapat diperkirakan bahwa total pro-
duksi senyawa arsen di dunia mulai tahun 1975 sekitar 600.000 ton. Negara-negara
produser utama adalah: China, Peru, Swedia, USA dan USSR. Negara-negara
tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk du- nia. Arsen trivalen adalah basis
utama industri kimia arsen dan merupakan produk samping dalam pelelehan bijih
tembaga dan timah hitam.Udara Zat padat di udara (total suspended particulate arsen
dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius (1974)
menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anor- ganik terlarut dalam air hujan. Dalam
studi tersebut ditemukan senyawa metil arsen kira- kira di atas 20% dari total As di
udara ambien pada lokasi rural dan urban. Di lokasi tercemar, kadar As di udara
ambien kurang dari satu gram per meter kubik (Peirson, et al 1974; Johnson &
Braman, 1975). = TSP) mengandung senyawa
2.3 Sumber Arsen
Arsenik merupakan unsur ke-20 yang paling umum ditemukan di kerak bumi meskipun
konsentrasinya berbeda-beda di setiap tempat. Air laut pada umumnya mengandung 0,006
s.d. 0,03 ppm arsenik. Pada daerah geotermal yang aktif, konsentrasi arsenik dalam tanah
sebesar 20 ppm dan mencapai tingkat beberapa ratus ppm setelah bertahun-tahun terpapar
pestisida. Arsenik juga ditemukan di semua organisme hidup. Jumlah arsenik yang rnasuk
vii
ke dalam tubuh manusia berkisar antara 0,5 sampai 1 mg per hari, kebanyakan melalui
makanan dan minuman. Konsentrasi paling tinggi ditemukan pada ikan dan krustasea.
Konsentrasi Arsenik dapat meningkat berpuluh kali setelah memakan seafood dalam jumlah
besar (GORBY, 1988). Jumlah paparan arsenic yang dapat diterima tubuh orang dewasa
mendekati 20 mg. Arsenik alam secara garis besar berada pada kompleks sulfida seperti
realgar (AS2S2), orphimen (As2S) dan iron pyrites (FeAsS) (ROMPAS, 2010).
Sumber antropogenik, seperti industri peleburan logam, pemakaian pupuk dan
pestisida serta pembakaran bahan bakar fosil, merupakan sumber terbanyak dalam
pelepasan arsenik ke lingkungan mencapai nilai riga kali lipat dibanding sumber alamiab.
Lebib dari itu, penyebaran arsenik dari sumber ini dibatasi secara geografi dan mungkin
menjadi bahan berbahaya pada lingkungan lokal. Senyawa arsenik digunakan sebagai baban
baku aktif pada beberapa produk komersial seperti pelindung kayu, pestisida, herbisida,
fungisida, disinfeksi lembu dan biribiri, baban tambaban makanan dan gas perang.
Penggunaan arsenik dalam bebarapa bidang merupakan basil dari revolusi industri
(GORBY, 1988).
Arsenik telah digunakan baik sebagai obat maupun sebagai racun sejak manusia tertarik
akan kimia, Arsenik merupakan unsur paling buruk yang berpengaruh pada kesebatan
manusia dibandingkan unsur-unsur kirnia lain, sehingga namanya menjadi sinonim dengan
racun, Ketenaran arsenik sebagai racun merujuk pada ketersediaannya, rnurah, dan faktanya
tidak terasa dan berbau dibandingkan dengan tingkat racunnya yang tinggi (GORBY, 1988).
2.4 Kegunaan Arsen
2.4.1 Bidang Pertanian
Senyawa arsen terutama digunakan di dalam pertanian dan kehutanan (NAS,
1977). Sejumlah kecil digunakan dalam industri keramik, gelas, dan sebagai bahan
aditif serta obat-obatan. Contoh penggunaan arsen trioksida pada tahun 1975-1978
adalah sebagai berikut : pembuatan kimia untuk pertanian (pestisida) 82%, gelas dan
peralatan dari gelas (pecah belah) 8%, industri kimia seperti amalgam dari tembaga,
timah hitam, dan farmasi 10% (Biro Pertambangan Amerika Serikat, 1979).
Di dalam pertanian, senyawa timah arsen, tembaga acetoarsenit, natrium
arsenit, kalsium arsenat, dan senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida.
Sejumlah kecil methylarsonic acid dan dimethyl arsinic acid secara selektif
digunakan sebagai herbisida. Herbisida ini terutama penting untuk pembasmian
sorghum halepense dalam perkebunan kapas. Bahan-bahan tersebut juga digunakan
untuk pembasmian terhadap rerumputan sebagaimana “sandbur” (cenchrus sp),
cocklebur (xanthium sp), dan rumput ketam dalam petak rumput (Weed Science
Society of America, 1974). Dimethylarsinic acid digunakan sebagai silvisida dalam
viii
perlindungan hutan. Oleh karena itu pekerjanya akan terpapar senyawa ini, yang
merupakan penguapan saat pemakaian (Wagner & Weswig, 1974). Sedangkan
dimethyl arsenic acid telah digunakan sebagai Agent Blue di perang Vietnam.
Tembaga arsenat, natrium arsenat, dan seng arsenat bila ditambahkan senyawa
kromat dapat digunakan untuk pengawetan kayu (Lansche, 1965), yang mana
senyawa ini digunakan di bawah tekanan dan bereaksi dengan kayu dan
menghasilkan senyawa tidak larut dalam air. Pengawetan gelondong kayu ini tahan
pada serangan jmur dan insektisida (Dobbs, 1976). Penggunaan arsen dalam bidang
pengawetan kayu ini dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Beberapa senyawa phenylarsenic sebagaimana arsanilic acid digunakan
sebagai aditif pada peternakan ayam untuk melawan serangan penyakit. Sejumlah
kecil senyawa arsen di beberapa negara secara kontinyu digunakan untuk obat-
obatan. Penggunaan lain dari arsen ditemukan dalam bidang peleburan baja, di mana
digunakan sebagai doping germanium dan silicon atau dalam produksi gallium
arsenide dan indium arsenida.
2.4.2 Bidang Industri
2.4.2.1 Trioksida Arsenik
Penggunaan industri termasuk penggunaan sebagai prekursor untuk
produk-produk kehutanan, dalam produksi kaca tidak berwarna, dan dalam
elektronik. Menjadi senyawa utama arsenik, trioksida adalah prekursor
arsenik unsur, paduan arsenik, dan semikonduktor arsenide . Senyawa
berbasis arsenik massal natrium arsenit dan natrium cacodylate berasal dari
trioksida.
Berbagai aplikasi mengeksploitasi toksisitas arsenik, termasuk
penggunaan oksida sebagai pengawet kayu. Arsenat tembaga , yang berasal
dari arsenik trioksida, digunakan dalam skala besar sebagai pengawet kayu
di AS dan Malaysia, tetapi bahan-bahan tersebut dilarang di banyak bagian
dunia. Praktek ini masih kontroversial. Dalam kombinasi dengan tembaga
(II) asetat , arsenik trioksida memberikan pigmen cerah yang dikenal
sebagai Paris hijau yang digunakan dalam cat dan sebagai
rodentisida. Aplikasi ini telah dihentikan.
2.4.2.2Gallium arsenide
Gallium arsenide ( GaAs ) adalah senyawa dari unsur-
unsur gallium dan arsenik . Ini adalah semikonduktor celah pita III-V
langsung dengan struktur kristal seng blende .Gallium arsenide digunakan
dalam pembuatan perangkat seperti sirkuit terintegrasi frekuensi gelombang
ix
mikro, sirkuit terpadu gelombang mikro monolitik , dioda pemancar
cahaya inframerah , dioda laser , sel surya dan jendela optik. GaAs sering
digunakan sebagai bahan substrat untuk pertumbuhan epitaksi
semikonduktor III-V lainnya, termasuk indium gallium
arsenide , aluminium gallium arsenide dan lain-lain.
a. Sel surya detector
Gallium arsenide (GaAs) adalah bahan semikonduktor
penting untuk sel surya berbiaya tinggi dan efisiensi tinggi dan
digunakan untuk sel surya film tipis kristalin tunggal dan
untuk sel surya multi-persimpangan.
Penggunaan operasional pertama yang diketahui dari sel
surya GaAs di ruang angkasa adalah untuk misi Venera 3 ,
diluncurkan pada tahun 1965. Sel surya GaAs, diproduksi oleh
Kvant, dipilih karena kinerjanya yang lebih tinggi di lingkungan
suhu tinggi. Sel GaAs kemudian digunakan untuk penemu
Lunokhod karena alasan yang sama.
Pada tahun 1970, sel surya heterostruktur GaAs dikembangkan
oleh tim yang dipimpin oleh Zhores Alferov di Uni Soviet, mencapai
efisiensi yang jauh lebih tinggi. Pada awal 1980-an, efisiensi sel surya

GaAs terbaik melampaui sel surya konvensional berbasis kristal. Pada


1990-an, sel surya GaA mengambil alih dari silikon sebagai jenis sel
yang paling umum digunakan untuk array fotovoltaik untuk aplikasi
satelit. Kemudian, sel surya persimpangan ganda dan tripel berbasis
GaAs dengan lapisan germanium dan indium gallium
phosphide dikembangkan sebagai dasar dari sel surya persimpangan
tiga, yang memiliki efisiensi rekor lebih dari 32% dan dapat beroperasi
juga dengan cahaya terkonsentrasi 2.000 matahari. Jenis sel surya ini
mendukung Mars Exploration Rovers Spirit and Opportunity, yang
menjelajahi permukaan Mars. Juga banyak mobil surya memanfaatkan
GaA dalam susunan surya.
Perangkat berbasis GaAs memegang rekor dunia untuk sel
surya persimpangan tunggal dengan efisiensi tertinggi pada 29,1%
(pada 2019). Efisiensi tinggi ini disebabkan oleh pertumbuhan
epitaxial GaAs kualitas tinggi yang ekstrem, pasifasi permukaan
oleh AlGaAs, dan promosi daur ulang foton oleh desain film tipis.

x
b. Perangkat emisi cahaya
GaAs telah digunakan untuk memproduksi dioda laser
inframerah-dekat sejak 1962.
c. Pengukuran suhu serap optic
Untuk tujuan ini, ujung serat optik dari sensor suhu serat optik
dilengkapi dengan kristal gallium arsenide. Mulai pada panjang
gelombang cahaya 850 nm GaAs menjadi transparan secara
optik. Karena posisi spektral celah pita bergantung pada suhu, ia
bergeser sekitar 0,4 nm / K. Perangkat pengukuran berisi sumber
cahaya dan perangkat untuk deteksi spektral celah pita. Dengan
perubahan celah pita, (0,4 nm / K) suatu algoritma menghitung
suhu (semua 250 ms).
d. Converter spin charge
GaA mungkin memiliki aplikasi dalam spintronics karena
dapat digunakan sebagai pengganti platinum dalam coverter spin
charge dan mungkin lebih dapat diatur.
2.4.3 Bidang Medis
Arsenik trioksida digunakan untuk mengobati jenis kanker yang dikenal
sebagai leukemia promyelocytic akut (APL). Ini dapat digunakan baik dalam kasus
yang tidak responsif terhadap agen lain, seperti all-trans retinoic acid (ATRA) atau
sebagai bagian dari pengobatan awal kasus yang baru didiagnosis. Perawatan awal
ini mungkin termasuk terapi kombinasi arsenik trioksida dengan all-trans retinoic
acid (ATRA). Efektivitas muncul mirip dengan Realgar / Indigo naturalis , yang
dapat diambil melalui mulut dan lebih murah tetapi kurang tersedia.
Pada 1970-an, peneliti Tiongkok Zhang Tingdong dan rekan menemukan
penggunaan ini. Itu disetujui untuk pengobatan leukemia di Amerika Serikat pada
tahun 2000. Universitas Hong Kong mengembangkan bentuk arsenik trioksida cair
yang dapat diberikan melalui mulut. Senyawa organoarsen , seperti aditif pakan
( roxarsone ) dan obat-obatan ( neosalvarsan ), berasal dari arsenik trioksida.

BAB III
PENUTUP

xi
3.1 Simpulan
Arsen (As) merupakan bahan kimia yang bersifat metaloid beracun yang ada dalam
berbagai bentuk organik dan anorganik di alam. Metaloid adalah kelompok unsur kimia
yang memiliki sifat antara logam dan nonlogam, sulit dibedakan dengan logam.
Arsen bisa ditemukan di alam, seperti batuan atau tanah, udara, air, dan tanaman. Di
batuan atau tanah, arsen terdistribusi sebagai mineral. Zat padat di udara (total suspended
particulate) arsen dalam bentuk anorganik dan organik. Crecelius (1974) menunjukkan
bahwa hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Arsen terlarut dalam air dalam
bentuk organik, yaitu methylarsenic acid dan anorganik, yaitu arsenit dan arsenat.
Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari pestisida
bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977). Ganggang laut dan rumput laut
umumnya mengandung sejumlah kecil arsen pada pantai Norwegia mengandung arsen
antara 10-100 mg/kg berat kering.
Arsenik telah digunakan baik sebagai obat maupun sebagai racun sejak manusia
tertarik akan kimia, Arsenik merupakan unsur paling buruk yang berpengaruh pada
kesebatan manusia dibandingkan unsur-unsur kirnia lain sehingga namanya menjadi
sinonim dengan racun, Ketenaran arsenik sebagai racun merujuk pada ketersediaannya,
murah, dan faktanya tidak terasa dan berbau dibandingkan dengan tingkat racunnya yang
tinggi (GORBY, 1988) contohnya pada arsenik trioksida digunakan untuk mengobati jenis
kanker yang dikenal sebagai leukemia promyelocytic akut (APL) dan pada beberapa
senyawa phenylarsenic sebagaimana arsanilic acid digunakan sebagai aditif pada
peternakan ayam untuk melawan serangan penyakit.
Di dunia perindrustrian, arsen digunakan untuk peleburan logam, pemakaian pupuk
dan pestisida, pembakaran bahan bakar fosil, pelindung kayu, herbisida, fungisida,
disinfeksi lembu dan biribiri, bahan tambahan makanan, dan gas perang.

3.2 Saran

Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air,
tanah,biota dan kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat
proteksi diri , seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di
lingkungan kerja yang berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan
surveilance medis setiap tahun secara rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya keracunan
akibat paparan Arsen.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Ardillah, Yustini. 2016. Faktor Risiko Kandungan Timbal di Dalam Darah. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 7(3):150-155.

Gusnita, Dessy. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan Upaya Penghapusan Bensin
Bertimbal. Berita Dirgantara, 13(3):95-101

Grund, SC. Hanusch, K. dan Wolf, HU. Senyawa Arsenik. Ensiklopedia Kimia Industri
Ullmann . Weinheim: Wiley-VCH
xiii
Hall, Robert N. Fenner, GE. Kingsley, JD. Soltys, TJ dan Carlson. 1962. Emisi Cahaya yang Koheren Dari
Persimpangan GaAs. Surat Tinjauan Fisik . 9 (9): 366-369.

Schnitzer, I dkk. 1993. Sangat tinggi efisiensi kuantum emisi spontan, 99,7% internal dan 72% eksternal,
dari AlGaAs / GaAs / AlGaAs heterostruktur ganda. Surat Fisika Terapan .62 (2): 131.

Selfi, Anis Cahwani. 2018. Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) dan Arsen (As) Terhadap Jumlah Limfosit
Darah, Kadar Hemoglobin dan Gambaran Histopatologi Usus Mencit Balb/C. Tugas Akhir Program
Studi D-IV Analis Kesehatan, Universitas Setia Budi, Surakarta.
file:///C:/Users/user/Downloads/Naskah%20TA.pdf diakses pada 02/03/2020

xiv

Anda mungkin juga menyukai