Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENINGGALAN SEJARAH KADATON TIDORE

DI SUSUSN

OLEH :

NAMA : RINI NOVITA SARI

NIM : 2017 52 016

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SOSPOL

UNIVERSITAS NUKU

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“PENINGGALAN SEJARAH KADATON TIDORE” Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak . oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.

Penyusun

Rini Novita Sari


DAFTAR ISI

1. HUKUM PERS DI INDONESIA..................................................................................................4


2. SUBYEK HUKUM PERS...........................................................................................................13
3. ASAS-ASAS HUKUM PERS.....................................................................................................16
4. DASAR HUKUM SUMBER PERS............................................................................................19
5. TENTANG PERS........................................................................................................................21
1. Latar Belakan

Kesultanan Tidore adalah kerajaan islam yang berpusat di wilayah Kota tidore,
Maluku utara , Indonesia. Pada masa kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18),
kerajaan ini menguasai sebagian besar Halmahera selatan, pulau buru, Ambon, dan banyak
pulau-pulau di pesisir papua barat. Pada tahun 1521, Sultan Mansur dari Tidore menerima
Spanyol sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan Kesultanan Ternate saingannya yang
bersekutu dengan Portugis. Setelah mundurnya Spanyol dari wilayah tersebut pada tahun
1663 karena protes dari pihak Portugis sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas
1494, Tidore menjadi salah kerajaan paling independen di wilayah Maluku. Terutama di
bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (memerintah 1657-1689), Tidore berhasil menolak
pengusaan VOC terhadap wilayahnya dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad
ke-18.
Dari sejak awal berdirinya hingga saat ini , telah berkuasa 38 orang sultan di Tidore.
Saat ini, yang berkuasa adalah Sultan Hi. Djafar Syah .

Silsilah Raja Kerajaan Tidore Antara Lain :


Sultan Nuruddin, mulai 1334-1372 M. Sultan Hasan Syah, mulai 1372-1405 M.
Sultan Cirililiat alis Jamluddin, mulai 1405-1512 M. Sultan Mansyur, mulai 1512-1526 M.
Sultan Aminuddin Iskandar Zulkarnain, mulai 1526-1535 M. Sultan Rijali Mansur, mulai
1535-1569 M. Sultan Iskandar Isani alias Amiril Mathlan Syah,mulai 1569-1568 M. Sultan
Gapi Baguna alias Bifadlil Siradjuddin Arifin, mulai 1568- 1600 M. Sultan Fola Madjino
alias Zainuddin, mulai 1600-1626 M. Sultan Ngora Malamo alias Alaudin, mulai 1626-1631
M
Kerajaan tidore menyimpan Koin-Koin Kuno Benteng Peninggalan Portugis Keraton
Tidor dan Kerajaan Tidore didirikan oleh Sultan Mansur. Raja Tidore yang terkenal adalah
Sultan Nuku. SULTAN NUKU SULTAN MANSUR yang menguasai sebagian besar
Halmahera selatan, pulau buru, Ambon, dan banyak pulau-pulau di pesisir papua barat.

Kerajaan Tidore berdiri di pulau lain (tidak sama dengan ternate) dengan Sultan
Mansur sebagai raja. Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para
pedagang karena Maluku kaya akan rempah- rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang
berkat hasil rempah-rempah terutama cengkih.

Anda mungkin juga menyukai