Anda di halaman 1dari 12

NAMA : A.

MARIA ULFA

MATERI SEL DAN JARINGAN

  Pengertian Jaringan        

Sederhananya, pengetian jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki kesamaan
dari segi bentuk dan fungsi. Jaringan merupakan salah satu tingkatan organisasi kehidupan. Dimana
itu dimulai dari sel sebagai unit terkecil yang struktual dan fungsional kemudian jaringan, lalu organ,
dilanjutkan dengan sistem organ, dan kemudian membentuk spesies dan seterusnya. Hal yang perlu
diketahui, suatu organisme dikatakan memiliki jaringan berarti itu merupakan sebuah organisme
multi seluler. Selanjutnya, sebuah kumpulan sel yang sama mulai dari bentuk (struktual) dan
fungsinya haruslah terhubung dengan kuat. Sebuah sel yang membentuk jaringan bukan hanya
karena mereka mampu, akan tetapi tuntutan untuk tetap lestari membuat mereka harus
membentuk jaringan agar mampu membagi sumber daya yang ada dan mampu untuk
menyalurkannya.

Maka dari uraian diatas pengertian jaringan dapat disimpulkan bahwa, jaringan merupakan
sekumpulan sel pada organisme multi seluler yang sama yang bekerjasama dan terhubung dan
bekerjasama dengan kumpulan sel lain yang berbeda ataupun sama untuk membentuk organ.

  Pengertian Sel

 Sel berasal dari kata latin cela yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel bermacam-macam dan
bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan
masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria yang terdapat di dalam sel
berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi sebagai pencerna. Sel merupakan
unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit
terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri.
Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan respirasi, perombakan, penyusunan,
reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap rangsangan. Sel disebut satuan struktural makhluk
hidup. Sel juga disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Perkembangbiakan dilakukan
melalui pembelahan sel, pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan
pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami
pembelahan secara mitosis. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentun sifat-sifat
makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada
keturunannya.
Gambar 1.1 Sel
2.2  Sruktur Jaringan dan Sel

    Struktur Jaringan

Jaringan penyusun tubuh dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu jaringan epitelium,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

A.    Jaringan Eptelium

Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh sebelah
luar maupun sebelah dalam. Permukaan sebelah luar yang memiliki jaringan epitelium adalah kulit,
sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung  epitelium adalah permukaan dalam
usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga tubuh. Jaringan epitelium dapat berasal dari
perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma atau endoderma.

Jaringan epitelium dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuknya, serta
berdasarkan struktur dan fungsinya.

1.                  Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk

Dua kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan epitelium adalah jumlah lapisan sel dan
bentuknya. Berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan menjadi epitelium sederhana
dan epitelium berlapis. Epitelium sederhana adalah epitelium yang sel-selnya hanya selapis
sedangkan epitelium berlapis adalah epitelium yang terdiri atas beberapa lapis sel.

 2.         Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi

Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan
epitelium penutup dan jaringan epitelium kelenjar.

1.      Jaringan epitelium penutup


Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini
terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan disebelah
dalam dari saluran yang ada pada tubuh.

2.        Jaringan Epitelium kelenjar

Jaringan epitelium kelenjar tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan secret atau
getah cair. Getah cair ini berbeda dengan darah dan cairan antar sel.

Gambar 2.1 jaringan epitelium

B.     Jaringan Ikat

Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen intra seluler yang disebut matriks. Matriks
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara garis besar jaringan ikat terdiri atas
sel-sel jaringan ikat dan matriks. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, serat pada matriks dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serat kolagen, elastin, dan retikuler.Serat kolagen berupa berkas
beranekaragam yang berwarna putih. Serat nya mempunyai daya regang yang tinggi dengan
elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon. Serat elastin berwarna kuning dan lebih tipis
dari serat kolagen. Seratnya mempunyai elastisitas tinggi. Terdapat pada pembuluh darah. Serat
retikuler hampir sama dengan serat kolagen tetapi berukuran lebih kecil. Serat ini berperan dalam
menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain. Bahan dasar     penyusun matriks
adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan dasar ini adalah homogen
setengah cair, jika kandungan asam hialuronat tinggi matriks bersifat lentur. Sebaliknya, jika
kandungan mukopolisakarida sulfatnya tinggi, matriks bersifat kaku. Bahan ini terdapat dalam sendi.

Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi antara lain,
fibroblast (mensekresikan protein), makrofag (berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat
pembuluh darah), sel tiang (menghasilkan subtansi heparin dan histamine), sel lemak (khusus untuk
menyimpan sel lemak), dan sel darah putih (melawan fatogen dan dapat bergerak bebas).
Gambar 2.2  Jaringan Ikat

Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan ikat
longgar dan jaringan ikat padat.

1.      Jaringan ikat longgar, susunan seratnya longgar dan memiliki banyak sustansi dasar. Fungsinya
antara lain, membentuk organ dalam misalnya, sumsum tulang dan hati. Menyongkong,
mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya menyelubungi serat
otot, melekatkan jaringan di bawah kulit.

2.      Jaringan ikat padat, susunan seratnya padat dan memiliki sedikit bahan dasar dan sedikit sel jaringan
ikat. Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan padat tak teratur yang terdapat
pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang, jaringan ikat teratur yang terdapat pada tendon.

C.     Jaringan Otot

Jaringan otot terdiri dari tiga jenis yaitu, otot polos, otot lurik, dan otot jantung.

1.      Otot polos

Sel berbentuk gelendong, memiliki satu inti yang terletak di bagian tengah. Kontraksi otot polos tidak
dibawah pengaruh kesadaran sehingga disebut otot involunter. Contohnya, saluran pencernaan,
kantong kemih, organ reproduksi dan saluran pernapasan.

2.      Otot lurik

Sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang, memiliki banyak inti yang terletak di
bagian tepi sel. Kontraksi otot lurik dibawah kesadaran sehingga disebut dengan otot volunter.
Contohnya, otot yang melekat pada rongga.
3.      Otot jantung

Sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium.
Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Kontraksi tidak di bawah pengarus
kesadaran.

Gambar 2.3 Otot polos, otot lurik, otot jantung

D.    Jaringan Saraf

a.       Struktur sel saraf

Gambar 2.4 Struktur saraf

b.      Jenis sel saraf

Neuron sensori (aferen), berfungsi menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsangan
(reseptor) kepada system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Neuron intermediate,
berperan sebagai penghubung implus saraf dari satu neuron ke neuron lain atau dari neuron mororik
ke neuron sensorik. Neuron motor (eferen), berfungsi mengirimkan implus dari system saraf pusat
ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Pada umumnya, neuron motor menerima
implus dari neuron intermediet. Adakalanya implus ditransmisikan dari neuron snsori ke neuron
motor.

  Struktur Sel

Struktur sel dibagi menjadi dua yaitu, sel prokariotik dan sel eukariotik.

-          Struktur sel prokariotik

Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA), dan
sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membram inti, karena tidak
mempunyai membran inti maka bahan inti yang berada di dalam sel mengadakan kontak langsung
dengan protoplasma. Ciri lain dari sel prokariotik adalah tidak memiliki sistem endomembran
(membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan komplek golgi. Selain itu, sel prokariotik juga
tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, namun mempunyai struktur yang berfungsi sama, yaitu
mesosom dan kromatofor. Adapun sel prokariotik meliputi sebagai berikut:

Gambar 2.5 Sel prokariotik

1.      Dinding sel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat
pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.

2.      Membran sel atau membran plasma, tersusun atas molekul lemak dan protein. Fungsinya sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas
molekul dan ion-ion dari sel dan ke dalam sel.

3.      Sitoplasma, tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim dipergunakan untuk
mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
4.      Mesosom, pada tempat tertentu membran plasma melekuk ke dalam membentuk organel yang
disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat
dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom
terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan
energi.

5.      Ribosom, merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein.

6.      DNA, asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, di singkat DNA) merupakan persenyawaan


yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai
pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus di wariskan kepada keturunannya.

7.      RNA, asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan hasil transkripsi
DNA. Jadi bagian tertentu DNA melakukan transkripsi (mengkopi diri) membentuk RNA. RNA
membawa kode-kode genetik sesuai dengan pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan
diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

-          Struktur sel eukariotik

Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki membram inti,
sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu, sel eukariotik memiliki sistem endomembran, yakni
memiliki organel-organel bermembran seperti reticulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria,
dan lisosom. Sel eukariotik juga memiliki sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak. Adapun sel
eukariotik meliputi sebagai berikut:

Gambar 2.6 sel eukariotik

1.      Membran plasma, membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif permeabel,
berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi,
osmosis, dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh fosfo lipid, protein dan kolesterol.

2.      Sitoplasma, merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan zat-zat yang terlarut
serta berbagai macam organel sel hidup.
3.      Inti sel atau nukleus, merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel. Nukleus berdiameter 10
mikrometer. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat dan oval.

4.      Sentriol, merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.

5.      Retikulum, berasal dari kata retikular yang berarti anyaman benang atau jala, karena letaknya
memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma), maka disebut sebagai retikulum endoplasma
(disingkat RE).

6.      Ribosom, tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak memiliki membran.

7.      Kompleks golgi, sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan, kompleks golgi disebut diktiosom.
Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma.

8.      Lisosom, (lyso =pencernaan, soma =tubuh) merupakan membran berbentuk kantong kecil yang
berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu
mencerna zat-zat yang masuk dalam sel.

9.      Badan mikro, disebut karena ukurannya yang kecil, hanya bergaris tengah 0,3-1,5 mikro meter.
Badan mikro  terdiri atas peroksisom dan glioksisom.

10.  Mitokondria, merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi untuk respirasi. Secara umum
dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang. Mitokondria  mempunyai sifat
plastis, artinya bentuknya mudah berubah.

11.  Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang panjangnya 2,5 mikrometer
dengan diameter 25 nm. Tabung tabung kecil itu tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin.
2.3 Gangguan-gangguan yang merusak jaringan dan sel

1.      Gangguan pada jaringan dan sel saraf.

Gambar : 3.1 gangguan  pada jaringan saraf


Sistem Saraf adalah sistem organ pada makhluk hidup yang terdiri dari jutaan serabut saraf yang
terdiri dari sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indra, involunter
organ atau jaringan tubuh, aktivitas motorik volunter, dan homeostasis berbagai proses fisiologis
tubuh pada makhluk hidup. Sistem saraf terdiri dari jaringan yang rumit dan paling penting karena
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa,
pikiran dan ingatan pada makhluk hidup terutama manusia.

Meski jaringan syaraf dilindungi oleh tengkorak dan tulang yang keras, gangguan sistem saraf pada
manusia tetap bisa terjadi. Gangguan tersebut sangat beragam, tergantung jenis penyebabnya
.Namun secara umum, penyebab gangguan pada sistem saraf bisa disebabkan karena benturan
(trauma) benda-benda keras, paparan bahan kimia, toksikasi virus atau bakteri dan adanya radang
yang disebabkan oleh regenerasi sel saraf itu sendiri. Adapungangguan sistem saraf pada manusia
yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1        Stroke: kerusakan otak akibat pecah/tersumbatnya pembuluh darah dalam otak, sehingga saraf
tidak cukup oksigen akibatnya sel saraf mati dan penderita mempunyai masalah dengan
pengucapan, gerakan, dan ingatan.

2        Hidrocephalus: pembesaran kepala akibat penimbunan secara aktif cairan otak dalam bilik otak.

3        Neuritis: radang saraf tepi karena pukulan, tekanan, patah tulang, defisiensi vitamin B.

4        Alzheimer: penyakit kehilangan kemampuan untuk peduli terhadap diri sendiri.

5        Epilepsi: penyakit yang menyerang pada neuron motorik dan sensorik secara berulang sehingga
menimbulkan kontraksi otot berulang tanpa disadari.

6        Gegar otak: penyakit yang disebabkan oleh benturan. Benturan ringan menyebabkan pusing dan
muntah sedang benturan berat menyebabkan muntah dan pingsan.

7        Meningitis: peradangan meningitis yang akut oleh bakteri.

8        Amnesia: kondisi ingatan penderita terganggu dikarenakan kerusakan pada otak karena benturan,
suatu penyakit, guncangan batin dan trauma.

2.      Gangguan pada jaringan otot

Gangguan pada sistem otot, otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga
gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam
beberapa bentuk seperti berikut ini:

-          Atrofi, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk
berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit polimielitis yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus ini menyebabkan kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota
gerak bawah.
Gambar 3.2  Gangguan atrofi

-          Hipertrofi, merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi disebabkan
aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar.

Gambar 3.3 Gangguan hipertrofi

-          Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi
sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri
Clostridium Tetani.

3.      Gaangguan pada jaringan ikat

-          Sindroma Ehlers-Danlos

Pada penyakit tertentu, misalnya sindroma Ehlers-Danlos, terdapat kolagen (serat protein yang kuat
di dalam jaringan ikat) yang  lemah. Kolagen mengelilingi dan menyongkong pembuluh darah yang
melewati jaringan ikat, karena itu kelainan pada kolagen bisa menyebabkan pembuluh darah sangat
peka terhadap perobekan. Tidak ada pengobatan khusus, penderita sebaiknya menghindari cedera
dan jika terjadi pendarahan harus segera diatasi.

            Penyebab tidak terjadinya bekuan darah:

1.      Trombositopenia: konsentrasi trombosit yang rendah di dalam darah.

2.      Penyakit von Willebrand: trombosit tidak melekat pada lubang di dinding pembuluh darah.
3.      Penyakit trombosit herediter: trombosit tidak melekat satu sama lain untuk membentuk suatu
sumbatan.

4.      Hemofilia: tidak ada faktor pembekuan VII atau IX.

5.       DIC (disseminated intravascular coagulation): kekurangan faktor pembekuan karena pembekuan


yang berlebihan.

-          Hipohidrotik Ectodermal

Kebanyakan kasus hipohidrotik ectodermal displasia disebabkan oleh mutasi pada gen EDA yang
diwariskan dalam kromosom X resesif. Karena peyakit ini dibawa oleh kromosom X, maka
penderitanya lebih banyak terjadi pada kaum laki-laki yang hanya memiliki satu kromosom X
sedangkan pada perempuan harus terjadi di dua kromosom X nya.

Pada perempuan, jika hanya satu kromosom saja yang bermutasi maka dirinya menjadi carrier
(pembawa gen). Sekitar 70 persen kasus yang terjadi adalah pembawa gen (carrier) dengan adanya
tanda-tanda atau gejala yang ringan seperti beberapa gigi yang hilang atau tidak normal, rambut
tipis dan beberapa masalah fungsi kelenjar keringat. Kasus yang paling banyak tejadi adalah
orangtuanya sebagai pembawa gen dan tidak menyadari bahwa dirinya adalah individu dengan
kelainan kromosom karena tidak menunjukkan gejala atau tanda. Penyakit ini bisa dideteksi sejak
masih bayi dengan menunjukkan 3 gejala, yaitu:

1.      Hipotrichosis, yaitu memiliki rambut yang tipis atau ringan dan berpigmen.

2.      Hipohidrosis, yaitu berkurangnya kemampuan untuk berkeringat serta sering   mengalami suhu


panas dalam tubuh (hipertermia).

3.      Hipodontia, yaitu gigi lebih kecil dari ukuran rata-rata, mengembangkan 9 gigi permanen terutama
taring dan geraham serta melakukan pemeriksaan radiografi gigi.

Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus yang bisa diberikan untuk penderita gangguan ini.
Tapi pasien bisa melakukan beberapa perawatan seperti:

1.      Membasuh tubuh dengan air dingin atau semprotan air untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
normal.

2.      Usahakan untuk tinggal di daerah dengan iklim yang lebih dingin.

3.      Menggunakan rambut dan gigi palsu untuk memperbaiki penampilan.

4.      Menggunakan air mata buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan dan robeknya selaput mata.

5.       Menggunakan semprotan hidung saline untuk menghilangkan kotoran dan mencegah infeksi.
4.      Gangguan pada jaringan epitel

-          Osteoartitis

Pada penderita osteoartitis  biasanya bermula dari kelainan pada sel-sel yang membentuk komponen
tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat), dan proteoglikan
(bahan yang membentuk daya lenting pada tulang rawan). Akibat dari kelainan pada sel-sel tersebut,
tulang rawan akhirnya menipis dan membentuk retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga
kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut, sehingga tulang
yang bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha untuk memperbaiki kerusakan
tersebut. Tetapi perbaikan yang dilakukan oleh tubuh mungkin tidak memadai, mengakibatkan
timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang terasa nyeri.

Pada akhirnya permukaan tulang rawan akan berubah menjadi kasar dan berlubang-lubang sehingga
sendi tidak lagi bisa bergerak secara halus. Semua komponen yang ada pada sendi (tulang, kapsul
sendi, jaringan sinovial, tendon, dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kekakuan sendi.

Penyebab pasti dari terjadinya semua kelainan ini sampai saat ini masih belum diketahui secara
pasti. Tetapi ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang untuk menderita
osteoartritis, yaitu:

1.      Umur, kemungkinan seseorang mengidap osteoartitis makin bertambah seiring dengan


bertambahnya usia seseorang.

2.      Berat  badan, makin tinggi berat badan seseorang semakin besar kemungkinan seseorang untuk
menderita osteoartritis. Hal ini disebabkan karena seiring dengan bertambahnya berat badan
seseorang, beban yang diterima oleh sendi pada tubuh makin besar. Trauma pada sendi atau
penggunaan sendi secara berlebihan. Orang-orang yang pekerjaanya berhubungan dengan aktivitas
yang membutuhkan pengulangan gerakan secara terus menerus, seperti atlet, operator mesin,
mempunyai risiko tinggi untuk menderita osteoarthritis.

3.      Kelemahan pada otot, kelemahan pada otot-otot di sekeliling sendi dapat menyebabkan terjadinya
osteoartritis. Penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan
seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, dan akromegali.

Anda mungkin juga menyukai