Dosen Pangampu
Abrori, S.H.I., S.H., M.H.
Disusun oleh :
Rista Asriyanti
NE18255050
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Pemda dan Tata Ruang. Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini,
karena berkatnya lah penulis dapat menyusun makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
sekarang. Komitmen ini menjadi dasar dan acuan yang dipatuhi dalam semua
aktifitas kehidupan bangsa Indonesia, tidak terkecuali dalam hal persoalan
memilih pemimpin. Siapa dan dari manapun dia, jika secara hukum
mensyahkan dirinya sebagai warga negara Indonesia, maka dia memiliki hak
yang sama untuk memilih dan dipilih sesuai peraturan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis
dapatkan. Permasalahan tesebut antara lain :
1. Apa pengertian Kepemimpinan Islam ?
2. Bagaimana realita Kepemimpian Islam di Indonesia ?
3. Apa tantangan Kepemimpinan Islam di Indonesia ?
4. Apa peluang Kepemimpinan Islam di Indonesia ?
5. Bagaimana keterkaitan antara Kementrian Dalam Negeri dan Kepemimpin
Islam ?
LANDASAN TEORI
Islam adalah agama universal. Dilihat dari sisi lingkup ajarannya, agama
Islam universal karena ajarannya meliputi kehidupan dunia dari semua aspeknya
dan kehidupan akhirat pada semua hal yang terkait dengannya. Dilihat dari segi
keberadaan dan tempat berlakunya, Islam adalah agama yang diakui
keberadaannya dan dianut oleh sebahagian penduduk dunia. Salah satu tempat
atau negara yang berpenduduk mayoritas Islam adalah Indonesia. Bahkan
Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbanyak di dunia.
Sekalipun demikian, selain agama Islam agama lain juga diakui keberadaannya
dan memiliki hak hidup beraktifitas yang sama dengan agama Islam. Agama-
agama dan pemeluknya tersebut, khususnya dalam persoalan kepemimpinan,
semuanya berhak berpartisipasi dalam hal yang berkaitan dengan regulasi
kepemimpinan dan penerapannya di Indonesia. Sehubungan dengan hal di atas,
diketengahkan beberapa hal berkaitan dengan kepemimpinan Islam dan hal yang
berkenaan dengan masalah kepemimpinan yang menjadi regulasi atau norma
umum yang berlaku di Indonesia.
Terdapat menimal tiga istilah yang bermakna pemimpin dalam Islam,
yaitu: “Imam, Khalifah dan Amiril Mukminin”. Imam (imamah) adalah suatu
kedudukan yang diadakan untuk mengganti kenabian dalam urusan memelihara
agama dan mengendalikan kepemimpinan dunia. Khalifah samakedudukannya
dengan kedudukan Rasul di tengah-tengah kaum muslimin. Khalifah posisinya
sebagai pimpinan umum negara dan wajib umat menaatinya. Di tangan khalifah
saja kendali pimpinan umat. Semua jabatan yang lain, baik yang berkaitan
maupun agama berpangkal pada khalifah. Amiril mukminin, makna ini adalah
gelar baru yang diadakan semenjak zaman khilafah, mereka menamakan
komandan angkatan perang dengan nama “amir”.
Istilah-istilah tersebut bermakna sebagai pemimpin tertinggi negara.
Sesungguhnya bukan itu saja, tetapi walaupun seseorang pemimpin pada satu
kelompok terkecilpun seperti pemimpin dalam rumah tangga disebut juga sebagai
pemimpin. Yang penting, seseorang tersebut memenuhi unsur kepemipinan,
3
4
PEMBAHASAN
Artinya :
Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau
hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan
darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ?
Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Dari firman Allah SWT tersebut dijelaskan bahwasanya tidak sekedar
menunjuk pada para khalifah pengganti Rasulullah, tetapi adalah penciptaan
manusia yang diberi tugas untuk memakmurkan bumi. Tugasnya adalah
menyeru dan menyuruh orang lain berbuat amar ma’ruf nahi munkar.
Dalam surat Yunus ayat 4 dijelaskan bahwa perbuatan manusia yang
disebut kepemimpinan tidak pernah lepas dari perhatian dan penilaian Allah.
Oleh karena itu secara spiritual kepemimpinan harus diartikan sebagai
5
6
karena sistem yang ada saat itu adalah sistem jahil, maka Beliau membangun
kepemimpinan mulai dari pondasi dasar. Namun sekarang para pemimpin
muncul dipermukaan hanya menjelang momentum pemilihan umum dan
cenderung instan, banyak yang mengabaikan untuk membangun dari awal.
Jabatan dijadikannya sebuah pekerjaan yang menghasilkan uang, jika modal
yang dahulu dikeluarkan untuk menjadi pemimpin menghabiskan banyak
uang, maka bukan menjadi hal yang mustahil lagi untuk mengembalikan
modal saat periode jabatan. Sehingga yang mucul adalah korupsi merambah
diberbagai penjuru negeri ini.
Menurut hasil survey dari lembaga Kemitran Partnership 2010 di 27
provinsi. Survei menyebutkan 78 persen responden mempersepsikan DPR
sebagai lembaga terkorup, lembaga hukum 70 persen, dan pemerintah 32
persen (tempointeraktif.com, 8/5/15).
Jika dahulu Umar bin Khatab pernah menangis melihat Rasulullah
tidur hanya beralaskan tikar hingga membekas dipunggung Beliau, maka bisa
dilihat Wakil Rakyat dinegeri ini semakin menjadi-jadi untuk memanjakan
dan memperkaya diri mereka sendiri.
Peran warga negara terhadap keberlangsungan pemerintahan memang
sangat dominan, karena Indonesia adalah negara yang demokratis, sehingga
warga negara mayoritas tersebut memungkinkan menjadi cara untuk
mengembangkan konsep islam dalam pemerintahan dengan memilih
pemimpin yang beragama islam. Dan kenyataannya semua presiden Indonesia
beragama islam, walaupun tidak sepenuhnya menerapkan konsep islam dalam
pemerintahannya. Kepemimpinan Islam di Indonesia kian lama semakin
berkembang, dengan adanya organisasi yang berideologikan islam,
organisasi tersebut menunjukkan konsep islam dalam berpolitik. Tujuan salah
satu organisasi Islam adalah terwujudnya masyarakat madani yang adil,
makmur, sejahtera lahir batin, dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah rida Allah SWT.
Tujuan tersebut yang memang memperlihatkan konsep kepemimpinan islam.
Organisasi yang ada pada saat ini memang bukan organisasi yang
berideologikan islam kebanyakan, tetapi orang-orang yang tergabung dalam
9
kaum liberal, sekuler, Syiah , ataupun aliran lainnya. Hal ini sesuai dengan
kaidah fiqh yang artinya :
“Jika dua mafsadat saling berlawanan maka yang terbesar hendaknya
dicegah dengan melakukan yang terkecil”.
Berbagai kriteria pemimpin yang sesuai dengan Al Quran dan
Hadits ini hendaknya dijadikan acuan dalam memilih. Jika tidak terpenuhi
pada seorang calon wakil rakyat yang memperjuangkan Islam, maka
hendaknya memilih yang lebih banyak berkriteria seperti ini walaupun
tidak harus sempurna. Ini semua demi mengejar maslahat dan
meminimalisir mafsadat, agar negara dan umat ini tidak berada dibawah
kekuasaan dan genggaman kaum Syiah, Liberal dan Sekuler yang sangat
membahayakan.
disitu lah titik agar peradilan diIndonesia semakin baik dan adil untuk
semuanya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
iii