Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN PRIORITAS MASALAH HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:

1. Bayu Perwira Aji (18012308)


2. Dayang Masnia (18012309)
3. Eva Diana Putri (18012316)
4. Farida Budi Pratiwi (18012317)
5. Finna Febrianti F (18012318)
6. Puspita Sari (18012321)
7. I Putu Angga Yasa (18012322)
8. Istiqomah Kurniawati (18012323)
9. Ninik Lestari (18012333)
10. Novi Kurniasari (18012334)
11. Siti Maimunah (18012346)
12. Siti Maysaroh (18012347)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AN-NUUR PURWODADI
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

1. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Smith Tom,
1995)
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95
mmHg. ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Klasifikasi hipertensi ( JNC-VI,1997)
Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi :
Stage 1 ( ringan ) 140 – 159 90 – 99
Stage 2 ( sedang ) 160 – 179 100 – 109
Stage 3 ( berat ) 180 – 209 110 <

2. ETIOLOGI

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar


yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika
umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi
dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan
( ephedrine, prednison, epineprin )
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan daya
regang pembuluh darah.

3. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup, mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).

4. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:(Edward K Chung, 1995 )


c. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
d. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
g. Foto dada dan CT scan
6. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton


Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit


serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit,
suhu dingin
c. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor


stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu


e. Makanan / Cairan

Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

f. Neurosensori

Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,


berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optic
g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeri abdomen
h. Pernapasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea


nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis
i. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan


Tanda : Episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala : Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,


DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon

7. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi
maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )


Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat.Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND
TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa
obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat
digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca
antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika ,
beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
e. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
f. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih
dahulu
g. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita
h. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
i. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita
atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
j. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal
1 x sehari atau 2 x sehari
k. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
l. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis
atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal
m. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
n. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering
o. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
e. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan :
Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard
Hasil yang diharapkan :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik
yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt
tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

f. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral
Tujuan :
Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit
penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres
es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

g. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan gangguan sirkulasi
Tujuan :
Sirkulasi tubuh tidak terganggu
Hasil yang diharapkan :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

h. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan :
Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan
dini
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan
Intervensi :
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan
stress
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian,
tujuan dan efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk
dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai
pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein,
teh serta alcohol
j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany.Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis danTerapi, Jakarta, Penerbit
Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom.Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimanamengatasinya ?, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit
Arcan, 1996
Brunner & Suddarth.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh
Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dandiet, Jakarta, Penerbit
Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all .Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
Moore. Mary Courtney. Buku Pedoman tarapi diet dan nutrisi, jakarta : Hipocrates, 1997
Darmojo, R. Boedhi. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ), Balai penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jakarta, 1999.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. J DENGAN MASALAH UTAMA
PADA Ny. S DIDUSUN POJOK DESA KALIREJO 05/02 KECAMATAN WIROSARI

I. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada Selasa, 10 November 2020 pukul 10.00
WIB di Dusun Pojok Desa Kalirejo.
A. Data Umum
1. Kepala Keluarga(KK) : Ny. J
2. Umur : 47 tahun
3. Alamat : Dusun Pojok Desa Kalirejo
Rt05/Rw02 Kec.Wirosari
4. Pekerjaan KK : Penjahit
5. Pendidikan keluarga KK : SMP
6. Komposisi keluarga :

1) Komposisi Keluarga
6.1. Tabel Komposisi Keluarga

Ke
Status imunisasi
t
Jenis Hub.
N Nam Pen Ca
kelami Kel Hepatiti
o a d. BC Polio DPT m
n KK s
G pak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Ny. J P Kk Smp - - - - - - - - - - - -
Ny.
2. L Anak Smp - - - - - - - - - - - -
B
Ny. Nene
3. P Sd - - - - - - - - - - - -
S k

2) Genogram
Keterangan:

= Perempuan = Laki-Laki

= Laki-Laki Meninggal = Pasien

7. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. J merupakan tipe keluarga The Single perant
Family yaitu keluarga yang terdiri ibu dan anak hal ini terjadi
karena kematian.
8. Suku/Bangsa
Keluarga Ny.J mengatakan bersuku jawa dan berkebangsaan
Indonesia, serta bahasa yang dipakai dalam sehari-hari adalah
bahasa jawa dan bahasa Indonesia.
9. Agama
Keluarga Ny. J mengatakan beragama islam, taat melakukan
ibadah, melakukan ibadahnya dirumah, terkadang juga dimasjid
di dekat rumahnya dan keluarga Ny.S juga sering mengikuti
kegiatan keagamaan seperti yasinan dan tahlilan.

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Ny. J mengatakan bekerja sebagai penjahit Ny. J mengatakan
jika penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga Ny.J mengatakan mengisi waktu luang untuk
menjahit dan bercengkrama dengan tetangga.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Belum
No Tahap Perkembangan Keluarga Terpenuhi
terpenuhi
1. Mempertahankan suasana √
rumah yang menyenangkan
2. Adaptasi dengan perubahan √
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan
3. Mempertahankan keakraban √
keluarga yang saling merawat
satu sama lain
4. Mempertahankan hubungan √
anak dan sosial masyarakat
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
mempertahankan rumah yang bersih dan sehat.

3. Riwayat kesehatan inti


Ny.S mengatakan mengalami penyakit hipertensi sejak
remaja, dan merasakan tidak bisa tidur, dan sering merasakan
pusing. Ny. J sering memeriksakan kesehatan dari Ny.S ke
klinik atau bidan terdekat.
Ny. S mengatakan jika dirinya tidak memiliki riwayat
keluarga yang menderita hipertensi. Penyakit yang dideritanya
karena makanan kesukaannya terhadap ikan asin dan makanan
yang ada rasa asinnya. Ny.S mengatakan Ny.S sendiri maupun
keluarganya tidak memiliki penyakit yang menular seperti
HIV,AIDS, TBC, Hepatitis dan tidak memiliki penyakit
keturunan seperti penyakit jantung bawaan, asma, diabetes
melitus.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Ny.S mengatakan pernah dirawat dirumah sakit dengan


sakit yang dideritanya yaitu hipertensi. Ny. J mengatakan
pernah dibawa keklinik terdekat karena menderita sakit
Vertigo.

C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Denah Rumah
b. Karakteristik lingkungan rumah
Do: terdapat gangguan lingkungan rumah yang
lantainya tidak licin, listrik aman, ventitasi sesuai
dengan keadaan rumah, tidak ada anggota keluarga
yang merokok.
Ds: Ny.J mengatakan keinginannya untuk
meningkatkan rasa nyaman di dalam keluarga (00183)
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Ny.J bertempat tinggal di Dusun Pojok dengan
tempat hunian dengan jalan yang sudah diperbaiki oleh
pemerintah. Di desa Ny.J terdapat saluran pembuangan
air yang lancar di sepanjang jalan. Di desa Ny.J terdapat
pelayanan kesehatan yaitu program dari puskesmas dan
bidan desa.
3. Mobilitas geografis keluarga
Ny.J tmengatakan bertempat tinggal didesa pojok sudah
dari Ny.J kecil

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny.J mengatakan menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakat, Ny.J juga menyadari bahwa peran
komunitas dan pelayanan yang relefan dengan masalah
kesehatan (transportasi sangan penting.
5. Sistem pendukung keluarga
Ny .J mengatankan apabila membutuhkan pertolongan
akan menghubungi pihak keluarga dan kerabat terdekat,
dengan sistem informal teman, tetangga, kerabat, serta
kelompok sosial dengan baik, serta dengan pendukung
formal pelayanan kesehatan puskesmas dan posbindu.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Ny.J mengatakan berkomunikasi dengan keluarga secara baik.
2. Struktur kekuatan Keluarga
Ny.J mengatakan sering mengambil keputusan didalam
keluarga untuk mengatasi suatu masalah serta mengatur
keuangan didalam keluarga.
3. Struktur peran
Ny.J mengatakan prihatin tentang perubahan peran orang tua
didalam kesehatan(00064).
4. Nilai dan norma keluarga
Ny.J mengatakan sering menerapkan nilai norma dalam
keluarga seperti nilai kesopanan, kejujuran, kebersihan dan
keindahan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny.J telah memenuhi kebutuhan anggota keluarga
memberikan perhatian, perasaan akrab, intim dan menunjukan
kasih sayang antara satu dengan yang lainnya serta anggota
keluarga saling mendukung satu sama lain.

2. Fungsi Sosial
Didalam lingkungan Ny.J terdapat lingkungan rumah yang
cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
Ny.J Mengungkapkan keinginan untuk menangani
penyakit(00080)
Mengekspresikan keinginan untuk menangani
penyakit (pengobatan,pencegahan) (00162)
Menunjukan pengetahuan tentang praktik kesehatan
dasar (00099)
2) Kemampuan keluarga menambil keputusan
Ny.J mengatakan Membuat pilihan dalam ketidak
efektifan hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan
kesehatan(00078)
Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi
kebutuhan pengobatan dan pencegahan
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
Ny.J mengungkapkan Kegagalan untuk melakukan
tindakan untuk mengurangi faktor resiko(00080)
Gagal mencapai kemampuan yang optimal (00188)
4) Kemampuan keluarga dalam memelihara
lingkungan yang sehat.
Ny.J Menunjukan perubahan adaptif dalam
perubahan lingkungan

b. Kebiasaan tidur, istirahat dan latihan


Ny. S mengatakan mengeluhkan pada perubahan pola
tidurnya, merasa tidak puas terhadap kebutuhan tidur,
merasa tidak cukup tidur(00198)

F. Strees dan Koping Keluarga

Stressor jangka pendek atau jangka panjang


Ny. S mengatakan untuk saat ini Ny.S merasakan lemas dan
letih, dan Ny.S mengatakan merasa cemas apabila sakitnya
kabuh dapat membahayakan dirinya.

G. Pemeriksaan Fisik Tiap Individu Anggota Keluarga

No. Aspek Ny.J Ny.S


1. KU Baik Baik
2. Kesadaran compomentis Compomentis
3. TTV TD: TD:
120/90mmhg 170/100mmHg

N: 80×/menit N: 100×/menit

S: 35,8°C S: 36,0°C

RR: 20×/menit RR: 24 ×/menit


TB: 155cm TB: 154cm
BB: 49kg BB: 49kg

Pengkajian
PQRST
P: sering makan
ikan asin
Q: tertusuk-
tusuk
R: ekstermita
bawah terasa
keram
S: 4
T: hilang
timbul
4. Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
mesochepal, mesochepal,
tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri ada nyeri tekan,
tekan, rambut rambut tebal,
tebal, beruban, beruban
kulit kepala berwarna putih,
bersih, pendek kulit kepala
sebahu, bersih.
berwarna hitam
5. Mata Bentuk mata Bentuk mata
simetris, simetris,
konjungtiva konjungtiva
tidak tidak anemis,
anemis,sklera sklera tidak
tidak ikterik, ikterik,
pengelihatan pengelihatan
baik, tidak kabur, tidak
menggunakan menggunakan
alat bantu alat bantu
pengelihatan pengelihatan
6. Mulut Bentuk mulut Bentuk mulut
simetris, tidak simetris, tidak
ada stomatitis, ada stomatitis,
mukosa bibir mukosa bibir
lembab, lidah kering, lidah
bersih, tidak bersih, tidak
terdapat terdapat
pembesaran pembesaran
tonsil. tonsil.

7. Hidung Bentuk Bentuk


simetris, tidak simetris, tidak
ada ada
penumpukan penumpukan
sekret, indra sekret, indra
penciuman baik penciuman baik
8. Telinga Bentuk Bentuk
simetris, simetris,
terlihat bersih, terlihat bersih,
tidak ada tidak ada
penumpukan penumpukan
serumen, indra serumen, indra
pendengaran pendengaran
baik, tidak baik, tidak
menggunakan menggunakan
alat bantu alat bantu
pendengaran pendengaran
9. Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar
thyroid, tidak thyroid, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan
10. Paru-paru Inspeksi: Inspeksi:
bentuk dada bentuk dada
simetris, simetris,
retraksi retraksi
intercosta tidak intercosta tidak
ada, tidak ada, tidak
menggunakan menggunakan
alat bantu alat bantu
pernafasan, RR: pernafasan, RR:
20×/menit,tidak 24×/menit,tidak
ada lesi. ada lesi.
Auskultasi: Auskultasi:
bunyi nafas bunyi nafas
vestikuler tidak vestikuler tidak
ada suara ada suara
tambahan. tambahan.
Palpasi: vocal Palpasi: vocal
premitus teraba premitus teraba
kanan dan kiri, kanan dan kiri,
tidak ada tidak ada
benjolan dan benjolan dan
nyeri tekan. nyeri tekan.
Perkusi: Perkusi:
terdengar bunyi terdengar bunyi
sonor sonor
11. Jantung Inspeksi: ictus Inspeksi: ictus
cordis terlihat cordis terlihat
di ics ke 5 linea di ics ke 5 linea
aksilaris aksilaris
anterior anterior
sinistra. sinistra.
Palpasi: ictus Palpasi: ictus
cordis teraba di cordis teraba di
intercosta ke 4 intercosta ke 4
dan 5. dan 5.
Perkusi: Perkusi:
terdengar suara terdengar suara
pekak. pekak.
Auskultasi: Auskultasi:
bunyi yang bunyi yang
terdengar terdengar
reguler dan reguler dan
tidak ada suara tidak ada suara
tambahan tambahan
12. Abdomen Inspeksi: Inspeksi:
bentuk bentuk
simetris,tidak simetris,tidak
ada luka. ada luka.
Palpasi: tidak Palpasi: tidak
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
Perkusi Perkusi
terdengar suara terdengar suara
timpani. timpani.
Auskultasi: Auskultasi:
terdengar suara terdengar suara
peristaltik usus peristaltik usus
7×/menit. 12×/menit.

13. Ekstermitas Superior: klien Superior: klien


dapat bergerak dapat bergerak
bebas, tidak ada bebas, tidak ada
odema, akral odema, akral
hangat, hangat,
kekuatan otot kekuatan otot
baik. baik.
Inferior: klien Inferior: klien
dapat bergerak dapat bergerak
bebas, tidak ada bebas, tidak ada
odema, akral odema, akral
hangat, hangat,
kekuaran otot kekuaran otot
baik. baik.
14. Kuku dan kulit Warna kulit Warna kulit
sawo matang, sawo matang,
turgor kulit turgor kulit
baik, CRT ≤2 baik, CRT ≤2
detik, kuku detik, kuku
bersih, tidak bersih, tidak
ada sianosis, ada sianosis,
kuku pendek. kuku pendek
15. Genetalia bersih Bersih
16. Anus Bersih, tidak Bersih, tidak
ada hemoroid ada hemoroid

H. Harapan Keluarga
Keluarga Ny.J berharap agar Ny. S segera sembuh dari
penyakitnya. Keluarga berharap kepada dokter , perawat
maupun tenaga kesehatan yang lainnya dapat memberikan
informasi agar dapat memelihara kesehatannya.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


No. Hari / Tanggal Data Fokus Diagnosa
keperawatan
1. Selasa, D Ds : klien mengatakan Nyeri akut (00132)
November 2020 kepala pusing, mata kunang-
kunang, keram.

Do : pasien terlihat lemas,


pucat dan meringis
kesakitan, nadi 100 x/ menit
TD : 170/100 mmhg
R RR : 24 x/menit
S S : 36 ⁰ c

2. Rabu, D Ds : klien mengatakan susahG Gangguan pola


11 November 2020 tidur karena sering merasa istirahat tidur
pusing (00096)
D Do : sering mengeluh ke
keluarga karena kepala
sering pusing.

3. Kamis, D Ds : klien sering mengatakan Definisi


12 November 2020 kenapa kepalaku sering pengetahuan
pusing. (00126 )
Do : Terlihat bingung, dan
dengan memegang
kepalanya ( terlihat bingung )

B. Penilaian (scoring) diagnose keperawatan

No Kriteria SkorB Bobot Nilai Pembenaran


1. 1. Sifat masalah 1 Ny. S
1. Aktuan 3 3x1/3 = 1 mengatakan
2. Resiko 2 sifat
3. Potensial 1 masalahnya
actual
karena kalau
tidak segera
diatasi maka
akan
mempengar
uhi
kesehatanny
a.
2. Kemungkinan masalah 2 Ny. S
dapat diubah. 2x2/2 = 2 mengatakan
1. Mudah 2 sifat
2. Sebagian 1 masalahnya
3. Tidak dapat 0 tinggi dan
ingin
menyegah
penyakit
hipertensi

3. Potensial masalah untuk 1 3x2/3= 2/3


dicegah. 3
2
1. Tinggi 1
2. Cukup
3. Rendah
Total = 4

C. Prioritas diagnosa keperawatan

No Diagnosa keperawatan Skor


1. Nyeri akut 4
2. Gangguan pola tidur 4
.3. Definisi pengetahuan 4

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Data Diagnose keperawatan NOC NIC

kode Hasil Kode Intervesi


Kode Diagnose

Data pendukung masalah : ketidakefektifan manajen kesehatan keluarga

Prevensi primer Prevensi primer

22 2102 Menggosokan 1400


Ds:klien 0132 nyeri akut
area yang - Monitor
mengatakan
terdampak tanda-
kepala
- Menggera tanda vital
pusing,
2 ng dan - Lakukan
mata
menangis pengkajian
kunang-
exsepresin nyeri
kunang,
yeri secsra
keram.
- wajah komprehe
D Do: pasien tidak bisa nsi
terlihat beristrahat - Ajarkan
lemas, pucat - mundar teknik
dan mandir ditraksi
meringis dan fokus relaksasi
kesakitan, menyempi
nadi 100 x/ t
menit .
TD :
170/100
R RR : 24
00
x/menit
0003 1850
S : 36 ⁰ C Gangguan
pola tidur
Ds : klien
mengatakan
susah tidur
karena
sering
00
merasa
pusing

Do : sering 00198 - Pola - Tentukan


mengeluh istrahat pola
ke keluarga - Kualitas tidur
karena istrahat /aktivitas
kepala - Beristihat pasien
sering secara - Monitor
pusing fisik pola tidur
- Energy pasien
puli - Ajarkan
setelah pasien
istirahat bagaimana
melakukan
relaksasi
otot
autogenik
atau
bentuk
non-
farmakolo
gi lainnya
untuk
memancin
g tidur

Ds : klien 00126 definisi 3107 - Memantau 5566 - Identifikas


sering pengetahu tekanan i
mengatakan an darah mekanism
kenapa - Membatas e
kepalaku i asupam pertahanan
sering garam yang
pusing. - Mengguna digunakan
kan teknik oleh
Do : Terlihat relaksasi sebagian
bingung, klompok
dan dengan - Melakuka besar usia
memegang n prosedur
kepalanya yang tepat
( terlihat untuk - Tinjau
bingung ) mengukur kebutuhan
tekanan gizi untuk
darah klompok
usia
tertentu
- Tinjau
masalah
keamanan
orang tua

IV. IMPLEMENTASI
No Hari/ Diagnose Implementasi evaluasi Ttd
tanggal
1. Selasa, 10 Nyeri akut MengidentifikasDo Ds : klien
November i nyeri pasien mengatakan
2020 kepala pusing,
mata kunang-
kunang, keram.

Ds Do: pasien
terlihat lemas,
pucat dan
meringis
kesakitan,
N:100 x/ menit
TD: 170/100
mmHg
RR: 24 x/menit
S:36 ⁰ C

P : sering nya
makan ikan
asin
Q : klien sering
merasa pusing
R : ekstermitas
bawah sering
merasakan
kram
S:4
T : Hilang
timbul

2. Rabu, 11 Gangguan MengidentifikasDs Ds: klien


November pola i pola istirahat mengatakan
2020 istirahat pasien susah tidur
tidur karena sering
merasa pusing

DoDo: sering
mengeluh ke
keluarga
karena kepala
sering pusing.

3. Kamis, 12 Defisiensi Memberikan Ds Ds: klien


November pengetahuan informasi atau sering
2020 pendidikan mengatakan
kesehatan kepala
kepalaku
sering pusing.

Do : klien
tampak
keopratif

V. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari/tanggal Diagnosa Evalusi TTD

1. Selasa, 10 November Nyeri akut S: klien


2020 mengatakan
kepalanya pusing,
kram, mata
kunang-kunang,
pucet.
O.:pasien tampak
memegang kepala.

TD : 170/100
mmHg
RR : 24x/menit
N : 100x/menit
S : 36°C
A: Masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
intervensi

2. Rabu, 11 November Gangguan pola S. klien


2020 istirahat tidur mengatakan susah
tidur.
O. pasien tampak
pucet
A. masalah belum
teratasi
P. lanjutkan
intervensi

3. Kamis, 12 November Defisit S. klien


2020 pengetahuan mengatakan
kepalanya pusing,
kram, mata
berkunang-
kunang.
O. klien sudah
terlihat tidak
kebingungan dan
lien sudah faham.
A. Masalah
teratasi
P. pertahankan
intervensi

4. Jum’at, 13 Nyeri akut S. klien


November 2020 mengatakan
kepalanya sudah
agak tidak pusing
lagi.
O. Klien terlihat
lebih fresh
P. klien mekatakan
sudah mengurangi
makan ikan asin.
Q. Cekot-cekot
R. ekstermitas
bawah sudah
normal tidak lagi
merasakan kram
S. 2
T. Hilang timbul

A. Masalah
teratasi
P. Lanjutkan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai