PARU
Studi Case Control Terhadap Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai gelar Sarjana Kedokteran
Diajukan oleh
Muhammad Faiz Haidar Rafi
30101507499
Kepada
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Edema paru adalah akumulasi cairan ekstravaskular di dalam paru. Edema
paru sering disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru dan
penyakit pada ventrikel kiri sehingga sering disebut sebagai edema paru
rumah sakit di Amerika Serikat (Gray et al., 2008). Berdasarkan Eight Joint
National Committe (JNC 8), hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan
tinggi apabila telah mencapai > 140/90 mmHg (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
cairan yang berada dalam kapiler paru akan berpindah ke ruang ekstravaskuler
penderita akan mengalami edema paru, namun belum ada data yang jelas
edema paru di dunia adalah 74,4 juta orang. Penderita edema paru di Amerika
terhitung sebanyak 5,5 juta penduduk. Angka kejadian edema paru di Jerman
ada 6 juta penderita edema paru. Kondisi edema paru menjadi penyebab
paling tinggi penderita dirawat di rumah sakit dari total 6,5 juta orang setiap
tahun (Gray et al., 2008). Sebanyak 77,9 juta warga Amerika diperkirakan
(Bell et al., 2015). Prevalensi kasus hipertensi primer di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2010 sebesar 2,00%. Prevalensi kasus hipertensi pada tahun 2011
menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 1,96%. Kasus tertinggi
penyakit tidak menular tahun 2011 pada kelompok penyakit jantung dan
sekitar 12,8% dari total semua kematian. (Rahajeng & Tuminah, 2009).
jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah dan
oksigen untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Bell et al., 2015). Gagal jantung
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
edema paru pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang
edema paru pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang
1.4. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
dan dapat menyebabkan gagal nafas. Edema paru dapat terjadi karena
kardiogenik) atau dapat terjadi apabila ada perlukaan atau trauma pada
tekanan pada vena paru merubah keseimbangan antara kapiler paru dan
akibat dari transudasi cairan dari pembuluh kapiler yang ada di dalam
paru ke dalam ruang intertisial dan alveolus paru yang disebabkan selain
edema paru non kargiogenik berbeda, tetapi edema paru kardiogenik dan
2.1.3 Etiologi
fungsi jantung seperti gagal jantung kiri dan stenosis mitral, peningkatan
maka tekanan ini akan mendorong cairan kembali ke dalam kapiler. Bila
yang ada di paru akan meningkatkan aliran hingga 5 atau 6x. Edema
paru terjadi apabila mekanisme normal untuk menjaga paru tetap kering
meningkat
riwayat nyeri dada dan riwayat sakit jantung. Selain sesak nafas,
merah dan berbusa. Gejala umum lain yang mungkin timbul seperti
mudah lelah, pusing kepala, kelemahan dan lebih cepat merasa sesak
diagnosis adalah :
Imaging, 2018).
EKG
Ekokardiografi
(Rampengan, 2013).
2.2 Hipertensi
2014).
(Sudoyo, 2009).
1. Hipertensi primer
stress
2. Hipertensi sekunder
diterangkan hanya dengan satu faktor penyebab. Ada empat faktor yang
Hall, 2011).
2011).
Gambar 2.3 Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (Vinay
(Kurniawan, 2012).
sementara pada satu sisi anggota tubuh atau hemiplegia atau gangguan
organ seperti:
atau motoris
bengkak kaki
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema di tempat lain
dalam tubuh. Setiap faktor yang meningkatkan filtrasi cairan keluar dari
kapiler paru atau gangguan pada sistem limfatik paru akan menyebabkan
pengisian pada alveolus dan atau ruang intersisial paru (Guyton & Hall, 2011).
sampai 50mmHg. Bila tekanan atrium kiri meningkat hingga diatas 30mmHg
afterload pada ventrikel kiri. Afterload adalah tekanan yang harus dilawan otot
jantung untuk menyemprotkan darah keluar dari jantung. Pada pasien dengan
(Sherwood, 2011).
Tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik antara kapiler paru dan alveolus
Sedangkan pada penderita gagal ginjal, terjadi peningkatan retensi caran dan
onkotik mengatur pergerakan cairan antara kapiler dan jaringan tubuh. Kadar
berasal dari suatu fokus kerusakan jaringan tubuh. Berbagai macam toksin,
radikal bebas dan mediator inflamasi seperti asam arakidonat, kinin dan
Hipertensi
sistemik
Afterload
Tekanan kapiler
paru
2.6 Hipotesis
Ada pengaruh hipertensi terhadap kejadian edema paru pada pasien rawat
METODE PENELITIAN
3.2.1. Variabel
a. Variabel bebas
Hipertensi
b. Variabel terikat
a. Hipertensi
Agung Semarang.
b. Edema Paru
Agung Semarang.
Tidak edema paru : tidak ada gambaran edema paru pada foto
Tahun 2017
rekam medis
2
(1,645 √2 ×0,3 × 0,7+0,842 √ 0,45× 0,55+0,15 ×0,85)
n=
(0,45−0,15)2
n=27,38
Keterangan :
n = besar sampel
Zα = deviat baku alpha
P = ( P1 + P2 ) /2
Q = ( 1−P )
P1 = proporsi kelompok 1
P2 = proporsi kelompok 2
paru
a. Usia
b. Jenis kelamin
2. Derajat hipertensi
a. Derajat 1
b. Derajat 2
Analisis data
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
<0,05). Apabila nilai expected count less than 5 lebih dari 20%
DAFTAR PUSTAKA
Arista Novian. (2013). Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 8(2), 113–120. https://doi.org/ISSN 1858-1196
Beevers, G., Lip, G. Y. H., Brien, E. O., & No, A. (2001). The pathophysiology of
hypertension Gerardo Gamba Cardiac output and peripheral resistance
Renin-angiotensin system Autonomic nervous system, 322(April), 912–916.
Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015). Hypertension : The Silent Killer :
Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy
Association, 1–8. https://doi.org/0178-0000-15-104-H01-P
Chioncel, O., Ambrosy, A. P., Bubenek, S., Filipescu, D., Vinereanu, D., Petris,
A., … Collins, S. P. (2016). Epidemiology, pathophysiology, and in-hospital
management of pulmonary edema: Data from the Romanian Acute Heart
Failure Syndromes registry. Journal of Cardiovascular Medicine, 17(2), 92–
104. https://doi.org/10.2459/JCM.0000000000000192
Cleveland, R. H. (2013). Imaging in pediatric pulmonology. Imaging in Pediatric
Pulmonology. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-5872-3
Consultants, K. C. (n.d.). Hypertension and the JNC 8 Guideli nes.
Gray, A., Goodacre, S., Newby, D. E., Masson, M., Sampson, F., & Nicholl, J.
(2008). Noninvasive Ventilation in Acute Cardiogenic Pulmonary Edema.
New England Journal of Medicine, 359(2), 142–151.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa0707992
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi 12).
2011, XXXIII(2), 81–87. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Haris, S., & Tambunan, T. (2009). Hipertensi pada Sindrom Metabolik. Sari
Pediatri, 11(4), 257–263.
Harrison, S. (n.d.). Harrisons-Pulmonary-and-Critical-Care-Medicine-2nd-
Edition-Lojeph-Loscalzo.
Hartono, B. (2011). Hipertensi : the Silent Killer. Inash, 1–2. Retrieved from
http://www.inash.or.id/upload/news_pdf/news_DR._Drs._Bambang_Hartono
,_SE26.pdf
Huldani, D. (2014). Edem paru akut.
kementerian kesehatan RI. (2014). HIPERTENSI. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 3–4.
Kurniawan, A. (2012). Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi. Seminar,
(September), 1–18.
Murray, J. F. (2011). Pulmonary edema: pathophysiology and diagnosis. The
International Journal of Tuberculosis and Lung Disease : The Official
Journal of the International Union against Tuberculosis and Lung Disease,
15(2), 155–60, i. https://doi.org/10.1164/rccm.201311-2043OE
Nendrastuti, H., IP Paru FK Unair, P. I., Soetomo Surabaya, R., Bag, S., &
Kardiologi Unair, S. F. (2010). Edema Paru Akut Kardiogenik Dan Non
Kardiogenik. Majalah Kedokteran Respirasi, 1(3), 2010. Retrieved from
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-MKR Vol1 No 3 - 2 Abs.pdf
Pulmonary, N., & Imaging, E. (2018). Noncardiogenic Pulmonary Edema
Imaging: Overview, Radiography, C...
https://emedicine.medscape.com/article/360932-overview#a2, 1–8.
Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Maj Kedokteran Indonesia, 59(12), 580–587.
Rampengan, S. H. (2013). Edema paru kardiogenik akut, 149–156.
Retnaningsih, D., Kustriyani, M., & Sanjaya, B. T. (2016). Perilaku merokok
dengan kejadian hipertensi pada lansia. PERILAKU MEROKOK DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA, 122–130. Retrieved from
https://media.neliti.com/.../169650-ID-perilaku-merokok-dengan-k...
Sherwood, L. (2011). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem edisi 6. In Polish
Journal of Surgery (pp. 675–693). https://doi.org/9781111577438
Sudoyo, A. W. (2009). Hipertensi esensial. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
(Vol. 2, pp. 610–614).
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiadi, S. (2014).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Interna Publishing.
Tryambake, D., He, J., Firbank, M. J., O’Brien, J. T., Blamire, A. M., & Ford, G.
A. (2013). Intensive blood pressure lowering increases cerebral blood flow in
older subjects with hypertension. Hypertension, 61(6), 1309–1315.
https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.112.200972
Vinay Kumar, Ramzi S. Cotran, S. L. R. (2013). Buku Ajar Patologi Robbins.
Patologi. https://doi.org/10.1002/pauz.200790112