SKRIPSI
Oleh :
SITI KHOLIFAH
1111046300005
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas izin,
rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi
Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat dan seluruh umatnya, yang
Insya Allah kita termasuk di dalamnya. Didorong oleh semua itu penulis dapat
Dana ZIS”
dibantu dan didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
kepada:
1. Bapak Asep Saepuddin Jahar, MA,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
vi
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan Hukum
6. Terima kasih banyak dan peluk hangat kepada kedua oaring tua-ku Bapak
Hamzah dan Ibu Mulyati. Atas segala do’a dan dukungannya bail materil
maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kenal
kepada peneliti serta Bapak Teuku Agam Firdiansyan, S.E. yang telah
vii
9. Keluarga besar Manajemen ZISWAF’11 (Siti Kholifah, Nurseha Satyarini,
Rozalia, Mitra Yunimar, Rini Dian Haerani, Haslinda, Putri Novianti, Nur
10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu,
Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa serta rasa
syukur yang telah membuat satu persatu impian penulis terwujud. Penulis sangat
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena penulis bukanlah
makhluk yang sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Dzulhijjah 1436 H
Penulis
viii
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………. i
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………. iv
ABSTRAK. ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .............................................................................. 1
B. IdentifikasiMasalah ...................................................................... 6
C. BatasandanRumusanMasalah ....................................................... 7
D. TujuandanManfaatPenelitian ....................................................... 8
E. TinjauanKajianTerdahulu ............................................................ 9
F. KerangkaTeoridanKonseptual...................................................... 12
G. MetodePenelitian.......................................................................... 17
H. SistematikaPenulisan………………………………….….….…...21
ix
BAB II LANDASAN TEORI
A. LembagaAmil Zakat
1. PengertianLAZ ....................................................................... 23
2. DasarHukumLAZ ................................................................... 24
a. HukumSyariat .................................................................. 26
b. HukumPositif ................................................................... 28
3. TujuandanHikmahLAZ .......................................................... 29
1. PengertianLaporanKeuangan ................................................. 34
2. TujuanLaporanKeuangan ....................................................... 34
3. PrinsipLaporanKeuangan………………………………...…..35
4. StandarAkuntansi di Indonesia……………………….……...47
A. ObjekPeneltian ............................................................................. 49
C. PopulasidanSampel ...................................................................... 54
ix
D. TeknikPengumpulan Data ............................................................ 55
Jakarta………………………………………………………….66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 87
B. Saran-saran ................................................................................... 88
ix
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Bukan
hanya kajian dari sisi landasan konseptual dan penerapan fikihnya, namun juga
berlangsung.
pemikir akuntansi Islam, konsep zakat merupakan suatu konsep yang tidak dapat
dipisahkan dari bisnis. Akuntansi Islam melihat perusahaan sebagai bisnis dari
1
masyarakat keseluruhan. Pengelolaan dana zakat secara profesional dibutuhkan
suatu badan khusus yang bertugas sesuai dengan ketentuan syariah, mulai dari
tentang zakat yang diatur dalam syariat Islam, menuntut pengelola zakat harus
akuntabel dan transparan. Semua pihak dapat mengawasi dan mengontrol secara
langsung.1
dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada donatur atau pengguna
laporan keuangan lainnya. Maka dari itu, dibutuhkan laporan keuangan sebagai
media antara pengelola dan masyarakat. Menurut standar akuntansi no.1 tujuan
menyalurkan dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Untuk itu agar laporan
yang mengaturnya. Bagi institusi yang didirikan hanya khusus untuk mengelola
dana zakat, infak, dan sedekah atau bisa juga disebut Amil, maka penyusunan
1
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol 2, Nomor 1, Januari 2013, h. 24.
2
Ikatan Akuntansi Indonesia, pedoman Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta : IAI, 2001),
h.1
2
laporan keuangannya menggunakan PSAK 109, Standar Akuntansi yang
penyajian laporan keuangan suatu entitas atau lembaga sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Yang mencakup bentuk, susunan, dan
isi laporan keuangan. Serta catatan atas laporan keuangan penggolongan unsur
keuangan Amil zakatpun harus sesuai dengan transaksi yang ada di Lembaga
Amil Zakat tersebut. Untuk itu, akuntansi dalam hal menangani laporan keuangan
Selain itu, laporan keuangan Amil Zakat juga bertujuan sabagai alat pertanggung
pemangku kepentingan serta sebagai alat untuk evaluasi kinerja manajerial dan
organisasi.5
3
M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: kencana, 2006), h. 17.
4
Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 1993), h.268.
5
Teten kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 19.
3
Sampai saat ini sudah ada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
yang mengatur tentang akuntansi Lembaga ZIS. Namun, merujuk pada akuntansi
konvensional serta praktik dari Lembaga ZIS yang telah beroperasi di Indonesia
saat ini, maka perlakuan akuntansi untuk zakat, infak/sedekah jauh berbeda. Hal
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109, yang juga harus menjadi perhatian adalah
Zakat harus melakukan kegiatannya sesuai dengan ketentuan syariah atas dana
ZIS.
telah mengelurkan Exposure Draft (ED) 109 tentang akuntansi untuk Lembaga
amil zakat, infak/sedekah. Dengan telah diterbitkan Exposure Draft (ED) No.109
tersebut diharapkan pengelolaan zakat, infak dan sedekah akan lebih transparan
kebijakan akuntansi tertentu yang terkait dengan transaksi dan pos-pos laporan
keuangan agar menghasilkan informasi yang dapat diandalkan dan relevan untuk
6
Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI Press, 2009),
h. 25.
4
Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan
keuangannya sesuai dengan pedoman PSAK no. 109. Maka, lembaga tersebut
utama, yaitu : suatu tuntutan atas pelaksanaan Lembaga Amil Zakat dan adanya
penelitian untuk mengkaji lebih lanjut lembaga amil zakat dalam menyajikan
7
Slamet wiyono, Taufan Maulana, Memahami Akuntansi Syariah Indonesia, (Jakarta : Mitra
Wacana Media, 2012), h. 103.
8
Sri Nurhayati , Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2011),
h. 2
5
B. Identifikasi Masalah
penelitian ini, dengan meninjau dari berbagai perspektif. Pertama adalah masalah
yang akan muncul berkaitan mengenai standar akuntansi yang disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Standar ini dibuat tidak dalam
kurun waktu yang tiba-tiba atau tanpa alasan yang jelas. Pastilah ada maksud
109.
Kemudian ketika Lembaga Amil Zakat tidak dapat atau tidak melaksanakan
standar yang telah disusun atau ditetapkan oleh dewan standar akuntansi
keuangan adakah sanksi bagi Lembaga Amil Zakat tersebut, atau apakah memang
tidak ada sanksi yang akan di dapat oleh Lembaga Amil Zakat tersebut. Sehingga
pertanyaan selanjutnya yang akan muncul adalah untuk apa Standar Akuntansi
Syariah.
6
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
2. Perumusan Masalah
Jakarta ?
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
berikut :
a. Mengetahui apakah Badan Amil Zakat (BAZ) dalam hal ini BAZIS-
Keuangan dana zakat oleh Lembaga Amil Zakat dalam hal ini
BAZIS-DKI Jakarta.
dan sedekah (ZIS), dalam hal ini kendala yang dialami BAZIS-DKI
Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
8
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Praktisi
c. Bagi Masyarakat
9
105 (Mudharabah), mudharabah, dan dana ZIS dengan PSAK
tahun 2013.
10
Zakat, Infak dan
Sedekah Tahun
2010”. Konsentrasi
Perbankan Syariah,
tahun 2011.
Syariah, Fakultas
UIN Jakarta.
11
F. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini,
diantaranya tentang ruanglingkup akuntansi syariah No. 101 dan PSAK No.
109 mengenai Penyajian Laporan Keuangan dana zakat, infak, sedekah, dan
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
9
Muhammad, Prinsip-prinsip Akuntansi Dalam Al-Qur’an ( Jakarta : UII Press, 2000),
10
Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h.13-14
12
13
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak
ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada
dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya
hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
14
kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan
pertama, akan dijelaskan pos-pos pendapatan dari dana Zakat, Infak dan
Sedekah (ZIS), non halal, dan dana operasinal; dan kedua, pelaporan
adanya sebuah pemisah antara dana tabarru’ dan dana pengelola adalah
11
DR. Husayn Syahatah, Akuntansi Zakat, (Jakarta: Pustaka Progressif), h.29-30
12
Drs. Mursyidi, B. Sc.,S.E, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: ROSDA, 2003), h.91
15
2. Kerangka Konsep
Lembaga Amil
Zakat
Kumpulan Data
Primer siap
PSAK No. 109 diolah
Penyajian Laporan
Keuangan Dana
Keterangan :
tahunan kepada Lembaga Amil Zakat yang dituju. Dalam hal ini saya
16
menyesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.109.
G. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah BAZIS DKI Jakarta yang
2. Jenis Penelitian
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari
adanya.
3. Pendekatan Penelitian
13
Consuelo G.Sevila, pengantar
17
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
a. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk
b. Sumber Data
1) Data Primer
yang terkait dalam penelitian ini adalah BAZIS DKI Jakarta yang
2) Data Sekunder
18
Bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian
sebagainya.14
BAZIS-DKI Jakarta.
langsung.
14
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 23
19
6. Teknik Analisis Data
data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif berupa kata-
telah diperoleh, sehingga data yang di dapat lebih efesien. Dalam hal
melalui analisa yang lebih jauh, sehingga dapat timbul makna yang
20
5) Narrating (penarasian) adalah merupakan tahapan akhir yakni upaya
dapat digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini data yang
H. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi kedalam 5 (lima) bab dan
terdiri atas beberapa sub bab tersebut secara sistematis adalah sabagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
15
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002),
h.19.
21
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini diuraikan analisis terhadap data penelitian yang guna
BAB V : PENUTUP
Bab ini memaparkan hasil dari penelitian atau kesimpulan apa yang
dapat ditarik hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan berkaitan
22
yang telah dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan
diteliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang melakuan
23
pemerintah yang berkuasa oleh masyarakat Islam setempat untuk memungut
16
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya, (Jakarta:
Pustaka Cerdas, 2000), h.181.
17
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
18
http://www.forumzakat.net
24
yayasan karena LAZ termasuk organisasi nirlaba yang dalam melakukan
berikut:
dibuat.
media.
Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/29 Tahun 2000 tentang
19
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h.132.
20
Kuntarno Aflah, ed., Zakat dan Peran Negara, (Jakarta: Forum Zakat, 2006), h.80.
25
kontroversi karena terdapat pasal yang multitafsir dan dianggap menghambat
Zakat.ada tiga pasal yang diubah, yakni pasal 18, pasal 38, dan pasal 41.22
Menurut MK, beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga yang
b) Bersifat nirlaba;
kerjanya.23
a. Hukum Syariat
para ulama yang menyarankan agar zakat dikelola oleh Negara atau
21
Anis Rosyidah, “Implementasi UU No. 23 tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat
oleh Lembaga Amil Zakat”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang,
2012), h.3
22
Eri Sudewo, “LAZ Pun Siuman”, Republika, 4 November 2013, h.6.
23
Heru Susetyo, “Legal Opinion Terhadap Putusan MK Tentang Pengujian UU No. 23/2011
Tentang Pengelolaan Zakat”, Konstitusi, No. 81 (November 2013): h.15-17.
26
kategori, salah dari kategori itu adalah : “syariat yang mengandung
kekuasaan negara baik Negara Islam maupun Negara non Islam agar
harus diawasi oleh penguasa, dilakukan oleh petugas yang rapi dan
teratur. Dalil yang paling jelas dalam masalah ini Allah Swt. berfirman
24
Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, (Jakarta: Nuansa Madani
Publisher, 2004), h. 5-6.
25
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat . Penerjemah Salman Harun, dkk (Bogor: Pustaka Litera
AntarNusa, 2010), h. 742-743.
27
a. Pertama, sesungguhnya kebanyakan manusia telah mati hatinya
saja.
yang menyakitkan.
pribai fakir, miskin dan ibnu sabil saja, akan tetapi ada diantara
kaum muslimin.
28
e. Kelima, sesungguhnya Islam adalah agama dan pemerintahan,
b. Hukum Positif
26
Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, (Jakarta : Nuansa Madani Publisher,
2004), h. 12.
29
Salah satu tugas penting dari lembaga Amil zakat adalah melakukan
yang baik dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki akan semakin sadar
untuk membayar zakat melalui lembaga zakat yang kuat, amanah, dan
terpercaya.
Karena, yang menjadi tujuan awal usaha lembaga amil zakat adalah
dana zakat yang berhasil dihimpun dapat disalurkan ke post-post (asnaf zakat)
yang sesuai dengan yang dianjurkan dan ditetapkan oleh syariat Islam.
pendayagunaan agar dana zakat yang akan disalurkan kepada asnaf tidak
habis sia-sia dan dapat diproduktifkan. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa
mustahiq.
30
tidaklah sedikit. Jumlah ini tentu saja signifikan untuk pemberdayaan
Zakat tidak bisa dikerjakan oleh setiap pribadi muslim. Zakat harus
dikelola dengan melibatkan pihak lain. Karena zakat dari muzaki, dikelola
oleh amil dan ditunjukan untuk mustahik. Tujuan zakat tidak dikelola sendiri
dan harus dikelola oleh Amil Zakat (Lembaga Amil Zakat), yaitu :28
Zakat berasal dari harta sendiri, karena berasal dari harta sendiri,
3) Objektif Profesional
Jika zakat dikelola oleh lembaga amil, harga diri dan harkat martabat
menuntut hak. Dan bagi lembaga amil, ini sudah tugasnya untuk
27
Tim Institut Manajemen Zakat, Manajemen Zakat Gaya BUMN, (Ciputat : Mitra Cahaya
Utama, 2006), h. 26
28
Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, (Jakarta : Nuansa Madani Publisher,
2004), h.
31
melayani mereka tidak dengan pretensi macam-macam. Lembaga
5) Pemberdayaan
diimplementasikan.
Amil Zakat
Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/29 Tahun 2000 tentang
32
Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.29 Namun, UU No. 38 Tahun 1999
Zakat.ada tiga pasal yang diubah, yakni pasal 18, pasal 38, dan pasal 41.
29
Kuntarno Aflah, ed., Zakat dan Peran Negara, (Jakarta: Forum Zakat, 2006), h.80.
30
Anis Rosyidah, “Implementasi UU No. 23 tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat
oleh Lembaga Amil Zakat”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang,
2012), h.3
31
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
33
dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan bertujuan untuk
rasional.
informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan
32
Drs. Sofyan Syarif Harahap, MS Ac, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2002), h. 7.
34
menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam
suatu periode.33
APB Nomor 4
33
Dr. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali pers, 2012), h. 7.
35
Gambar 2.2 Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement No. 4
Sumber : Drs.Sofyan syarif Harahap : Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Rajawali
Pers, Jakarta, 1993.
b. Menyeluruh.
akuntansi Indonesian 1984 (PAI) membuat sifat dasar atau konsep dasar
1) Kesatuan akuntansi
2) Kesinambungan
3) Periode akuntansi
34
Dr. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali pers, 2012),H.11-12.
35
Drs. Sofyan Syarif Harahap, MS Ac, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2002), h. 38
36
5) Harga pertukaran
1. Neraca
secara jelas.
pemberian piutang.
37
Tujuan laporan arus kas adalah menggambarkan aliran kas
catatan khusus yang lebih rinci sifatnya. Catatan ini tentu tidak
membutuhkan.36
36
Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, (Ciputat:
Institut Manajemen Zakat, 2004), h.214-215.
38
daya banding laporan keuangan di antara LAZ.37
bisnis, yaitu organisasi bisnis yang tidak lagi berorientasi pada laba (profit-
109 tentang akuntansi untuk Lembaga amil zakat ini meliputi sumber-sumber
kepastian tentang system mana yang akan digunakan dala LKS, sesuai
37
Ibid, h.23.
39
2) Mengingat Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah [2]: 282:
Pengelolaan Zakat.
Zakat.
zakat.38
38
Teten Kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 23.
40
Laporan keuangan Amil Zakat bertujuan untuk menyediakan informasi
organisasi.
dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat
diperbandingkan.39
keuangan lembaga amil zakat. Regulasi ini adalah solusi terbaik untuk
yang baik bagi laporan keuangan syariah, khususnya Lembaga Amil Zakat.
39
Teten Kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 19.
41
Ketentuan mengenai komponen dan ilustrasi laporan keuangan entitas
Lembaga Amil Zakat ini merupakan penambahan dari komponen dan ilustrasi
Laporan Keuangan Entitas Syariah yang telah ada. Ketentuan ini berlaku
Lembaga Amil Zakat yang berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian
laporan keuangan entitas Lembaga Amil Zakat pada atau setelah 1 januari
2011.
aset (termasuk aset kelolaan), liabilitas, dan saldo dana serta informasi
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat saldo
dana, hubungan antara transaksi dan peristiwa lain, dan penggunaan sumber
40
Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Akuntansi Zakat
dan Infak/sedekah. (Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Syariah, 2010), h.2-11.
42
Laporan perubahan aset kelolaan bertujuan menyediakan informasi
mengenai jumlah, jenis, dan perubahan aset kelolaan yang dimiliki amil zakat;
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat saldo
aset kelolaan; dan hubungan antara transaksi dan peristiwa lain yang
kemampuan amil zakat dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan
pengambilan keputusan.41
mengatur tentang bagaimana suatu transaksi diakui atau dicatat, kapan harus
41
Teten Kustiawan dkk, Panduan Akuntansi Amil Zakat (PAAZ), Panduan Implementasi
Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis PSAK 109, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), h. 29-32.
42
Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI, 2009), h.24
43
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan
infak/sedekah.
2) Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/sedekah
serta dana lain yang pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil
infak/sedekah.
tidak dibatasi.
membayar zakat.
44
9) Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh mizakki sesuai
menerimanya.
diserahkan oleh muzakki kepada mustahik, baik melalui amil maupun secara
periodik, tarif zakat (qadar), dan peruntukkannya (PSAK 109, paragraf 6).
Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai prinsip
syariah dan tata kelola yang baik (PSAK 109, paragraf 9).
Penerimaan zakat diakui pada kas atau aset lainnya diterima. Zakat
b) Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas
tersebut.
pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode
Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan
45
prinsip syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahik
yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil zaka aset zakat yang
diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil
Jika terjadi penurunan nilai aset zakat non kas, jumlah kerugian yang
kelalaian amil;
kelalaian amil.
3. Penyaluran Zakat
PENYAJIAN
46
Dalam menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana amil secara
PENGUNGKAPAN
kebijakan;
mustahik;
meliputi :
1) Sifat hubungan;
47
2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan
memperoleh sumber dana dari muzaki yang tidak mengharapkan imbalan apapun
atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah dana yang diberikan,
menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan tidak ada
pembatasan pada PSAK Nomor 45. Dalam Amil Zakt, penggunaan sumber daya
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Amil Zakat adalah
a. Basis kas untuk penerimaan Zakat, Infak , sedeqah dan penyaluran zakat,
43
Teten Kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 22-23.
48
Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat terdiri atas :44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat DKI Jakarta. Adapun lembaga ini
peneliti pilih dengan maksud Badan Amil Zakat (BAZ) ini merupaka BAZ
44
Sri Nurhayati-Wasilah, Akuntansi Syaiah di Indonesia, (Jakarta : Salemba, 2011). H. 313.
49
yang telah dikukuhkan oleh pemerintah sebagai BAZ Nasional yang resmi dan
boleh beroperasi dalam mengelola dana zakat, infak dan sedekah di Indonesia.
pada seminar zakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Researc dan work
Setelah itu, di istana negara pada acara Isra’ Mi’raj tanggal 26 oktober
perintah Ratu Prawiranegara, kol. Inf. Drs. Azhar Hamid, dan kol. Inf. Ali
Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha
50
Seruan ini ditindak lanjuti oleh gubernut DKI Jakarta dengan
wilayah Jakarta.
tingkat Provinsi DKI jakarta hingga tingkat kelurahan, tugas utamanya adalah
permasalahan zakat provinsi DKI Jakarata maka Gubernur DKI Jakarta pada
menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infak yang
mencangkup zakat, akan tetapi lebih dari itu, mengelola dan mengumpulkan
a. Visi
b. Misi
51
Mewujudkan optimalisasi pengelolaan Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) yang
c. Struktur Organisasi
1. Dewan Pertimbangan
Jakarta
52
4. Prof. DR. KH. Muh. Amin Suma, SH., M.A.
6. H.M. Subki, Lc
2. Komisi Pengawasan
d. Tugas Pokok
Sesuai dengan pasal 3 keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 120
tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja Badan Amil Zakat, Infak, dan
53
shadakah provinsi daerah khusus ibu kota Jakarta, maka tugas poko BAZIS
trasparan.
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan Badan Amil Zakat yang dipublikasikan dan literatur-
zakat. Adapun sumber data dalam penelitian ini berasal dari BAZIS DKI Jakarta
sebagai bentuk dari transparansi dan akuntabilitasi dalam mengelola dana zakat
yang diperolehnya.
oleh dua institusi, yaitu pemerintah dan swasta, bentukan pemerintah adalah BAZ
54
swasta adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk baik sebelum adanya
pembentuk yang bervariasi, ada yang dibentuk oleh Lembaga Bisnis (Perbankan),
Beberapa tahun terakhir muncul juga lembaga pengelola zakat dengan bentuk
badan hukum yayasan ataupun lembaga kemanusiaan lainnya, namun tidak semua
pemerintah.
Sampel adalah bagian dari populasi. Adapun sampel penelitian ini adalah
OPZ yang dikelola oleh Negara atau disebut juga LAZNAS. LAZ yang diteliti
adalah Lembaga Amil Zakat yang termasuk ke dalam 18 LAZNAS yang disahkan
banyaknya LAZ yang berkembang di Indonesia beberapa tahun ini, maka penulis
hanya meneliti LAZ setingkat saja. Pertimbangannya adalah bahwa LAZ yang
55
pembentuknya, misalnya BAZIS DKI Jakarta dari golongan pemerintahan namun
berskala provinsi. Selain itu, lembaga yang diteliti ini sudah masuk dalam
kategori BAZ besar dan berpredikat baik serta dikenal masyarakat di indonesia
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa desk
riset yang dikenal juga dengan studi kepustakaan (dokumentasi) dan observasi.
Dalam teknik desk riset, peneliti memperoleh data dengan cara melihat laporan
keuangan Badan Amil Zakat, baik itu datang langsung kelembaga maupun
Selain itu, dalam teknik ini juga dilakukan perolehan data dengan cara
membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang
berupa input dan ouput yang diambil dari neraca keuangan, laporan arus kas,
56
laporan perubahan dana yang dimiliki oleh masing-masing lembaga. Dalam
antara cara berfikir keilmuan dan seni (Strauss dan Corbin 1998).
Grounded Theory Method adalah teori yang dibangun dari data yang
dikumpulkan dan dianalisis selama proses penelitian. Dalam metode ini lebih
mengandalkan pada saling peran yang terus menerus antara pengumpulan dan
(theoretical comparison).
dimensi dan property dari konsep-konsep asli yang muncul dan secara terus-
yang telah dipelajari pada berbagai literature atau pengalaman peneliti sendiri.
Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh makna konseptual dari data
diambil.
57
Dalam Grounded Theory Method merupakan metode analisis yang
menggabungkan antara cara berfikir keilmuan dan seni (Strauss dan Corbin).
Transkripsi
Analisis Mikro
Permodelan
Analisis mikro adalah analisis mendetil baris per baris terhadap data yang
kategori tersebut (Strauss dan Corbin 19998, 57). Dalam hal ini, peneliti mulai
46
Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena
dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmi, 2008), h. 338.
58
“membaca” apa yang tertuang pada hasil traskripsi tersebut, bukan hanya
membaca hitam diatas putih namun juga mencari tau apa “dibalik yang
tersebut adalah frekuensi konflik, pihak yang terlibat, dan akibat yang
muncul. Dimensi dari salah satu property yaitu “frekuensi” dapat mengambil
ukuran antara lain : selalu terjadi, sering terjadi, jarang terjadi, dan tidak
terlibat”, misalnya laporan keuangan, PSAK No. 109, PSAK, dan bagian
tujuan:
59
2. Prosedur ini memungkinkan peneliti untuk mencermati data-data yang
kedalam berbagai kategori awal. Proses ini dikenal sebagai open coding, yaitu
dan dimensinya data yang diperoleh (Strauss dan Corbin 1998, 101). Open
60
Sebagai langkah awal, peneliti mencari konsep kunci awal dari data-data
research questions yang ada. Ini dapat berupa kalimat atau kata kunci tertentu
ekspresi dari sesuatu yang signifikan. Konsep kunci itu kemudian digunakan
sebuah kategori merupakan kumpulan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep-
penting, dan data mana yang perlu dipelajari lebih dalam atau tidak.
property dan dimensi dari data yang telah dikumpulkan. Perbandingan teoritis
perlu dilakukan secara konsisten dan sistematis pada tiap kategori data
61
keinginan untuk mengikuti prosedur tertentu secara kaku justru
betul-betul sesuai dengan PSAK No. 109 dalam penyajiannya dengan baik.
“menyajikan laporan dengan baik dan sesuai dengan PSAK No. 109” adalah
property dan dimensinya lebih jauh. Berdasarkan literature/ teori yang ada,
PSAK No. 109 dikatakan dapat membantu koordinasi dan komunikasi anatara
bagian, memicu perilaku penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 109, dan
laporan dengan baik dan sesuai dengan dan PSAK No. 109” sama dengan apa
yang dinyatakan oleh literature/teori yang ada? Apa makna menjalankan tugas
akan diambil dari literature atau objek itu sendiri. Hasil dari open coding
tersebut akan menghasilkan sebuah konsep manfaat PSAK No. 109 bagi
62
Dalam melakukan open coding peneliti akan melakukan beberapa
dimensinya.
pada hal tersebut dan menanyakan apa yang terjadi serta apa
maknanya.
proses yang menghubungkan suatu konsep dengan sub konsepnya atau suatu
63
dalam kondisi apa hubungan itu terjadi (why, where, when, how, dan with
pos-pos transaksi belanja yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat apabila di
No. 109. Interpretasi ini perlu divalidasi pada sesi-sesi pengumpulan data
bahwa ada alasan lain dibaliknya yang menjurus ke konflik pribadi antara
laporan keuangan yang sesuai dengan dan PSAK No. 109 bukanlah satu-
Dengan demikian, peneliti tidak dapat menerima begitu saja data yang
sebuah fenomena dan apa yang Nampak secara kasat mata belum tentu
64
merepresentasikan apa yang terjadi. Dalam menggunakan dua tahapan ini
pasti, tidak pernah, dsb. Peneliti perlu memiliki cara berfikir yang
ataukah ada kutub yang lain diluar apa yang dilakukan responden tersebut. Ini
atau jarang, serta dalam kondisi apakah situasi tersebut terjadi. Intinya adalah
keuangan sudah baik sehingga tidak pernah ada masalah dalam menyajikan
laporan keuangan. Peneliti perlu menggali lebih jauh arti kata sudah baik dan
tidak pernah karena mungkin yang dimaksud adalah jarang. Yang harus digali
adalah seberapa jarang dan pada kondisi apakah penyajian itu efektif dan
tidak efektif dan PSAK No. 109 dalam penyajian laporan keuangan dana
47
Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena
dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 339-345.
65
3. Transkripsi
interviu, observasi, dan analisis dokumen ke dalam bentuk salinan tertulis (file
computer).48
BAB IV
48
Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena
dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmi, 2008), h. 339.
66
A. Analisis Kesesuaian Penerapan PSAK 109 pada BAZIS DKI Jakarta
laporan keuangan sehingga jumlah rupiah akan mempengaruhi suatu pos dan
dijelaskan dalam bentuk jurnal. Jurnal merupakan pencatatan dari transaksi yang
langsung dikelompokan dalam kolom debit dan kredit yang selanjutnya akan
2015-31 April 2015 yang di sesuaikan dengan ilustrasi jurnal dana zakat dan infaq
1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset non kas diterima
2. Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambahan dana zakat
sebesar :
24. infak/sedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana infak terikat
67
a) Jumlah yang diterima, jika bentuk kas;
BAZIS DKI Jakarta penerimaa semua dana zakat berasal dari beberapa
infak yang berasal dari donatur. Selama periode 1 Januari 2015- 31 April
Tabel 4.1
lisis kesesuaian
Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang
disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan
68
disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal
transaksi yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah
penyaluran dana zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana
Penyaluran Zakat
16. zakat yang disalurkan kepada mustahik, termasuk amil, diakui sebagai
dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta, BAZIS DKI Jakarta mengalokasikan dana
69
dana zakat diakumulasikan berdasarkan 5 asnaf tersebut, dengan total
Tabel 4.2
Analisi Kesesuaian
Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang
disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan
disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi
yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan
zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para
70
BAZIS DKI Jakarta
Tabel 4.3
lisis Kesesuaian
Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang
disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan
disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi
yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan
71
kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan penyaluran dana
zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para
20. Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai penambah
dana amil
Amil akan mendapatkan haknya yang 12,5% dari keseluruhan penerimaan dana
zakat apabila dana zakat sudah disalurkan kepada mustahik. Penerimaan dana
Tabel 4.4
Jurnal Debit Kredit
APSAK 109 :
Dana Zakat xxxx
Dana Zakat-Amil xxxx
BAZIS Privinsi DKI Jakarta
Dana Zakat 12.224.484.909
Dana Zakat- Amil 12.224.484.909
Analisis Kesesuaian
72
Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang
disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan
disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi
yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan
zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para
profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil bagian dari
sesuai dengan kaidah atau prinsip syariah dan tata kelola organisasi yang baik.
BAZIS DKI Jakarta selaku amil juga memiliki pengeluaran yang harus dijurnal
kegiatan zakat. Pengeluaran amil untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
73
359.469.545, dan beban penghapus piutang sebesar Rp. 204,765.880 total seluruh
Tabel 4.5
Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta
yang disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109 maka dapat
terlihat dan disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal
transaksi yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah
penyaluran dana zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana
kepada para mustahik, dana amil, dan dana operasional amil. Untuk itu penulis
menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah diuraikan diatas untuk
DKI Jakarta dalam menyajikan laporan keuangannya dari sisi pengakuan telah
sesuai dengan PSAK No.109 mengenai akuntansi zakat, infak atau sedekah.
74
Tabel 4.6
1 Penerimaan zakat diakui pada saat kas Penerimaan dana zakat yang
atau aset non kas diterima Zakat yang telah diterima diakui sebagai
diterima dari muzaki diakui sebagai penambah dana zakat pada saat
penambahan dana zakat sebesar :Jumlah zakat diterima
yang diterima, jika bentuk kas;Nilai
wajar, jika dalam bentuk nonkas.
2 infak/sedekah yang diterima diakui Penrimaan dana infak/ sedekah
sebagai penambah dana infak terikat diakui sebagai penambah dana
atau tidak terikat sesuai tujuan pemberi infak/sedekah pada saat kas
infak/sedekah sebesar : Jumlah yang diterima
diterima, jika bentuk kas;
Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas
3 Zakat yang disalurkan kepada mustahik, Dana zakat yang telah
termasuk amil, diakui sebagai disalurkan diakui sebagai
pengurang dana zakat sebesar pengurang dana zakat pada saat
kas dikeluarkan
4 Penyaluran dana infak/sedekah diakui Dana infak/sedekah yang telah
sebagai pengurang dana infak/sedekah disalurkan diakui sebagai
sebesar :Jumlah yang diserahkan, jika pengurang dana infak/sedekah
dalam bentuk kas. pada saat dana dikeluarkan
5 Bagian dana zakat yang disalurkan Penyaluran dana amil dilakukan
untuk amil diakui sebagai penambah setelah penyaluran dana zakat
dana amil. Dan zakat telah disalurkan kepada musthik nonamil dan
kepada mustahik non amil dan sudah telah diterima oleh musthik non
diterima oleh mustahik nonamil tersebut amil tersebut.
75
6 Efektifitas dan efesiensi pengelolaan Bagian penyaluran dana zakat
zakat bergantung pada profesionalisme kepada amil sebesar 12,5% dari
amil. Dalam konteks ini, amil berhak total penerimaan dana zakat
mengambil bagian dari zakat untuk untuk operasional BAZIS DKI
menutup biaya operasional dalam Jakarta
rangka melaksanakan fungsinya sesuai
dengan kaidah atau prinsip syariah dan
tata kelola organisasi yang baik.
7 Penentuan jumlah atau persentase BAZNAS DKI Jakarta
bagian untuk masing-masing mustahik menetukan bagian masing-
ditentukan oleh amil sesuai dengan masing mustahik disesuaikan
prinsip syariah, kewajaran, etika, dan dengan prinsip syariah,
ketentuan yang berlaku yang kewajaran, etika dan dengan
dituangkan dalam bentuk kebijakan sebijak-bijaknya.
amil.
Pada tabel dan ilustrasi jurnal yang telah dipaparkan diatas telah sesuai
dengan PSAK No.109 pada paragraf 16 dalam bentuk penyajiannya yaitu “Amil
menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana amil secara terpisah dalam
mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi zakat yang tidak terbatas”
2. Penyajian
76
Pada PSAK No. 109 menyatakan bahwa “amil menyajikan dalam
Aset : kas dan setara kas; piutang; efek dan aset tetap dan akumulasi
penyusutan.
Aset
b) Piutang
c) Efek
Liabilitas
Saldo dana
g) Dana zakat
h) Dana infak/sedekah
77
i) Dana amil
dengan penyajian laporan keuangan PSAK No. 109 dimana aset lancar
berupa kas dan setara kas, deposito, utang disajikan secara terpisah dan jelas,
pada penyajian aset tetap juga disajikan terpisah seperti harga perolehan aset
tetap dan akumulasi penyusutan. Penyajian pada liabilitas BAZIS DKI Jakarta
juga menyajikan secara terpisah antara biaya yang masih harus dibayar
dengan liabilitas imbalan kerja. Pada saldo dana zakat, dana infak/sedekah
dan dana pengelolaan BAZIS DKI Jakarta menyajikan secara terpisah pula.
Akan tetapi pada laporan posisi keuangan BAZIS DKI Jakarta tidak
menyajikan posisi keuangan dana nonhalal karena BAZIS DKI Jakarta tidak
memiliki nomoratur bank yang ada pada BAZIS DKI Jakarta yaitu
laporan perubahan dana BAZIS DKI Jakarta dapat dilihat pada lampiran 1.
78
penggunaan, surplus/defisit, saldo awal dan saldo akhir masing-masing
untuk setiap jenis. Jenis sumber penerimaan pada dana zakat mencangkup,
dimana dana yang disalurkan oleh BAZIS DKI Jakarta hanya kepada lima
asnaf. Hal ini dikarenakan kelima mustahik ini memang yang lebih
banyak mengadukan dana kepada BAZIS DKI jakarta dan kelima asnaf ini
peruntukannya.
tanggung jawab BAZIS DKI Jakarta sebagai amil serta dapat menarik
dana dalam jumlah dan jenis tertentu dan BAZIS DKI Jakarta pun
dananya secara tepat sasaran yang sesuai dengan ketentuan syariah dan
79
secara efektif. Penyajian laporan perubahan dana BAZIS DKI Jakarta
dan setara kas Amil Zakat, baik kas masuk ataupun kas keluar sehingga
dapat diketahui kenaikan atau penurunan bersih kas dan setara kas
lengkap yang terdiri dari tiga aktivitas. Dalam arus kas dari aktivitas
dalam sebuah lembaga, BAZIS DKI Jakarta menjelaskan arus kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas operasi, Sedangkan dalam arus kas dari
keluar yaitu kenaikan investasi,kenaikan aktiva tetap, untuk arus kas untuk
aktivitas pendaan arus kas yang keluar hanya untuk pendanaan deposito.
80
Laporan perubahan aset kelola adalah laporan yang menggambarkan
perubahan dan saldo atas kuantitas dan nilai aset kelola, baik aset lancar
suatu periode.
merupakan laporan yang menyajikan saldo awal aset kelolaan baik berupa
aset lancar maupun aset tidak lancar dengan akumulasi penyusutan dan
terjadi pada periode tersebut yang selanjutnya dapat dilihat dalam saldo
akhirnya.
yang dicatat dalam perubahan kelolaan berupa piutang qordhul hasan dan
dalam bentuk aset tetap. Aset lancar kelolaan dana zakat dalam bentuk
investasi jangka panjang sedangkan aset tidak lancar pada dana zakat tidak
disajikan.
penyelisihan dan saldo akhir pada setiap pos-posnya. Dengan ini bahwa
dalam penyajian laporan perubahan aset kelolaan dana ZIS BAZIS DKI
81
Jakarta telah sesuai dengan PSAK No. 109. Contoh penyajian laporan
pos dalam laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan arus
apakah penyajian akuntansi zakat yang disajikan oleh BAZIS DKI dalam
berlaku umum yaitu PSAK No. 109 mengenai penyajian laporan keuangan
Tabel 4.7
Penyajian
82
No. PSAK No. 109 BAZIS DKI Jakarta
1 Amil menyajikan dana Dalam penyajian laporan keuangnnya
menunjukkan kesesuaian dengan PSAK No. 109 dimana pada laporan posisi
keuangan keseluruhan jenis saldo dana seperti dana zakat, dana infak/sedekah,
dana amil dan dana non halal disajikan secara terpisah. Namun, BAZIS DKI
Jakarta tidak menyajikan laporan dana non halal. BAZIS DKI Jakarta pun
tanggal tertentu. Contoh penyajian atas laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta
3. Pengungkapan
83
Pengungkapan tentang dana zakat yang telah dilakukan oleh BAZIS DKI
Tabel 4.8
Pengungkapan
No PSAK No. 109 BAZIS DKI Jakarta
1 Kebijakan penyaluran zakat, BAZIS DKI Jakarta dalam
seperti penentuan skala menyalurkan dana zakat memiliki
prioritas penyaluran zakat, prioritas dalam menyalurkan dananya,
dan mustahik nonamil; yaitu hanya kepada lima asnaf, fakir
miskin, gharim, mualaf, sabilillah dan
ibnu sabil.
2 Kebijakan penyaluran zakat BAZIS DKI Jakarta
untuk amil dan mustahik mempersentasikan bagian amil sesuai
nonamil, seperti persentase dengan syariat islam yaitu 12,5% dari
pembagian, alasan, dan keseluruhan penghasilan dana zakat
konsistensi kebijakan; setelah penyaluran dana zakat.
3 Metode penentuan nilai wajar BAZIS DKI Jakarta melakukan
yang digunakan untuk penerimaan hanya berbentuk kas.
penerimaan zakat berupa aset
nonkas;
4 Rincian jumlah penyaluran BAZIS DKI Jakarta dalam
dana zakat untuk masing- menyajikan rincian penyaluran dana
masing mustahik; zakat disajikan sesuai jenis
penyalurannya kepada masing-masing
asnaf dan BAZIS DKI Jakarta
menjelaskan jumlah dana yang
84
disalurkan kepada masing-masing
asnaf.
5 Penggunaan dana zakat Dalam menyajikan laporan aset
dalam bentuk aset kelolaan kelolaan BAZIS DKI Jakarta
yang masih dikendalikan oleh mengungkapkan jumlah dan
amil atau pihak lain yang persentase terhadap seluruh
kendalikan amil, jika ada, penyaluran dana zakat baik baik yang
diungkapkan jumlah dan dikelola oleh BAZIS DKI Jakarta
persentase terhadap seluruh maupun oleh pihak lain.
penyaluran dana zakat serta
alasannya; dan
6 Hubungan pihak-ihak Penerimaan dana zakat yang diperoleh
berelasi antara amil dan BAZIS DKI Jakarta bersumber dari
mustahik yang meliputi : zakat entitas yaitu zakat pengusaha,
Sifat hubungan; dan zakat pribadi yaitu zakat para PNS
Jumlah dan jenis aset wilayah jakarta, adapun yang berasal
yang disalurkan; dari zakat unit kerja, zakat bank mitra,
Persentase dari setiap aset non mitra serta dan zakat calon haji.
yang disalurkan tersebut Dana yang disalurkan berupa dana
dari total penyaluran zakat dan dana infak/sedekah. Dana
zakat selama periode. zakat dan dana infak/sedekah yang
terkumpul berasal dari zakat pegawai
pemerintahan jakarta yang dipotong
dari gaji, zakat pengusaha dan bank
mitra.
85
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109. Semua pengungkapan berasal dari
catatan atas laporan keuangan yang dijelaskan secara terperinci sesuai dengan
prosedur dalam penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak atau
baku yang terhitung sudah cukup lama bagi organisasi pengelola zakat.
BAB V
PENUTUP
86
A. Kesimpulan
skripsi ini, dapat di simpulkan bahwa BAZIS DKI Jakarta sangat merasa
dimudahkan dengan adanya ED PSAK No. 109 dan sudah 100% dalam
dikeluarkan.
87
3. Dalam penyajian laporan keuangnnya BAZIS DKI Jakarta
non halal.
B. Saran
88
3. BAZIS DKI Jakarta agar tetap konsisten dalam menerapkan Pernyataan
saja tetapi akan lebih baik berikut dengan pihak muzakki atau stakeholder
dan mustahiknya.
89
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
2006
_______. ed. Zakat dan Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat, 2006.
Bariyah, Nurul, Oneng. Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik
Gramedia
J Maleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-
Zakat.
90
Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, P3EI Press,
Yogyakarta, 2009
Majalah Bazis DKI Jakarta Peduli Umat Zakat is My Life, Power Of Ramadhan
Jakarta 2014.
Majalah Bazis DKI Jakarta Peduli Umat Zakat is My Life, Hikmah Qurban,
2014.
2002.
2000
2011
Syaikh Sabiq, As-Sayyid. Paduan Zakat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, Pustaka
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja
91
Kustiawan Teten. Pedoman Akuntansi Amil Zakat (PAAZ), Forum Zakat (FOZ),
Internet:
wordpress.com/2014/11/027/berlakunya-psak-zakat-no-109/
www.bazisdki.go.id.
http://www.forumzakat.net
http://www.id.wikipedia.org/wiki/efisiensiekonomi
92
HASIL WAWANCARA
BAZIS DKI-Jakarta
1. Tanya : Apakah BAZIS DKI-Jakarta telah menerapkan PSAK No. 101 dan
109 ini karena bagi BAZIS DKI-Jakarta hal ini merupakan sesuatu yang
positif. Dengan potensi zakat yang bagitu besar, ED PSAK No. 109 dinilai
ditargetkan.
3. Tanya : Hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam penerapan ED PSAK
Jawab : kendala awal yang kami hadapi yaitu tidak banyaknya akuntan
public yang mampu menerapkan PSAK No. 109 secara utuh. Sehingga kami
berterimakasi atas hadisrnya ED PSAK No. 109 ini. Sehingga OPZ dapat
Lembaga ini?
6. Tanya : Sejak kapan lembaga ini menerapkan PSAK No. 109 dalam Laporan
Keuangannya?
Jawab : Sejak ED PSAK No.109 sudah disahkan dan lembaga kami sudah
7. Tanya : Lebih sulit mana PSAK 45 dengan PSAK No. 109 dalam
tersendiri, kesulitan pada PSAK No. 109 itu seperti dalam penyaluran dana
zakat melalui LAZ lain misalnya dianggap piutang penyaluran, maka apabila
Berbeda dengan PSAK 45 yang sudah di anggap penyaluran dana zakat tanpa
Jawab : Kelebihan pada PSAK No. 109 itu tentunya ada jaminan unsur
syariah dan bentuk laporan pada PSAK No. 109 itu laporan keuangannya
lebih jelas dan efektif bagi LAZ dan sangat sesuai dengan yang dibutuhkan
memiliki karyawan yang mampu menerapkan PSAK No. 109 pada laporan
BAZIS-DK?
Jawab : Untuk masalah peraturan yang terkait dengan penerapan PSAK No.
semua intruksi dari DSN mau pun MUI terkait peraturan-peraturan yang di
10. Tanya : Adakah sanksi bagi Lembaga Amil Zakat yang tidak menerapakan
yang berwenang dalam menerapkan atau tidak sejauh ini tidak ada sanksinya