Anda di halaman 1dari 8

DEPARTEMEN ORTODONTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
TERJEMAHAN JURNAL

Penutupan pada Diastema Midline dengan Kombinasi Pendekatan Bedah dan


Ortodonti Lepasan
(Closure of midline diastema through combined surgical and Removable orthodontic approach)

OLEH:
Nama : Bagus Setiawan
NIM : J 111 13 006
Pembimbing : Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp. Ort(K)
Waktu/tanggal : Selasa, 11 Februari 2020
Sumber : SRM Journal of Research in Dental Science

2013;4(1):46-49

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Penutupan pada Diastema Midline dengan Kombinasi Pendekatan Bedah dan
Ortodonti Lepasan

Deepak Chauhan, Bimal Kirtaniya, Avantika Tuli, Tripti Chauhan

Abstrak

Diastema midline adalah masalah estetika yang umum terjadi pada gigi campuran dan
permanen. Banyak terapi inovatif bervariasi dari prosedur restoratif seperti build-up
komposit hingga pembedahan (frenektomi) dan ortodonsi yang sesuai. Perlekatan frenulum
yang tinggi sering menjadi penyebab diastema persisten. Yang ditampilkan pada laporan
kasus ini adalah seorang anak perempuan berusia 13 tahun dengan perlekatan frenulum
yang tinggi yang menyebabkan terdapat adanya jarak gigi seri sentralis maksila. Laporan
kasus ini menunjukkan pengangkatan perlekatan frenulum labial yang abnormal melalui
operasi pembedahan dan penutupan diastema rahang atas dengan perawatan ortodonti
lepasan.
Kata Kunci : Frenulum tinggi, frenektomi, diastema midline maksila

Pendahuluan

Celah atau diastema anterior rahang atas adalah keluhan estetik yang umum pada pasien
atau orang tua dan sering terlihat pada tahap gigi campuran dan permanen. Keene
menggambarkan diastema midline sebagai jarak anterior midline yang lebih besar dari 0,5 mm
diantara permukaan proksimal gigi yang berdekatan. Dia melaporkan bahwa insidensi terjadinya
diastema midline rahang atas dan rahang bawah masing-masing adalah 14,8% dan 1,6%.[1]
Diastema midline dapat dianggap normal untuk banyak anak pada waktu erupsi gigi insisivus
sentral maksila permanen. Ketika gigi insisivus pertama kali erupsi, mereka dapat dipisahkan
oleh tulang dan mahkota sehingga cenderung mengarah ke distal karena akar yang berjejal.
Dengan adanya erupsi gigi insisivus lateral dan gigi kaninus permanen, diastema garis tengah
berkurang atau bahkan menutup. Taylor melaporkan kejadian diastema garis tengah pada anak
berusia 5 tahun setinggi 97% dan terlihat menurun dengan bertambahnya usia.[2,3] Maksila
memiliki prevalensi diastema garis tengah yang lebih tinggi daripada mandibula. [4] Angle

1
menyimpulkan adanya frenulum abnormal sebagai penyebab diastema midline dan pendapat ini
didukung oleh penelitian lain.[5-8]

Weber berpendapat penyebab celah antara gigi insisivus maksila adalah merujuk pada
adanya perlekatan frenulum yang tinggi; mikrodontia; makrognatia; gigi supernumerary; pasak
lateral; gigi insisivus lateral yang hilang; kista pada midline dan kebiasaan buruk seperti
mengisap jempol, bernafas mulut dan menyodorkan lidah.[9]

Diagnosis yang akurat diperlukan sebelum pengobatan dapat dimulai. Tidak ada
pengobatan yang harus dimulai jika diastema bersifat fisiologis dan biasanya jika gigi kaninus
belum erupsi. Modalitas perawatan berbeda-beda untuk diastema midline meliputi penghilangan
etiologi dan alat ortodonti sederhana dengan finger spring atau split labial bow. Gleghorn
melaporkan teknik restorasi direct komposit untuk memperbaiki diastema yang tidak estetika. [10]
Munshi dan Munshi melaporkan ekstraksi mesiodens kemudian diikuti oleh penutupan ruang
menggunakan terapi ortodonti cekat sederhana.[11] Nakamura et al., Melaporkan perawatan
dengan ceramic restorasi pada gigi anterior tanpa reduksi proksimal. Di sini, kami menyajikan
kasus penutupan spontan diastema garis tengah setelah frenektomi dengan alat ortodonti lepasan.
[12]

Laporan Kasus

Seorang gadis berusia 13 tahun melapor ke Departemen Pedodontik dan Kedokteran Gigi
Pencegahan (Preventive Dentistry) dari Fakultas Kedokteran Gigi dan Rumah Sakit Himachal,
Sunder Nagar dengan keluhan utama tentang adanya jarak di bagian anterior atas. Riwayat medis
pasien tidak mengungkapkan adanya penyakit sistemik. Radiografi periodontal intra-oral (X-ray)
diambil untuk mengetahui penyebab diastema dan untuk memastikan apakah terdapat adanya
mesioden yang tidak erupsi. Pada pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya perlekatan
frenulum yang tinggi dan jarak midline antara gigi insisivus sentralis maksila (8 mm) [Gambar
1]. Tes diagnostik sederhana, mis., Tes blansing dilakukan untuk frenulum yang tinggi abnormal
dengan mengamati lokasi perlekatan alveolar ketika tekanan intermiten diberikan pada
frenulumm. Jika perlekatan tebal ada jaringan, akan seperti melekat pada papila palatine dan
menghasilkan papilla yang memucat, aman untuk memprediksi bahwa frenulum akan kurang
baik pengaruhnya pada perkembangan oklusi anterior.
2
Setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari orang tua, dengan keputusan yang dibuat
untuk menghilangkan perlekatan frenulum yang tinggi dengan teknik bedah [Gambar 2].
Frenektomi dilakukan dengan anestesi lokal dengan insisi menggunakan Bard Parker blade
No.11. Dalam teknik ini, insisi lateral dibuat di kedua sisi frenulum hingga kedalaman tulang
yang mendasarinya. Jaringan free marginal di sisi mesial gigi seri sentral tidak terganggu. Irisan
jaringan diambil dengan forsep jaringan dan dipotong dengan gunting jaringan di daerah yang
tertutup dengan pangkal frenulum untuk memberikan efek kosmetik yang diinginkan. Jahitan
ditempatkan untuk mengidentifikasi margin jaringan bebas di kedua sisi jaringan yang
dihilangkan dan pack periodontal ditempatkan selama seminggu. Pasien disarankan untuk
kembali setelah seminggu untuk pengangkatan jahitan dan kontrol berkala sebulan sekali. Pasien
ditindaklanjuti untuk jangka waktu 4 bulan, pada akhirnya perbaikan yang luar biasa dalam
estetika diamati karena terjadi penutupan spontan diastema midline.

Gambar 1 : Tampakan fotografi pre operasi Gambar 2 : Pemberian Insisi


yang menunjukkan perlekatan frenulum
yang tinggi dengan diastem sentralis

Gambar 3 : Penempatan jahitan Gambar 4 : Tampakan fotografi post-


operasi
3
Jahitan ditempatkan selama seminggu [Gambar 3]. Pasien disarankan untuk kembali
setelah seminggu untuk pengangkatan jahitan [Gambar 4] dan finger spring dengan anterior
biteplane diberikan dan kontrol berkala disarankan [Gambar 5]. Sementara itu, insisal capping
dan flaring gigi insisivus dilakukan untuk mengurangi gigitan dalam anterior [Gambar 6]. Pasien
ditindaklanjuti untuk periode 6 bulan, pada akhirnya peningkatan yang luar biasa dalam estetika
diamati karena penutupan diastema garis tengah [Gambar 7].

Gambar 5 : Hawley’s appliance dengan


Gambar 6 : Insisal kapping untuk
finger spring dan bite plane anterior
mengintrusi gigi insisivus bawah

Pembahasan

Diastema adalah ruang atau "celah", yang paling sering terlihat di antara dua gigi depan
atas kadang-kadang juga terjadi di daerah anterior bawah. Pada tahap awal pertumbuhan gigi
campuran awal dan akhir, adalah normal untuk memiliki diastema, tetapi akhirnya ditutup
selama pengembangan lebih lanjut. Seringkali, orang tua lebih sadar tentang ruang antara gigi
insisivus anak-anak mereka dan mencari perawatan untuk alasan estetika. Namun, diastema juga
dapat mempengaruhi ucapan, sehingga bunyi tertentu seperti "S" tidak dapat diucapkan dengan
benar. Selama ini lidah mendorong ke depan untuk menutup ruang sehingga tekanan lidah yang
konstan dapat membuat diastema lebih buruk dari waktu ke waktu. Campbell et al., Menyatakan
bahwa diastema sentralis dapat bersifat sementara atau diciptakan oleh faktor perkembangan,
patologis atau iatrogenik.[13] Seperti kebiasaan oral, ketidakseimbangan jaringan lunak, hambatan
fisik, anomali gigi, dan disharmoni tulang. Dalam hal ini, perlekatan frenulum yang tinggi adalah
faktor etiologi utama yang menyebabkan diastem sentralis. Perawatan diastema bervariasi dan
memerlukan diagnosis etiologi yang tepat dan intervensi awal yang relevan sesuai dengan
4
etiologi spesifik. Diagnosis yang benar termasuk riwayat medis dan gigi, pemeriksaan klinis dan
radiologi dan kemungkinan evaluasi ukuran gigi. Tidak dapat dilakukan perawatan awal seperti
biasa dimulai jika diastema bersifat fisiologis / sementara dikarenakan akan secara spontan
menutup setelah erupsi kaninus rahang atas permanen (11-12 tahun). Penghilangan faktor
etiologi biasanya dapat dimulai pada saat diagnosis dan setelah cukupnya perkembangan dari
gigi insisivus sentralis. Follin melaporkan bahwa beberapa penyebab patologis seperti gigi
supernumerary dan kista midline dapat diangkat dengan pembedahan dan penutupan ruang
ortodonti dari kedua sisi dilakukan dengan alat ortodonti lepasan, meninggalkan gigi insisivus
sentralis yang tersisa pada midline. Penggunaan retainer diberikan untuk mencegah terjadinya
relaps.[15] Menurut Springate dan Sandler, penggunaan magnet mikro neodymium-iron-boron
seperti pada retainer cekat dapat digunakan untuk merawat celah pada midline. [16] Putter et al.,
Melaporkan bahwa dua modalitas gabungan perawatan dengan ortodonti dan penempatan
laminasi porselen untuk memfasilitasi penutupan diastema. Dalam laporannya, Geristore,
komposit fluoridereleasing dual-cure yang telah dicampur untuk pengikatan bracket ortodonti
pada tempatnya. Pita elastis H-6 digunakan dengan bracket ortodonti untuk menutup diastema
secukupnya dan untuk memungkinkan penempatan laminasi porselen cerinate untuk
menghasilkan efek kosmetik yang menguntungkan.[17] Menurut Attia, jika diastema diakibatkan
oleh karena ketiadaanya gigi insisivus lateral secara kongenital, maka perawatan awal yang
dilakukan adalah menyatukan gigi seri sentral, diikuti dengan menggerakkan gigi kaninus
dengan mendorong ke posisi lateral atau dengan memindahkannya secara distal untuk
memungkinkan penggantian prostetik.[18]

Gambar 4 : Tampakan fotografi setelah


perawatan pada pasien

5
Dalam kasus lain, gigi insisivus sentralis atau lateralis yang memiliki ukuran yang kecil
dapat menyebabkan diastema. Di sini juga, rekonstruksi dengan mahkota jaket akan dapat
menyelesaikan masalah. Menurut Kinderknecht dan Kupp, restorasi veneer porselen berikatan
resin dapat digunakan untuk memperbaiki diastema yang disebabkan oleh posisi gigi atau
ketidaksesuaian dalam ukuran / perkembangan lengkung gigi.

Dalam kasus ini, frenektomi dilakukan karena etiologinya telah diketahui pada perlekatan
frenulum yang tinggi. Biasanya, penutupan ruang di segmen anterior ditunda hingga sampai
erupsi gigi kaninus permanen, tetapi dalam kasus ini gigi kaninus permanen telah erupsi. Ini
dikarenakan oleh adanya migrasi mesial selama pada tahap aktif dari erupsi gigi kaninus. Jadi,
dalam kasus kami, upaya yang dilakukan untuk menghilangkan etiologi; ini menghasilkan
penutupan spontan diastema garis tengah dalam 6 bulan. Pasien dilakukan follow-up selama 3
bulan di mana tidak ada terjadi perubahan pada celah midline yang telah tertutup. Pasien telah
difollow-up melalui ingatan teratur untuk memantau setiap perubahan yang terjadi pada regio
anterior. Secara umum, perlekatan frenulum yang abnormal mungkin memerlukan pengangkatan
sebelum perawatan ortodonti atau pada akhir perawatan aktif. Keuntungan dari eksisi sebelum
perawatan ortodonti adalah kemudahan akses pembedahan. Jika operasi dilakukan sebelum
prosedur perawatan ortodonti, jaringan parut dapat menghalangi penutupan diastema, tetapi
keuntungan eksisi yang dicatat setelah pergerakan gigi ortodonti adalah pembentukan jaringan
parut, yang membantu menjaga penutupan diastema. Spilka dan Mathews menyatakan bahwa
terlepas dari keberhasilan dan hasil yang sangat baik, dokter gigi spesialis ortodontis memiliki
masalah dalam memperbaiki kelainan gigi, satu area tertentu, yang cenderung relaps, yaitu
diastema antara gigi insisivus. Koreksi bedah diastema telah berhasil dilakukan dengan
perawatan ortodonti lepasan pada pasien dengan pengecualian koreksi yang cepat. Oleh karena
itu, dalam kasus ini, keuntungan dari intervensi tepat waktu mengarah pada perawatan yang lebih
murah dan membutuhkan kepatuhan pasien yang minimal. Maloklusi awal yang mulai
berkembang harus dicegah dengan tujuan mengembalikan oklusi normal. Waktu dan tingkat
intersepsi adalah masalah utama yang harus ditangani dengan benar, yang dapat menghasilkan
hasil positif seperti yang terlihat dalam kasus ini.

6
Daftar Pustaka

1. Keene HJ. Distribution of diastemas in the dentition of man. Am J Phys Anthropol


1963;21:437-41.
2. Taylor JE. Clinical observations relating to the normal and abnormal frenum labii superians.
Am J Orthod 1939;25:646-60.
3. Oesterle LJ, Shellhart WC. Maxillary midline diastemas: A look at the causes. J Am Dent
Assoc 1999;130:85-94.
4. Kaimenyi JT. Occurrence of midline diastema and frenum attachments amongst school
children in Nairobi, Kenya. Indian J Dent Res 1998;9:67-71.
5. Angle EH. Treatment of Malocclusion of the Teeth. 7 th ed. Philadelphia: S.S. White Dental
Manufacturing Co.; 1907. p. 103-4.
6. McCoy JD. Applied Orthodontia. 2nd ed. Philadelphia: Lea and Febiger; 1946. p. 72, 96-7.
7. Stones HH. Oral and Dental diseases. 2 nd ed. Edinburgh: E and S Livingstone Ltd.; 1951. p.
19-21, 211.
8. Sicher H. Oral Anatomy. 2nd ed. St. Louis: The C.V. Mosby Co.; 1952. p. 185, 272-3.
9. Graber TM. Orthodontic principles and practice. 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders Co.;
1972. p. 189-202. Available from: http://www.abebooks.co.uk/9780721641829/
Orthodontics-Principles-PracticeGraber-0721641822/plp[Last accessed Jul 2012].
10. Gleghorn T. Direct composite technique for a smile makeover. Dent Today 1997;16:40, 42,
44.
11. Munshi A, Munshi AK. Midline space closure in the mixed dentition: A case report. J Indian
Soc Pedod Prev Dent 2001;19:57-60.
12. Nakamura T, Nakamura T, Ohyama T, Wakabayashi K. Ceramic restorations of anterior
teeth without proximal reduction: A case report. Quintessence Int 2003;34:752-5.
13. Campbell PM, Moore JW, Matthews JL. Orthodontically corrected midline diastemas. A
histologic study and surgical procedure. Am J Orthod 1975;67:139-58.
14. Huang WJ, Creath CJ. The midline diastema: A review of its etiology and treatment. Pediatr
Dent 1995;17:171-9.
15. Follin ME. Orthodontic movement of maxillary incisor into the midline. A case report. Swed
Dent J 1985;9:9-13.
16. Springate SD, Sandler PJ. Micro-magnetic retainers: An attractive solution to fixed
retention. Br J Orthod 1991;18:139-41.
17. Putter H, Huberman A, Scherer W. Diastema closure: A case report. J Esthet Dent 1992;4
Suppl:9-11.
18. Attia Y. Midline diastemas: Closure and stability. Angle Orthod 1993;63:209-12.
19. Kinderknecht KE, Kupp LI. Aesthetic solution for large maxillary anterior diastema and
frenum attachment. Pract Periodontics Aesthet Dent 1996;8:95-102.
20. Spilka CJ, Mathews PH. Surgical closure of diastema of central incisors. Am J Orthod
1979;76:443-7.

Anda mungkin juga menyukai