Anda di halaman 1dari 38

Keperawatan Dasar

Disusun

OLEH :
KELOMPOK I

1. HERLINA ISHAK BAGU

2. SUNARYAN GANI

3. LAILA NUR RAMADHANI KALUKU

4. RISKA HAMKA GENTI

5. ABDUL RAHMAT R. YALINI

JURUSAN KEPERAWATAN NERS B


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT


Karena atas karunianya berupa ilmu pengetahuan dan kemampuan yang
diberikan-Nya, kami mampu menyelesaikan makalah keperawatan dasar ini
dengan baik. Kami sadari banyak kekurangan dari makalah kami, sehingganya
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Makalah keperawatan dasar
ini merupakan hasil diskusi kelompok kami, dimana hasil diskusi ini berupa
pembahasan tentang konsep nutrisi.
Harapan besar makalah ini dapat menjadi acuan atau referensi pembaca
dalam menambah ilmu pengetahuan perihal keperawatan dasar.Ucapan terima
kasih kepada dosen pengajar yang selalu membimbing kami dalam mata kuliah
ini, juga kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam selesainya makalah ini.
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Nutrisi atau gizi adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan,
terutama manusia. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Seorang perawat akan selalu berhubungan dengan klien/pasien baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Tugas perawat mencakup bagaimana
meningkatkan status kesehatan pada semua klien/pasien yang sehat agar dapat
mencapai status kesehatan yang optimal, sedangkan bagi klien/pasien yang
sakit, perawat membantu pasien mencapai kesembuhannya. Aspek yang
paling penting untuk dapat meningkatkan kesehatan manusia serta
penyembuhan penyakit adalah dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Jadi,
untuk dapat membantu klien/pasien memenuhi kebutuhan nutrisinya, kita
perlu mengetahui konsep pemenuhan nutrisi manusia.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pembelajaran dan
sumber referensi pembaca terutama mahasiswa keperawatan dalam
memahami konsep nutrisi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
sebagai salah satu indikator berhasil tidaknya asuhan keperawatan
yang diberikan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah keperawatan dasar sebagai salah satu indikator kelulusan
mata kuliah ini.
1.3. Rumusan Masalah
a. Konsep nutrisi
b. Nutrisi esensial
c. Metabolisme
d. Faktor yg mempengaruhi pola diet
e. Kebutuhan nutrisi dan menghitung kebutuhan nutrisi
f. Gangguan pemenuhan nutrisi
g. Penilaian status nutrisi
BAB II
Pembahasan

2.1 Konsep Dasar Nutrisi


2.1 Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), Nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa
tumbuhkembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan
tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya
dapat terhambat (Hidayat, 2006).
Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan
fungsi fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan
jaringansel-sel tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
2.2 Nutrisi Esensial
Nutrisi esensial merupakan nutrisi yang tidak dapat diproduksi oleh
tubuh, sehingga harus dipenuhi oleh sumber makanan seperti
karbohidrat, protein, lemak, berbagai vitamin dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula
yang tersusun dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen
(O). Di dalam tubuh karbohidrat akan dibakar untuk menghasilkan
tenaga atau panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan
empat kalori. Menrurt besarnya molekul karbohidrat dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan
polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang panjang serta bercabang-cabang. Kerbohidrat
merupakan bahan makanan penting dan merupakan sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada mahluk
hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pectin, serta
lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti
layaknya mesin mobil menggunakan bensin sebagai bahan
bakar.glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam
aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel
tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi
tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh. Hidrat arang atau
karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula yang
tersusun dari unsur karbon (C). Hidrogen (H), dan oksigen (O). Di
dalam tubuh hidrat arang akan dibakar untuk menghasilkan tenaga
atau panas. Satu gram hidrat arang akan menghasilkan empat
kalori. Menurut besarnya molekul hidrat arang dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu : monosakarida, disakarida, dan polisakarida
(Rizqie Aulia, 2001: 6).
Menurut Sunita Almatsier (2009: 42) fungsi dari karbohidrat
antara lain:
1) Sebagai sumber energi, satu gram karbohidrat menghasilkan 4
kalori.
2) Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya pada
monosakarida pada disakarida.
3) Penghemat protein, jika karbohidrat makanan tidak tercukupi
maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun.
4) Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat akan mencegah
terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,
aseton, dan asam beta-hidro-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa
berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidak
seimbangan natrium dan dehidrasi, serta PH cairan tubuh
menurun.
5) Membantu pengeluaran faeses dengan cara mengatur peristaltic
usus dan memberi bentuk pada faeses.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 9) dalam tubuh manusia
karbohidrat bermanfaat untuk berbagai keperluan, antara lain :
1) Sumber energi utama yang diperlukan untuk gerak: 1 gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
2) Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat
dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
3) Memberi rasa kenyang: karbohidrat mempunyai volume yang
besar dengan adanya selulosa sehingga memberikan rasa
kenyang.
Bahan makanan sumber karbohidrat berasal dari makanan
pokok seperti biji bijian (beras, jagung, sagu) dan umbi-umbian
(kentang, singkong, ubi jalar dan kacang-kacangan). Sebagai
makanan pokok, karbohidrat nmengandung zat pati dan gula yang
mampu menghasilkan energi untuk berbagai aktivitas, setiap
pembakaran satu gram karbohidrat mampu menghasilkan empat
kalori.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa karbohidrat
adalah zat tepung yang merupakan makanan pokok yang
menghasilkan tenaga dengan satuan kalori. Satu gram karbohidrat
dapat menghasilkan empat kalori. Sumber tenaga ini dibutuhkan
untuk bekerja, bernafas dan lain-lain. Karbohidrat terutama
terdapat pada tumbuh-tumbuhan, seperti beras, jagung, kentang,
gandum dan ubi- ubian. (kentang, singkong, ubi jalar dan kacang-
kacangan). Sebagai makanan pokok, karbohidrat nmengandung
zat pati dan gula yang mampu menghasilkan energi untuk
berbagai aktivitas, setiap pembakaran satu gram karbohidrat
mampu menghasilkan empat kalori.
b. Protein
Diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan semua jaringan
di dalam tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan
kuku. Protein pembentukan hormon untuk pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang aus, perkembangan seks dan
metabolisme. Disamping itu, protein berguna untuk melindungi
supaya keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan
terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam
tubuh. Selain fungsi tersebut, menurut Joko Pekik (2006: 15)
protein juga berfungsi sebagai:
a) Membangun sel tubuh
b) Mengganti sel tubuh
c) Membuat air susu, enzim dan hormon
d) Membuat protein darah
e) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
f) Pemberi kalori
Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen,oksigen, dan
nitrogen, selain itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur
tersebut diperoleh melalui tumbuh-tumbuhan (protein, nabati)
seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta
hasil olahannya (tempe dan tahu), dan melalui hewan (protein
hewani), seperti daging, susu, telur, ikan. Apabila tubuh
kekurangan protein, maka serangan penyakit busung lapar akan
selalu terjadi. Busung lapar adalah tingkat terakhir dari
kelaparan, terutama akibat kekurangan protein dalam waktu lama
(Sjahmen Moehji: 17).
c. Lemak
Molekul lemak terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) seperti halnya karbohidrat. Fungsi utama lemak adalah
memberikan tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak dapat dibakar
untuk menghasilkan sembilan kalori yang diperlukan tubuh.
Disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga
merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A,
D, E, dan K. Bahan-bahan makanan yang mengandung lemak
banyak akan memberi rasa kenyang yang lama, selain itu lemak
memberi rasa gurih pada makanan. Menurut sumbernya lemak
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak
hewani.
Menurut Sunita almatsier (2009: 52) klasifikasi lipida menurut
fungsi biologisnya di dalam tubuh yaitu: ( 1) Lemak simpanan yang
terutama terdiri atas trigliserida yang disimpan di dalam depot-
depot di dalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak
merupakan simpanan sumber zat gizi esensial. Komposisi asam
lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada susunan
lemak. (2) Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida
dan kolestrol. Di dalam jaringan lunak lemak struktural ini, sesudah
protein merupakan ikatan struktural paling penting di dalam tubuh.
Di dalam otak lemak-lemak struktural terdapat dalam konsentrasi
tinggi. Fungsi lemak menurut Sunita Almatsier (2009: 60) antara
lain:
1) Lemak merupakan sumber energi paling padat yang
menghasilkan 9 kalori untuk setiap gram, yaitu 2,5 kali besar
energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam
jumlah yang sama.
2) Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam linoleat,
dan linolinat.
3) Alat angkut vitamin larut lemak yaitu membantu transportasi
dan absorpsi vitamin larut lemak A, D, E, dan K.
4) Menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein,
sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan, lemak memperlambat
sekresi asam lambung, dan memperlambat pengosongan
lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama.
Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan
memberi kelezatan khusus pada makanan.
6) Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
7) Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak dibawah kulit
mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas secara
cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam
memelihara suhu tubuh.
8) Pelindung organ tubuh, lapisan lemak yang menyelubungi
organ tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal membantu
menahan organ tersebut tetap di tempatnya dan melindungi
terhadap benturan dan bahaya lain.
Konsumsi lemak sebanyak 15-30 % kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan
akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin
larut lemak. Di antara lemak yang dikonsumsi sehari-hari dianjurkan
paling banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak
jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak jenuh ganda. Konsumsi kolestrol
yang dianjurkan adalah <300 mg sehari. Menurut Djoko Pekik
Irianto (2006: 12) dalam tubuh lemak bermanfaat untuk:
1) Sebagai sumber energi, 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
2) Melarutkam vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.
3) Memperlama rasa kenyang.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa lemak adalah
merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan O.
Banyak terdapat dalam lauk pauk (daging berlemak) dan minyak
(minyak goreng). Satu gram lemak mengandung sembilan kalori
dalam tubuh.
d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya
dalam reaksi metabolisme. Menurut Sunita Almatsier (2009: 151)
vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin
termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena
penyimpanan dan pengolahan. Fungsi utama vitamin adalah
mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin
larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut
dalam air yaitu vitamin B dan C.
Menurut Sunita almatsier (2009: 152) beberapa sifat-sifat umum
vitamin larut dalam lemak dan vitamin dalam air, sebagai berikut:

Tabel 1. Sifat-sifat umum vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut
dalam air.
VITAMIN LARUT LEMAK VITAMIN LARUT AIR
Larut dalam lemak dan pelarut Larut dalam air
lemak
Kelebihan konsumsi dari yang Simpanan sebagai kelebihan
dibutuhkan disimpan dalam tubuh kebutuhan sangat sedikit
Dikeluarkan dalam jumlah kecil Dikeluarkan melalui urine
melalui empedu
Gejala defisiensi berkembang Gejala defisiensi sering terjadi
Lambat dengan cepat
Tidak selalu perlu ada dalam Harus selalu ada dalam makanan sehari-hari
makanan sehari-hari
Mempunyai prekursor atau Umumnya tidak mempunyai
Provitamin prekursor
Hanya mengandung unsur-unsur Selain C, H, dan O mengandung
C, H, dan O N, kadang-kadang S dan Co
Diabsorpsi melalui sistem limfe Diabsorpsi melalui vena porta
Hanya dibutuhkan oleh Dibutuhkan oleh organisme
organisme kompleks sederhana dan kompleks
Beberapa jenis sifat toksik pada Bersifat toksik hanya pada dosis
jumlah relatif rendah (6-10 x tinggi/megadosis (>10 x KGA)
KGA)
Menurut Djoko Pekik (2006: 16) vitamin digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1) Vitamin larut dalam air
Vitamin yang termasuk kelompok larut dalam air adalah vitamin
B dan vitamin C, jenis vitamin ini tidak dapat disimpan dalam
tubuh, kelebihan vitamin ini akan dibuang lewat urine, sehingga
definisi vitamin B dan vitamin C lebih mudah terjadi.
2) Vitamin larut dalam lemak
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A,
D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh
dengan jumlah cukup besar, terutama dalam hati.
 Sedangkan menurut Rizqie Auliana (2001: 20) vitamin dapat
diklasifikasikan ke dalam dua golongan besar, yaitu:
a) Vitamin larut lemak

Kelompok vitamin larut lemak adalah A, D, E, K. Kelompok


vitamin ini bersifat larut lemak dan minyak, tetapi tidak larut air.
Vitamin larut lemak biasanya dapat tersimpan efektif dalam sel-
sel tubuh.
b) Vitamin larut air
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin B
dan
C. Vitamin ini bersifat larut air, tetapi tidak larut lemak. Vitamin
larut air yang di dalam tubuh biasanya relatif sedikit. Jika terlalu
banyak akan dikeluarkan melalui air seni. Dengan demikian
selalu dibutuhkan jumlah vitamin larut air yang cukup. Artinya
kebutuhan untuk setiap harinya harus dicukupi hari itu pula.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa vitamin
adalah merupakan suatu senyawa organik kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Namun, bila kebutuhan
vitamin di dalam tubuh tidak terpenuhi akan mengakibatkan
terganggunya proses dalam tubuh sehingga tubuh mudah sakit.
Kekurangan vitamin di dalam tubuh disebut avitaminosis.
e. Mineral
Menurut Risqie Auliana (2001: 29) mineral merupakan senyawa
organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Unsur-unsur
mineral adalah karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen
(N), selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu
kalsium (Ca), Klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P),
kalium (K), natrium (Na), sulfur (S). Tubuh manusia tidak dapat
mensintesa mineral, sehingga harus memperoleh dari makanan.
Mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Mineral merupakan
zat penting untuk kesehatan tubuh, karena semua jaringan dan air di
dalam tubuh mengandung mineral. Demikian mineral merupakan
komponen penting dari tulang, gigi, otot, jaringan, darah dan saraf.
Mineral penting dalam pemeliharaan dan pengendaliaan semua
proses faal di dalam tubuh, mengeraskan tulang, membantu
kesehatan jantung, otak dan saraf. Mineral juga membantu
keseimbangan air dan keadaan darah agar jangan terlalu asam atau
terlalu basa selain itu mineral juga membantu dalam pembuatan anti
bodi, yaitu sel-sel yang berfungsi membunuh kuman.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mineral adalah
merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh. Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat
pelindung. Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya
Fe (zat besi) terdapat dalam bayam, kangkung, dan katuk, telur dan
sayuran hijau lainnya.
2.3 Metabolisme
Salah satu fungsi terpenting dari traktus gastrointestinal adalah mencerna
nutrien berupa karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air yang digunakan
makhluk hidup untuk memproduksi energi, penyusunan protein kompleks
dan lemak, serta maintenans elektrolit dan total cadangan cairan tubuh.
Produksi energi melibatkan oksidasi nutrien (karbohidrat, lemak, dan
protein) yang menghasilkan ikatan fosfat berenergi tinggi dimana energi
disimpan untuk proses kehidupan, serta karbondioksida dan air dihasilkan
sebagai produk sampingan. Molekul yang tersebar di seluruh tubuh ini
adalah tempat penyimpanan energi bagi tubuh, menyediakan energi yang
diperlukan untuk semua proses fisiologis dan reaksi kimiawi.
Ikatan fosfat berenergi tinggi yang paling penting adalah adenosin trifosfat
(ATP) Molekul yang tersebar di seluruh tubuh ini adalah tempat
penyimpanan energi bagi tubuh, menyediakan energi yang diperlukan untuk
semua proses fisiologis dan reaksi kimiawi. Kemungkinan, proses
intraseluler yang paling penting yang memerlukan energi dari hidrolisis
ATP adalah pembentukan ikatan peptida antar asam amino selama sintesis
protein. Selain itu, kontraksi otot skeletal juga tidak dapat terjadi tanpa
adanya energi yang berasal dari hidrolisis ATP. Metabolisme nutrien
diperlukan untuk pembentukan ATP yang ketika dihidrolisis akan
menghasilkan energi untuk transpor ion pada semua membran sel. Transpor
aktif diperlukan untuk mempertahankan distribusi ion yang diperlukan
untuk beberapa proses seluler, antara lain untuk propagasi impuls saraf.
Pada tubulus ginjal, 80% dari ATP digunakan untuk transpor ion membran.
Sebagai tambahan dari fungsinya sebagai transfer energi, ATP juga
merupakan prekursor dari siklik adenosin monofosfat (cAMP), sebuah
molekul sinyal yang penting. Pada orang dewasa, total kebutuhan energi
rata-rata 39 kkal/kg pada pria dan 34 kkal/kg pada wanita. Sekitar 20
kkal/kg digunakan sebagai metabolisme basal yang diperlukan untuk
mempertahankan integritas membran sel dan tugas lain yang memerlukan
energi untuk membuat kita tetap hidup. Pada keadaan istirahat, pengeluaran
kalori basal kira-kira sekitar 1,1 kkal per menit, yang memerlukan sekitar
200 sampai 250 mL oksigen per menit pada seorang pria dengan berat
badan 70 kg untuk oksidasi nutrien. Semakin meningkatnya tingkat aktivitas
diatas keadaan basal, kebutuhan kalori (dan oksigen) semakin meningkat
sebanding dengan pengeluaran energi yang dibutuhkan.
a. METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat meliputi sekelompok senyawa organikyang mencakup gula
dan pati, serta selain karbon, karbohidrat mengandung hidrogen dan
oksigen dalam rasio yang sama dengan air (2:1). Tiga disakarida sangat
penting bagi manusia adalah sukrosa: glukosa dan fruktosa; laktosa:
glukosa dan galaktosa; dan maltosa: glukosa dan glukosa. Pati, yang
terdapat di biji-bijian seperti gandum, nasi, dan barley dan tumbuhan
lain, seperti kentang dan jagung, terdiri dari banyak unit glukosa yang
terikat oleh ikatan glikosidik. Gula adalah sumber energi yang penting
bagi tubuh dan satu-satunya sumber energi bagi otak.
Hati adalah tempat metabolisme karbohidrat dimana regulasi,
penyimpanan, dan produksi glukosa berlangsung. Hati merupakan satu-
satunya organ yang mengandung glukosa kinase, enzim yang memiliki
laju reaksi tinggi (Km), mampu memfosforilasi glukosa, tapi hanya
ketika konsentrasinya tinggi. Konsentrasi yang cukup segera muncul
setelah makan ketika konsentrasi glukosa di vena porta meningkat.
Setidaknya 99% dari semua energi yang berasal dari karbohidrat
digunakan oleh mitokondria untuk membentuk ATP di dalam sel.
Produk akhir dari pencernaan karbohidrat pada traktus gastrointestinal
adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Setelah diabsorpsi ke sirkulasi,
fruktosa dan galaktosa segera diubah menjadi glukosa. Sehingga,
glukosa adalah molekul utama yang digunakan untuk memproduksi
ATP. Glukosa ini harus ditranspor melewati membran sel ke dalam
sitoplasma sel sebelum dapat digunakan oleh sel.
b. METABOLISME LEMAK
Lemak adalah molekul organik hidrofobik yang mencakup wax, sterol,
vitamin larut lemak, trigliserida, fosfolipid, dan senyawa lainnya.
Lemak mengandung energi potensial yang tinggi, tapi juga penting
sebagai komponen struktural dari membran sel, dalam jalur sinyal, dan
sebagai prekursor pada beberapa sitokin. Asam lemak dan derivatnya
dan juga molekul yang mengandung sterol seperti kolesterol juga
dianggap sebagai lemak. Walaupun ada jalur biosintesis untuk
mensintesis dan mendegradasi lemak, beberapa asam lemak penting
bagi tubuh dan harus dikonsumsi dari makanan. Asam lemak adalah
asam karboksilat yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang yang
berakhir pada grup karboksil. Sebuah gliserol yang mengikat pada tiga
molekul asam lemak yang terikat dikenal sebagai trigliserida. Sebuah
molekul trigliserida dimana satu asam lemak diganti oleh ion fosfat
dikenal sebagai fosfolipid. Fosfolipid adalah balok bangunan dari
membran sel membentuk myelin, dan karena struktur dan fungsinya
yang unik, digunakan dalam aplikasi ilmiah lainnya. Trigliserida,
setelah diabsorpsi dari traktus gastrointestinal, ditranspor dalam limfe
dan lalu melalui duktus thorakikus, masuk ke dalam sirkulasi dalam
bentuk droplet yang disebut kilomikron. Kilomikron dengan cepat
dikeluarkan dari sirkulasi dan disimpan saat melewati kapiler jaringan
adiposa dan otot skeletal. Trigliserida digunakan dalam tubuh terutama
untuk menyediakan energi untuk proses metabolisme yang sama
dengan karbohidrat
c. Metabolisme Protein
Sekitar 75% dari unsur padat dalam tubuh adalah protein. Semua
protein terdiri dari 20 asam amino yang sama, dan beberapa diantaranya
harus dikonsumsi dalam makanan karena mereka tidak dapat dibentuk
secara endogen (asam amino esensial). Protein diet harus dicerna
menjadi asam amino dan di-dan tripeptida sebelum dapat diabsorpsi.
Proses dimulai dilambung ketika pepsinogen diubah menjadi pepsin
pada pH asam. Proses berlanjut di usus halus dimana pankreas
mensekresi tripsin, kemotripsin dan karboksipeptida. Protease gaster
dan pankreas ini menghirolisis protein menjadi peptida rantai sedang
dan kecil. Peptidase di batas usus halus menghidrolisis peptida rantai
sedang dan kecil ini menjadi asam amino dan di-dan tripeptida bebas.
Produk akhir pencernaan ini, terbentuk pada permukaan enterosit, siap
diabsorpsi oleh transporter asam amino natrium-dependen. Asam amino
nonesensial dapat disintesis dari asam α-keto yang sesuai. Contoh,
piruvat yang terbentuk dari pemecahan glikolisis dari glukosa adalah
asam keto prekursor alanin. Protein terbentuk dari asam amino yang
terhubung satu sama lain oleh ikatan amida, sebuah ikatan kimiawi
kovalen antara grup karboksil dari satu asam amino dengan grup amino
dari asam amino lainnya. Asam amino adalah asam yang cukup kuat
dan ada dalam darah terutama dalam bentuk terionisasi. Setelah makan,
konsentrasi asam amino dalam darah meningkat hanya beberapa
miligram, menunjukkan pengambilan jaringan yang sangat cepat,
terutama oleh hati. Masuknya asam amino ke dalam sel memerlukan
mekanisme transpor aktif karena zat ini terlalu besar untuk lewat secara
difusi atau melalui kanal di membran sel. Pada tubulus ginjal
proksimal, asam amino yang masuk ke filtrat glomerular ditranspor
aktif kembali ke dalam darah. Mekanisme transpor ini memiliki nilai
maksimal dimana asam amino muncul di urin. Namun, pada orang
normal, kehilangan asam amino melalui urin setiap hari tidak ada
artinya. Kegagalan mentranspor asam amino ke dalam darah
mengindikasikan penyakit ginjal.
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi diet
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang, antara
lain faktor budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal
preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.
 Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi.
Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang
diinginkannya. Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan
Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang
India merupakan makanan pokok, selain makana-makanan lain yang
mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat
sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian
Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
 Agama/Kepercayaan
Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang
dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks
mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan
daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang
pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.
 Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi
oleh status sosial dan ekonomi, salah sataunya pekerjaan. Pekerjaan
disini memang tidak secara langsung mempengaruhi status gizi, tetapi
pekerjaan ini dihubungkan dengan pendapatan dalam keluarga yang pada
akhirnya akan mempengaruhi perubahan gaya hidup, dalam hal ini
terutama perubahan pada komsumsi yang menentukan status gizi anak.
Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau orang miskin di
desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran
yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi
makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh
terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh
beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang
lain lebih menyukai hamburger dan pizza.
 Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan
gizi yang diperoleh, tetapi perlu diikuti oleh kemauan untuk menerapkan
pengetahuan yang diperolehnya dalam rangka peningkatan status gizi.
Sehingga pola makan dan status gizi disini ditentukan juga oleh
kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi ke dalam
pemilihan pangan dan pengembangan cara pemanfaatan pangan yang
sesuai.
 Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan
makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah
tidak suka makan kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak
suka makanan kerang, begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka
dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya
terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek
dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering
dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya,
akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak
bibinya.

 Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang


Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan
karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu
makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan
seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan
puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat
pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa
kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.
 Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.
Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih
makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan,
memilih menahan lapar dari pada makan
2.5 Kebutuhan Gizi
a. Kebutuhan gizi Ibu Hamil
Dalam setiap harinya, ibu hamil dianjurkan untuk menambah zat gizi
dibanding kondisi normal. Energi tambahan bagi ibu hamil (bumil)
pada trimester (TM) II dibutuhkan untuk; pemekaran jaringan ibu yaitu
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara serta
penumpukan lemak. Sepanjang trimester III, energi tambahan
dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan placenta. Gizi berpengaruh
terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh ibu hamil, baik sebelum
maupun ketika sedang hamil. Sedangkan bagi bayi; status gizi janin
yang dilahirkan dari ibu dengan malnutrisi sebelum hamil atau selama
minggu pertama kehamilan cenderung akan melahirkan bayi yang
menderita kerusakan otak dan sumsum tulang karena sistem syaraf
pusat sangat peka pada 2-5 minggu pertama kehamilan.
b. Kebutuhan gizi ibu menyusui
Produksi hormon Estrogen dan Progesteron pada saat remaja
menyebabkan kelenjar susu dan salurannya terbentuk, sehingga
payudara wanita membesar. Ketika ibu mengalami kehamilan, maka ibu
memproduksi hormon prolaktin dan placenta memproduksi hormon
laktogen, sementara itu produksi estrogen dan progesteron juga
bertambah. Apa yang Ibu makan selama menyusui akan mempengaruhi
kandungan zat gizi dari ASI (Air Susu Ibu) Makanan Ibu bisa
mempengaruhi gizi pada bayi lewat pemberian ASI . Kebutuhan Nutrisi
ibu menyusui meliputi Kebutuhan Energi , untuk memproduksi air susu
ibu baru (ASI), ibu menyusui perlu tambahan energi yang bersumber
dari 1) makanan sebesar 330 kkal pada enam bulan pertama dan 400
Kkal pada enam bulan kedua. 2) 100-150 Kkal dari lemak cadangan
tubuh ibu sendiri. Karena lemak tubuh dipakai maka BB ibu post
partum turun 0,5 sampai dengan 1 kg/ bulan . Kebutuhan Protein :
Tambahan protein enam bulan pertama dan kedua sebesar 25 g/ hari.
Asupan lemak adalah 25-30 % asupan energi , Asupan Karbohidrat
kira-kira 160-200 g/hari. Kebutuhan vitamin ibu menyusui lebih besar
dibandingkan ibu hamil kecuali vitamin D dan K. Ibu menyusui yang
kekurangan vitamin menyebabkan vitamin ASI juga berkurang.
Kebutuhan mineral ibu menyusui lebih besar dibandingkan dengan ibu
hamil kecuali : Ca, P, Mg, F dan Mo. Selama belum mengalami
menstruasi pasca melahirkan kebutuhan Fe ibu lebih sedikit dari ibu
yang tidak hamil. Kebutuhan air pada ibu menyusui bertambah
sebanyak produksi ASI ( jadi sebaiknya ibu minum 1 gelas per kali
menyusui). Sebaiknya ibu menyusui tidak minum kopi karena kopi bisa
masuk melalui ASI yang menyebabkan bayi susah tidur. Hal-hal yang
harus dihindari ibu menyusui antara lain : merokok; minum kopi; obat-
obatan; radiasi. Perhitungan kebutuhan energi ibu menyusui
menggunakan Metode Harrist Benedict, hasil yang didapatkan ditambah
500 kkal untuk 6 bulan pertama dan ditambah 550 kkal untuk 6 bulan
kedua. Kebutuhan protein :1 gr/kg BB/ hari, ditambah 17 gram.
Kebutuhan lemak : 25-30% dari total kebutuhan energi. Kebutuhan
vitamin ibu menyusui lebih besar dibandingkan ibu hamil kecuali vit. D
dan K. Ibu menyusui yang kekurangan vitamin menyebabkan vitamin
ASI juga berkurang. Kebutuhan mineral ibu menyusui lebih besar
dibandingkan dengan ibu hamil kecuali : Ca, P, Mg, Fe dan Mo. Selama
belum mengalami menstruasi pasca melahirkan kebutuhan Fe ibu lebih
sedikit dari ibu yang tidak hamil. Kebutuhan air pada ibu menyusui
bertambah sebanyak produksi ASI ( minum 1 gelas setiap kali
menyusui).
c. Kebutuhan Gizi Bayi dan Anak
Bayi dan anak adalah generasi penerus bangsa artinya nasib bangsa
Indonesia nanti akan ditentukan oleh anak-anak yang dilahirkan saat ini.
Bayi akan tumbuh menjadi anak, remaja dan manusia dewasa.
Kesehatan dan pertumbuhan fisik yang optimal hanya dapat dicapai
dengan dukungan kecukupan gizi selama bayi dan anak-anak. Bayi
memerlukan zat gizi pada makanan dengan kebutuhan yang berbeda-
beda sesuai dengan umurnya. Misalnya, pada bayi yang berumur
kurang dari 4 bulan, kebutuhannya akan zat-zat gizi berbeda dengan
bayi yang berumur di atas 4 bulan. Tabel di bawah ini menggambarkan
keperluan akan energi dan protein bagi bayi menurut golongan
umurnya.
d. Kebutuhan Gizi Bayi
Pemberian makanan tambahan sebagai makanan pendamping ASI harus
disesuaikan dengan umur bayi karena itu alternatif pemenuhan gizi bayi
pun disesuaikan dengan umur bayi.
1. Gizi Bayi Usia 0 – 6 bulan. Dalam usia bayi 0-6 bulan, makanan
yang paling tepat untuk bayi adalah air susu ibu atau ASI, karena
memang komposisi zat gizi yang ada pada ASI paling tepat untuk
bayi pada usia ini. ASI eklusif menurut World Health Organization
(WHO), (2016) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan
lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan
tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan
bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum
mampu mencerna makanan selain ASI. Anjuran pemberian ASI
eksklusif 6 bulan ini dikeluarkan juga oleh The American Dietetic
2. Gizi Bayi Usia 9 – 12 Bulan, Bayi usia 9 bulan merupakan usia
peralihan kedua dalam pengaturan makanan bayi. Makanan bayi
yang tadinya bertumpu pada ASI sebagai pemberi zat gizi utama,
setelah usia 9 bulan akan beralih ke makanan sapihan sebagai
pemberi zat gizi utama, sedangkan ASI hanya berperan sebagai
pelengkap. Pada usia 9 bulan kebutuhan kalori bayi adalah 350 kal
(dari 500 ml ASI). Sehingga diperlukan tambahan makanan sebesar
450-500 kalori per hari. Masalah dalam menyusun makanan
tambahan untuk bayi usia ini adalah bagaimana menyusun
makanan tersebut sehingga memenuhi kebutuhan bayi akan zat
gizi, dengan mutu yang mendekati mutu gizi ASI. Apabila di
daerah itu sukar diperoleh bahan makanan sumber protein hewani,
baik karena terbatasnya jenis makanan yang ada ataupun karena
harganya yang tidak terjangkau, jalan keluar yang paling
dianjurkan adalah menggabungkan makanan pokok (beras, jagung,
umbi-umbian, atau sagu) dengan kacang-kacangan atau hasil
olahannya (tempe, tahu) dan bila mungkin dilengkapi dengan
bahan makanan sumber protein hewani. Makanan terdiri dari
campuran : bahan makanan pokok sumber kalori, bahan makanan
sumber protein nabati yaitu kacang-kacangan atau hasil olahannya
(tahu, tempe) dan bahan makanan sumber protein hewani sebagai
penambah, serta sayuran hijau sebagai sumber mineral dan vitamin.
Dalam memilih jenis bahan makanan yang akan digunakan perlu
memperhatikan hal-hal berikut.
3. Bahan Makanan Pokok Sumber Kalori. Sebagai sumber kalori
umumnya digunakan bahan makanan pokok yang sehari-hari
digunakan di daerah tersebut (contoh : beras, gandum, sagu,
singkong ). Tetapi jika masih dimungkinkan untuk memilih
makanan, pilihlah bahan makanan pokok yang mutu gizinya cukup
baik, terutama dilihat dari mutu gizinya cukup baik, terutama
dilihat dari kadar proteinnya, yakni beras. Beras merupakan pilihan
utama karena kadar kalori proteinnya cukup tinggi. Selain itu asam
amino pada beras lebih mudah diserap dibandingkan serelia
lainnya. Daftar berikut ini memperlihatkan perbandingan mutu
protein dari berbagai jenis makanan pokok
4. Bahan Makanan Sumber Protein Nabati. Dari berbagai jenis bahan
makanan nabati yang paling memenuhi syarat, bukan saja karena
kadar proteinnya akan tetapi mutu proteinnya cukup baik, adalah
bahan makanan jenis kacang-kacangan (leguminosa). Untuk itu
dapat dipilih dari jenis kacang hijau, kacang tolo, kacang merah
atau kacang kedelai. Dapat juga digunakan hasil olahan dari
berbagai jenis kacang-kacangan tersebut seperti tempe dan tahu.
5. Bahan Makanan Sumber Protein Hewani. Tubuh mempunyai daya
serap terhadap protein nabati yang terbatas sehingga menyebabkan
terhalangnya pembentukan protein tubuh. Berbagai jenis bahan
makanan sumber protein hewani seperti ikan, telur, daging, susu
atau dari jenis lainnya dapat digunakan untuk makanan bayi dan
anak.
6. Bahan Makanan Sumber Vitamin dan Mineral. Selain kalori dan
protein, untuk pertumbuhan diperlukan juga berbagai jenis vitamin
dan mineral. Berbagai jenis sayuran daun yang berwarna hijau tua
merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik untuk
bayi. Dalam membuat makanan sapihan, bukan saja macam
campuran bahan makanan yang perlu diperhatikan, tetapi jumlah
masing-masing bahan makanan juga harus proporsional.
e. Kebutuhan gizi pada anak
Gizi merupakan faktor penting dalam pola tumbuh kembang balita.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
yang bisa diukur dan berdampak pada aspek fisik. Sedangkan
perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Adapun bahan makanan yang harus dihindari pada usia 1-5 tahun yaitu
makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet
sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan
keluarga terutama untuk balita. Penggunaan garam. bila memang
diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikitdan pilih garam
beryodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam
kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya dan zat lain serta
tanggal penggunaan. Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin
kebersihan dan kandungan gizinya. Ibu bisa membuat sendiri ‘jajanan’
untuk balita hingga ia tidak tergiur untuk jajan.. Biasakan mengolah
telur sampai matang untuk menghindari bakteri yang dapat
mengganggu pencernaan. Jenis kacang-kacangan bisa juga menjadi
pencetus alergi, jangan berikan kacang kacangan bila si balita belum
terampil mengunyah karena bisa tersedak. Kebutuhan gizi balita
meliputi : Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-
15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat
badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal. Asupan
lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak
adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak
dan margarin.
f. Kebutuhan gizi anak sekolah
1. Pola makan anak usia Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) Anak sudah
mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah sudah bisa
memilih makanan yang disukainya. Perlu ditanamkan kebiasaan
makan dengan gizi yang baik pada usia dini dan di sekolah
diarahkan pula oleh gurunya dengan praktik mengkonsumsi
makanan yang sehat secara rutin. Program makan bersama di
sekolah sangat baik dilaksanakan karena ini merupakan modal
dasar bagi pengertian anak supaya mereka mau diarahkan pada
pola makan dengan gizi yang baik .
2. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang
disukai karena sudah kenal lingkungan. Banyak anak menyukai
makanan jajanan yang dapat mengurangi nafsu makan anak. Perlu
pengawasan supaya tidak salah memilih makanan karena pengaruh
lingkungan.
3. Pada anak usia 10-12 tahun kebutuhan sudah dibagi dalam jenis
kelaminnya: Anak laki-laki lebih banyak aktivitas fisik sehingga
memerlukan energi yang banyak dibandingkan anak perempuan.
Anak perempuan sudah mengalami masa haid sehingga lebih
banyak banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Perlu
diperhatikan pula adalah pentingnya sarapan pagi supaya
konsentrasi belajar tidak terganggu.
4. Upaya pemeliharaan gizi anak haruslah merupakan upaya
pemeliharaan gizi paripurna yang mencakup berbagai aspek yang
dimulai sejak anak masih ada dalam rahim ibunya. Terdapat 5
upaya yang merupakan satu kesatuan sebagai strategi dasar
pemeliharaan gizi anak, yaitu : a) pemeliharaan gizi pada masa
prenatal, b) ppengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir, c)
pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi melalui
imunisasi dan pemeliharaan sanitasi, d) pengaturan makanan yang
tepat dan benar, dan e) pengaturan jarak kehamilan.
g. Kebutuhan gizi pada remaja
Perubahan Fisik pada remaja dapat terlihat pada perubahan puncak dari
tinggi badan (TB). Kenaikan TB bisa sampai 8-15 cm dalam beberapa
bulan dan bersifat individual, perubahan lainnya adalah pada
pertambahan berat badan yang cepat, massa otot bertambah, diikuti
dengan kekuatannya, pematangan massa tulang, peningkatan ukuran
organ dalam, perubahan hormon seperti timbul jerawat, dan bau badan
serta perubahan suara dan perubahan komposisi gigi. Pubertaspun
terjadi pada fase ini, yaitu terjadinya perubahan bentuk tubuh ,
perkembangan sistem reproduksi, hormon sex yang akan
mempengaruhi perilaku dan emosi. Proses pubertas ini akan
berlangsung 3 sampai 7 tahun . Energi sangat diperlukan dalam jumlah
banyak untuk pertumbuhan dan aktivitas yang memasuki periode
tumbuh cepat. Kebutuhan energi pada remaja dipengaruhi oleh energi
basal, jenis kelamin, faktor aktivitas, dan adanya penyakit. Semua
kebutuhan zat gizi meningkat pada masa remaja. Jumlah zat gizi yang
dibutuhkan ini disesuaikan dengan daftar Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Protein; seimbang (1gr/kgBB/hr). Mineral Fe & Ca
kebutuhannya 800-1200 mg/hr . Kebutuhan gizi harus sehat dan
seimbang. Makanan harus cukup semua zat gizi. Masalah gizi meliputi ;
pengetahuan tentang gizi yang relatif masih kurang; aktifitas fisik yang
tinggi; Pola makan yang tidak teratur; defisiensi besi karena mulai
menstruasi pada putri; dan obesitas .
h. Kebutuhan gizi pada dewasa
Kebutuhan kalori mulai berkurang pada usia 25 tahun, tergantung pada
aktivitas fisik, jenis kelamin, dan massa tubuh. Zat besi dibutuhkan oleh
usia subur selama masa reproduksi, untuk menggantikan kehilangan zat
besi selama menstruasi, kehamilan, kelahiran dan menyusui, kalsium
juga berperan penting untuk pertulangan, mengingat kehilangan
kalsium dalam massa tulang berkurang pada masa usia lanjut.
Kebiasaan minum susu atau makan bahan makanan sumber kalsium
cukup dianjurkan pada usia dewasa. Pengaturan makanan yang baik :
makan makanan rendah lemak, makan rendah kolesterol; makan lebih
banyak serat : buah, sayur, dan kacang-kacangan; makan lebih banyak
karbohidrat kompleks : biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran;
hindari alcohol; baca label makanan, dan kurangi konsumsi gula.
Masalah gizi pada usia dewasa meliputi : Kurang Energi Protein (KKP),
Anemia pada wanita dan masalah Gizi lebih/Obesitas. Gizi lebh ini
disebabkan adanya kecenderungan masyarakat untuk memilih makanan
yang tinggi kalori dan lemak tetapi rendah serat terutama karena
meningkatnya status ekonomi , faktor gaya hidup yg kurang gerak
/aktivitas juga menyebabkan penimbunan lemak tubuh yang mengarah
pada kegemukan.
i. Kebutuhan gizi pada Lansia
kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun
sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas.
Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-
25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan
untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,
sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi
kurus.
1. Kebutuhan Karbohidrat dan Serat Makanan. Salah satu masalah
yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah buang air besar) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada
usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan
tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-
buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan
mengonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial),
karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga
tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-
bijian yang berfungsi sebagai sumber energi .
2. Kebutuhan Protein Secara umum kebutuhan protein bagi orang
dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia,
massa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan
protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang
dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya
ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan
kacang-kacangan.
3. Kebutuhan Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30%
atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak
total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)
dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi
lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam
lemak tidak jenuh yang baik.
2.6 Gangguan Pemenuhan Nutrisi
a. Malnutrisi
Malnutrisi ( Gizi Salah). Malnutrisi disini merupakan suatu keadaan
patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif ataupun
absolut satu atau lebih zat gizi. Terdapat empat bentuk malnutrisi,
terdiri dari
 Under nutrition yaitu kekurangan konsumsi pangan secara relatif
atau absolut untuk periode tertentu),
 Specific defisiency yaitu kekurangan zat gizi tertentu,
 Over nutrition yaitu kelebihan konsumsi pangan dalam periode
tertentu, dan
 Imbalance, yaitu disporporsi zat gizi misalnya masalah kolesterol
terjadi karena ketidakseimbangan fraksi lemak tubuh
b. Kekurangan energi protein (KEP)
Keadaan kurang gizi tingkat berat ini ditandai dengan anak sangat kurus
dengan penampilan tulang berbalut kulit. Hal ini disebabkan oleh
kehilangan otot dan jaringan lemak sehingga wajah anak terlihat tua,
tulang rusuk menonjol dan lipatan kulit pada pantat memperlihatkan
seolah-olah anak sedang memakai celana longgar (baggy pants). Berat
badan menurut umur dan berat badan menurut panjang/tinggi biasanya
sangat rendah. Sedangkan pada kekurangan gizi Kwashiorkor ditandai
dengan penurunan berat badan tetapi tidak jelas karena ada edema
(bengkak akibat banyaknya cairan dalam jaringan tubuh). Anak terlihat
apatis, rewel, tampak sakit, dan tidak mau makan. Wajahnya bulat
(karena edema), rambut tipis, jarang dan berubah warna, kulit kering
dan mengelupas. Walaupun kwashiorkor dan marasmus menunjukkan
gejala yang berbeda, tetapi pada masyarakat yang banyak terdapat kasus
gizi buruk, dapat terjadi gejala campuran. Sebagai contoh seorang anak
dengan keadaan sangat kurus seperti marasmus, disertai dengan gejala
perubahan pada kulit dan rambut atau edema seperti pada penderita
kwashiorkor. Bagian atas badannya kurus, tetapi bagian bawah badan
membengkak dengan edema.
c. Anemia
Sumber utama zat besi adalah pangan hewani (besi heme), seperti: hati,
daging (sapi dan kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan ikan.
Zat besi dalam sumber pangan hewani (besi heme) dapat diserap tubuh
antara 20-30%. Pangan nabati (tumbuh-tumbuhan) juga mengandung
zat besi (besi non-heme) namun jumlah zat besi yang bisa diserap oleh
usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani.
Zat besi non-heme (pangan nabati) yang dapat diserap oleh tubuh
adalah 1-10%. Contoh pangan nabati sumber zat besi adalah sayuran
berwarna hijau tua (bayam, singkong, kangkung) dan kelompok
kacang-kacangan (tempe, tahu, kacang merah). Gejala yang sering
ditemui pada penderita anemia adalah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah,
Lalai), disertai sakit kepala dan pusing (“kepala muter”), mata
berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit
konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat”
pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
d. Kekurangan Vitamin A (KVA)
Penanggulangan masalah kurang vitamin A saat ini bukan hanya untuk
mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya memacu
pertumbuhan dan kesehatan anak guna menunjang penurunan angka
kematian bayi dan berpotensi terhadap peningkatan produktifitas kerja
orang dewasa. Kelainan kulit pada umumnya tampak pada tungkai
bawah bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit tampak
kering dan bersisik seperti ikan. Kelainan ini selain disebabkan karena
KVA dapat juga disebabkan oleh kekurangan asam lemak essensial,
kurang vitamin golongan B atau Kurang Energi Protein (KEP) tingkat
berat atau gizi buruk.Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila
tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut
akan lebih cepat timbul bila anak menderita penyakit campak, diare,
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) dan penyakit infeksi lainnya.
e. Gangguan Kekurangan Iodium
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan
gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium
secara terus menerus, dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kekurangan iodium memberikan gambaran klinik yang semuanya
disebut Iodine Deficiensy Disorders (IDD) yang meliputi gondok
Endemik dan Kretin. Spektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam
berbagai stadium, kretin endemik yang terutama ditandai oleh gangguan
mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan
orang dewasa, kadar hormon rendah, dan angka lahir dan kematian bayi
meningkat. Kekurangan iodium dapat menurunkan konsentrasi hormon
tiroid dan hormon perangsang-tiroid atau TSH meningkat, sehingga
kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak iodium. Jika kekurangan
berlanjut, maka sel kelenjar tiroid membesar. Pembesaran kelenjar
tiroid dinamakan gondok. Gondok biasanya disertai dengan gejala-
gejala yaitu malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu
hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan
bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang disebut kretinisme.
2.7 Penilaian Status Nutrisi
Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika
antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan
menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu
berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas,
berat badan ,dan tinggi badan. Kebutuhan protein antara anak balita tidak
sama dengan kebutuhan remaja, kebutuhan energi mahasiswa yang menjadi
atlet akan jauh lebih besar daripada mahasiswa yang bukan atlet. Kebutuhan
zat besi pada wanita usia subur lebih banyak dibandingkan kebutuhan zat
besi laki-laki, karena zat besi diperlukan untuk pembentukan darah merah
(hemoglobin), karena pada wanita terjadi pengeluaran darah melalui
menstruasi secara periodik setiap bulan. Kelebihan asupan gizi
dibandingkan dengan kebutuhan akan disimpan dalam bentuk cadangan
dalam tubuh. Misal seseorang yang kelebihan asupan karbohidrat yang
mengakibatkan glukosa darah meningkat, akan disimpan dalam bentuk
lemak dalam jaringan adiposa tubuh. Sebaliknya seseorang yang asupan
karbohidratnya kurang dibandingkan kebutuhan tubuhnya, maka cadangan
lemak akan diproses melalui proses katabolisme menjadi glukosa darah
kemudian menjadi energi tubuh. Anak yang berat badannya kurang
disebabkan oleh asupan gizinya yang kurang, hal ini mengakibatkan
cadangan gizi tubuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan dan aktivitas tubuh.
Skema perkembangan individu yang kekurangan asupan gizi dapat
mengakibatkan status gizi kurang, Kekurangan asupan gizi dari makanan
dapat mengakibatkan penggunaan cadangan tubuh, sehingga dapat
menyebabkan kemerosotan jaringan. Kemerosotan jaringan ini ditandai
dengan penurunan berat badan atau terhambatnya pertumbuhan tinggi
badan. Pada kondisi ini sudah terjadi perubahan kimia dalam darah atau
urin. Selanjutnya akan terjadi perubahan fungsi tubuh menjadi lemah, dan
mulai muncul tanda yang khas akibat kekurangan zat gizi tertentu. Akhirnya
muncul perubahan anatomi tubuh yang merupakan tanda sangat khusus.
Menilai status gizi dapat dilakukan melalui beberapa metode pengukuran,
tergantung pada jenis kekurangan gizi. Hasil penilaian status gizi dapat
menggambarkan berbagai tingkat kekurangan gizi, misalnya status gizi yang
berhubungan dengan tingkat kesehatan, atau berhubungan dengan penyakit
tertentu. Menilai persediaan gizi tubuh dapat diukur melalui beberapa
metode penilaian. kemudian Gibson mengelompokkan menjadi lima
metode, yaitu antropometri, laboratorium, klinis, survei konsumsi pangan
dan faktor ekologi
a. Metode Antropometri
Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian
tubuh manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian
tubuh manusia. Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri
adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk
menentukan status gizi. Konsep dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep
dasar pertumbuhan. Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel-sel
tubuh, terdapat dalam 2 bentuk yaitu bertambahnya jumlah sel dan atau
terjadinya pembelahan sel, secara akumulasi menyebabkan terjadinya
perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan
metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Beberapa contoh
ukuran tubuh manusia sebagai parameter antropometri yang sering
digunakan untuk menentukan status gizi misalnya berat badan, tinggi
badan, ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada, ukuran lingkar
lengan atas, dan lainnya. Hasil ukuran anropometri tersebut kemudian
dirujukkan pada standar atau rujukan pertumbuhan manusia.
b. Metode laboraturium
Tujuan penilaian status gizi ini adalah untuk mengetahui tingkat
ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari
makanan. Metode laboratorium mencakup dua pengukuran yaitu uji
biokimia dan uji fungsi fisik. Uji biokimia adalah mengukur status gizi
dengan menggunakan peralatan laboratorium kimia. Tes biokimia
mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresi
urin. Misalnya mengukur status iodium dengan memeriksa urin,
mengukur status hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan lainnya.
Tes fungsi fisik merupakan kelanjutan dari tes biokimia atau tes fisik.
Sebagai contoh tes penglihatan mata (buta senja) sebagai gambaran
kekurangan vitamin A atau kekurangan zink.
c. Metode Klinis
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis merupakan metode klinis yang
dapatdigunakan untuk mendeteksi gejala dan tanda yang berkaitan
dengan kekurangan gizi. Gejala dan tanda yang muncul, sering kurang
spesifik untuk menggambarkan kekurangan zat gizi tertentu. Mengukur
status gizi dengan melakukan pemeriksaan bagian-bagian tubuh dengan
tujuan untuk mengetahui gejala akibat kekurangan atau kelebihan gizi.
Pemeriksaan klinis biasanya dilakukan dengan bantuan perabaan,
pendengaran, pengetokan, penglihatan, dan lainnya. Misalnya
pemeriksaan pembesaran kelenjar gondok sebagai akibat dari
kekurangan iodium. Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan
termasuk gangguan gizi yang dialami seseorang. Pemeriksaan klinis
dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya melalui kegiatan
anamnesis, observasi, palpasi, perkusi, dan/atau auskultasi
d. Metode pengukuran konsumsi pangan
Kekurangan gizi diawali dari asupan gizi yang tidak cukup, sebaliknya
kelebihan gizi disebabkan dari asupan gizi yang lebih dari kebutuhan
tubuh. Ketidakcukupan asupan gizi atau kelebihan asupan gizi dapat
diketahui melalui pengukuran konsumsi pangan (dietary methode).
Asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi
status gizi individu. Seseorang yang mempunyai asupan gizi kurang
saat ini, akan menghasilkan status gizi kurang pada waktu yang akan
datang. Asupan gizi saat ini tidak langsung menghasilkan status gizi
saat ini juga. Memerlukan waktu, karena zat gizi akan mengalami
metabolisme dalam tubuh terlebih dahulu untuk sampai dimanfaatkan
oleh tubuh. Pengukuran konsumsi makanan sering juga disebut survei
konsumsi pangan, merupakan salah satu metode pengukuran status gizi.
Asupan makan yang kurang akan mengakibatkan status gizi kurang.
Sebaliknya, asupan makan yang lebih akan mengakibatkan status gizi
lebih. Tujuan umum dari pengukuran konsumsi pangan adalah untuk
mengetahui asupan gizi dan makanan serta mengetahui kebiasaan dan
pola makan, baik pada individu, rumah tangga, maupun kelompok
masyarakat
e. Faktor Ekologi
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang baik, yang
memungkinkan makhluk tumbuh akan membentuk makhluk yang baik.
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan makanan dengan kebutuhan zat gizi. Jadi ekologi yang berkaitan
dengan gizi adalah keadaan lingkungan manusia yang memungkinkan
manusia tumbuh optimal dan mempengaruhi status gizi seseorang.
Faktor ekologi yang mempengaruhi status gizi diantaranya adalah
beberapa informasi ekologi yang berkaitan dengan penyebab gizi
kurang. Informasi tersebut di antaranya data sosial ekonomi, data
kependudukan, keadaan lingkungan fisik dan data vital statistik. Data
yang termasuk sosial ekonomi misalnya jumlah anggota keluarga,
tingkat pendidikan, keadaan budaya, agama, tingkat pendapatan, jenis
pekerjaan, ketersediaan air bersih, pelayanan kesehatan, ketersediaan
lahan pertanian dan informasi yang lain. Data tentang lingkungan fisik
seperti kemarau panjang dapat menyebabkan gagal panen, akibatnya
ketersediaan makanan terbatas dan berakibat status gizi kurang. Data
kesehatan dan data vital statistik juga berkaitan dengan status gizi,
seperti proporsi rumah tangga mendapat air bersih, proporsi anak
mendapat imunisasi, data persentase BBLR, proporsi ibu memberikan
ASI eksklusif, dan data spesifik angka kematian berdasarkan umur.
2.8 Menentukan Status Gizi
Setelah melakukan pengukuran antropometri maka untuk menentukan status
gizi klien yang kita ukur mengikuti langkah berikut :
1. Tentukan indeks antropometri yang akan digunakan misalnya kalau
bayi atau anak-anak para meter yang biasa digunakan adalah BB/U,
TB/U, BB/TB, pada WUS atau wanita hamil yang sering digunakan
adalah LILA. Pada orang dewasa menentukan status gizi dengan rumus
IMT yaitu :

2. Setelah menentukan indeks kita harus melihat tabel baku rujukan


misalnya Baku rujukan WHO-NCHS
3. Bandingkan hasil pengukuran yang kita dapat dengan baku rujukan
4. Kemudian tentukan status gizinya
Daftar Pustaka

Mardalena Ida, suryani eko, Modul Bahan Ajar Cetak Ilmu Gizi, Kementerian
Kesehantan Republik Indonesia, 2016, Indonesia
Eprints 2016. Konsep kebutuhan Nutrisi. Uny. ac. id

Holil M, Wiyono Sugeng, Harjatmo Titus Priyono, Penilaian Status Gizi,


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai