Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANISA HUSNA RISKA

NIM : 1714201037
LOKAL : KEPERAWATAN 7 B

Kasus I (Neurologi)

Tn. R, 62 tahun, RM : 407-75-57, Menikah, Wiraswasta, Depok. Tanggal MRS 24


September 2015. Tanggal Pengkajian 25 September 2015. Pasien dirawat dengan riwayat
kelemahan di sisi kiri kurang lebih 5 jam SMRS. Keluhan dirasakan pada saat pasien mencuci
motor, kelemahan mendadak dan pasien berbicara pelo dan mulut mencong ke kiri. Pasien
memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol dengan konsumsi captopril tidak teratur. Keluhan
saat ini pasien mengeluh nyeri kepala. Status oksigenasi baik, pemeriksaan jantung paru,
simetris, vesikuler ronchi -/- wheezing -/-, S1 dan S2 tunggal. Tanda vital RR : 16x/mnt dengan
O2 nasal 3 lpm, TD :150/90 mmHg, denyut nadi : 90 x/mnt, suhu 36. akral hangat, intake nutrisi
adekuat perNGT, eliminasi BAB (-) 2 hari, BAK (+) via kondom kateter, mobilisasi pasien aktif
mika miki, kekuatan otot 0000/5555 (ekstremitas atas) 2200/5555 (ekstremitas bawah). Sensoris
susah terkaji.
Hasil pemeriksaan fisik neurologis didapatkan kesadaran compos mentis GCS :
E4M6Vafasia, pupil isokor 3mm/3mm, kaku kuduk negatif, laseg sign >70/>70, kernik sign
>135/>135, saraf kranial tidak ada kelainan. Reflex fisiologis didapatkan reflex bisep (+2), reflex
trisep (+2), reflex Achiles (+2), dan Refleks patella (+2). Hasil pemeriksaan reflex patologis
didaptkan reflex Babinski (-/-), reflex oppenhim (-), reflex chadok (-), reflex Gordon (-), dan
reflex gonda (-). Paresis pada ektremitas dekstra. Pemeriksaan saraf cranial parese ada N V, VII,
IX, X, XII. Foto Thorax tampak infiltrat di kedua lapang paru dd pnemonia. Hasil CT Scan :
kortikal infark temporo pariental kiri.Hasil pemeriksaan lab : Ur/Cr : 34/1,30, Tg : 112, SGOT :
27, SGPT, 11, PT : 11,7 (10,9), APTT 38,8 (31,9), d dimer kuantitatif : < 100, Kolesterol :189,
kolesterol total : 255, HDL : 41, HBA1c : 6,5, Fibrinogen 251, elektrolit : 146/3,41/104,3. AGD :
7,37/38,6/22,70/137,6/-1,70/99%. Dx medis : Stroke Iskemik

Buatlah askep Lengkapnya sesuai pengkajian narasi kasus diatas..


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE ISKEMIK (NON HEMORAGIK)

A. Pengkajian
1. Identitas diri
Nama : Tn. R
Alamat : Depok
Usia : 62 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah

Status oksigenasi baik, pemeriksaan jantung paru, simetris, vesikuler ronchi


-/- wheezing -/-, S1 dan S2 tunggal. Tanda vital RR : 16x/mnt dengan O2 nasal 3
lpm, TD :150/90 mmHg, denyut nadi : 90 x/mnt, suhu 36. akral hangat, intake nutrisi
adekuat perNGT, eliminasi BAB (-) 2 hari, BAK (+) via kondom kateter, mobilisasi
pasien aktif mika miki, kekuatan otot 0000/5555 (ekstremitas atas) 2200/5555
(ekstremitas bawah). Sensoris susah terkaji.
Hasil pemeriksaan fisik neurologis didapatkan kesadaran compos mentis GCS
: E4M6Vafasia, pupil isokor 3mm/3mm, kaku kuduk negatif, laseg sign >70/>70,
kernik sign >135/>135, saraf kranial tidak ada kelainan. Reflex fisiologis didapatkan
reflex bisep (+2), reflex trisep (+2), reflex Achiles (+2), dan Refleks patella (+2).
Hasil pemeriksaan reflex patologis didaptkan reflex Babinski (-/-), reflex oppenhim
(-), reflex chadok (-), reflex Gordon (-), dan reflex gonda (-). Paresis pada ektremitas
dekstra. Pemeriksaan saraf cranial parese ada N V, VII, IX, X, XII. Foto Thorax
tampak infiltrat di kedua lapang paru dd pnemonia. Hasil CT Scan : kortikal infark
temporo pariental kiri.Hasil pemeriksaan lab : Ur/Cr : 34/1,30, Tg : 112, SGOT : 27,
SGPT, 11, PT : 11,7 (10,9), APTT 38,8 (31,9), d dimer kuantitatif : < 100, Kolesterol
:189, kolesterol total : 255, HDL : 41, HBA1c : 6,5, Fibrinogen 251, elektrolit :
146/3,41/104,3. AGD :
7,37/38,6/22,70/137,6/-1,70/99%.

2. Anamnesa
Wawancara kepada pasien atau keluarga tentang masalah kesehatan seperti :
Perubahan sensasi, berupa ada atau tidak adanya perubahan atau disebut dengan
gangguan sensori yaitu perubahan rasa kepekaan atau sensasi pada lansia. Perubahan
pergerakan, adanya gangguan seperti kontraktur (atrofi otot, tendon mengecil,
ketidakadekuatan gerakan sendi), tingkat mobilisasi ( ambulasi dengan atau tanpa
bantuan peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot berkurang), paralisis, kifosis.

Pasien dirawat dengan riwayat kelemahan di sisi kiri kurang lebih 5 jam SMRS.
Keluhan dirasakan pada saat pasien mencuci motor, kelemahan mendadak dan pasien
berbicara pelo dan mulut mencong ke kiri. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak
terkontrol dengan konsumsi captopril tidak teratur.

Keluhan saat ini pasien mengeluh nyeri kepala.

3. Diagnose keperawatan dan Intervensi

No. Diagnose Noc Nic


1. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Dukungan mobilisasi
mobilitas fisik b.d keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri
hemiparasis, diharapkan masalah atau keluhan fisik lainnya
kehilangan teratasi dengan kriteria 2. identifiikasi toleransi
keseimbangan hasil berikut: fisik melakukan
dan koordinasi 1. Klien meningkat pergerakan
dalam aktivitas fisik 3. monitor frekuensi
2. Mengerti tujuan dari jantung dan tekanan
peningkatan darah sebeum memulai
mobilitas mobilisasi
3. Memperagakan 4. monitor kondisi umum
pengunaan alat selama melakukan
bantu untuk mobilisasi
mobilisasi 5. fasilitasi aktivitas
4. Memverbalisasi mobilisasi dengan alat
Perasaan dalam bantu (mis. pagar tempat
meningkatkan tidur)
kekuatan dan 6. libatkan keluarga untuk
kemampuan membantu pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
7. jelaskan tukuan dan
prosedur mobilisasi
8. ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk
ditempat tidur)
2. Resiko perfusi Setelah dilakukan Pemantauan tekanan
serebral tidak tindakan keperawatan intracranial
efektif d.d selama 3x24 jam 1. identifikasi penyebab
hipertensi diharapkan suplai aliran peningkatan TIK (mis.
darah ke otak lancar gangguan metabolisme,
dengan kriteria hasil: peningkatan tekanan
1. tingkat kesadaran vena, hipertensi
meningkat intracranial idiopatik)
2. tekanan 2. monitor peningkatan
intracranial tekanan darah
menurun 3. monitor perlambatan
3. sakit kepala atau ketidaksimetrisan
menurun respon pupil
4. nilai rata-rata 4. monitor tekanan perfusi
tekanan darah serebral
membaik 5. monitor efek stimulus
5. tekanan darah lingkungan terhadap
sistolik membaik TIK
6. tekanan darah 6. atur interval
diastolic pemantauan sesuai
membaik kondisi pasien
7. jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3. Gangguan Setelah dilakukan Promosi komunikasi: deficit
komunikasi tindakan keperawatan bicara
verbal b.d selama 3x24 jam 1. monitor kecepatan,
penurunan fungsi diharapkan masalah tekanan, kuantitas,
otot facial/ oral teratasi dengan kriteria volume dan diksi
hasil berikut: bicara
1. kemampuan 2. identifikasi perilaku
berbicara emosional dan fisik
meningkat sebagai bentuk
2. kontak mata komunikasi
membaik 3. gunakan metode
3. pelo menurun komunikasi alternative
4. respons perilaku (mis. menulis, mata
membaik berkedip, isyarat
5. pemahaman tangan)
komunikasi 4. sesuaikan gaya
membaik komunikasi dengan
kebutuhan (mis. berdiri
di depan pasien,
dengarkan dengan
seksama, tunjukkan
satu gagasan atau
pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan
perlahan sambil
menghindari teriakan,
gunakan komunikasi
tertulis, atau meminta
bantuan keluarga untuk
memahami ucapan
pasien)

4. Implementasi dan Evaluasi

Diagnose keperawatan pertama yaitu gangguan mobilitas fisik b.d hemiparasis, kehilangan
keseimbangan dan koordinasi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam
diharapkan gangguan mobiltas fisik teratasi, tujuan khususnya adalah Klien mengatakan
meningkat dalam aktivitas fisik, Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas,
Memperagakan pengunaan alat bantu untuk mobilisasi, Memverbalisasi Perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan kemampuan.
evaluasi tanggal 26 September 2015, jam 08.30 WIB Tn. R mengatakan aktivitas fisik
sedikit meningkat. TD: 150/90 mmHg. denyut nadi : 90 x/mnt, suhu 36℃. masalah teratasi
sebagian. Maka intervensi dilanjutkan.

Diagnosa keperawatan kedua yaitu Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d hipertensi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suplai aliran darah
ke otak lancer, tujuan khususnya adalah klien mengatakan tingkat kesadaran meningkat,
tekanan intracranial menurun, sakit kepala menurun, nilai rata-rata tekanan darah
membaik, tekanan darah sistolik membaik, tekanan darah diastolic membaik. evaluasi
tanggal 26 September 2015 Tn. R mengatakan kesadaran sedikit meningkat. TD: 150/90
mmHg. denyut nadi : 90 x/mnt, suhu 36℃. masalah teratasi sebagian. Maka intervensi
dilanjutkan.

Diagnose keperawatan ketiga yaitu Gangguan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot
facial/ oral. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah
teratasi dengan tujuan khusus klien mengatakan kemampuan berbicara meningkat, kontak
mata membaik, pelo menurun, respons perilaku membaik, pemahaman komunikasi
membaik. evaluasi tanggal 26 September 2015 Tn. R mengatakan kemampuan berbicara
sedikit meningkat. TD: 150/90 mmHg. denyut nadi : 90 x/mnt, suhu 36℃. masalah teratasi
sebagian. Maka intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai