Anda di halaman 1dari 5

BORANG UKM

F2
1. Penyuluhan Jamban Sehat Desa Pejagan , Kecamatan Tanjung, Brebes

 Latar Belakang
Jamban sehat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting. Setiap warga
menggunakan jamban untuk buang air besar dan buang air kecil sehingga menjaga
lingkungan sekitar agar tetap bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari
sumber air yang ada disekitarnya dan tidak mengundang lalat atau serangga yang
menjadi perantara penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifoid, cacingan,
penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan. Terdapat 7
kriteria jamban sehat: 1. Tidak mencemari air 2. Tidak mencemari tanah permukaan
3. Bebas dari serangga 4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan 5. Aman
digunakan oleh pemakainya 6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan
bagi pemakainya 7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan Beberapa
cara dan langkah untuk memelihara jamban sehat: 1. Lantai jamban hendaknya
selalu bersih dan tidak ada genangan air 2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga
ruang jamban dalam keadaan bersih 3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang
terlihat 4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran 5. Tersedia
alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih) 6. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

 Permasalahan
Penerapan Hidup bersih dan sehat sangat penting untuk menciptakan bangsa yang
sehat. Oleh karena itu, perlunya penerapan pola hidup bersih dan sehat di setiap
desa, termasuk penggunaan jamban yang tepat. Mengingat di beberapa daerah di
Indonesia masih banyak terdapat keterbatasan, baik dalam hal; penyediaan jamban,
pemeliharaan kebersihan jamban, maupun pemanfaatan jamban oleh masyarakat,
maka perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat desa Pejagan tentang jamban
sehat di sekolah. Pentingnya untuk membuang air besar dan kecil di jamban adalah
untuk menjaga lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau, tidak
mencemari sumber air yang ada di sekitarnya, dan tidak menimbulkan datangnya
lalat yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, tifoid, cacingan,
dan lain-lain.

 Perencanaan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penyuluhan jamban
sehat di desa Pejagan. Manfaat yang dapat diambil dari pemanfaatan jamban sehat
yaitu untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dengan demikian dapat
mewujudkan seluruh warga desa Pejagan yang sehat.

 Pelaksanaan
Penyuluhan tentang jamban sehat dilaksanakan di balai desa Pejagan, Kecamatan
Tanjung pada hari Kamis,18 Maret 2021. Kegiatan yang dilakukan antara lain
memberikan penyuluhan singkat kepada warga desa Pejagan yang datang . Materi
penyuluhan berupa pengetahuan mengenai definisi jamban sehat, manfaat
menggunakan jamban bersih, syarat-syarat jamban sehat, dan cara memelihara
jamban.
 Monitoring dan evaluasi
Kegiatan ini berjalan sebagaimana yang diharapkan. Tingkat pengetahuan peserta
masih kurang mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan,
tetapi setelah penyuluhan peserta antusias saat diberi kesempatan sesi tanya jawab.
DIharapkan setelah pemberian materi penyuluhan, warga lebih memperhatikan lagi
mengenai jamban yang sehat.
F3
1. Imunisasi Pada Balita di Balkesdes Pejagan, Kecamatan Tanjung, Brebes
Rabu, 28 April

 Latar Belakang
Anak mendapat zat kekebalan dari ibunya baik yang dibawa sejak
didalam kandungan ataupun dari air susu ibu (ASI) tetapi tidak mencukupi untuk
melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi dan menular. Oleh karena itu anak
membutuhkan zat kekebalan buatan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit
tersebut. Dan imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi seseorang
terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit
infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya orang tersebut mendapat infeksi tidak
akan meninggal atau menderita cacat.
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk mencapai Indonesia Sehat
2010. Oleh karena itu, sekurang-kurangnya 70% dari penduduk suatu daerah harus
mendapat imunisasi dasar yang meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, Campak dan DPT.
Namun di Indonesia masih banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat
dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan
tentang imunisasi untuk meningkatkan pemahaman keluarga tentang pentingnya
imunisasi dasar pada balita agar keluarga mau mengimunisasikan anaknya.

 Permasalahan
Warga masyarakat Desa Pejagan khususnya para ibu-ibu yang masih mempunyai
balita ternyata masih banyak diantara mereka yang kurang memahami arti pentingnya
imunisasi uuntuk melindungi anak-anaknya dari penyakit infeksi dan menular, banyak
orang tua yang tidak melakukan posyandu atau imunisasi karena bersamaan dengan
jadwal pekerjaan atau kegiatan lainnya.

 Perencanaan & Pemilihan Intervensi


Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya kesehatan anak dalam hal ini
pemberian imunisasi adalah dengan mengadakan pemberian imunisasi dasar lengkap
terjadwal.

 Pelaksanaan
- Pelaksanaan dilakukan di Balai desa Pejagan
- Kegiatan diikuti oleh dokter Internsip, bidan desa, balita dan orang tua/ walinya
- Kegiatan meliputi dilakukan pemberian imunisasi pada para balita yang datang,
imunisasi yang diberikan adalah imunisasi yang sesuai jadwal dari masing-masing
balita (HB, BCG, DPT, Campak, OPV, IPV, serta booster)
-Pemberian informasi mengenai imunisasi secara singkat
 Monitoring & Evaluasi
- Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi yang sesuai jadwal dari masing-masing
balita (HB, BCG, DPT, Campak, OPV, IPV, serta booster)
- Kegitan berjalan lancar

Evaluasi
- Sebaiknya bisa dilakukan penyuluhan secara lengkap dengan metode yang lebih
menarik misal menggunakan presentasi power point dengan disertai audio visual/
video sebelum dilakukan imunisasi

2. PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA KEGIATAN KISS, DI DESA KEMURANG KULON, KECAMATAN
TANJUNG, BREBES

24 Febuari 2021

 LATAR BELAKANG
ASI dibutuhkan karena selama enam bulan pertama kehidupannya, bayi belum
memiliki enzim pencernaan yang sempurna. Sehingga, bayi belum bisa mencerna
makanan atau minuman selain ASI.
Lebih dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah bisa terpenuhi dari
ASI. Jadi, selama enam bulan sejak pertama dilahirkan, bayi sejatinya hanya
membutuhkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman apapun.
Pemberian ASI eksklusif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan
mengonsumsi ASI, bayi terlindungi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia,
infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih.
Sementara itu, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu. Dengan
memberikan ASI eksklusif, dapat mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan
dan juga menunda kembalinya kesuburan ibu (sebagai KB). Manfaat lainnya seperti
penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, serta penurunan prevalensi
diabetes melitus tipe 2. Yang paling menakjubkan, menyusui bisa mengurangi risiko
terkena kanker payudara dan kanker ovarium.

 PERMASALAHAN
-Masih banyaknya warga yang belum mengerti arti pentingnya ASI eksklusif bagi
bayi
-Masih banyaknya warga yang belum mengerti manfaat ASI bagi ibu dan keluarga
-Masih banyaknya warga yang belum tau peran ASI dalam pencegahan stunting

PERENCANAA
Dilakukan Kegiatan penyuluhan mengenai ASI eksklusif di kegiatan KISS yang
dihadiri ibu balita, balita, perawat, bidan dan kader

PELAKSANAAN
-Kegiatan penyuluhan dilakukan pada :
Hari/Tanggal : RABU, 24 FEBRUARI 2021
Waktu : Pukul 09.15-09.30
Tempat : POSYANDU Kemurang Kulon
- Warga diedukasi mengenai informasi pentingnya ASI eksklusif, manfaat bagi
bayi, ibu dan keluarga, serta perannya terhadap pencegahan stunting
- Kegiatan berlangsung kurang lebih 15 menit.
 MONITORING
Kegiatan dimulai jam 9.15-09.00
- Peserta terdiri dari ibu balita, balita, kader, perawat, bidan
- Kegitan berjalan lancar

EVALUASI:
- Sebaiknya disediakan layar LCD agar materi yang disampaikan bisa dilihat dari
jarak jauh, atau ditampilkan audio visual agar lebih mudah dipahami

3. POSYANDU BALITA DI POS ANGGREK 6 DESA KEMURANG KULON, KECAMATAN


TANJUNG, BREBES

JUM’at 19 FEBRUARI 2021

LATAR BELAKANG
Posyandu sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak
mempunyai peran yang cukup penting terutama dalam pemantauan pertumbuhan
balita. Terjadinya masalah gizi pada balita akan segera dapat diketahui secara dini
jika balita tersebut selalu rutin terpantau di posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia
yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh
kembang anak.
Awal tercipta posyandu berasal dari kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD) dari Departemen Kesehatan pada tahun 1975. Adapun yang dimaksud
dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan yang menerapkan prinsip
gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat dapat
menolong dirinya sendiri melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan
yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara lintas program dan lintas sector
terkait. Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 mendahului kesepakatan
internasional tentang konsep yang sama, yang dikenal dengan nama Primary Health
Care (PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada tahun 1978.
Perkembangan berbagai upaya kesehatan dengan prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat yang seperti ini, disamping menguntungkan masyarakat, karena
memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan,
ternyata juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain pelayanan kesehatan
menjadi terkotak-kotak, menyulitkan koordinasi, serta memerlukan lebih banyak
sumber daya. Untuk mengatasinya, pada tahun 1984 dikeluarkanlah Instruksi
Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang
mengintegrasikan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah
yang disebut dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Kegiatan yang
dilakukan, diarahkan untuk lebih mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi, yang sesuai dengan konsep GOBI – 3F (Growth Monitoring, Oral Rehydration,
Breast Feeding, Imunization, Female Education, Family Planning, dan Food
Suplementation), untuk Indonesia diterjemahkan ke dalam 5 kegiatan Posyandu,
yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan rutin setiap bulan di Puskemas. Setiap desa
memiliki jadwal posyandu tertentu seperti setiap tanggal atau setiap minggu
tertentu. Harapannya kegiatan ini dapat terus berjalan guna menurunkan angka
kematian ibu dan anak.
Pemetaan status gizi balita sebagai hasil dari penimbangan serentak merupakan
dasar dan acuan untuk penentuan intervensi dan kebijakan program gizi di tahun
selanjutnya.

PERMASALAHAN
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu dan bayi adalah
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan ibu dan anak dan kurangnya
pemeriksaan berkala pada ibu dan anak.

PERENCANAAN
Posyandu merupakan salah satu cara pencegahan terjadi kematian ibu. Tujuan
umum posyandu juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Diharapkan dengan kegiatan posyandu terus menerus dan konsisten dapat menekan
angka kematian ibu dan anak. Direncanakan kegiatan posyandu pada tanggal 19
FEBRUARI 2021 di Posyandu Anggrek 6 Desa kemurang Kulon.
Pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
• Imunisasi
Kegiatan ini dilaksanakan oleh kader posyandu, bidan desa dan dokter
internship. Pelayanan pada meja I s.d. IV dilakukan oleh kader posyandu, sedangkan
meja V dilakukan oleh bidan Desa dan dokter internship.

MONITORING
Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Kegiatan dilakukan mengikuti protokol
kesehatan dalam rangka pencegahana COVID-19 seperti menyediakan tempat cuci
tangan dengan air mengalir, melakukan screening suhu tubuh, memastikan peserta
posyandu menggunakan masker, dan menjaga jarak. Setiap meja berjalan dengan
lancar dan tidak terjadi penumpukkan peserta posyandu.

Anda mungkin juga menyukai