Anda di halaman 1dari 22

QUIZ RESPIRASI

By Odette

FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI- dr. Khairunnisa


1. Berikut bukan merupakan fungsi sistem respirasi adalah
a. Membantu pertukaran gas O2 dalam paru dan membawanya keseluruh jaringan
tubuh
b. Membantu mengatur pH darah
c. Memproduksi suara
d. Mengahsilkan air dan CO2
e. Menghasilkan enzim karbonik anhydrase

2. Secara fungsional berikut adalah struktur dimana terjadinya exchange O2 dan CO2
dalam paru-paru
a. Trakea, bronkus
b. Bronkus, bronkiolus
c. Bronkiolus terminalis dan respiratorius
d. Bronkiolus respiratorius dan alveoli
e. Alveoli

3. Pertukaran udara antara gas darah antara kapiler sistemik dengan jaringan ditemukan
pada
a. Respirasi seluler
b. Ventilasi pulmoner
c. Respirasi internal
d. Respirasi eksternal
e. Hiperventilasi

4. Kapasitas vital bukan merupakan


a. Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah
terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum
b. Vol. cadangan inspirasi + vol. tidal + vol. cadangan ekspirasi
c. Volume yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal
d. Volume ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal
e. 4600 ml

5. Transport O2 terjadi dengan cara


a. 5% larut dalam plasma, 95% berikatan dengan Hb
b. Hb + O2 / HbO2
c. 5% larut dalam plasma, 15% berikatan dengan HCO3-, 80% berikatan dengan Hb
d. H2CO3 / HCO3- + H+
e. 10% larut dalam plasma, 90% berikatan dengan Hb

6. Pengaturan respirasi yang mengkoordinasikan transisi antara inhalasi dan ekshalasi


a. Area pneumotaksik
b. Area apneustik
c. Medularry vental nucleus
d. Medullary dorsal nucleus
e. Limbik sistem

7. Pusat pernapasan yang mengatur koordinasi pernafasan dalam mengirim sinyal inhibisi
a. Area pneumotaksik
b. Area apneustik
c. Medullary ventral nucleus
d. Medullary dorsal nucleus
e. Sistem limbik

8. Mengatur respirasi dengan mendeteksi perubahan


a. Kemoreseptor medulla oblongata
b. Kemoreseptor hipotalamus
c. Kemoreseptor karotis bodies (?) *masih kontroversial
d. Girus presentral
e. Kortek sensoris

9. Mengatur segera setelah Anda mulai berolahraga, laju dan kedalaman pernapasan Anda
meningkat, bahkan sebelum perubahan PO2, PCO2, atau level H terjadi
a. Kemoreseptor medulla oblongata
b. Kemoreseptor karotis b
c. Propioseptor
d. Kortek motoric
e. Kortek sensorik

10. Antisipasi aktivitas atau kecemasan emosional dapat merangsang sistem limbik, yang
kemudian mengirimkan input rangsang ke area inspirasi akan memicu
a. Peningkatan laju ventilasi
b. Peningkatan kedalaman ventilasi
c. Peningkatan laju dan kedalaman ventilasi
d. Apneu
e. Dispneu
GANGGUAN ASAM-BASA DAN TUMOR MARKER- dr. Agustyas
Ada yang sempat SS?? KALO ADA PC GW

BRONKIEKTASIS - dr. Diyan


1. Pada bronkiektasis terjadi pelebaran bronkus yang bersifat ireversibel yang dapat
disebabkan oleh
a. Trauma
b. Infeksi
c. Pajanan asap rokok
d. Pneumothoraks
e. Efusi pleura

2. Bronkiektasis pada paru lobus superior dapat disebabkan oleh


a. Tuberculosis
b. Allergic bronkopulmonary Aspergilosis
c. Primary Ciliary Dyskinesia
d. Apirasi
e. Infeksi saluran napas bawah yang berulang pada masa kanak-kanak

3. Phenotype bronkiektasis oleh reid terdiri dari 3 jenis, jenis yang paling berat adalah
a. Tubular
b. Silindrik
c. Kistik
d. Varicosis
e. Linear

4. Gejala klinis yang dapat ditemukan pada pasien bronkiektasis kecuali


a. Batuk produktif
b. Anemis
c. Sesak napas
d. Manifestasi cor pulmonale
e. Nyeri dada saat tarik napas

5. Gold standart pemeriksaan radiologi pada kasus bronkiektasis adalah


a. Foto toraks
b. High resolution CT-Scan
c. Bronchography
d. USG toraks
e. CT-Scan toraks dengan kontras
TUMOR PARU, TUMOR MEDIASTINUM, DAN DISPLASIA BRONKOPULMONAR- dr.
Andreas
1. Pernyataan yang benar tentang patofisiologi bronkopulmonar dysplasia
a. Terjadi akibat infeksi berulang pada masa neonates
b. Perubahan yang terjadi diantaranya fibrosis interstitial
c. Insiden tersering pada anak balita
d. Semua pernyataan di atas benar
e. Semua pernyataan di atas salah

2. Patofisiologi bronkopulmonar dysplasia yang tidak tepat adalah


a. Stage I sama seperti Hyalin Membran Disease
b. Stage IV terjadi sekitar hari ke 7
c. Stage II terjadi sekitar 3-4 hari
d. Stage III mulai terjadi fibrosis interstitial

3. Gejala yang tampak pada bronkopulmonar dysplasia adalah


a. Hypercapnia
b. Tachypnea
c. Wheezing
d. Dyspnea
e. Semua pernyataan di atas benar

4. Yang benar dengan pernyataan di bawah ini adalah


a. Insiden Lympoma 20% ada pada pasien dewasa
b. Alpha-Fetoprotein dan beta-HCG merupakan tumor kanker untuk Lympoma
c. Neurogenic tumor adalah tumor yang berada di tumor mediastinum anterior
d. Penatalaksanaan semua tumor mediastinum adalah kemoterapi atau radioterapi
e. Pemeriksaan EMG berguna untuk menentukan adanya Timoma

5. Yang termasuk pemeriksaan penunjang pada tumor mediastinum adalah, kecuali


a. CT Scan toraks dengan kontras
b. Angiografi
c. Bronkoskopi
d. Rontgen Toraks
e. Pemeriksaan lab ureum dan kreatinin

6. Pernyataan yang salah dibawah ini dari Thoracic Cage adalah


a. Batas depan dari mediastinum anterior adalah os sternum
b. Batas atas dari rongga mediastinum adalah os clavicula dan os costae I
c. Batas belakang rongga mediastinum adalah os vertebrae thoracalis
d. Batas bawah rongga mediastinum adalah gaster
e. Pericardium dan jantung berada di dalam rongga mediastinum medius

7. Sindrom yang sering dijumpai pada kanker paru kecuali


a. Sindrom paraneoplastic
b. Sindrom horner
c. Sindrom vena kava superior
d. Sindrom cushing

8. Modalitas terapi yang tersedia saat ini di Indonesia untuk menangani kanker paru
kecuali
a. Kemoterapi
b. Targeted therapy
c. Immunoterapi
d. Radioterapi
e. Transplantasi paru

9. Diagnosis pasti kanker paru hingga saat ini merujuk dari pemeriksaan
a. Pemeriksaan histopathologi
b. Pemeriksaan tumor marker
c. Pemeriksaan PET scan
d. Pemeriksaan thorax CT-Scan dengan kontras
e. Pemeriksaan bronkoskopi

10. Yang termasuk kelompok penapisan atau skrining kanker paru yaitu
a. Wanita
b. Usia > 20 tahun
c. Perokok
d. Petugas kesehatan
e. Semua penderita TB paru

ASTHMA, SEVERE ASTHMA, EXARCERBATION OF ASTHMA- dr. Retno


1. Perempuan 24 tahun datang ke Poli Paru RSAM dengan mengeluh batuk kering lebih
dari sebulan terutama bila malam hari sehingga kadang os terganggu tidurnya. 3 tahun
yang lalu os juga mengalami seperti ini saat pindah kos dan dirawat di RS selama 3
hari, karena sesak napas dan diberi diuap saat perawatan. Demam, batuk darah dan
mengi disangkal saat ini. Alergi makanan dan obat disangkal. Dalam 1 1/2 bulan ini
rumah os sedang renovasi. Mempunyai binatang peliharaan disangkal. Bila pada
pemeriksaan fisik didapat dalam batas normal, pemeriksaan thoraks foto dalam batas
normal, sputum BTA SPS negatif. Maka Pemeriksaan lanjutan pasien untuk
mendiagnosis penyakit menggunakan
a. Oksimeter
b. peak flow meter
c. spirometry
d. semua benar

2. Kemungkinan penyebab timbulnya batuk pada kasus ini adalah


a. udara dingin
b. serbuk bangunan
c. stress
d. infers

3. Diagnosis pada kasus ini adalah


a. Asma
b. PPOK
c. bronkitis akut
d. pneumonia

4. Bila pada pasien spirometri VEP1/KVP 75% uji bronkhodilator >20% maka terapi adalah
a. Salbutamol MDI bila sesak saja
b. Salbutamol MDI rutin
c. Salbutamol MDI Rutin dan Budesonide bila sesak saja
d. Salbutamol MDI bila sesak dan Budesonide Rutin

5. Laki laki 13 tahun datang ke UGD RSAM dengan mengeluh sesak napas sejak semalam,
sebelumnya os batuk dan demam 3 hari yang lalu. Saat pemeriksaan os dapat
menceritakan dengan baik, kata per kata walau kadang diiringi sesak. Riwayat alergi
debu dan udara dingin. Ibu os alergi debu. Pada pemeriksaan fisik, sakit sedang, compos
mentis, suhu 37,8o C, RR 24x/mnt HR 100/x mnt, Tekanan darah 110/70 mmHg. Faring
tampak hiperemis Paru : vesikuler +/+ ronkhi -/- wheezing +/+ Terapi paling tepat
diberikan setelah oksigenasi adalah
a. Injeksi ADRENALIN subcutan
b. Nebulisasi BUDESONIDE tiap 20 menit dan evaluasi
c. SALBUTAMOL secara oral dan dievaluasi tiap 20 menit
d. MDI TERBUTALINE SULFATE tiap 20 menit dan evaluasi

6. Kemungkinan pencetus pada pasien tsb adalah


a. Alergi debu
b. allergy dingin
c. infeksi ISPA
d. udara malam
7. Setelah evaluasi 1 jam, os merasa sesak mulai berkurang, parameter pasien di
pulangkan adalah:
a. Keluhan pasien sesak berkurang
b. Spirometri dalam batas normal
c. Saturasi oksigen 89 %
d. Peak flow meter > 60 %

8. Evaluasi terkontrolnya asma dievaluasi selama :


a. 3 hari
b. 3 minggu
c. 3 bulan
d. bila OS ada keluhan

9. Di bawah ini adalah keaadaan penyandang asma yang terkontrol:


a. Penggunaan bronkodilator bila sesak dalam 4 minggu ini
b. Tidak terbangun malam hari karena sesak dalam 4 minggu ini
c. Penggunaan penggunaan inhaler kontroler kalau sesak saja dalam 4 minggu terakhir
d. Semua diatas benar

10. Pasien asma harus dirujuk ke Pulmonologist bila:


a. Occupotional asthma
b. Riwayat intubasi dan gagal nafas
c. Asma tidak terkontrol
d. Semua benar

ATELEKTASIS- dr. Diyan


1. Penyebab obstruksi saluran napas pada atelektasis obstruksi adalah
a. Efusi pleura
b. Sumbatan benda asing pada saluran napas
c. Pneumothorax
d. Distensi abdomen

2. Adhesive athelectasis disebabkan oleh


a. Obstruksi saluran napas
b. Pengembangan paru yang tidak maksimal
c. Disfungsi diafragma
d. Peningkatan tegangan permukaan alveoli

3. Tuberkulosis dapat meyebabkan tipe atelectasis


a. Atelektasis sikatrik
b. Atelektasis obstruktif
c. Atelektasis kompresi
d. Atelektasis adesif
4. Dibawah ini merupakan penyebab atelektasis adesif, kecuali:
a. Trauma tumpul toraks
b. ARDS
c. Tumor paru
d. Pneumonitis radiasi

5. Bagian yang paling sering mengalami atelektasis pada middle lobe syndrome adalah:
a. Lobus inferior
b. lobus media paru kanan
c. lobus media paru kiri
d. Lobus superior

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR, PMO TBC- dr. Aila


1. Setelah seseorang terinfeksi Mikobakterium tuberkulosis, kemungkinan terjadi:
a. 90 % akan sakit dan membutuhkan pengobatan
b. 90 % tidak sakit/menunjukkan gejala dan menjadi TB laten
c. 10 % berpeluang menjadi TB MDR
d. 10 % menjadi kronik dan infeksius
e. Benar semua

2. Penyebab angka kesakitan TB yang tinggi adalah


a. HIV endemic
b. Pengobatan tidak adekuat
c. TB MDR
d. Ketidakpatuhan terhadap program
e. Benar semua

3. Dalam satu tahun seorang penderita TBC Paru dapat menularkan ke


a. 1 sampai 5 orang
b. 5 sampai 10 orang
c. 10 sampai 15 orang
d. 15 sampai 20 orang
e. Lebih dari 20 orang

4. Fase lanjutan pada pengobatan TBC Paru


a. Harus diminum lengkap pada 2 bulan pertama
b. Membunuh M.TBC yang dorman
c. Membunuh M.TBC yang sedang aktif berkembang
d. Diminum setiap hari selama 4 bulan
e. Biasanya penderita sudah dinyatakan sembuh

5. Yang perlu dievaluasi untuk melihat respon penderita terhadap terapi TBC
a. Demam turun setelah 1 bulan
b. Batuk menghilang setelah 2 bulan
c. Konversi sputum setelah 4 bulan
d. Perbaikan radiologis setelah 6 bulan
e. Salah semua

6. Informasi penting yang harus diketahui oleh seorang PMO adalah kecuali:
a. Cara penularan
b. Cara pengobatan
c. Mengenali efek samping OAT
d. Menganjurkan imunisasi BCG
e. Benar semua

7. Skrining TBC dilakukan juga pada


a. Ibu Hamil yang ANC
b. Penderita HIV
c. Penderita DM
d. B dan c benar
e. Benar semua

8. Penatalaksanaan TBC pada anak kecuali


a. Obat monoterapi
b. Cari penyakit penyerta
c. Pemberian asupan gizi yang adekua
d. Lama pengobatan 6 sampai 12 bulan
e. Obat diminum setiap hari

NORMAL CHEST X-RAY- dr. Indah


1. Posisi paling baik untuk chest x-ray adalah
a. PA
b. AP
c. Lateral
d. Lateral decubitus

2. Gambaran jantung akan terlihat membesar pada proyeksi CXR


a. PA
b. AP
c. Lateral
d. Lateral decubitus

3. Jika ada lesi di apex paru maka proyeksi CXR yang digunakan adalah
a. PA
b. AP
c. Top lordotik
d. Lateral decubitus
INFARK PARU, EDEMA PARU, EMBOLI PARU, DAN ABSES PARU- dr. Gatot
1. Emboli paru (EP) akut merupakan suatu kegawatan dalam bidang kardiovasular, karena:
a. Insidens cukup tinggi dengan tingkat mortalitas yang juga tinggi
b. Diagnosis sulit Karena manifestasi klinis bervariasi
c. Diagnosis tepat dan tatalaksana awal dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas
d. Emboli paru adalah sumbatan arteri pulmoner atau cabang - cabangnya oleh suatu
material
e. Emboli paru dapat bersifat akut dan kronik

2. Faktor predisposisi emboli paru, kecuali


a. Teori Rudolph Virchow
b. Disfungsi endotel
c. Hiperkoagulabilitas
d. Aliran darah
e. Mobilisasi

3. Manifestasi klinis EP antara lain:


a. Sesak napas
b. Nyeri dada pleuritic
c. Tanda trombosis vena dalam
d. Nyeri dada substernal
e. Semua benar tanpa kecuali

4. Kriteria yang digunakan dalam penilaian klinis untuk EP adalah:


a. Kriteria Wells
b. Kriteria Geneva
c. Kriteria SOFA
d. A dan b benar
e. A, b dan c benar

5. Gambaran toraks yang khas untuk emboli paru:


a. Schwartz sign
b. A line
c. B line
d. Comet sign
e. Hampton’s hump dan Palla sign

6. Gambaran EKG pada PE adalah


a. Perubahan segmen ST dan gelombang T
b. Terdapat RV strain
c. inversi gelombang T pada lead V1-V4, pola QR pada lead V1
d. tanda klasik S1Q3T3, right bundle branch block
e. Benar semua tanpa kecuali

7. Yang terkait dengan pemeriksaan laboratorium pada EP adalah


a. Pemeriksaan laboratorium cenderung tidak spesifik
b. Kelainan dapat berupa lekositosis, peningkatan LDH, SGOT, troponin T, BNP, dan LED
c. Kadar D-dimer yang normal menunjukkan kemungkinan kecil terjadinya emboli paru
atau trombosis vena dalam (nilai <500 ng/mL)
d. A dan c benar
e. A, b dan c benar

8. Modalitas pencitraan pada EP adalah:


a. Ekokardiografi
b. Skintigrafi ventilasi – perfusi (VQ Scan)
c. Computed Tomography Angiography (CTA)
d. Angiografi Pulmoner
e. Benar semua tanpa kecuali

9. Tatalaksana pada EP
a. Stabilisasi hemodinamik dan jalan napas
b. Antikoagulasi
c. Trombolisis
d. Embolektomi pembedahan, Embolektomi transkateter dan filter vena
e. Benar semua tanpa kecuali

10. Antikoagulan yang digunakan dalam EP adalah


a. LMWH (low-molecular weight heparin)
b. Fondaparinux
c. UFH (unfractionated heparin)
d. A dan B benar
e. A, b dan c benar

11. Yang benar tentang Abses Paru


a. Abses paru adalah pengumpulan setempat cairan teinfeksi dalam suatu kavitas
akibat penghancuran jaringan sekitarnya di parenkim paru
b. Abses paru berdasarkan onsetnya diklasifikasikan terjadi secara akut dan kronik
c. Abses paru terbagi sebagai abses paru primer dan abses paru sekunder
d. Disebabkan oleh bakteri anaerob sebagai penyebab primer atau bersama-sama
dengan bakteri aerob
e. Benar semua tanpa kecuali
12. Faktor risiko terbentuknya abses paru antara lain sebagai berikut
a. Periodontitis, gingivitis, Tumor, benda asing, striktur, sepsis
b. Koma, Kejang, anestesia, penyalahgunaan obat, alkoholisme
c. Terapi steroid, kemoterapi, malnutrisi, Human Immunodeficiency Virus (HIV)
d. Akalasia, refluks esofagus, gangguan reflek batuk dan menelan, obstruksi esophagus
e. Benar semua tanpa kecuali
13. Gejala abses paru antara lain
a. Batuk produktif, napas berbau atau sputum berbau busuk
b. Demam, rasa berat di dada, nyeri dada, malaise
c. Batuk darah, keringat malam
d. nafsu makan turun disertai penurunan berat badan
e. Benar semua tanpa kecuali

14. Pemeriksaan penunjang dalam diagnosis Abses paru


a. Foto toraks
b. Pemeriksaan kultur
c. CT Scan
d. Bronkoskopi
e. Benar semua tanpa kecuali

15. Penatalaksanaan Abses Paru


a. Terapi suportif, penyaliran postural, pembedahan
b. Antibiotik, pembedahan, terapi suportif
c. Antibiotik, pembedahan, penyaliran postural
d. Terapi suportif, penyaliran postural, pembedahan, antibiotic
e. Benar semua tanpa kecuali

16. Yang sesuai dengan edema paru adalah?


a. Kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam nyawa
b. Perpindahan cairan dari pembuluh darah ke ruang intertisial dan alveoli melebihi
aliran balik cairan melalui saluran limfe
c. Dua tipe yaitu edema paru kardiogenik dan edema paru nonkardiogenik
d. Morfin dapat digunakan dalam pengobatan edema paru
e. Semua benar tanpa kecuali

17. Termasuk gejala utama edema paru:


a. Sesak napas
b. Takipneu
c. Mual muntah
d. A dan b
e. Semua benar

18. Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan kecurigaan edema paru


a. Pemeriksaan darah
b. Foto toraks
c. EKG
d. USG
e. Benar semua tanpa kecuali

19. Pemeriksaan fisis yang ditemukan pada edema paru


a. Galop S3 pada auskultasi
b. Ronki basah basal pada auskultasi
c. Peningkatan tekanan vena jugularis
d. Murmur jantung
e. Benar semua tanpa kecuali

PATOLOGI PLEURA DAN MEDIASTINUM- dr. Hanriko


1. Squamoid Thymoma
a. Thymoma B1
b. Thymoma B2
c. Thymoma B3
d. Thymoma C

2. Kista mediastinum dengan dinding jaringan ikat dan granulasi, tidak dilapisi epitel
a. Kista bronkial
b. Kista esophageal
c. Kista gastroenteric
d. Kista pankreas

3. Mediastinum posterior
a. Timus
b. Esophagus
c. Jantung
d. Aorta

4. Prognosis buruk Mesothelioma


a. Laki-laki usia <50th
b. Wanita usia <50th
c. Ukuran T1
d. Varian epitheloid

5. Etiologi efusi pleura


a. Penurunan tekanan hidrostatik
b. Peningkatan tekanan osmotic
c. Penurunan permeabilitas kapiler
d. Obstruksi limfatik
6. Pleuritis Tuberculosis
a. ADA test < 40 U/L
b. INF y rendah
c. CRP ≥ 50mg/L
d. Non caseating tubercle

7. Most common tumor in adult’s mediastinum


a. Limfoma
b. Thymoma
c. Thymic carcinoma
d. Paraganglioma

8. Eksudat
a. Berat jenis rendah
b. Protein tinggi
c. Rasio LDH<0.6
d. Cairan putih keruh

9. Stadium Masaoka IIB


a. Berkapsul
b. Invasi makroskopik ke kapsul
c. Invasi makroskopik ke perikadium
d. Invasi makroskopik ke pleura

10. Thymoma dengan diferensiasi medulla


a. Thymoma B1
b. Thymoma B2
c. Thymoma b3
d. Thymoma C

11. Most common tumor in posterior mediastinum


a. Schwannoma
b. Thymoma
c. Hemangioma
d. Limfoma

12. Mesothelioma
a. Asbes
b. Del 1p:7p
c. Mutasi p3
d. EBV

13. Most common transudate effusion


a. Tuberculosis
b. Pericarditis
c. CHF
d. Emboli paru

14. Most common tumor in mediastinum of children


a. Limfoma
b. Thymoma
c. Thymic carcinoma
d. Paraganglioma

15. Most common tumor in middle mediastinum


a. Thymoma
b. Limfoma
c. Schwannoma
d. Paraganglioma

16. Reactive Lymphocytic Effusion


a. Tuberculosis
b. Gagal ginjal
c. Metastasis adenocarcinoma paru
d. Metastasis sarcoma paru

17. Light Criteria


a. Transudat
b. Eksudat
c. Chylous
d. Ascites

18. Thymoma dengan tipe sel spindle yang tersusun storiform


a. Thymoma A
b. Thymoma B
c. Thymoma AB
d. Thymoma C

19. Kista mediastinum dengan dinding dilapisi epitel torak, lamina propia mengandung
kelenjar, tunika muskularis dua lapis
a. Kista bronkial
b. Kista esofageal
c. Kista gastroenterik
d. Kista pankreas

20. Mediastinum anterior


a. Timus
b. Esophagus
c. Aorta descendens
d. Bronkus

21. Transudat
a. Berat jenis rendah
b. Protein tinggi
c. Rasio LDH > 0.6
d. Cairan putih keruh

22. Myasthenia Gravis


a. Thymoma A
b. 70% thymoma
c. Wanita <50th
d. Sel myoid spesifik AChR

23. Penyebab tersering efusi pleura pada wanita


a. Kanker paru
b. Kanker payudara
c. Limfoma
d. Kanker ovarium

MDR TB DAN HIV- dr. Nina


1. Obat TBC pertama ditemukan adalah
a. Streptomisin
b. INH
c. Rifampisin
d. Etambutol

2. Alat diagnostic untuk mendiagnosis resistensi INH dan Rifampisin adalah


a. Gene Expert
b. Hain Test
c. Rapid test
d. Pewarnaan LJ

3. Resistensi terhadap obat injeksi lini kedua ATAU quinolone disebut


a. MDR
b. XDR
c. Poli resistens
d. Pre XDR

4. Diagnostik MDR TB dengan menggunakan media cair


a. LJ Stain
b. MGIT
c. Hain test
d. Gene Expert

5. Obat MDR TB yang digunakan pada shorter regimen adalah kecuali


a. Clofazimin
b. Moxiflosacin
c. INH dosis tinggi
d. Bedaquiline

6. HIV merupakan kriteria suspek TB MDR nomor


a. 1
b. 2
c. 7
d. 9

7. Ditemukan TB extraparu pada HIV masuk ke fase


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

8. Yang termasuk dalam NRTI kecuali


a. Lamifudin
b. Stavudin
c. Zidofudin
d. Nevirapine

9. Pada awal pemberian ARV atau ARV yang diberikan bersamaan dengan OAT dapat
menimbulkan gejala
a. Sindrome wasting HIV
b. IRIS
c. PCP
d. Window periode

10.Yang termasuk dalam kolaborasi TB RO dan HIV kecuali


a. ARV masuk setelah pemberian OAT 2-8 minggu
b. OAT dosis terbagi untuk mengurangi efek samping
c. Modifikasi ARV untuk mengurangi overlapping toksisitas
d. OAT dan ARV diberikan bersamaan untuk mempercepat penyembuhan

TERAPI GIZI PADA KELAINAN RESPIRASI- dr. Dian


1. Jenis diet pada PPOK adalah TKTP rendah karbohidrat, karena
a. karbohidrat sulit dicerna
b. RQ lemak 1,3
c. produksi CO2 lebih banyak
d. lemak mudah dicerna

2. Yang salah mengenai diet pada pasien asma bronchial


a. Berikan ASI eksklusif
b. Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi
c. Berikan antioksidan
d. Jenis diet tinggi protein

3. Pasien TBC perlu mendapatkan asupan protein yang tinggi, sehingga edukasi yang bisa
diberikan untuk pasien di rumah dengan memperhatikan kondisi sosioekonomi adalah
a. perbanyak konsumsi tahu tempe
b. konsumsi daging 3x seminggu
c. konsumsi telur terutama putih telur setiap hari
d. konsumsi semua jenis seafood karena tinggi protein

4. Proporsi karbohidrat pada pasien PPOK adalah


a. 55-70%
b. 40-55%
c. 15-25%
d. 60-75%

GAGAL NAPAS- dr. Sukarti


*jawaban bisa lebih dari 1

1. Pernyataan dibawah ini benar tentang gagal napas


a. pH asidosis metabolik
b. PaO2 > 50 mmHg
c. pH asidosis respiratorik
d. PaO2 > 45 mmHg
e. PaCO2 < 50 mmHg

2. Gagal napas hipoksemia terjadi bila


a. PaO2 < 50 mmHG
b. PaCO2 > 50 mmHg
c. pH asidosis respiratorik
d. PaO2 > 45 mmHg
e. pH asidosis metabolic

3. Gagal napas hiperkapnia terjadi bila


a. pH asidosis metabolik
b. serum bikarbonat normal
c. PaCO2 > 50 mmHg
d. Perubahan status mental
e. pH asidosis respiratorik

4. Kondisi berikut dapat terjadi gagal napas hipoksemia karena konsumsi oksigen jaringan
yang tinggi
a. Pneumonia
b. asma akut
c. emboli paru
d. syok sepsis
e. ARDS

5. Gagal napas akut dapat ditegakkan bila


a. perubahan status mental
b. sesak napas akut
c. PaO2 > 50 mmHg
d. pH darah asidosis metabolic
e. pernyataan di atas benar semua

6. Pada kondisi ARDS dapat terjadi gagal napas hipoksemia karena


a. tekanan oksigen inspirasi yang rendah
b. hipoventilasi alveolar
c. V/Q mismatch
d. Shunt
e. kegagalan difusi oksigen

7. Berikut yang dapat terjadi pada gagal napas hiperkapnia kronik


a. PaO2 >50 mmHg, pH asidosis , konsentrasi serum bikarbonat normal
b. PaCO2 > 45 mmHg, pH alkalosis, konsentrasi serum bikarbonat meningkat
c. PaCO2 > 50 mmHg, pH alkalosis, konsentrasi serum bikarbonat Normal
d. PaCO2 > 45 mmHg, pH normal, konsentrasi serum bikarbonat meningkat
e. didapatkan penyakit paru kronik

8. Gagal napas hiperkapnia akut dapat terjadi bila dijumpai


a. disertai penyakit paru kronik
b. PaCO2 > 45 mmHg, pH asidosis, serum bikarbonat normal
c. PaCO2 > 45 mmHg, pH alkalosis, serum bikarbonat normal
d. PaCO2 > 50 mmHg, pH normal, serum bikarbonat normal
e. tanpa penyakit paru yang mendahului

9. Kelainan berikut dapat menyebabkan terjadinya gagal napas hiperkapnia


a. kelainan pada dinding dada
b. penyakit paru obstruktif
c. kelainan pada alveoli
d. kelainan sistem saraf pusat
e. kelemahan neuromuskuler

10. Kelainan berikut dapat menyebabkan terjadinya gagal napas hipoksemia


a. kelainan dinding dada
b. kelemahan neuromuskuler
c. kelainan sistem saraf pusat
d. kelainan alveoli
e. penyakit paru obstruktif
PPOK- dr. Retno
1. Laki laki 46 tahun datang ke Poli Paru RSAM dengan mengeluh sesak bila beraktivitas
yang dimulai 3 tahun yang lalu dan kian memberat. Os juga mengeluh cepat lelah, dan
selalu berhenti sebentar bila berjalan 100 meter. Batuk berdahak bila terkena asap. Os
tidak merokok sejak kecil. Riwayat perkerjaan os pekerja tambang batubara. Riwayat
dirawat di RS dalam setahun 2x karena sesak napasnya. Kemungkinan kasus di atas
adalah:
a. Asma
b. PPOK
c. Tuberkulosis
d. BSSD

2. Setelah dilakukan pemeriksaan toraks foto tak tampak infitrat dan tampak diafragma
mendatar dan jantung terlihat gambaran tear drops. Bila pasien dianggap PPOK murni,
maka pemeriksaan spirometrinya adalah
a. FEV1/FVC ≥ 80%
b. FEV1/FVC < 70%
c. Bronkodilator test > 20%
d. Semua betul

3. Pada pemeriksaan spirometri ternyata derajat FEV1 50 % dan uji bronkodilator < 12%
dan ditegakan diagnosis PPOK. Maka pencetus terjadinya PPOK pada pasien ini adalah
a. Asap rokok
b. Riwayat penyakit jantung
c. Riwayat bekerja di pertambangan
d. Gangguan perkembangan paru saat kecil

4. Gejala pada PPOK yang tersering adalah


a. Batuk kering, bersin dan sesak
b. Demam, sesak dan batuk berdarah
c. Batuk berdahak, sesak, aktivitas berkurang
d. Batuk lama terutama bila malam hari disertai batuk

5. Pencegahan dan terapi PPOK diantaranya


a. Berhenti merokok
b. Oksigen terapi jangka Panjang
c. Operasi pengurangan volume paru
d. Rehabilitasi medik seperti chest terapi
e. Semua benar

6. PPOK merupakan salah satu penyakit yang berdampak sistemik, beberapa Comorbid
pada PPOK adalah
a. Depresi
b. Penyakit cardiovascular
c. Osteoporosis
d. Semua salah
e. Semua benar

7. Penatalaksanaan PPOK, diberikan LAMA yang mengikat secara jangka panjang reseptor
muskarinik M3 sehingga memberikan efek bronkodilator selama 24 jam, yakni
a. Terbutaline sulfate
b. Tiopropium bromide
c. Salmeterol xinafoate
d. Iprapropimum bromide
e. Becometason dipropionate

8. Latar belakang perubahan paradigma: Pandangan tradisional - FEV1 menurun karena


berjalannya waktu, sesuai grafik l dari Fletcher dan Peto sesuai penyataan sbb
a. Fungsi paru FEV1 akan menurun akan lebih cepat pada perokok dari pada orang
yang tidak merokok
b. Fungsi paru FEV1 akan menurun pada tidak merokok akan lebih cepat dari orang
perokok
c. Fungsi paru FEV1 akan menurun pada waktu yang sama di semua orang perokok
maupun tidak merokok
d. Semua pernyataan di atas salah

TERAPI FARMAKOLOGI SISTEM RESPIRASI- dr. Novita


1. Apakah obat anti asma yang mekanisme kerjanya menghambat enzim fosfodiesterase
sehingga akan meningkatkan kadar c-AMP dalam otot bronkus
a. Teofilin
b. Adrenalin
c. Salbutamol
d. Albuterol
2. Obat anti asma apakah yang mekanisme kerjanya menghambat degranulasi sel mast
adalah:
a. Zieluton
b. Zafirlukas
c. Kromolin
d. Omalizumab

3. Apakah obat anti asma yang diindikasikan kepada pasien dengan kondisi asma berat
a. Kortikosteroid
b. Agonis B2
c. Antagonis muskarinik
d. Metilxantin

4. Obat asma berikut ini memiliki mekanisme kerja menstimulus reseptor beta-adrenergik
adalah:
a. Albuterol
b. Teofilin
c. Kromolin
d. Zileuton

5. Obat asma berikut ini bekerja sebagai antagonis leukotrien adalah:


a. Zafirlukas
b. Teofilin
c. Salmeterol
d. Zileuton

Huhu kelar juga cok

Anda mungkin juga menyukai