Dalam Pemanfaatan SDA sering membutuhkan data data : nilai laju
hujan , tebal hujan dan karakter aliran yang diharapkan, yg sgt berkaitan dg sasaran pemanfaataannya. Biasanya hanya debit puncak yang digunakan untuk debit perencanaan, tapi kadang juga diperlukan data aliran dari waktu ke waktu untuk dianalisa guna perencanaan penyediaan air utk suatu keperluan. Karakter hujan yang penting adalah INTENSITAS HUJAN, yg dinyatakan dalam mm/jam, jumlah atau tebal hujan dalam satuan waktu (harian, mingguan, bulanan maupun tahunan) Nilai –nilai yg tercatat pada stasiun / alat ukur hujan merupakan nilai nilai titik (point value). Untuk mendapatkan nilai ketebalan / tinggi curah hujan pada suatu DAS, dpt dipergunakan berbagai metode, yaitu : metode rata rata aljabar (aritmatic mean), Metode Polygon Thiessen dan Metode Isohyet. Contoh : Suatu DAS dg luasan 27 km2, pada suatu hari terjadi hujan yg tercatat pd stasiun penakar 1, 2 dan 3 sebesar 16 mm, 11mm, dan 19 mm.
Dengan metode rerata aljabar, maka nilai rerata hujan pd DAS tsb. Sebesar : = (16 + 11 + 19) /3 = 15,33 mm
Shg, Volume hujan yang jatuh pada DAS tsb., sebesar :
= 15,33 . 10-3 m x 27 . 106 m2
= 413,91 x 103 m3 = ~ 0,414 juta m3 Dengan metode Polygon Thiessen, yaitu dg membagi luasan DAS, menjadi beberapa polygon yg diwakili oleh masing masing stasiun penakar yaitu A1, A2, dan A3. untuk luas keseluruhan adalah A . Shg nilai rerata hujan (RH) pd DAS tsb. Adalah
RH = (16. A1 + 11 . A2 + 19 A3 ) / A (dalam mm)
atau RH = (16. b1 + 11. b2 + 19 b3 ) dimana b1 = bobot pd stasiun1, b1 = A1 /A, b2 = bobot pd stasiun2, b2 = A2 /A, b3 = bobot pd stasiun3, b3 = A3/A, Utk metode Isohyet, yaitu dg membagi luasan DAS, menjadi beberapa garis kontur ketinggian curah hujan pada interval jarak tertentu. RH Ilustrasi suatu sistem jaringan alur pd suatu DAS Debit aliran pd alur dpt diukur dg cara mengukur luas tampang dan kecepatan aliran. Tempat pengukuran debit berkaitan dg suatu DAS, apabila DAS itu kecil disebut sub DAS atau Daerah Aliran (DA). Tempat ukur debit I berkaitan dengan DA I dan tempat ukur debit II berkaitan dengan DA II. Bentuk tipikal hasil pengukuran aliran di sungai dapat digambarkan berupa HIDROGRAF ALIRAN, yaitu kurva hubungan antara debit aliran terhadap waktu , dan HIDROGRAF TINGGI MUKA AIR, yaitu hubungan antara tinggi muka air thd waktu. Terlihat terdapat hubungan antara tinggi muka air di sungai dg besarnya debit, shg dpt digambarkan hub. antara tinggi muka air di sungai dan debit yg disebut : RATING CURVE. Proporsi Air Hujan menjadi berbagai bentuk Air hujan yg jatuh ke bumi dpt berbentuk sebagai : aliran permukaan, Lengas Tanah, Pengisi cekungan cekungan, Interflow, Air tanah (ground water). Pendistribusian air hujan menjadi berbagai bentuk tidak mengikuti proporsi yg tetap selama proses terjadinya hujan. Pd waktu tjd hujan, hanya sebagian air hujan yg mengalir sbg air aliran permukaaan. Bahkan bila hujan tdk cukup deras, yg jatuh ditanah kering dpt terjadi semua air hujan masuk meresap kedalam tanah.