Anda di halaman 1dari 32

2.

1 Pengertian Bendung

Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian
aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran
melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Fungsi bendung ini berbeda dengan fungsi
bendungan dimana sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim
hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung
di dalam bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu dengan memiliki daya tampung tersebut,
sejumlah besar air sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas
mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan.
Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai,
sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air
sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-
lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).

Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong
atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat melintang sungai dan fungsi utamanya adalah untuk
membendung aliran sungai dan menaikkan level atau tingkat muka air di bagian hulu. Sebelum
membangun sebuah konstruksi bendung, terlebih dahulu ditentukan lokasi atau di bagian sungai mana
bendung tersebut akan dibangun. Ini terkait dengan wilayah atau luas petak-petak sawah yang aliran air
irigasinya akan dibantu oleh adanya konstruksi bendung tersebut. Pemilihan lokasi bendung hendaknya
memperhatikan beberapa hal-hal seperti, wilayah atau topografi daerah yang akan dialiri, topografi
lokasi bendung, keadaan hidrolis aliran sungai, keadaan tanah pondasi, dan lain sebagainya. Selain hal-
hal utama yang telah disebutkan tadi, terdapat pula hal-hal khusus yang harus tetap diperhatikan
sebelum membangun sebuah konstruksi bendung, misalnya konstruksi bendung harus direncanakan
sedemikian rupa agar seluruh daerah dapat dialiri secara proses gravitasi, tinggi bendung dari dasar
sungai tidak lebih dari tujuh meter, saluran induk tidak melewati trase yang sulit, letak bangunan
pengambilan (intake) harus di letakkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran masuknya
air, sebaiknya lokasi bendung itu berada pada alur sungai yang lurus, keadaan pondasi cukup baik, tidak
menimbulkan genangan yang luas di udik bendung serta tanggul banjir sependek mungkin, dan
pelaksanaan tidak sulit dan biaya pembangunan tidak mahal. Untuk keperluan perencanaan dan
pembangunan suatu konstruksi bendung, diperlukan pula data-data yang nanti akan dipergunakan
untuk menentukan dimensi, luasan, dan bagian-bagian bendung yang perlu dibangun. Data-data
tersebut, misalnya data topografi, data hidrologi, data morfologi, data geologi, data mekanika tanah,
standar perencanaan (PBI, PKKI, PMI, dll), data lingkungan, dan data ekologi. Selain itu, diperlukan juga
data-data terkait tentang curah hujan di derah tersebut, data debit banjir, dan data-data lain yang
terkait dengan keadaan hidrologis daerah tersebut. Semua data-data ini dipergunakan untuk
perencanaan dan pembangunan sebuah konstruksi bendung.

2.2 Bagian-bagian bendung


Konstruksi sebuah bendung memiliki bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian ini menopang seluruh
konstruksi bendung. Setiap bagian memiliki detail dan fungsi yang khusus. Bagian-bagian inilah yang
akan bekerja agar operasional suatu bendung dapat berjalan dengan baik. Bagian-bagian dari konstruksi
bendung secara umum, yaitu

2.2.1 Tubuh bendung

Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendung laju aliran sungai dan
menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian ini biasanya terbuat dari urugan tanah,
pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendung umumnya dibuat melintang pada aliran
sungai.

2.2.2 Pintu air (gates)

Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur, membuka, dan menutup
aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

1. Daun pintu (gate leaf)

Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka,
mengatur, dan menutup aliran air.

2. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)

Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga
agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.

3. Angker (anchorage)

Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur
arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

4. Hoist

Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

2.2.3 Pintu pengambilan (intake)

Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah masuknya
benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari
dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan
diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula. Kadang-
kadang bila salah satu pintu pengambilam debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong
yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan
penguras dan cukup satu saja.

2.2.4 Kolam peredam energi

Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada palung maupun pada sodetan,
maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada daerah itu masih tinggi, hal
ini akan menimbulkan gerusan setempat (local scauring). Untuk meredam kecepatan yang tinggi itu,
dibuat suatu konstruksi peredam energi. Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu bentuk pertemuan
antara penampang miring, penampang lengkung, dan penampang lurus. Secara garis besar konstruksi
peredam energi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu

1. Ruang olak tipe Vlughter

Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak membawa batuan besar. Bentuk
hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas mercu dan perbedaan energi di hulu
dengan muka air banjir hilir.

2. Ruang olak tipe Schoklitsch

Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam energi tipe Vlughter.
Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam energi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu
tinggi energi di atas mercu dan perbedaan tinggi energi di hulu dengan muka air banjir di hilir.

3. Ruang olak tipe Bucket

Kolam peredam energi ini terdiri dari tiga tipe, yaitu solid bucket, slotted rooler bucket atau dentated
roller bucket, dan sky jump. Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter,
namun perbedaanya sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini digunakan bilamana
sungai membawa batuan sebesar kelapa (boulder). Untuk menghindarkan kerusakan lantai belakang
maka dibuat lantai yang melengkung sehingga bilamana ada batuan yang terbawa akan melanting ke
arah hilirnya

4. Ruang olak tipe USBR

Tipe ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter. Ruang olakan ini memiliki
berbagai variasi dan yang terpenting ada empat tipe yang dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan
konstruksinya. Tipe-tipe tersebut, yaitu ruang olakan tipe USBR I merupakan ruang olakan datar dimana
peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran dengan permukaan dasar kolam, ruang olakan
tipe USBR II merupakan ruang olakan yang memiliki blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung
hulu dan di dekat ujung hilir (end sill) dan tipe ini cocok untuk aliran dengan tekanan hidrostatis lebih
besar dari 60 m, ruang olakan tipe USBR III merupakan ruang olakan yang memiliki gigi pemencar di
ujung hulu, pada dasar ruang olak dibuat gigi penghadang aliran, di ujung hilir dibuat perata aliran, dan
tipe ini cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan ruang olakan tipe USBR VI
merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar di ujung hulu, di ujung hilir dibuat perata aliran,
cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan Bilangan Froud antara 2,5 - 4,5.

5. Ruang olak tipe The SAF Stilling Basin (SAF = Saint Anthony Falls)

Ruang olakan tipe ini memiliki bentuk trapesium yang berbeda dengan bentuk ruang olakan lain dimana
ruang olakan lain berbentuk melebar. Bentuk hidrolis tipe ini mensyaratkan Fr (Bilangan Froude)
berkisar antara 1,7 sampai dengan 17. Pada pembuatan kolam ini dapat diperhatikan bahwa panjang
kolam dan tinggi loncatan dapat di reduksi sekitar 80% dari seluruh perlengkapan. Kolam ini akan lebih
pendek dan lebih ekonomis akan tetapi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu faktor keselamatan
rendah (Open Channel Hidraulics, V.T.Chow : 417-420)

Pemilihan tipe kolam peredam energi tergantung pada beberapa faktor atau beberapa kondisi, misalnya
keadaan tanah dasar atau kondisi tanah dasar, tinggi perbedaan muka air hulu dan hilir, dan sedimen
yang diangkut aliran sungai.

2.2.5 Pintu penguras

Penguras ini bisanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung dan kadang-kadang ada pada
kiri dan kanan bendung. Hal ini disebabkan letak daripada pintu pengambilan. Bila pintu pengambilan
terletak pada sebelah kiri bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kiri pula. Bila pintu
pengambilan terletak pada sebelah kanan bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kanan
pula. Sekalipun kadang-kadang pintu pengambilan ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras
cukup satu hal ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung. Pintu penguras ini
terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung dengan pilar, atau antara pilar dengan
pilar. Lebar pilar antara 1,00 sampai 2,50 meter tergantung konstruksi apa yang dipakai. Pintu penguras
ini berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk
membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap
harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu
penguras, sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga bagian atas
dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat diatasnya.

http://putusukmakurniawan.blogspot.co.id/2010/08/bendung-dan-bagian-bagiannya.html

Pengertian Bendungan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau
tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit
Listrik Tenaga Air.

Bagian-bagian bendungan

Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

1. Badan bendungan (body of dams)

Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki tujuan
untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola
atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang
disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

2. Pondasi (foundation)

Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

3. Pintu air (gates)

Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun
tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

a. Daun pintu (gate leaf)

Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka ,
mengatur dan menutup aliran air.

b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)

Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga
agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.

c. Angker (anchorage)

Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur
arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

d. Hoist

Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
4. Bangunan pelimpah (spill way)

Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar
tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

a. Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)

Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit
airnya besar.

b. Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, flood way)

Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di dalam waduk dengan
permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air
dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena
itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi
setempat.

c. Bangunan peredam energy (energy dissipator)

Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak merusak tebing,
jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.

5. Kanal (canal)

Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

6. Reservoir

Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

7. Stilling basin

Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

8. Katup (kelep, valves)

Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa
pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air
dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.

9. Drainage gallery

Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan

Tipe Bendungan
Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

1. Berdasarkan ukuran

a. Bendungan besar (large dams)

Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :

* Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai ke puncak
bendungan.

* Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan bendungan besar asal
memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :

* Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.

* Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m³.

* Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m³/detik.

* Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had specially difficult foundation
problems).

* Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).

b. Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)

Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut bendungan kecil.

2. Berdasarkan tujuan pembangunannya

a. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.

b. Bendungan serbaguna (multipurpose dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.

3. Berdasarkan penggunaannya

a. Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan
agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.

b. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)

Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat mengalir masuk
kedalam saluran air atau terowongan air.

c. Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga dapat mencegah terjadinya
banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

* Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian hilir.

* Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya.

4. Berdasarkan konstruksinya

a. Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)

Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan (material)
tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk
bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi :

* Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)

Adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.

* Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)

Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu lapisan kedap air (water tight layer),
lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filter zones).
* Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rockfill dams, dekced
rockfill dams)

Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di sebelah hulu
bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan beton bertulang.

b. Bendungan beton (concrete dams)

Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Ini masih
dapat dibagi lagi menjadi :

* Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)

Adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya
dengan berat sendiri saja.

* Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)

Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja
padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar sedangkan keadaan geologiya baik.

* Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau concerete arch dams)

Adalah bendungan beton yang didesain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padaya lewat
abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.

* Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type concerete dams)

Adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe bendungan.

c. Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams), bendungan besi (steel
dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan batu (masonry dams).

5. Berdasarkan fungsinya

a. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)

Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar lokasi
rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

b. Bendungan pengelak (cofferdam)

Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi
rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

c. Bendungan utama (main dam)

Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

d. Bendungan sisi ( high level dam )

Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi
puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan
menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus
menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.

e. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)

Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk
mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

f. Tanggul ( dyke, levee)

Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat
yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya
maksimal 5 kali tingginya.

g. Bendungan limbah industri (industrial waste dam)

Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal dari
industri.

h. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)

Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian
pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan juga.

6. Berdasarkan jalannya air


a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah (spillway).

b. Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)

Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.

Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu atau pasangan bata.

7. Berdasarkan ICOLD

a. Bendungan urugan tanah (earthfill dams)

b. Bendungan urugan batu (rockfill dams)

Adalah bendungan urugan yang kekuatan konstruksinya didasarkan pada urugan batu dan sebagai
lapisan kedap air memakai tanah liat, tanah liat bercapur pasir/kerikil, lapisan aspal, beton bertulang
atau geotextile.

c. Bendungan beton berdasar berat sendiri

d. Bendungan beton dengan penyangga

e. Bendungan beton berbentuk lengkung

f. Bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung (multiple arch dams)

Adalah bendungan beton yang bentuk lengkungnya lebih dari satu dan diperkuat dengan kolom beton
bertulang.

Fungsi Bendungan

Maka dapat disimpulkan, secara umum fungsi dari bendungan adalah berdasarkan peranannya:

1. Sebagai Pembangkit: Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia. banyak negara memiliki
sungai dengan aliran air yang memadai, yang dapat dibendung.

2. Sebagai Listrik: untuk keperluan pembangkit listrik

3. Untuk Menstabilkan aliran air / irigasi: Bendungan sering digunakan untuk mengontrol dan
menstabilkan aliran air, untuk pertanian tujuan dan irigasi. Mereka dapat membantu menstabilkan atau
mengembalikan tingkat air danau dan laut pedalaman. Mereka menyimpan air untuk minum dan
kebutuhan manusia secara langsung
4. Untuk Pencegahan banjir: Bendungan diciptakan untuk pengendalian banjir

5. Untuk Reklamasi: Bendungan (sering disebut tanggul-tanggul atau tanggul) digunakan untuk
mencegah masuknya air ke suatu daerah yang seharusnya dapat tenggelam, sehingga para reklamasi
untuk digunakan oleh manusia

6. Untuk Air pengalihan: Bendungan yang digunakan untuk tujuan hiburan

Jenis-Jenis Bendung

Tuesday, September 11th 2012. | Bangunan Air

KOMUNITAS INSINYUR

Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat
untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke jaringan irigasi. Kelebihan airnya dilimpahkan ke hilir dengan terjunan yang dilengkapi
dengan kolam olak dengan maksud untuk meredam energi.

Ada 2 tipe atau jenis bendung tetap dilihat dari bentuk struktur ambang pelimpahannya, yaitu:

Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi kanan sungai artinya as ambang tersebut berupa garis lurus
yang menghubungkan dua titik tepi sungai.

Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi gergaji. Tipe seperti ini diperlukan bila panjang ambang
tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar yang kecil tetapi debit airnya besar. Maka
dengan menggunakan tipe ini akan didapat panjang ambang utama yang lebih besar, dengan demikian
akan didapatkan kapasitas pelimpahan debit yang besar. Mengingat bentuk fisik ambang dan karakter
hidrolisnya, disarankan bendung tipe gergaji ini dipakai pada saluran.

Dalam hal diterapkan di sungai harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Debit relatif stabil

Tidak membawa material terapung berupa batang-batang pohon

Efektivitas panjang bendung gergaji terbatas pada kedalaman air pelimpasan tertentu.

Bendung Gerak Vertikal


Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah dilengkapi dengan pintu-
pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Tipe ini mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur
tinggi muka air di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan muka air sungai
kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan. Operasional di lapangan dilakukan dengan
membuka pintu seluruhnya pada saat banjir besar atau membuka pintu sebagian pada saat banjir
sedang dan kecil. Pintu ditutup sepenuhnya pada saat saat kondisi normal, yaitu untuk kepentingan
penyadapan air. Tipe bendung gerak ini hanya dibedakan dari bentuk pintu-pintunya antara lain:

KOMUNITAS INSINYUR

Pintu geser atau sorong, banyak digunakan untuk lebar dan tinggi bukaan yang kecil dan sedang.
Diupayakan pintu tidak terlalu berat karena akan memerlukan peralatan angkat yang lebih besar dan
mahal. Sebaiknya pintu cukup ringan tetapi memiliki kekakuan yang tinggi sehingga bila diangkat tidak
mudah bergetar karena gaya dinamis aliran air.

Pintu radial, memiliki daun pintu berbentuk lengkung (busur) dengan lengan pintu yang sendinya
tertanam pada tembok sayap atau pilar. Konstruksi seperti ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan
untuk diangkat dengan menggunakan kabel atau rantai. Alat penggerak pintu dapat dapat pula
dilakukan secara hidrolik dengan peralatan pendorong dan penarik mekanik yang tertanam pada
tembok sayap atau pilar.

Bendung Karet (Bendung Gerak Horisontal)

Bendung karet memiliki 2 bagian pokok, yaitu :

Tubuh bendung yang terbuat dari karet

Pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan tabung karet, serta dilengkapi satu ruang kontrol
dengan beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung
karet.

Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara mengembungkan tubuh bendung dan
menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet
dapat diisi dengan udara atau air. Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi
dengan instrumen pengontrol udara atau air (manometer).

Bendung Saringan Bawah


Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran penangkap dan saringan.
Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan membuat bak penampung air berupa saluran
penangkap melintang sungai dan mengalirkan airnya ke tepi sungai untuk dibawa ke jaringan irigasi.

Operasional di lapangan dilakukan dengan membiarkan sedimen dan batuan meloncat melewati
bendung, sedang air diharapkan masuk ke saluran penangkap. Sedimen yang tinggi diendapkan pada
saluran penangkap pasir yang secara periodik dibilas masuk sungai kembali.

http://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/jenis-jenis-bendung

PENDAHULUAN

1.1.        Penjelasan Bendung

Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah sebagai
sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, penyediaan air minum,
kebutuhan industri dan lain lain. Kebutuhan air bagi kepentingan manusia semakin meningkat sehingga
perlu dilakukan penelitian atau penyelidikan masalah ketersediaan air sungai dan kebutuhan area di
sekelilingnya, agar pemanfaatan dapat digunakan secara efektif dan efisien, maka dibuatlah dengan
pembangunan sebuah bendung.

Bendung (Bangunan Sadap) atau Weir (Diversion Structure) merupakan bangunan (komplek bangunan)
melintasi sungai yang berfungsi mempertinggi elevasi air sungai dan membelokkan air agar dapat
mengalir ke saluran dan masuk ke sawah untuk keperluan irigasi.

Definisi bendung menurut ARS Group, 1982, Analisa Upah dan Bahan BOW (Burgerlijke Openbare
Werken),Bandungadalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang dibangun melintang sungai atau
pada sudetan untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat dialirkan secara gravitasi ke tempat
yang membutuhkannya.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2401-1991 tentang Pedoman Perencanaan Hidrologi
Dan Hidraulik Untuk Bangunan Di Sungai adalah bangunan ini dapat didesain dan dibangunan sebagai
bangunan tetap, bendung gerak, atau kombinasinya, dan harus dapat berfungsi untuk mengendalikan
aliran dan angkutan muatan di sungai sedemikian sehingga dengan menaikkan muka airnya, air dapat
dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan kebutuhannya.

1.1.1.   Fungsi Bendung :

Untuk kebutuhan irigasi

Untuk kebutuhan air minum

Sebagai pembangkit energi

Pembagi atau pengendali banjir

Dan sebagai pembilas pada berbagai keadaan debit sungai.

1.1.2.   Ada 3 Macam Bendung :

Bendung Saringan Bawah

Bendung saringan bawah pada umumnya dibangunan di daerah hulu di mana lokasi ini banyak
mengangkut batuan besar dan permukaan air sungai relatif tinggi. Sehingga dibuat bendung yang renah.

Bendung ini dilengkapi dengan pasir terbuka, di atasnya diberi kisi-kisi penyaring dari baja untuk
mencegah masuknya batuan ke dalam parit.

Gambar 1. Bendung saringan bawah

Gambar 2. Tipe-tipe tata letak bendung saringan bawah

Bendung Saringan Bawah dapat dipertimbangkan jika :


Kemiringan sungai relatif besar, biasanya di pegunungan.

Butir sedimen sedang kecil dan konsentrasi sedimen sangat tinggi.

Mengandung bongkahan batu.

Debit pengambilan jauh lebih kecildari debit sungai.

Tidak cocok untuk sungai yang fluktuasi bahan angkutannya besar. Misalnya di daerah gunung berapi
muda.

Dasar sungai yang rawan gerusan memerlukan fondasi yang cukup dalam.

Bendung harus dirancang seksama agar aman terhadap rembesan.

Konstruksi saringan hendaknya sederhana, tahan benturan batu, mudah dibersihkan jika tersumbat.

Bangunan harus dilengkapi dengan kantong lumpur/pengelak sedimen yang cocok dengan kapasitas
tampung memadai dan kecepatan aliran cukup untuk membilas partikel. Satu di depan pintu
pengambilan dan satu di awal saluran primer.

Harus dibuat pelimpah yang cocok di saluran primer untuk menjaga jika terjadi kelebihan air.

Untuk keperluan pengurasan diperlukan :

Debit air dan kemiringan yang memadai.

Sedimen halus akan masuk ke saluran, yang kasar akan loncat dan melewati bangunan.

Sebagian krakal dan krikil ada yang terjepit pada jeruji.

Konsentrasi seimen yang tinggi akan menyebabkan penumpukan material di hilir bendung dan
mengganggu fungsi bendung.

Lebar bendung : sama dengan lebar rata-rata sungai pada bankfull discharge. Biasanya B = 120% Bs
( lebar sungai pada banjir tahunan ).

Be = B-2 (n Kp + Ka ) H1

Be: lebar efektif, B: lebar mercu, n : jumlah pilar, Kp: koefisien konstraksi pilar, Ka: koefisisen konstrasi
pangkal bendung, H1: tinggi energi.
Bendung Ambang/Mercu Tetap

Berfungsi untuk menaikkan permukaan air sungai agar air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi. Dan
untuk menaikkan permukaan air sungai diatur dengan ambang tetap atau permanen.

Umumnya mercu bendung berbentuk bulat atau Ogee. Kedua bentuk ini cocok untuk beton atau
pasangan batu kali.

Mercu berbentuk Ogee adalah berbentuk lengkung memakai persamaan matematis, sedikit rumit
dilaksanakan, tetapi memberikan sifat hiraulis yang baik, bentuk gemuk dan kekar, menambah stabilitas.

Gambar 3. Bendung Ambang Tetap (weir) Empang,Bogor

Gambar 4. Tipe-tipe tata letak bendung ambang tetap

Gambar 5. Mercu bulat dan Ogee

Bendung Gerak

Berfungsi untuk meninggikan muka air sungai, sehingga air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi.

Untuk mengatur permukaan air sungai digunakan pintu gerak (dapat dibuka dan ditutup). Bendung
gerak cocok dibangun di sungai bagian hilir, di daerah ini kemiringan sungai datar dan tebing sungai
rendah. Pada saat banjir pintu dibuka, sehingga air sungai tidak meluap ke tebing kanan dan kiri.

Gambar 6. Bendung Gerak

Gambar 7. Denah dan potongan melintang Bendung Gerak


Bendung Gerak dapat dipertimbangkan jika :

Kemiringan sungai kecil atau relatif datar.

Daerah genangan luas dan harus dihindari.

Debit banjir besar, kurang aman dilewatkan pada bendung tetap.

Pondasi untuk pilar harus betul-betul kuat kalau tidak pintu terancam macet.

Gambar 8. Skema pengambilan air dari sungai

Gambar 9. Gambaran umum bagian-bagian Bendung

1.1.3.   Secara Fisik Bagian-Bagian Bendung Meliputi :

Tubuh Bendung

Pemilihan lokasi :

Pilih bagian sungai lurus, tidak ada gerusan

Pilih lembah yang sempit (biaya murah)

Pondasi bendung kokoh

Keperluan elevasi muka air

Pelaksanaan mudah

Ketersediaan bahan bangunan.

Keperluan elevasi muka air tergantung luas sawah yang diairi. Semakin naik ke hulu sawah terairi lebih
luas, turun ke hilir luas areal sawah terairi berkurang.
Gambar 10. Tipe-tipe Bendung

Gambar 11. Bangunan utama Bendung

Bangunan Pengelak dan Peredam Energi

Dibangun melintang sungai atau tegak lurus aliran sungai. Berfungsi untuk menaikkan permukaan air
sungai, sehingga air sungai lebih tinggi dari daerah yang akan diairi dan selanjutnya air sungai dapat
dialirkan ke daerah irigasi dengan menggunakan saluran irigasi.

Berfungsi sebagai peredam energi air yang jatuh, sehingga sisa energi air di hilir kolam olak menjadi
minimal sehingga gerusan dasar sungai tidak membahayakan.

Perencanaan kolam olak mengikuti standar yang ada sebenarnya sudah memadai. Yang jadi masalah
adalah kedalaman gerusan hilir bendung seberapa jauh membahayakan. Bendung besar dan komplek
perlu model, tapi untuk bendung kecil dan sederhana tidak perlu dimodel. Apalagi untuk dasar sungai
yang mempunyai outcrop (batuan dasar sungai masif) tidak ragu lagi bahwa gerusan

tidak ada, maka model tidak perlu.

Gambar 12. Peredam energi tipe bak tenggelam

Gambar 13. Karakteristik kolam olak USBR Type III (Bradley Peterka)

Bangunan Pembilas/Penguras

Bagian ini terletak di depan pengambilan, sedikit ke hilir dan dilengkapi dengan pintu penguras yang
berfungsi untuk mengendapkan sedimen kasar agar tidak masuk ke pengambilan dan secara berkala
sedimen tersebut dibuang ke hilir melalui pintu penguras.
Persyaratan umum kecepatan aliran di sekitar pintu pembilas adalah dirancang sekurang-kurangnya
sebesar 1,20 m/detik.

Gambar 14. Bangunan pembilas

Ambang Pengambilan

Persyaratan umum (lokasi dan dimensi) :

Lokasi dipilih pada bagian sungai yang tidak mudah terjadi sedimentasi, biasanya di tikungan luar

Dimensi dirancang dengan kecepatan aliran di dekat ambang tidak terlalu cepat sehingga terlalu banyak
sedimen yang masuk, namun juga tidak terlalu lambat sehingga menyebabkan sedimentasi yang
berlebihan di depan ambang pengambilan.

Persyaratan umum kecepatan aliran di atas ambang pengambilan adalah dirancang sebesar 0,80
m/detik.

Pintu Pengambilan/Intake

Berfungsi untuk menyadap dan mengontrol air yang akan dialirkan ke saluran irigasi melalui kantong
lumpur. Bagian ini dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup, sehingga besar kecilnya air
yang disadap dapat dikontrol

Persyaratan umum kecepatan aliran di sekitar pintu pengambilan adalah dirancang antara 0,90 – 1,00
m/detik.

Bangunan Pengambilan dan Pembilas

Tata Letak :

Pengambilan : untuk mengelakkan air agar masuk ke saluran irigasi. Diletakkan dekat bendung dan pada
tikungan luar.

Pembilas: mengurangi benda terapung dan sedimen kasar masuk ke saluran.


Pengambilan air pada dua sisi, sebaiknya salah satu sisi lewat sipon pada tubuh bendung.

Gambar 15. Geometri bangunan pengambilan

Gambar 16. Tipe-tipe pintu pengambilan

Gambar 17. Tipe-tipe pintu bilas

Kantong Lumpur

Bagian ini terletak di belakang pintu pengambilan, berfungsi untuk mengendapkan sedimen halus yang
masuk malului pintu intake. Sedimen halus/lumpur yang mengendap secara berkala dibuang melaului
pintu pembilas, dibuang atau digelontorkan kembali ke sungai.

Bangunan Pelengkap Lainnya :

Tanggul Banjir

Untuk mencegah terjadinya luapan banjir di hulu bendung dan dan mengarahkan aliran banjir.

Panjang dan elevasi. Kurva pengempangan digunakan untuk menghitung panjang dan elevasi tanggul
untuk banjir dengan periode ulang berbeda. Untuk genangan dengan Q 100 tahun ditambah tinggi
jagaan. Dan dicek dengan Q 1000 tahun.

Hitung pakai “Standar Step Methode “, jika ada data kemiringan sungai, potongan melintang dan faktor
kekasaran sungai.

Untuk perkiraan kasar, hitung pakai rumus sederhana.

Poros tanggul; Tanggul banjir sebaiknya jauh dari air terendah. Tinggi jagaan: Elevasipuncak tanggul 0,25
m diatas elevasi pangkal bendung untuk keamanan extra.
Potongan melintang; Lebar puncak tanggul 3 m. Kalau dipakai jalan ditambah seperlunya. Kemiringan
hulu dan hilir diambil antara 1 : 2 s/d 1 :3,5 tergantung jenis tanah. Tinggi tanggul > 5m sebaiknya
stabilitasnya dicek dengan perhitungan khusus. Bila fondasi tanggul lolos air (porous) disarankan dibuat
cut off (parit halang) 1/3 x H.

Krib Dan Bronjong (Matras Batu)

Krib berfungsi untuk mengarahkan aliran, melindungi tanggul maupun tebing sungai terhadap
penggerusan.

Krip dibuat tegak lurus tanggul. Tinggi mercu krip sama dengan bantaran. Kemiringan pelindung tanggul
atau krip 1 : 2,5 – 3,5 di bawah air, dan 1 : 1,5-2,5 yang di atas air.

Kemiringan ujung krip 1 : 5-10

Bronjong berfungsi untuk membentuk krib dan sebagai pelindung tebing dan dasar sungai.

Berbentuk bak dari jala kawat yang diisi batu. Ukuran biasanya 2x1x0,5 m. Tidak boleh dipakai untuk
bagian bangunan permanen. Keuntungannya batu sedang diikat dalam kawat memberi masa kuat dan
konstruksi flexible.

Saringan Baja/Trasrak

Berfungsi untuk mencegah masuknya batu-batu besar di depan pintu pengambilan dan di depan pintu
penguras.

Sehingga operasional pintu pengambilan dan penguras dapat berjalan normal setiap saat.

Rip Rap (Lapisan Batu Teratur)


Berfungsi untuk melindungi dasar sungai atau tebing di hilir. bendung Rip-rap dipasang dari puncak
bendungan sampai + 2 m di bawah permukaan air terendah untuk operasi (MOL, Minimum Operation
Level).

Tebal lapisan tergantung pada : kekuatan batu, tinggi bendungan, frekuensi muka air dan tinggi
perkiraan gelombang. Umumnya apabila menggunakan tenaga manusia + 30 cm, menggunakan alat
berat + 50 cm – 100 cm. Batu harus keras, padat, awet, BJ ≈ 2,4 t/m3. Panjang lindungan 4 x R (R : dalam
gerusan). Tebal lapisan 2 ~ 3 x d40 . Nilai d40 tergantung kecepatan air.

Gambar 18. Tipe-tipe Rip Rap

Kantong Lumpur

Kapasitas memadai untuk sedimen yang masuk, mampu membilas, perlu kemiringan tinggi. Pada saluran
primer dibuat pelimpah. Meskipun sudah ada bangunan pembilas di depan intake, biasanya masih ada
butir halus partikel yang masuk. Untuk mencegah masuk ke saluran diperlukan kantong lumpur.
Prinsipnya adalah memperbesar saluran sehingga kecepatan berkurang akibatnya sedimen mengendap.
Untuk menampung sedimen saluran diperdalam, dibilas tiap 1-2 minggu.

Biasanya panjang 200 m untuk sedimen kasar, sampai dengan 500 m untuk sedimen halus. Tergantung
pada topografi dan keperluan pembilasan. Pertimbangan dalam memutuskan: (a) Ekonomis atau tidak,
(b) Kemudahan pekerjaan OP, (c) Perlu dibangun, kalau sedimen masuk ke saluran > 5% kedalaman x
panjang x lebar saluran primer dan sekunder (butiran< 0,06 – 0,07 mm).

Dimensi kantong lumpur

Partikel pada titik awal A kecepatan endap w dan kecepatan air v akan mengendap di titik C . Waktu yg
diperlukan: t = H/w = L/v dimana v = Q/HB. Menghasilkan LB = Q/w, dimana L: panjang kantong lumpur,
B : lebar kantong lumpur, Q : debit air, w:

kecepatan endap di kantong lumpur. Agar tidak terjadi meandering atau pulau endapan dibuat L/B > 8.
Kalau topografi tidak memungkinkan bisa dibagi-bagi ke arah memanjang dengan dinding pemisah
(devider wall).
Volume tampungan

Volume kantong lumpur tergantung pada kandungan sedimen, volume air yang lewat, dan jarak waktu
pembilasan. Banyak nya sedimen yang lewat dapat dihitung dengan cara: (a) Pengukuran langsung di
lapangan, (b) Perhitungan rumus yang cocok (Einstein-Brown, Meyer-Peter, Muller), (c) Atau memakai
data kantong lumpur yang ada di lokasi lain. Kedalaman ds = 1 m untuk jaringan kecil (10 m3/dt ), 2,5 m
untuk jaringan besar (100 m3/dt).

Tata letak kantong lumpur

Tata letak terbaik kalau saluran pembilas lurus sebagai kelanjutan kantong lumpur, saluran primer di
sampingnya. Ambang saluran primer di atas tinggi maksimum sedimen. Alternatif tata letak lain saluran
primer searah kantong lumpur, perlu dinding pengarah.

Gambar 19. Pengarah aliran

1.1.3.   Pemilihan Lokasi Bendung :

Menentukan lay out saluran primer dari bangunan bagi atau bagi sadap pertama ke arah hulu.

Mengebor dasar sungai di beberapa lokasi untuk memperoleh lokasi dengan pondasi yangbaik dan kuat.

Memberi detail pada lokasi yang dipilih (as bendung).

Menentukan kebutuhan elevasi air di pintu pengambilan sama dengan tinggi air normal di bendung.

Lokasi bendung dipilih pada alur sungai yang lurus.

Gambar 20. Skema persyaratan hidraulika Bendung

Dan berdasarkan SNI 03-2401-1991, Tata Cara Perencanaan Umum Bendung, adalah standar ini
dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam membuat desain bendung agar memenuhi
persyaratan hidraulik dan struktur serta persyaratan pelaksanaan secara benar dan aman, sesuai dengan
pola bangunan berwawasan lingkungan sehingga diharapkan desain bendung dengan baik, aman dan
berfungsi semestinya, sesuai dengan kelembagaan dan pengaturan yang terkait dengan
mempertimbangkan faktor teknis perencanaan.

Data dan informasi mengenai data kebijakan perencanaan dan desain, data pembuatan bendung, data
morfologi sungai, data geologi teknik, data bahan bangunan, data peralatan. Syarat keamanan antara
lain keamanan hidraulik,keamanan struktur, keamanan dalam operasional dan keamanan. lingkungan
yang berkaitan dengan gangguan angkutan muatan. Desain mengenai bendung membahas antara lain
tentang pra desain dasar mengenai persiapan pekerjaan, penentuan lokasi bendung, tipe bendung
beserta kelengkapannya dan penentuan debit desain.

Pra desain hidraulik membahas tentang panjang dan tinggi mercu bendung, mercu dan tubuh bendung,
peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas, bangunan pengarah
arus, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok pangkal bendung, saringan sampah dan batu bongkah,
lantai undik atau dinding tirai, bangunan penangkap sidemen. Desain struktur meliputi desain struktur
atas dan struktur bawah.

Fungsi kelengkapan bendung mencakup tubuh bendung merupakan ambang tetap yang berfungsi
menaikkan muka air, ambang bendung gerak berfungsi sebagai perletakan pintu bendung gerak,
peredam energi berfungsi untuk meredam energi air agar tidak terjadi penggerusan setempat yang
membahayakan konstruksi, lantai undik berfungsi mengurangi bahaya rembesan dan erosi, tembok
pangkal berfungsi sebagai penahan

tanah, tembok sayap berfungsi sebagai pengarah arus.

Syarat keamanan hidraulik bendung dan bangunan pelengkap meliputi antara lain keamanan terhadap
luapan, keamanan terhadap gerusan lokal, degradasi sungai, keamanan terhadap agradasi dasar sungai,
rembesan, perubahan arah aliran dan tekanan air. Sedangkan syarat keamanan struktur meliputi
kekuatan, kestabilan, kimiawi dan biotis.

 
1.1.4.   Operasi dan Pemeliharaan

Operasi adalah pengaturan bukaan pintu untuk penyediaan air. Pengaturan air pada kondisi normal,
kondisi banjir, dan kondisi kering.

Kondisi normal adalah aliran sungai normal, sedimen yang dibawa sedang. Penjediaan air dilakukan
sesuai rencana kebutuhan air irigasi dan keperluan lainnya. Air sungai masih bisa mengalir ke hilir untuk
keperluan lain dan keperluan lingkungan. Pada saat ini pintu pengambilan dibuka penuh, pintu bilas atas
dan bawah ditutup, agar air depan pengambilan tenang sedimen mengendap. Pintu bilas bawah dibuka
1 jam setiap hari untuk menguras endapan lumpur. Kalau terdapat benda terapung depan pintu bilas,
pintu bilas atas diturunkan untuk menghanyutkan benda terapung. Dalam keadaan ini biasanya kolam
lumpur sudah penuh pada 5-10 hari (tergantung perencanaan). Untuk ini dilakukan pengurasan lumpur
secara hidraulis, dengan prosedur sebagai berikut :

Pintu bilas atas dan bawah ditutup, pintu pengambilan dibuka, pintu ke saluran irigasi ditutup, pintu
penguras dibuka. Lama pengurasan tergantung jumlah sedimen, besaran fraksi sedimen, besar debit dan
kemiringan kantong lumpur yang sudah dihitung dalam rencana dan model test (biasanya 3-5 jam).
Setelah selesai, air irigasi dialirkan kembali.

Operasi adalah pengaturan bukaan pintu untuk penyediaan air. Pengaturan air pada kondisi normal,
kondisi banjir, kondisi kering. Kondisi banjir: aliran sungai besar, sedimen yang dibawa banyak.
Penjediaan air untuk irigasi dan keperluan lainnya dihentikan sementara, karena di sawah sudah
kelebihan air, dan cenderung membuang.

Pada saat ini pintu pengambilan ditutup penuh, pintu bilas atas dan bawah ditutup, agar sedimen tidak
masuk ke saluran irigasi dan sedimen dilewatkan atas bendung. Pada saat air surut dimana kedalaman
air diatas mercu antara 0.5 s/d 1 m pintu pembilas dibuka untuk menguras lumpur. Setelah lumpur
bersih dan air di atas bendung antara 0-0.5 m, pintu pengambilan dibuka dan pintu bilas ditutup. Air
irigasi normal kembali. Pada beberapa bendung dimana debit banjir besar, saluran pembilas dipakai
untuk melewatkan air. Untuk itu pintu bilas dibuka saat banjir. Kalau sungai membawa batang-batang
pohon, kemungkinan bisa menyangkut pada saluran pembilas yang sempit.
Pengaturan air : kondisi normal, kondisi banjir, kondisi kering. Kondisi kering: aliran sungai kecil,
sedimen yang dibawa sedikit. Penjediaan air untuk irigasi dan keperluan lainnya dipenuhi tetapi
cenderung kurang. Air sungai jangan disadap 100%, karena di hilir bendung biasanya ada penyadapan
untuk keperluan lain dan atau untuk menjaga lingkungan. Pada saat ini pintu pengambilan dibuka
penuh, pintu bilas atas atau bawah dibuka sebagian, agar air tetap mengalir sebagian ke hilir bendung.

Karena air sungai cenderung bersih maka kandungan sedimen sedikit, maka frekuensi pengurasan
lumpur

dapat lebih lama dibanding saat air normal. Cara pengurasan seperti saat air normal, cuma karena air
sungai dan selisih tinggi minim, air sungai ditampung dulu beberapa jam didepan bendung dengan
menutup pintu pengambilan dan pembilas. Pada saat elevasi air naik sampai mercu bendung,
pembilasan dimulai. Pada saat ini pengecekan terhadap saluran pembilas bawah dilakukan untuk
mengetahui apakah ada sumbatan batu. Kalau ada inilah saatnya untuk mengatasinya, karena air sungai
kecil.

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga agar bangunan berfungsi seperti sediakala. Jenis
pemeliharaan: Rutin, berkala, darurat, permanen.

Pemeliharaan Rutin adalah kegiatan secara rutin dilakukan, misalnya babat rumput sekitar bendung,
menutup retakan tembok, perbaikan kecil batu kosong, pengambilan benda terapung depan pintu  bilas,
pengurasan sedimen pada saluran bawah 1 jam/hari

Pemeliharaan Berkala adalah kegiatan dilakukan secara berkala, misalnya pengecatan pintu, pemberian
stenfet (greesing), pembersihan sedimen pada kantong lumpur, pengecatan bangunan pelindung,
pembersihan sedimen dan batu menyumbat pada saluran pembilas, perbaikan bronjong dan pasangan
batu kosong, perbaikan pintu macet.

Pemeliharaan Darurat adalah perbaikan darurat agar bendung dapat segera berfungsi. Hal ini terjadi
karena bencana alam atau kelalaian manusia. Perbaikan ini dilakukan dengan harapan nanti ada dana
untuk penyempurnaan berupa perbaikan permanen.
Pemeliharaan Permanen adalah kegiatan perbaikan sebagai peningkatan perbaikan darurat maupun
perbaikan akibat bencana dan kelalaian manusia, sehingga perbaikannya menjadi permanen, misalnya
tanggul penutup longsor, sayap bendung patah, stang pintu bengkok, gerusan dalam di bawah bendung,
kerusakan pada kolam olak, pelindung talud runtuh, penurunan tubuh bendung.

1.2.        Teori Stabilitas Bendung

Dalam perencanaan Bendung harus memenuhi persyaratan stabilitas sehingga bendung akan stabil dan
dapat berfungsi lama. Tinjauan stabilitas meliputi :

1.2.1.    Stabilitas Terhadap Geser

Bendung harus mampu menahan gaya horizontal akibat tekanan air dan sediment, sehingga bendung
akan tetap pada posisinya, tidak bergeser.

S =  f  x  SV  > 1,2

SH

Dimana :

S          = Stabilitas geser (lebih besar 1,2 aman terhadap geser)

f           = Koefisien gesekan tanah pondasi


SV        = Totalgayavertical

SH        = Totalgayahorisontal

1.2.2.    Stabilitas Terhadap Guling

Bendung harus mampu menahan gaya horizontal sehingga bendung tidak roboh atau mengguling.

S  =    SMV   > 1,2

SMH

Dimana :

S          = Stabilitas guling (lebih besar 1,2 aman terhadap guling)

SMV     = Total momen akibatgayavertical

SMH     = Total mamen akibatgayahorizontal

 
1.2.3.    Stabilitas Terhadap Eksentrisitas

Bendung harus memenuhi keseimbangan struktur atau stabil terhadap eksentrisitas.

e  =      B  _  Mr       < B/6

2      SV

Dimana :

e          = Eksentrisitas

B          = Lebar dasar bendung

Mr        = (MV – MH)

MV        = Momen akibatgayavertical

MH       = Momen akibatgayahorizontal

1.2.4.    Stabilitas Terhadap Daya Dukung Pondasi

Bendung harus aman terhadap penurunan, oleh karena itu daya dukung tanah pondasi harus mampu
menahan berat bendung dan beban lain akibat banjir.
s = SV  x   (1 ±  6.e)

B                  B

s Maksimum     = SV x  (1 +  6.e)   < q ijin

B                B

s Minimum        = SV x  (1 –  6.e)   > 0

B                B

Dimana :

s           = Tegangan tanah pondasi

SV        = Totalgayavertical

B          = Lebar dasar bendung

e          = Eksentrisitas

Q ijin     = Daya dukung yang diijinkan

https://totobolacrot.wordpress.com/2011/08/30/var-adfly_id-811511-var-adfly_advert-int-var-
frequency_cap-5-var-frequency_delay-5-var-init_delay-3/
 

Anda mungkin juga menyukai