Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL


(MENARIK DIRI)
DI RSUD BANYUMAS

Dosen : Ita Apriliyani, Ns., M.Kep

Disusun oleh:

LIA HIKMATUL MAULA (180103053)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA 2019
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

A. ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

B. PENGERTIAN
Secara kodratiyah, manusia sebagai makhluk berpikir yang membedakanya dengan
hewan, manusia tidak mungkin hidup tanpa orang lain. Untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupannya mereka harus membina hubungan interpersonal.

Interaksi sosial atau sosialisasi adalah hubungan interpersonal yang sehat, terjadi jika
individu terlibat saling merasakan kedekatan, sementara identitas pribadi masih dapat
di pertahankan. Juga perlu untuk membina perasaan saling tergantung, yang
merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu
hubungan. (Stuart dan Sundeen, 1998 : 345).

Interaksi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami
respon negative, ketidak adekuatan ketidakpuasan dalam interaksi. ( Carpenito, 2001 :
385).

Dari kedua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa interaksi sosial adalah
kemampuan individu melakukan suatu aktifitas dengan individu lainnya dalam
menjalin hubungan kerjasama, adanya saling ketergantungan, keseimbangan dan
kepuasan serta kemandirian dalam suasana hubungan yang sehat.

Isolasi Sosial Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan
mengalami perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih
menyukai berdiam diri, mengurung diri, dan menghindar dari orang lain (Yosep,
Sutini, 2014). Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain (Townsend
M.C. dalam Muhith A, 2015). Sedangkan, penarikan diri atau withdrawal merupakan
suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan
sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap (Depkes RI, dalam
Muhith A, 2015). Jadi menarik diri adalah keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan dan menghindari interaksi dengan orang lain
secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.

C. PENYEBAB
Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa percaya pada
orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar
berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut
(Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W & Sundeen, S,J (1998 : 345)
Isolasi sosial disebabkan oleh gangguan konsep diri rendah.

Gangguan konsep diri:harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik
langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J
(1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.

D. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Stuart G.W & Lararia, M.T, (2011) ada beberapa faktor predisposisi
penyebab isolasi sosial, meliputi :
1) Faktor perkembangan.
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai
dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai masalah
respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja
sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih
tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stres keluarga. Pendekatan
kolaboratif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon social menarik diri.

2) Faktor sosiokultural Isolasi sosial


merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari
transiensi; norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau
tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lanjut
usia (lansia), orang cacat, dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi
karena mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari yang
dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan
merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.

3) Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptif. Bukti
terdahulu menunjukkan keterlibatan neurotransmiter dalam perkembangan
gangguan ini, namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut.

E. FAKTOR PRESIPITASI
Ada beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor trsebut dapat berasal dari berbagai stresor antara lain:
a. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam
kehidupanya,misalnya karena dirawat di rumah sakit.

b. Stressor psikologik
Ansietas berar yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntunan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain utnuk memenuhi kebutuhannya hal ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang
mengalami gangguan gubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998).

c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan
dengan orang lain
2) Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan
dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi
dengan orang lain
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang
lain akan persepsi yang menyimpanf dan akan berakibat pada
gangguan berhubungan dengan orang lain.

d. Stressor fisik
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang
menarik diri dari orang lain.
2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu
sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain (Rawlins,
Hcacock, 1993).

F. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA DAN GEJALA


Menurut Budi Anna Keliat (1998), tanda dan gejala isolasi sosial (menarik diri)
adalah sebagai berikut:
a. Apatis
b. Ekspresi sedih
c. Afek tumpul
d. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
e. Komunikasi kurang/tidak ada
f. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
g. Tidak ada kontak mata
h. Klien sering menunduk
i. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
j. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap
k. Tidak melakukan kegiatan sehari
l. Sering tidur, posisi tidur seperti posisi tidur janin

Sedangkan tanda gejala menurut Townsend, 1998:


a. Sedih, afek tumpul
b. Menjadi tidak komunikatif
c. Asyik dengan fikirannya sendiri
d. Meminta unuk sendirian
e. Mengekspresikan perasaan kesendirian/penolakan
f. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, keluarga, orang lain

G. PSIKOPATOLOGI/POHON MASALAH
Akibat : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Core Problem : Isolasi Sosial : Menarik Diri

Penyebab : Harga Diri Rendah

H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Identitas diri
2. Identitas penanggung jawab
3. Alasan masuk
4. Faktor presdisposisi dan presifitasi
5. Persepsi dan harapan pasien dan keluarga
6. Pemeriksaan fisik
7. Genogram
8. Konsep diri
9. Hubungan sosial
10. Masalah budaya
11. Aspek medis
12. Mekanisme koping
13. Kebutuhan perencana pulang

b. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri yang berhubungan dengan harga diri
rendah.
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yang berhubungan dengan
koping individu tidak efektif.
3. Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri yang berhubungan dengan
gangguan interaksi diri: menarik diri.

c. Fokus Intervensi Keperawatan


1. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri yang berhubungan dengan harga diri
rendah.
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan:
 Beri salam setiap berinteraksi
 Perkenalan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan
 Tanyanyak dan panggil nama kesukaan klien
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi
 Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2) Tanyakan paa klien tentang:
 Orang yang tinggal serumah dengan sekamar klien
 Orang yang paling dekat dengan klien dirumah atau diruang
perawatan
 Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
 Orang yang tidak dekat dengan klen dirumah atau iruang
perawat
 Apa yang membuat klien tidak dekat dengan oran tersebut
 Upaya yang sudah dilakukan dengan orang tersebut.
3) Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri/tidak mau bergaul
dengan orang lain.
4) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yang berhubungan dengan
koping individu tidak efektif.
 Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
 Bantu klien dalam menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
 Bantu klien dalam memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien
 Melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan klien
 Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
 Anjurkan klien tunuk memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian
3. Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri yang berhubungan dengan
gangguan interaksi diri: menarik diri.
 Identifikasi tnada dan gejala deficit perawatan diri: kebersihan diri,
berdandan, makan/minum, BAB dan BAK.
 Jelaskan pentingnya kebersihan diri
 Jelaskan alat dan caa kebersihan diri
 Melatih cara menjaga kebersihan diri: mandi, cuci rambut, sikat
gigi, potong kuku
 Memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian

I. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Keliat, B.A, dkk, (1997). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed I, EGC, Jakarta
Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan).
Edisi 3, EGC, Jakarta
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Ke 1
Strategi Pelaksanaan ke-1 :Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah dan Defisit Keperawatan diri.
1. Kondisi klien :
1) Diagnosa 1
Data Subjektif :
 Klien mengatakan malasa berinteraksi dengan orang lain
 Klien jarang mengikuti kegiatan di sekitar lingkungan
 Klien hanya mengurung diri dirumah
 Klienn mengatakan dirinya malu dan merasa tak berharga
Data Objektif:
 Klien terlihat menyendiri
 Klien terlihat mengurung diri
 Klien terlihat lebih suka menunduk dan melamun
 Klien tampak menghindar jika ada orang yang datang ke rumahnya
 Klien tampak tidak mampu memulai pembeciraan
2) Diagnosa 2
Data Subjektif
 Klien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berharga
Data Objektif
 Klien sering menunduk saat dilakukan pengkajian
 Kontak mata klien kurang
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak lebih suka menyendiri dan jarang mengikuti kegiatan di
ruang perawatan atau lingkungan
3) Diagnosa 3
Data Subjektif
 Klien mengatakan tidak menyukai rambut dan hidungnya namun
menyukai badannya yang semampai
Data Objektif
 Penampilan klien tidak rapih
 Badan klien terasa bau
 Klien tampak tidak bisa mengurus dirinya sendiri

2. Diagnosa keperawatan :
 Isolasi Sosial
 Harga Diri Rendah
 Defisit Keperawatan Diri: Kebersihan Diri

3. Tujuan (TUK / SP)


1) Isolasi Sosial
 Klien dapat membina hubungan saling percaya denan orang lain
 Klien mampu menyebutkan penyebab gejals isolasi sosial
2) Harga Diri Rendah
 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Menilai kemampuan yang dapat digunakan
 Klien dapat menetap/memilih kegiatan sesuai dengan kemampuannya
 Menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
3) Defisit Kebersihan Diri
 Melakukan kebersihan diri secara mandiri

4. Strategi pelaksanaan
Fase Orientasi
 Salam
 Perkenalan
 Menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
 Mengevaluasi masalah
 Memvalidasi kemampuan klien
 Menjelaskan tujuan
 Menyampaikan kontrak topik, tempat, dan waktu
Fase Kerja
 Sesuai tujuan
 Menggunakan kalimat terbuka
Fase Terminasi
 Evaluasi subjektif
 Evaluasi objektif
 Reinforcement positif
 Rencana tindak lanjut (memasukkan ke jadwal kegiatan harian klien)
 Kontrak pertemuan selanjutnya (topik, tempat, dan waktu)
 Salam
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN ISOLASI


SOSIAL (MENARIK DIRI) DI RSUD BANYUMAS

I. IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 34 Tahun
No CM : 220858
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Karanglo Banyumas
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan terakhir : Pembatu RT di Jakarta
Tgl masuk RS : 5 April 2020
Tgl masuk ruangan : 5 April 2020
Tgl pengkajian : 6 April 2020

B. Identitas penanggungjawab :
Nama : Tn. Y
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dgn pasien : Kakak
Alamat : Karanglo Banyumas
No yg bisa dihubungi : 085678910112

II. ALASAN MASUK


Sudah satu bulan tidak mau makan dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri, sehingga
badannya baum, kurus dan penampilan tidak rapi. Pasien juga sering bicara dan tertawa
sendiri dan jika ada tetangga atau saudara yang datang ke rumah, pasien langsung menuju
kamar dan mengunci diri dari kamar sampai lebih dari 3 hari

III. FAKTOR PREDISPOSISI


 Bercerai dengan suaminya sejak usia pernikahan 8 tahun.
 Sempat mengalami keguguran sealam 2 kali sebelum berpisah dengan suaminya
 Pasien pernah masuk ke RSJ dengan keluhan yang sama dan sempat hendak bunuh
diri dua tahun sebelum kejadian sekarang.
 Kakek pasien dari ibu, juga pernah mengalami gangguan jiwa
 Pasien juga sudah tidak mau minum obat dari dokter, selain karena jarang kontrol
disebabkan ekonomi keluarga yang kurang, juga karena tidak ada anggota keluarga
yang bisa mengantar pasien ke RS selain ibu dan ayahnya.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


 Trauma karena hendak diperkosa majikannya saat pasien bekerja di Jakarta

V. PERSEPSI DAN HARAPAN PASIEN DAN KELUARGA


1. Persepsi pasien atas masalahnya
Pasien menyadari dan menerima atas penyakitnya.
2. Persepsi keluarga atas masalahnya
Keluarga pasien menerima atas penyakit pasien
3. Harapan pasien sehubungan dengan pemecahan masalah
Pasien ingin sembuh dari penyakitnya
4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah
Keluarga dari pasien menginginkan penyakit pasien sembuh

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tanda Vital : TD : 120/70 mmHG S : 35,8 C HR :80 x/menit
RR : 20 x/menit
B. Ukur : BB : 45 kg TB : 155 cm
C. Keluhan fisik : Klien tidak ada keluhan
VII.GENOGRAM

3
4

Keterangan :
: Garis keturunan
: Laki-laki

: Tinggal serumah
: Perempuan

: Cerai
: garis pernikahan
: Anggota keluarga terdekat

Penjelasan : Klien masih memiliki kedua orang tua yang masih cukup. Klien anak k3
tiga dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya laki-laki. Klien sudah bercerai dengan
suaminya dan tidak mempunyai keturunan. Saat ini klien tinggal bersama kedua orang
tuanya dan kedua kakak laki-lakinya. Saat dirumah, klien paling dekat dengan ibunya

1. Pengambil Keputusan di Keluarga


Klien mengatakan yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah kedua orang
tuanya
2. Pola Pengambilan Keputusan
Klien dirumah sebagai anak, yang mengambil keputusan adalah keluarganya.

VIII. KONSEP DIRI


1. Citra tubuh
Saat dikaji perawat, klien mengatakan tidak menyukai rambut dan hidungnya namun
lebih menyukai badannya yang semampai.
2. Identitas
Klien berjenis kelamin perempuan, berumur 34 tahun. Klien seorang yang sudah
bercerai dengan suaminya. Klien langsung menghindar jika dikaji perawat tentang
masa lalunya.
3. Peran
Saat sebelum ke RSUD klien pernah bekerja sebagai pembantu RT di Jakarta, klien di
rumah berperan sebagai anak terakhir dan di RSJ pasien berperan sebagai pasien.
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin sembuh, ingin pulang dan ingin sekali membantu ibunya di
rumah.
5. Harga diri
Klien sering mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berharga.

IX. HUBUNGAN SOSIAL


1. Orang yang berarti :
Klien mengatakan kalau di rumah lebih dekat dengan ibunya. Setiap ada masalah
klien hanya bercerita dengan ibunya. Sedangkan di rumah klien tidak dekat dengan
siapa-siapa
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien jarang mengikuti kegiatan disekitar lingkungannya
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien lebih sering berbicara dan tertawa sendiri, klien terlihat jarang berbicara dengan
orang lain, klien lebih sering menyendiri.
4. Spiritual :
Pasien tidak pernah terlihat melakukan sholat 5 waktu meskipun sudah diberikan
arahan perawat.
5. Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam, klien yakin bahwa dirinya akan sembuh.
6. Kegiatan ibadah :
Klien terlihat tidak pernah melakukan sholat 5 waktu

X. MASALAH BUDAYA
1. Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga, uraikan
Klien tidak mengikuti kegiatan kelompok apapun. Sehingga tidak mendapatkan
dukungan dari kelompok.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan,uraikan
Klien malas melakukan interaksi dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri.
Jika ada tetangga atau saudara yang datang ke rumah, klien langsung menuju kamar
dan mengunci diri dari kamar sampai lebih dari 3 hari. Klien tidak mengikuti kegiatan
kelompok atau lingkungan, klien dikenal sebagai orang yang pendiam dan jarang
bergaul dengan lingkungan sekitarnya.
3. Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pendidikan terakhir klien SD.
4. Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pekerjaan klien tidak tetap. Terkadang klien menjadi buruh dan sempat menjadi
pembantu RT di Jakarta.
5. Masalah dengan perumahan
Saat ini klien tinggal bersama dengan orang tuanya dan kedua kakak laki-lakinya.
6. Masalah dengan ekonomi, uraikan
Ekonomi keluarga klien kurang. Sehingga klien pun jarang untuk kontrol ke rumah
sakit.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Sebelumnya klien pernah masuk ke RSJ. Klien tidak mau minum obat dari dokter
lagi.
8. Masalah dengan lainnya

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosa medis : Skizofrenia
Terapi yang diberikan : Terapi medis yang saat ini pasien dapatkan adalah Clozapin
25 mg 3x1 jam 07.00, Stelosin 5mg 3x1 jam 13.00, Clobazam 10mg 3x1 jam 07.00, tidak
ada riwayat alergi obat. Riwayat penggunaan obat: Clozapin, Stelosin, Clobazam.
XII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien tidak rapih, badanya bau dan kurus.
2. Pembicaraan
Klien mampu menjawab yang perawat tanyakan, ketika ditanya dapat menjawab
pertanyaannya. Klien mampu menceritakan cerita pendek saat ini.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak mengalami latergik dan gelisah. Klien lebih sering tidur diranjangnya
dan tidak tertarik mengikuti kegiatan TAK di ruangan dan lebih suka menyendiri.
4. Alam Perasaan
Klien langsung menghindari perawat saat perawat menanyakan tentang masa lalunya.
5. Afek
Afek datar, ekspresi wajah emosi yang datar.
6. Interaksi selama wawancara
Selama diwawancara, perhatian klien mudah beralih, lebih sering menunduk, namun
apabila klien diberi pertayaan klien mampu menjawab pertanyaan perawat. Saat
perawat menanyakan tentang masa lalunya, klien langsung menghindari perawat.
7. Persepsi
Klien mengatakan sudah tidak mendengar suara-suara lagi.
8. Isi pikir
Saat dilakukan pengkajian ditemukan gangguan pikiran isolasi sosial dan pikiran
rendah diri
9. Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan gangguan proses pikir. Pasien mampu
menjawab pertanyaan yang ditanyakan perawat.
10. Tingkat kesadaran
Saat dilakukan pengkajian klien tidak mengalami penurunan kesadaran.
11. Memori
Daya ingat klien kurang baik, apabila ditanya perawat tentang masa lalunya klien
langsung menghindari perawat. Namun klien mulai menceritakan cerita pendek saat
ini.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat diajak berhitung, klien tidak mudah beralih dan mampu berkosentrasi.
13. Kemampuan penilaian
Klien masih membutuhkan bantuan perawat untuk mandi, makan minum, dan
kegiatan lainnya.
14. Daya tilik diri
Klien menyadari dan menerima atas sakitnya dan menyadari bahwa dirinya sedang
menjalani perawatan di RSJ.

XIII. Mekanisme Koping


Jika mempunyai masalah klien lebih sering berceria dengan ibunya. Jika tidak ada ibu,
klien tidak mau menceritakan masalahnya.

XIV. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
(√ ) Makanan (√ ) Keamanan ( √ ) Perawatan kesehatan ( √ ) Pakaian
( ) Transportasi ( ) Tempat tinggal ( ) Uang
Jelaskan : diharapkan klien mampu memenuhi kebutuhannys tanpa bantuan orang
lain. Klien mampu makan minum, berpakaian secara mandiri, mampu menjaga
kebershan dan keamaan diri nya.

2. Kegiatan hidup sehari-hari


a. Perawatan diri Bantuan Total Bantuan Minimal
(√ ) Mandi ............................ ...........Ya.................
(√ ) Kebersihan ............................ ...... ....Ya................
(√) Makan ............................ ...........Ya.................
(√ ) BAK/BAB ............................ ............Ya................
(√ ) Ganti pakaian ............................ ............Ya................
Jelaskan : klien mandi 2x sehari, masih dengan bantuan minimal dari perawat
ruangan. Untuk menjaga kebersihan klien masih mebutuhkan bantuan dari
perawat ruangan. Klien makan masih dengan bantuan dan arahan perawat
ruangan. Klien makan 3x sehari, 1 porsi makan tidak habis. Klien BAB/BAK
menggunakan toilet sebagai sarana BAB/BAK, untuk ganti pakaian klien masih
membutuhan bantuan dan arahan dari perawat ruangan.
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda? ( ) Ya (√ ) Tidak
Frekuensi makan sehari : 1x porsi tidak habis
Frekuensi kedapan sehari : 3x porsi
Nafsu makan : ( ) Meningkat (√ ) Menurun ( ) Berlebihan ( ) Sedikit2
Berat badan : ( ) Meningkat (√ ) Menurun
Jelaskan : Ketika penyakit klien kambuh kembali, klien tidak bisa mengurus
dirinya. Pola makan pun menurun sehingga berat badan klien pun juga menurun.
c. Tidur
Apakah ada masalah tidur : Klien bisa tidur
Apakah merasa segar setelah bangun tidur : klien masih terlihat murung
Apakah ada kebiasaan tidur siang : ada
Lama tidur siang : tidak terkaji
Apakah yang menolong tidur : Isolasi sosial klien
Tidur malam jam : tidak terkaji
3. Penggunaan obat
(√ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan : ya
Sistem pendukung : ya
5. Aktivitas didalam rumah
Mempersiapkan makanan : tidak
Menjaga kerapian rumah : tidak
Mencuci pakaian : tidak.
Jelaskan : klien dirumah tidak melakukan apa-apa selama sakit.ia hanya menyendiri
dikamarnya.
6. Aktivitas diluar rumah
( ) Belanja
( ) Transportasi
( ) Lain-lain :
Jelaskan : tidak ada
ANALISA DATA

Nama : Ny. S No. RM : 220858


Umur : 34 Tahun Diagnosa medis : Skizofrenia
Ruang rawat : Dahlia Alamat : Karanglo Banyumas

Tanggal / jam Data fokus Problem Paraf

6 April 2020 DS: Gangguan isolasi


Jam 07.00 WIB  klien mengatakan malas sosial : Menarik diri
berinteraksi dengan orang yang berhubungan
lain dengan harga diri
 klien jarang mengikuti rendah.
kegiatan di sekitar
lingkungan
 klien hanya mengurung diri
di rumah
 klien mengatakan dirinya
malu dan merasa tidak
berharga

DO:
 klien tampak terlihat
menyendiri
 klien tampak sering
melamun
 klien tampak menghindar
jika ada orang yang datang
ke rumahnya
 klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan
6 April 2020 DS: Gangguan Konsep
Jam 10.00 WIB  klien mengatakan dirinya Diri : Harga Diri
malu dan merasa tidak Rendah yang
berharga berhubungan dengan
koping individu
DO: tidak efektif
 klien sering menunduk saat
dilakukan pengkajian
 kontak mata klien kurang
 klien tampak gelisah
 klien tampak lebih suka
menyendiri dan jarang
mengikuti kegiatan di ruang Defisit Perawatan

perawatan dan dilingkungan Diri : Kebersihan

sekitar. diri yang


6 April 2020 berhubungan dengan
Jam 14.00 WIB gangguan interaksi

DS: diri: menarik diri

 klien mengatakan tidak


menyukai rambut dan
hidungnya namun
menyukai badannya yang
semampai

DO:
 penampilan klien tidak
rapih
 badan klien terasa bau
 klien tampak tidak bisa
mengurus dirinya sendiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri yang berhubungan dengan harga diri rendah.
b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yang berhubungan dengan koping
individu tidak efektif.
c. Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri yang berhubungan dengan gangguan interaksi
diri: menarik diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tgl/jam Diagnosa Rencana Keperawatan


Tujuan Intervensi Rasional
kep
6 April Gangguan TU: klien dapat Bina hubungan saling percaya Hubungan
2020 isolasi berinteraksi dengan dengan: saling
Jam sosial : orang lain  Beri salam setiap percaya
07.00 Menarik TK: berinteraksi merupakan
diri yang  Perkenalan nama, nama langkah
berhubung 1. Klien dapat panggilan perawat dan awal untuk
an dengan membina hubungan tujuan perawat melakukan
harga diri saling percaya dengan berkenalan interaksi
rendah. orang lain  Tanyanyak dan panggil
Setelah 2x interaksi nama kesukaan klien
klien menunjukkan  Tunjukkan sikap jujur
tanda-tanda percaya dan menepati janji setiap
kepada perawat: kali berinteraksi
 Wajah cerah,  Tanyakan perasaan dan
tersenyum masalah yang dihadapi
 Mau berkenalan klien
 Ada kontak  Buat kontrak interaksi
mata yang jelas
 Bersedia  Dengarkan dengan
menceritakan penuh perhatian ekspresi
perasaan perasaan klien.
 Bersedia
mengungkapkan
perasaannya.

2. Klien mampu 2.1 Tanyakan paa klien  Dengan


menyebutkan tentang: mengetah

penyebab an gejala ui tanda


 Orang yang tinggal
isolasi serumah dengan dan gejala
Setelah 2x interaksi sekamar klien kita dapat
klien dapat  Orang yang paling menentuk
menyebutkan penyebab dekat dengan klien an
menarik diri: dirumah atau diruang langkah
 Diri sendiri perawatan intervensi
 Orang lain  Apa yang membuat selanjutny

 Lingkungan klien dekat dengan a.


orang tersebut  Dengan
 Oran yang tidak dekat diketahuiny
dengan klen dirumah a
atau iruang perawat kemampuan
 Apa yang membuat dan aspek
klien tidak dekat yang
dengan oran tersebut dimiliki

 Upaya yang sudah klien akan

dilakukan dengan lebih

orang tersebut. percaya

2.2 Diskusikan dengan klien diri.

penyebab menarik diri/tidak  Dengan


mau bergaul dengan orang memberika
lain. n pujian
2.3 Beri pujian terhadap klien
kemampuan klien merasa
mengungkapkan perasaannya. benar-benar
dihargai
dan klien
akan
merasakan
diperharika
n.

6 April Gangguan TU: Klien mampu 1. Identifikasi kemampuan  Dengan


2020/jam Konsep membina hubungan dan aspek positif yang mengideti
10.00 Diri : sosial secara bertahap. dimiliki klien fikasi
WIB Harga Diri TK: 2. Bantu klien dalam kemampu
Rendah 1. mengidentifikasi menilai kemampuan an yang
yang kemampuan dan yang masih dapat dimiliki
berhubung aspek positif digunakan dapat
an dengan yang dimiliki 3. Bantu klien dalam menetuka
koping 2. menilai memilih kegiatan yang n tindakan
individu kemampuan yang akan dilatih sesuai selanjutna
tidak dapat digunakan dengan kemampuan  Membant
efektif 3. klien dapat klien u klien
menetap/memilih 4. Melatih kegiatan yang menilai
kegiatan sesuai dipilih sesuai dengan kemampu
dengan kemampuan klien an yang
kemampuannya 5. Berikan pujian yang dimiliki
4. menyusun jadwal wajar terhadap sabagai
untuk melakukan keberhasilan klien dasar
kegiatan yang 6. Anjurkan klien tunuk asuhan
sudah dilatih memasukan ke dalam keperawat
setelah 2x interaksi jadwal kegiatan harian. an
klien:  Mmberika
 mampu n pilihan
mengidentifikas kegaitan
i kemampuan apa yang
dan aspek ingin
positif yang dilakukan
dimiliki klien
 mampu menilai terlebih
kemampuan dahulu
yang dapat sesuai
digunakan kemampu
 mampu an yang
menetapkan/me dimiliki.
milih kegiatan  Dengan
yang sesuai memilih
kemampuan kegiatan
 mampu melatih yang
kegiatan yang dipilih
sudah dipilih, klien
sesuai dengan diharapka
kemampuan n dapat
 mampu meningkat
menyusun kan
jadwal kegiatan kemampu
harian an yang
klien
miliki
 Melatih
dan
memberik
an rasa
tanggung
jawab
untuk
melakuka
n kegiatan
secara
teratur

6 April Defisit TU: Klien dapat  Identifikasi tnada dan  Untuk


2020 Perawatan melakukan kebersihan gejala deficit mengident
Jam Diri : diri dan mampu perawatan diri: ifikasi
14.00 Kebersiha mengatasi defisit kebersihan diri, defisit
WIB n diri yang perawatan diri. berdandan, perawatan
berhubung TK: klien mampu: makan/minum, BAB diri pada
an dengan 1. Melakukan dan BAK. klien
gangguan kebersihan diri  Jelaskan pentingnya  Melihat
interaksi secara mandiri. kebersihan diri kemauan
diri: Setelah 2x interaksi  Jelaskan alat dan caa klien
menarik pasien : kebersihan diri untuk
diri.  Mampu  Melatih cara menjaga melakuka
menjelaskan kebersihan diri: n
pentingnya mandi, cuci rambut, kegiatan.
menjaga sikat gigi, potong
kebersihan kuku
 Menjelaskan  Memasukan ke dalam
alat-alat untuk jadwal kegiatan
menjaga harian
kebersihan diri
 Menjelaskan
cara-cara
melakukan
kebersihan diri
 Melatih klien
mempraktekkan
cara menjaga
kebersihan diri.

CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi


jam
6 April Isolasi Sosial  Memberi salam dan S : Klien menjawab
2020/jam perkenalan setiap interaksi salam dan pertanyaan
07.00 WIB  Menunjukkan sikap jujur perawat
dan membuat kontrak O : - Klien masih
yang jelas dengan klien menunduk jika ditanya
 Mendengarkan dengan - Klien tampak belum
penuh perhatian ekspresi percaya dengan perawat
perasaan klien A : masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi

6 April  Menanyakan klien tentang S :


2020/Jam orang yang paling dekat - Klien mengatakan
09.00 WIB dan tidak dekat dengan orang yang paling dekat
klien adalah ibunya.
 Mendiskusikan dengan - Klien mengatakan
klien penyebab menarik penyebab menarik diri
diri adalah diri sendiri dan

 Memberikan pujian orang lain.


terhadap kemampuan -Klien merasa senang
klien mengungkapkan atas pujiannya
masalahnya
O:
- Klien mulai sedikit
menceritakan
masalahnya
-Klien tampak mulai
percaya dengan perawat
- Klien tampak lebih
tenang
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

 Mengidentifikasi
6 April Harga Diri S :
2020/jam Rendah kemampuan dan aspek -klien mengatakan bisa
14.00 WIB positif yang dimiliki klien memilih kegiatan yang
 Membantu klien dalam ia sukai
memilih kegiatan yang -Klien kooperatif
akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien O:
 Melatih kegiatan yang -Klien tampak
dipilih memperhatikan anjuran
 Memberikan pujian klien
terhadap keberhasilan - Klien tampak bisa
klien memilih kegiatan sesuai

 Menganjurkan klien untuk dengan kemampuannya


memasukan ke dalam A : Masalah mulai
jadwal kegiatan harian teratasi
P : Lanjutkan intervensi

7 April Defisit Perawatan  Mengidentifikasi tanda S :


2020/jam Diri : Kebersihan dan gejala defisit -Klien mengatakan
07.00 WIB Diri perawatan diri: kebersihan mulai mengerti

diri, berdandan, makan pentingnya kebersihan


minum dan BAB/BAK -Klien kooperatif

 Menjelaskan dan O :
alat
pentingnya kebersihan diri - Klien sudah bisa
mandi,makan minum,
 Melatih klien cara
BAB/BAK, berpakaian
menjaga kebersihan diri
sendiri tanpa bantuan
 Memasukkan ke dalam
perawat
jadwal harian
-Klien mengikuti
dengan baik arahan dari
perawat
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai