Disusun oleh:
B. PENGERTIAN
Secara kodratiyah, manusia sebagai makhluk berpikir yang membedakanya dengan
hewan, manusia tidak mungkin hidup tanpa orang lain. Untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupannya mereka harus membina hubungan interpersonal.
Interaksi sosial atau sosialisasi adalah hubungan interpersonal yang sehat, terjadi jika
individu terlibat saling merasakan kedekatan, sementara identitas pribadi masih dapat
di pertahankan. Juga perlu untuk membina perasaan saling tergantung, yang
merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu
hubungan. (Stuart dan Sundeen, 1998 : 345).
Interaksi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami
respon negative, ketidak adekuatan ketidakpuasan dalam interaksi. ( Carpenito, 2001 :
385).
Dari kedua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa interaksi sosial adalah
kemampuan individu melakukan suatu aktifitas dengan individu lainnya dalam
menjalin hubungan kerjasama, adanya saling ketergantungan, keseimbangan dan
kepuasan serta kemandirian dalam suasana hubungan yang sehat.
Isolasi Sosial Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan
mengalami perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih
menyukai berdiam diri, mengurung diri, dan menghindar dari orang lain (Yosep,
Sutini, 2014). Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain (Townsend
M.C. dalam Muhith A, 2015). Sedangkan, penarikan diri atau withdrawal merupakan
suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan
sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap (Depkes RI, dalam
Muhith A, 2015). Jadi menarik diri adalah keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan dan menghindari interaksi dengan orang lain
secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
C. PENYEBAB
Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa percaya pada
orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar
berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut
(Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W & Sundeen, S,J (1998 : 345)
Isolasi sosial disebabkan oleh gangguan konsep diri rendah.
Gangguan konsep diri:harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik
langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J
(1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Stuart G.W & Lararia, M.T, (2011) ada beberapa faktor predisposisi
penyebab isolasi sosial, meliputi :
1) Faktor perkembangan.
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai
dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai masalah
respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja
sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih
tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stres keluarga. Pendekatan
kolaboratif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon social menarik diri.
3) Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptif. Bukti
terdahulu menunjukkan keterlibatan neurotransmiter dalam perkembangan
gangguan ini, namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut.
E. FAKTOR PRESIPITASI
Ada beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor trsebut dapat berasal dari berbagai stresor antara lain:
a. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam
kehidupanya,misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berar yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntunan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain utnuk memenuhi kebutuhannya hal ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang
mengalami gangguan gubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998).
c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan
dengan orang lain
2) Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan
dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi
dengan orang lain
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang
lain akan persepsi yang menyimpanf dan akan berakibat pada
gangguan berhubungan dengan orang lain.
d. Stressor fisik
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang
menarik diri dari orang lain.
2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu
sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain (Rawlins,
Hcacock, 1993).
G. PSIKOPATOLOGI/POHON MASALAH
Akibat : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Identitas diri
2. Identitas penanggung jawab
3. Alasan masuk
4. Faktor presdisposisi dan presifitasi
5. Persepsi dan harapan pasien dan keluarga
6. Pemeriksaan fisik
7. Genogram
8. Konsep diri
9. Hubungan sosial
10. Masalah budaya
11. Aspek medis
12. Mekanisme koping
13. Kebutuhan perencana pulang
b. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri yang berhubungan dengan harga diri
rendah.
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yang berhubungan dengan
koping individu tidak efektif.
3. Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri yang berhubungan dengan
gangguan interaksi diri: menarik diri.
I. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Keliat, B.A, dkk, (1997). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed I, EGC, Jakarta
Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan).
Edisi 3, EGC, Jakarta
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan Ke 1
Strategi Pelaksanaan ke-1 :Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah dan Defisit Keperawatan diri.
1. Kondisi klien :
1) Diagnosa 1
Data Subjektif :
Klien mengatakan malasa berinteraksi dengan orang lain
Klien jarang mengikuti kegiatan di sekitar lingkungan
Klien hanya mengurung diri dirumah
Klienn mengatakan dirinya malu dan merasa tak berharga
Data Objektif:
Klien terlihat menyendiri
Klien terlihat mengurung diri
Klien terlihat lebih suka menunduk dan melamun
Klien tampak menghindar jika ada orang yang datang ke rumahnya
Klien tampak tidak mampu memulai pembeciraan
2) Diagnosa 2
Data Subjektif
Klien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berharga
Data Objektif
Klien sering menunduk saat dilakukan pengkajian
Kontak mata klien kurang
Klien tampak gelisah
Klien tampak lebih suka menyendiri dan jarang mengikuti kegiatan di
ruang perawatan atau lingkungan
3) Diagnosa 3
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak menyukai rambut dan hidungnya namun
menyukai badannya yang semampai
Data Objektif
Penampilan klien tidak rapih
Badan klien terasa bau
Klien tampak tidak bisa mengurus dirinya sendiri
2. Diagnosa keperawatan :
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah
Defisit Keperawatan Diri: Kebersihan Diri
4. Strategi pelaksanaan
Fase Orientasi
Salam
Perkenalan
Menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
Mengevaluasi masalah
Memvalidasi kemampuan klien
Menjelaskan tujuan
Menyampaikan kontrak topik, tempat, dan waktu
Fase Kerja
Sesuai tujuan
Menggunakan kalimat terbuka
Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
Evaluasi objektif
Reinforcement positif
Rencana tindak lanjut (memasukkan ke jadwal kegiatan harian klien)
Kontrak pertemuan selanjutnya (topik, tempat, dan waktu)
Salam
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 34 Tahun
No CM : 220858
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Karanglo Banyumas
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan terakhir : Pembatu RT di Jakarta
Tgl masuk RS : 5 April 2020
Tgl masuk ruangan : 5 April 2020
Tgl pengkajian : 6 April 2020
B. Identitas penanggungjawab :
Nama : Tn. Y
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dgn pasien : Kakak
Alamat : Karanglo Banyumas
No yg bisa dihubungi : 085678910112
3
4
Keterangan :
: Garis keturunan
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Perempuan
: Cerai
: garis pernikahan
: Anggota keluarga terdekat
Penjelasan : Klien masih memiliki kedua orang tua yang masih cukup. Klien anak k3
tiga dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya laki-laki. Klien sudah bercerai dengan
suaminya dan tidak mempunyai keturunan. Saat ini klien tinggal bersama kedua orang
tuanya dan kedua kakak laki-lakinya. Saat dirumah, klien paling dekat dengan ibunya
X. MASALAH BUDAYA
1. Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga, uraikan
Klien tidak mengikuti kegiatan kelompok apapun. Sehingga tidak mendapatkan
dukungan dari kelompok.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan,uraikan
Klien malas melakukan interaksi dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri.
Jika ada tetangga atau saudara yang datang ke rumah, klien langsung menuju kamar
dan mengunci diri dari kamar sampai lebih dari 3 hari. Klien tidak mengikuti kegiatan
kelompok atau lingkungan, klien dikenal sebagai orang yang pendiam dan jarang
bergaul dengan lingkungan sekitarnya.
3. Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pendidikan terakhir klien SD.
4. Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pekerjaan klien tidak tetap. Terkadang klien menjadi buruh dan sempat menjadi
pembantu RT di Jakarta.
5. Masalah dengan perumahan
Saat ini klien tinggal bersama dengan orang tuanya dan kedua kakak laki-lakinya.
6. Masalah dengan ekonomi, uraikan
Ekonomi keluarga klien kurang. Sehingga klien pun jarang untuk kontrol ke rumah
sakit.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Sebelumnya klien pernah masuk ke RSJ. Klien tidak mau minum obat dari dokter
lagi.
8. Masalah dengan lainnya
DO:
klien tampak terlihat
menyendiri
klien tampak sering
melamun
klien tampak menghindar
jika ada orang yang datang
ke rumahnya
klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan
6 April 2020 DS: Gangguan Konsep
Jam 10.00 WIB klien mengatakan dirinya Diri : Harga Diri
malu dan merasa tidak Rendah yang
berharga berhubungan dengan
koping individu
DO: tidak efektif
klien sering menunduk saat
dilakukan pengkajian
kontak mata klien kurang
klien tampak gelisah
klien tampak lebih suka
menyendiri dan jarang
mengikuti kegiatan di ruang Defisit Perawatan
DO:
penampilan klien tidak
rapih
badan klien terasa bau
klien tampak tidak bisa
mengurus dirinya sendiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri yang berhubungan dengan harga diri rendah.
b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yang berhubungan dengan koping
individu tidak efektif.
c. Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri yang berhubungan dengan gangguan interaksi
diri: menarik diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
CATATAN KEPERAWATAN
Mengidentifikasi
6 April Harga Diri S :
2020/jam Rendah kemampuan dan aspek -klien mengatakan bisa
14.00 WIB positif yang dimiliki klien memilih kegiatan yang
Membantu klien dalam ia sukai
memilih kegiatan yang -Klien kooperatif
akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien O:
Melatih kegiatan yang -Klien tampak
dipilih memperhatikan anjuran
Memberikan pujian klien
terhadap keberhasilan - Klien tampak bisa
klien memilih kegiatan sesuai
Menjelaskan dan O :
alat
pentingnya kebersihan diri - Klien sudah bisa
mandi,makan minum,
Melatih klien cara
BAB/BAK, berpakaian
menjaga kebersihan diri
sendiri tanpa bantuan
Memasukkan ke dalam
perawat
jadwal harian
-Klien mengikuti
dengan baik arahan dari
perawat
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dihentikan