Anda di halaman 1dari 2

Pelayanan hypertensi

 Kunjungan ke puskesmas menurun sebanyak 30% selama pandemic


dibandingkan tahun sebelumnya
 Kunjungan pasien ke dokter praktek mandiri, klinik menurun,
sehingga rujukan ke puskesmas juga menurun
 Pasien baru datang kalau ada gejala, tidak control rutin dikarenakan
takut akan risiko terkena covid
 Adanya pembatasan petugas puskesmas yang masuk ke puskesmas,
diberlakukan WFH
 Puskesmas dapat memberikan obat pada pasien maksimal untuk 20
hari
 Pada pasien dengan JKN, ada kewajiban ikut prolanis, tiap bulan ke
puskesmas, namun karena pandemic tidak terlaksana/berkurang
 Pasien dengan ht tidak terkendali, dirujuk ke RS dan yang sudah
terkendali dibalikkan ke puskesmas (PRB) dan bisa ambil obat ke
apotek
 Pada pasien yang tidak bisa berkunjung ke puskesmas bisa dilakukan
kunjungan rumah, sbelum pandemic setiap sabtu-minggu rutin,
namun awal pandemi sampai awal desember dihentikan, dan
berlangsung lagi pada bulan desember- akhir tahun, dan dihentikan
lagi sampai sekarang.
 Harusnya ada konsultasi daring, namun terkendala di gadget yang
sedikit, dan kebanyakan pasien lansia tidak bisa mengakses
gadgetnya.
 Pasien banyak yang belum menggunakan JKN mobile, walaupun
petugas sudah ada
 Ada group whatsapp untuk tiap kelompok kader tiap daerah.
 Di tiap RW ada kader (rata2 3-5 orang tergantung ada posyandu
dllnya.)
 Kegiatan posyandu lansia dihentikan total
 Kinerja kader turun
 Ada pelatihan kader dr puskesmas berupa pembinaan dan refreshing
kader tiap tahun yang dilakukan di puskesmas.
 Untuk lokasi puskesmas sendiri, karena puskesmas kratonan terdri dr
beberapa puskesmas pembantu dan ada puskesmas induk, cukup
terjangkau dan dekat dari pemukiman warga, yang tidak terjangkau,
dilakukan kunjungan rumah.

Anda mungkin juga menyukai