Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Kuman dengan Hospes Lingkungan

Hubungan Mikro Organiseme (Kuman) Dengan Hospes Dan Lingkunganya

Hubungan Kuman Dengan Hospes


Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti dengan keadaan sakit. Bahkan
kebanyakan interaksi kuman-hospestidak terwujud dalam bentuk sakit. Wujud hubungan kuman-
hospes tersebut ditentukan oleh keseimbangan antara virulensi kuman dan daya tahan hospes.
Virulensi kuman ialah derajat patogenitas yang dinyatakan dengan jumlah mikrooganisme atau
mikrogram toksin yang dibutuhkan untuk membunuh binatang percobaan. Patogenitas ialah
kemampuan suatu mikrooganisme untuk menyebabkan penyakit.
Virulensi kuman dipengaruhi oleh:
1) Daya invasi
Daya invasi ialah kemampuan untuk berpenetrasi ke jaringan, mengatasi pertahanan
tubuh hospes, berkembang biak dan menyebar.
Daya invasi dipengaruhi oleh komponen permukaan dan ensim-ensim kuman tertentu
yang membantu penyebaran kuman serta membuatnya resisten terhadap fagositosis.
Ensim-ensim yang dihasilkan kuman yang membantu penyebarannya antara lain
koagulase, fibrinolisin (streptokinase), hyaluronidase, kolagenase, lesitinase,
deoksiribonuklease.
2) Toksigenitas
Ada 2 jenis toksin yang dihasilkan kuman : 1) Endotoksin dan 2) Eksotoksin.
Eksotoksin dihasilkan oleh bakteri positif Gram antara lain:
Corynebacterium diphteriae, C. tetani, C. botulinum, Staphylococcus serta beberapa
bakteri Gram negatif termasuk Shigella dysentriae, V. Cholerae, dan beberapa strain E.
Coli.
Bakteri yang menghasilkan endotoksin antara lain: Salmonella, Shigella, Brucella,
Neisseria, V. cholerae, E. coli, dan P. Aerugenosa.

Hubungan Kuman Dengan Lingkungan


Didalam alam bebas mikroorganisme hidup berkumpul di dalam suatu medium yang sama,
misalnya didalam tanah, air, udara, kotoran hewan, sampah,tumbuhan, hewan dan manusia.
Untuk hidup mikroorganisme akan melakukan interaksi atau hubungan dengan lingkungannya.
Bentuk hubungan mikroorganisme dengan lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu hubungan
dengan lingkungan Biotik/lingkungan hidup(manusia, binatang dan mikroba lain) dan Hubungan
dengan lingkungan abiotik/Lingkungan tak hidup/ faktor alam(temperatur, tekanan hidrostatik,
tekanan osmotik, pH, cahaya, substansi an organik seperti air, CO2, O2 , mineral serta substansi
organik).
Hubungan Kuman Dengan Lingkungan Biotik Meliputi :

1) Bebas Hama
Keadaan dimana kelompok mikroorganisme bebas dari segala macam hubungan dengan
mikroorganisme lainnya.
2) Sintrofisme
Hubungan antara mikroorganisme yang tidak terlalu dekat hubunganya tetapi keduanya
memberikan keuntungan secara timbal balik.
3) Netralisme
Hubungan antara mikroorganisme yang berbeda spesiesnya , tetapi dalam interaksi
kehidupan mereka tidak saling mengganggu/ merugikan dan tidak saling menguntungkan.
Mereka hidup sendiri – sendiri, walaupun hidup dalam medium yang sama.
4) Kompetisi
Hubungan antara mikroorganisme yang bersaing untuk hidup dalam medium yang sama
akibat terbatasnya zat makanan serta energi yang tersedia dalam medium tersebut.
Spesies mikroorganisme yang dapat menyesuaikan diri dengan persaingan tersebut akan
tumbuh dengan subur.
5) Antagonisme
Hubungan antara mikroorganisme yang saling berlawanan. Mikroorganisme satu dapat
mengeluarkan zat atau hasil metabolismenya yang dapat meracuni atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Hubungan ini sering disebut juga sebagai hubungan antibiosis
atau amensalisme.
(dasar penemuan zat bioaktif atau antibiotika terhadap mikroorganisme ).
6) Simbiosis
Hubungan yang dekat antara dua bentuk kehidupan mikroorganisme , yang dapat
berlangsung lama atau sebentar.Terdapat 3 jenis simbiosis yaitu :
a. Mutualisme
Suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, dimana masing – masing saling bekerjasama
dan saling menguntungkan.
Contoh :
Simbiosis antara Rhizobium leguminosarum dengan tanaman Leguminosa.
Rhizobium mendapat tempat hidup dalam akar Leguminosa sedangkan Leguminosa
mendapat persenyawaan Nitrogen yang diberikan Rhizobium
b. Komensalisme
Suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, dimana satu spesies mendapatkan keuntungan
sedangkan spesies lainya tidak dirugikan ataupun mendapat keuntungan. Spesies yang
diuntungkan disebut komensal sedangkan spesies yang tidak dirugikan dan tidak
mendapat keuntungan disebut Hospes.
Contoh :
Staphylococcus epidermidis yang hidup sebagai komensal pada kulit manusia.
c. Parasitisme
Suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, dimana satu spesies mendapatkan keuntungan
sedangkan spesies lainya tidak dirugikan . Spesies yang diuntungkan disebut parasit,
sedangkan Spesies yang dirugikan disebut Hospes.
Contoh :
Bakteri, parasit, virus patogen yang hidup didalam tubuh manusia.

7) Predatorisme
Hubungan yang ada antara dua kelompok mikroorganisme yang hidup dengan memangsa
salah satu kelompok mikroorganisme tersebut. Kelompok yang memangsa kelompok
lainnya disebut Predator (pemangsa).
Contoh :
Amoeba dengan bakteri. Amoeba untuk hidup perlu makanan, makanan inii diperoleh
dengan memangsa bakteri tersebut.
Hubungan kuman dengan lingkungan abiotik biasanya berkaitan dengan lingkungan alam
Beberapa hubungan kuman dengan lingkungan abiotik dijelaskan berikut ini:
1) Suhu
Masing – masing mikroorganisme mempunyai suhu optimum , minimum dan
maksimum untuk pertumbuhannya. Hal ini disebabkan dibawah suhu minimum
dan diatas suhu maksimum aktivitas enzim akan berhenti, bahkan pada suhu yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan terdenaturasinya enzim mikroorganisme
tersebut yang akibatnya memimbulkan kematian pada mikroorganisme.
Berdasarkan atas kemampuan hidup mikroorganisme dalam kisaran suhu tertentu
maka mikroorganisme dibagi menjadi 3 group yaitu :
a. Psikrofil
Mikroorganisme yang termasuk dalam group ini bisa tumbuh dalam suhu dingin.
Dimana kisaran suhu minimum untuk pertumbuhannya 0 0C – 5 0C, Suhu
Optimum 5 0C – 15 0 C dan uhu maksimum 15 0C – 20 0C.
b. Mesofil
Mikroorganisme yang termasuk dalam group ini bisa tumbuh dalam suhu kamar
atau sedikit dingin. Dimana kisaran suhu minimum untuk pertumbuhannya 10 0C
20 0C, Suhu Optimum 20C 40C dan Suhu maksimum 40C 45 0C.
c. Termofil
Mikroorganisme yang termasuk dalam group ini bisa tumbuh dalam suhu Hangat
sampai panas. Dimana kisaran suhu minimum untuk pertumbuhannya 25 0C – 45
0C, Suhu Optimum 45 0C – 60 0 C dan Suhu maksimum 60 0C – 80 0C.
2) pH ( Konsentrasi ion Hidrogen )
Sebagian besar Mikroorganisme memiliki jarak pH optimal yang cukup sempit
untuk pertumbuhannya. Nilai pH medium sangat mempengaruhi pertumbuhan
Mikroorganisme. Pada umumnya Mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH
3 -6, dan kebanyakan bakteri memiliki pH optimum yaitu pH dimana bakteri
tersebut dapat tumbuh baik atau maksimum pada kisaran pH 6,5-7,5. Kisaran pH
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Mikroorganisme tergantung pula dengan
spesies Mikroorganismenya.
Berdasarkan atas kemampuan hidup mikroorganisme terhadap pH , maka
mikroorganisme dibagi menjadi 3 group :
a. Neutrofilik
Mikroorganisme yang dapat pada kisaran pH 6,0-8,0, dan tumbuh optimum atau
maksimum pada pH netral ( pH 7,0-7,5 ).
b. Asidofilik
Mikroorganisme yang dapat hidup pada kisaran pH 1,0-6,5, dan tumbuh optimal
pada pH 5,0 .
c. Alkalofilik
Mikroorganisme yang dapat hidup pada kisaran pH 9,0-11,0 , dan tumbuh optimal
pada pH 9,5.
3) Tersedianya air dan Kelembaban Udara relatif ( RH )
Mikroorganisme memerlukan air untuk hidup dan berkembang biak. Oleh karena
itu pertumbuhan jasad renik pada makanan sangat dipengaruhi oleh jumlah air
yang tersedia.Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat digunakan
oleh jasad renik, yaitu pada kondisi :
a. Adanya solut dan ion dapat mengikat air di dalam larutan. Misalnya gula dan
garam dalam konsentrasi tinggi akan mengikat air dari bahan pangan, bahkan
dapat mengikat air dari dalam sel mikroorganisme jika konsentrasi larutan di luar
sel lebih tinggi daripada di dalam sel.
b. Koloid Hiodrofilik ( gel ) dapat mengikat air, sebanyak 3 – 4 % agar dapat
menghambat pertumbuhan bakteri di dalam medium.
c. Air dalam bentuk kristal es atau hidrasi tidak dapat digunakan oleh jasad renik.
Tersedianya air di dalam suatu bahan pangan / medium dinyatakan dalam istilah
aw ( Aktivitas air ).Nilai aw suatu bahan pangan akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara relatif ( RH ) dari ruangan disekitar bahan pangan
tersebut. Jika RH ruangan lebih rendah daripada aw-nya, maka bahan pangan
akan mengalami penguapan air dan jika RH ruangan lebih tinggi daripada aw-nya
maka akan terjadi penyerapan air. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan aw berbeda – beda untuk
pertumbuhanya. Contoh nilai aw bakteri E. coli 0,95. Pseudomonas 0,96,
Enterobacter aerogenes 0.93, kapang seperti Rhizopus 0,995 – 0,98, Penicillium
0,9935 dan Aspergillus 0,98. Pada aw dibawah 0,62 baik bakteri dan kapang
pertumbuhanya akan terhambat.
4) Oksigen.
Konsentrasi oksigen di dalam bahan pangan dan lingkungan mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen untuk
pertumbuhanya maka mikroorganisme dibedakan menjadi 3 group :
a. Aerob
Bakteri yang dapat tumbuh baik bila ada oksigen atau mutlak memerlukan
oksigen.
Bakteri ini mempunyai enzim superoksidase dismutase yang memecah oksigen
bebas dan enzim katalase yang memecah hidrogen peroksida sehingga
menghasilkan senyawa akhir berupa air dan oksigen yang tidak beracun bagi
bakteri yang bersifat aerob. Dalam kelompok bakteri aerob terdapat kelompok
bakteri yang membutuhkan konsentrasi oksigen yang sangat rendah yaitu sekitar 5
% bakteri ini bersifat Mikroaerofilik dan mempunyai enzimHidrogenase yang
tidak aktif bila konsentrasi oksigen disekitarnya tinggi.
b. Anaerob fakultatif .
Bakteri yang dapat hidup dalam keadaan dengan atau tanpa oksigen, walaupun
pertumbuhanya jauh lebih cepat bila ada oksigen.Bakteri ini mempunyai enzim
superoksida dismutase dan enzim peroksidase yang mengkatalis reaksi hidrogen
peroksida dengan senyawa organik yang menghasilkan senyawa organik
teroksidasi dan air, produk akhir ini tidak bersifat racun bagi bakteri fakultatif
anaerob.
c. Anaerobik
Bakteri yang mutlak dapat tumbuh bila tidak ada oksigen. Adanya
oksigen bagi bakteri ini dapat menimbulkan kematian karena bakteri inii tidak
mempunyai enzim superoksida dismutase, katalase maupun peroksidase yang
akan menguraikan hasil metabolisme yang bersifat toksik seperti Hidrogen
peroksida dan radikal bebas lainnya.

Anda mungkin juga menyukai