Anda di halaman 1dari 18

SISTEM / RANGKAIAN ORDE 1

Disebut sistem / rangkaian orde 1 , karena model matematik dari


sistem / rangkaian tersebut berbentuk Persamaan Diferensial linier
orde 1 baik yang homogen ataupun non homogen.
Persamaan diferensial dari suatu sistem / rangkaian
menghubungkan / mengkorelasikan antara sinyal keluaran
(Output) terhadap sinyal masukan (Input).

Berikut ini penyajian dalam bentuk Tabel korelasi antara arus


terhadap tegangan dari ketiga komponen pasif

KOMPONEN TEGANGAN ARUS


1
Resistor vR (t ) = Ri R (t ) iR (t ) = vR (t )
R

diL (t ) 1
L
Induktor vL (t ) = L iL (t ) = vL (t ) dt
dt

1 dvC (t )
C
Kapasitor vC (t ) = iC (t ) dt iC (t ) = C
dt

Contoh :

1. Dapatkan model matematik dalam bentuk Persamaan


diferensial untuk rangkaian berikut ini , jika suplai tegangan
dc sebagai sinyal masukan dan arus di indukor sebagai sinyal
keluaran
t=0+

R
+
E _ L iL (t )

Dengan menggunakan hukum kirchhoff yang ke dua , maka kita


susun persamaannya

diL (t )
V i = 0 → − E + Ri R (t ) + L
dt
=0

diL (t ) Model Persamaan Diferensial


L + Ri L (t ) = E Orde 1 dari rangkaian RL seri diatas
dt
iL (t ) = iR (t ) → Untuk rangkaian seri besarnya arus setiap saat selalu sama

diL (t ) R E R R
+ iL (t ) = → (r + ) = 0  r = −
dt L L L L
R
− t
itr (t ) = ke L
→ Arus transient
E
iSS (t ) = → Arus steady - state
R

Sehingga arus di inductor sebagai fungsi waktu dinyatakan sebagai


berikut :
iL (t ) = itr (t ) + i p (t )
R
− t E
iL (t ) = ke L
+ → untuk
R
t = 0 + → i L (0 + ) = 0 →
E E
0 = ke0 + →k =−
R R
jadi

R R
E − t E E E − t
iL (t ) = − e L + → iL (t ) = − e L atau
R R R R
R
E − t
iL (t ) = (1 − e L ) A
R
Persamaan diferensial linier Homogen orde 2

d 2 y (t ) dy (t )
Bentuk umum : a2 + a1 + a0 y (t ) = 0
dt 2 dt

Penyelesaian homogen atau penyelesaian complementer ;

d 2 y (t ) dy (t )
a2 + a1 + a0 y (t ) = 0
dt 2 dt
d 2 y (t ) a1 dy (t ) a0
+ + y (t ) = 0
dt 2 a2 dt a2
a1 a
[ D 2 y (t ) + Dy (t ) + 0 y (t )] = 0
a2 a2
a1 a
(D2 + D + 0 ) y (t ) = 0
a2 a2
a1 a a a
(D2 + D + 0 ) = 0 → r 2 + 1 r + 0 = 0  Persamaan
a2 a2 a2 a2 Karakteristik
akar − akarnya :
2
a  a  a
− 1   − 1  − 4 0
a2  a2  a2
r12 =
2

Maka ada 3 kemungkinan akar-akarnya , yaitu :

1. Akar-akarnya riil berbeda r1  r2 , maka penyelesaian


homogennya / complementernya adalah

y h (t ) = k1e r1t + k 2 e r2t


2. Akar-akarnya riil kembar r1 = r2 = r , maka penyelesaian
homogennya / complementernya adalah

yh (t ) = ( k1 + k 2t )e rt
3. Akar-akarnya komplek konjugate r1 = − + j dan
r2 = − − j , maka penyelesaian homogennya /
complementernya adalah

yh (t ) = e −t (k1 cos t + k 2 sin t )

Untuk nilai  = 0 , maka penyelesaiannya adalah

yh (t ) = (k1 cos t + k2 sin t )

Contoh Soal :

Selesaikan setiap Persamaan Diferensial Linier Homogen

Orde 2 berikut ini :

d 2 y (t ) dy (t )
1. 3 2
+ 18 + 24 y (t ) = 0 , dengan kondisi awal
dt dt

dy (0)
y (0) = 0 dan =5
dt
Jawab :

d 2 y (t ) dy (t )
3 + 18 + 24 y (t ) = 0
dt 2 dt
d 2 y (t ) dy (t )
2
+6 + 8 y (t ) = 0 → Tentukan Persamaan
dt dt Karakteristiknya
Cari Akar-akar
r + 6r + 8 = 0 → Karakteristiknya
2

(r + 2)(r + 4) = 0  r1 = −2dan  r2 = −4

Sehingga penyelesaian Homogennya adalah

yh (t ) = k1e −2t + k 2 e −4t dengan kondisi y (0) = 0


untuk  t = 0
0 = k1e 0 + k 2 e 0 → k1 + k 2 = 0
dy (t )
yh (t ) = k1e −2t + k 2 e −4t 
dt
dy (t ) dy (0)
= −2k1e −2t − 4k 2 e −4t dengan kondisi =5
dt dt
untuk  t = 0
5 = −2k1e 0 − 4k 2 e 0 → 2k1 + 4k 2 = −5
k1 + k 2 = 0
2k1 + 4k 2 = −5

5 5
Maka didapat nilai-nilai k1 = dan k 2 = −
2 2

Jadi Penyelesaian Persamaan Diferensial di atas adalah

5 −2t 5 −4t
yh (t ) = e − e
2 2
d 2 v(t ) dv(t )
2. 2
+6 + 9v(t ) = 0 , dengan kondisi awal
dt dt

dv(0)
v(0) = 2 dan = −10
dt

Jawab :

d 2 v(t ) dv(t )
2
+ 6 + 9v(t ) = 0 → Tentukan Persamaan
dt dt Karakteristiknya
r + 6r + 9 = 0 → Cari Akar-akar
2
Karakteristiknya
(r + 3) 2
= 0  r1 = r2 = r = −3

Sehingga penyelesaian Homogennya adalah

vh (t ) = ( k1 + k 2t )e −3t dengan kondisi v(0) = 0


untuk  t = 0
2 = (k1 + k 2 .0)e 0 → k1 = 2
dv(t )
vh (t ) = ( 2 + k 2t )e −3t 
dt
dv (t ) dv(0)
= k 2 e −3t − 3(2 + k 2t )e −3t dengan kondisi = −10
dt dt
untuk  t = 0
− 10 = k 2 e 0 − 3( 2 + k 2 .0)e 0 → k 2 − 6 = −10
k 2 = −4
Maka didapat nilai-nilai k1 = 2 dan k2 = −4

Jadi Penyelesaian Persamaan Diferensial di atas adalah

vh (t ) = (2 − 4t )e −3t
d 2i(t ) di(t )
3. 2 2
+4 + 10i (t ) = 0 , dengan kondisi awal
dt dt

di (0)
i (0) = 0 dan = 10
dt

Jawab :

d 2 i (t ) di (t )
2 2
+4 + 10i (t ) = 0 = 0
dt dt
d 2i (t ) di (t )
+ 2 + 5i (t ) = 0 → Tentukan Persamaan
dt 2 dt Karakteristiknya
Cari Akar-akar
r + 2r + 5 = 0 → Karakteristiknya
2

−2 (− 2)2 − 4.5


r12 =
2
− 2  − 16
r12 =  r1 = −1 + j 2dan  r2 = −1 − j 2
2

Sehingga penyelesaian Homogennya adalah

ih (t ) = e − t (k1 cos 2t + k 2 sin 2t ) dengan kondisi i(0) = 0


untuk  t = 0
0 = e 0 (k1 cos 0 + k 2 sin 0) → k1 = 0
di (t )
ih (t ) = e −t (k 2 sin 2t ) 
dt
di (t ) di (0)
= −e −t (k 2 sin 2t ) + ( 2k 2 cos 2t )e −t dengan kondisi = 10
dt dt
untuk  t = 0
10 = −e 0 (k 2 sin 0) + ( 2k 2 cos 0)e 0
k2 = 5

Maka didapat nilai-nilai k1 = 0 dan k2 = 5


Jadi Penyelesaian Persamaan Diferensial di atas adalah

ih (t ) = 5e − t sin 2t

d 2 x(t )
4. 4 + 100 x(t ) = 0 , dengan kondisi awal
dt 2

dx (0)
x(0) = 3 dan =0
dt

Jawab :

d 2 x(t )
4 + 100 x(t ) = 0 = 0
dt 2
d 2 x(t ) Tentukan Persamaan
+ 25 x (t ) = 0 → Karakteristiknya
dt 2
r 2 + 25 = 0 → Cari Akar-akar
Karakteristiknya
0  0 − 4.25
r12 =
2
0  − 100
r12 =  r1 = j 5dan  r2 = − j 5
2

Sehingga penyelesaian Homogennya adalah


xh (t ) = (k1 cos 5t + k 2 sin 5t ) dengan kondisi x(0) = 3
untuk  t = 0
3 = (k1 cos 0 + k 2 sin 0) → k1 = 3
dx(t )
xh (t ) = (3 cos 5t + k 2 sin 5t ) 
dt
dx (t ) dx (0)
= ( −15 sin 5t + 5k 2 cos 5t ) dengan kondisi =0
dt dt
untuk  t = 0
0 = ( −15 sin 0 + 5k 2 cos 0) → k 2 = 0
k2 = 0

Maka didapat nilai-nilai k1 = 3 dan k2 = 0

Jadi Penyelesaian Persamaan Diferensial di atas adalah

xh (t ) = 3 cos 5t

Anda mungkin juga menyukai