Anda di halaman 1dari 3

Penolakan Jenazah Covid-19

Beberapa daerah terdengar kasus penolakan yang dilakukan oleh warga setempat
terhadap jenazah korban Covid-19 yang hendak dimakamkan. Alasan yang paling
mendasar adalah terjadinya penularan yang berasal dari jenazah tersebut kepada warga
yang tinggal dekat dengan daerah tempat jasad tersebut dimakamkan. Meskipun
penanganan jenazah tersebut sudah melalui Protokol Kesehatan, tetap terjadi penolakan.
Kurangnya sosialisasi danpengetahuan di masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan
Covid-19 juga menjadi penyebab penolakan. Jenazah yang ditolak, mulai dari jenazah
masyarakat umum sampai tenaga medis yang meninggal akibat Covid-19.

Beberapa pasien yang meninggal tetapi belum pasti positif Covid-19 ( dalam hal ini
berstatus PDP dan ODP) pun ditolak. Persoalan penolakan jenazah ini haruslah menjadi
momentum perbaikan dari aspek-aspek nilai kemanusiaan, penegakan hukum dan
penguatan Pancasila. Penulis berpendapat bahwa ketiga aspek itu sangat berkaitan.

-
Menurut saya, Dalam penanganan jenazah Covid-19, selain memperhatikan aspek
kesehatan, juga memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang sifatnya
universal seperti yang tercantum dalam Pancasila yaitu sila ke-2, “Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab”, menekankan kepada kita bahwa nilai kemanusiaan adalah nilai yang
fundamental yang dimiliki oleh setiap manusia dan setiap manusia harus mendapatkan
perlakuan secara adil. Pihak keluarga korban meninggal yang diakibatkan Covid-19 berhak
mendapatkan keadilan, termasuk dalam hal penanganan jenazah keluarganya. Keadilan ini
pun diterjemahkan ke dalam setiap peraturan perundang-undangan dan juga protokol
kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Nilai-nilai Pancasila menjadi acuan dalam
pembentukan peraturan yang ada di Indonesia.

Solusinya:

Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, nilai kemanusiaan dan penegakan hukum


melengkapi satu sama lainnya dengan dasar acuannya adalah Pancasila. Instrumen
penegakan hukum menjamin tegaknya nilai kemanusiaan. Dalam konteks terjadinya
penolakan jenazah, maka nilai kemanusiaan seharusnya ditegakkan melalui penegakan
hukum yang tegas dan adil. Adanya tindakan penolakan jenazah ini seharusnya dilakukan
penindakan hukum yang tegas. Apalagi untuk jenazah yang disebabkan karena wabah sudah
diatur dalam hukum positif dan mempunyai sanksi pidana. penegakan hukum harus
dilakukan dengan bijaksana dengan tetap memperhatikan nilai-nilai keadilan ( pemenuhan
hak dan kewajiban pelaku sampai dinyatakan bersalah) untuk memberikan efek jera
terhadap orang-orang yang berani melakukan penolakan jenazah, sehingga memberikan
edukasi bagi publik dalam bertindak. Tidak ada 1 alasan apapun yang dibenarkan menolak
pemakaman jenazah. Kalaupun ada peraturan yang dilanggar di dalam pemakaman jenazah,
dapat disampaikan keberatan melalui mekanisme hukum.
Adanya penegakan hukum yang tegas dan pandangan-pandangan nilai kemanusiaan dari
masyarakat dan Pemerintah merupakan perwujudan dari penguatan nilai-nilai Pancasila.

2. Adanya kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan


ideologi mereka merupakan salah satu fenomena yang belakangan muncul di negeri ini.
Kelompok-kelompok tersebut, yang tidak paham tentang Pancasila, menganggap Pancasila
tidak layak menjadi ideologi negara kita. Kemudian mereka mencoba menawarkan ideologi
lain 'yang dianggap lebih baik' daripada Pancasila sebagai ideologi negara kita. Nyatanya,
hanya karena dipenuhi hasrat dan nafsu dunia, mereka memilih untuk menutup mata
terhadap seluruh kekayanan budaya, nilai, dan norma kehidupan yang terkandung dalam
Pancasila.

Oleh karena itu, jika soal ini menanyakan pendapat kita tentang kelompok-kelompok
tertentu yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi mereka, maka tanggapan
kita adalah hal ini sudah menjadi kewajiban bagi seluruh komponen bangsa dan negara
untuk melawan gerakan ini. Mengganti Pancasila dengan ideologi lain sama artinya dengan
menghancurkan seluruh bangsa dan negara Indonesia. Hal ini karena selain sebagai salah
satu dasar negara kita, Pancasila merupakan sari dari seluruh budaya, nilai, dan norma
kehidupan yang telah ada sejak dahulu kala di seluruh penjuru Nusantara. Rahmat Allah
yang begitu besar ini telah lama tertanam dan akan tetap tertanam dalam seluruh sanubari
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mereka yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi
lain sama artinya mereka tidak bersyukur pada Tuhan serta segala karunia-Nya.

3. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945
merupakan momen persatuan bangsa. Ketika itu, para pendiri bangsa meyakini perbedaan
akan melahirkan kekuatan, sehingga dirumuskanlah Pancasila pada tanggal 18 Agustus
1945.
Adanya dasar negara yang dimiliki bangsa dimiliki bangsa Indonesia karena semangat para
pahlawan dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Semangat
yang dimiliki para pahlawan merupakan salah satu bukti cinta terhadap bangsa dan negara
Indonesia. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan yang diwujudkan dengan
pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan dari penjajah. Semangat kebangsaan yang dimiliki para pahlawan disebut
sebagai nasionalisme dan patriotisme. . Jadi tanpa adanya semangat kebangsaan, baik
nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki oleh para pejuang dalam merumuskan dan
menetapkan Pancasila sebagai dasar negara tidak akan terjadi. Nasionalisme dan
patriotisme sangat dibutuhkan oleh setipa warga negara Indonesia untuk menjaga
menyelenggaraan hidup dan cita-cita bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai