Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dayang Windy Nurhidayati

Nim : C1011201043
Kelas : D
Tugas : Autobiografi

Namaku Dayang Windy Nurhidayati, akrabnya dipanggil nindi. Aku lahir


disebuah desa bernama Balai Sebut, Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau,
Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 10 Agustus 2001. Aku terlahir dari keluarga
yang sederhana dan aku anak kedua dari 3 bersaudara. Ayahku adalah seorang
petani dan ibuku seorang ibu rumah tangga dan membuka usaha jahit pakaian disela
sela waktu saat mengurus keluarga. Sejak kecil aku sudah membantu ibu menjahit
sehingga menjadikan aku seorang yang mempunyai bakat dan keterampilan dan hal
fashion. Hobiku sebenarnya adalah menyanyi, karena dengan menyanyi dapat
menghibur hati dan menghilangkan stress.
Waktu kecil aku tidak sekolah tk dan langsung masuk sekolah dasar. Yang
paling aku ingat ketika masuk sekolah dasar adalah aku selalu menangis ketika
ditinggal ibu. Karena saat itu aku tidak pandai beradaptasi dan tidak mempunyai
teman. Jadi dari kelas 1 sampai kelas 3 aku selalu di antar jemput oleh ibu.
Menginjak SMP, boleh dikatakan aku merupakan orang yang sangat aktif. Aku
mengikuti hampir semua organisasi yang ada mulai dari pramuka, osis, genre, dll.
Semua kegiatan nya menyenangkan dan banyak memberi pengetahuan baru dan
teman teman juga pastinya. Aku juga sering mengikuti dan memenangkan lomba
lomba tari dan menyanyi solo. Sungguh, pengalaman yang sangat indah dan
menyenangkan.
Setelah SMA, aku juga lebih mendalami beberapa organisasi seperti osis, silat,
pramuka, paskibra dan rohis. Terdengar tidak mungkin sih jika mengikuti semua
organisasi tersebut dalam satu waktu. Tapi itulah yang terjadi. Aku pun harus pandai
membagi waktu, dan ujungnya sering diomeli ibu karena jarang dirumah. Yah
kehidupan di SMAku memang sesibuk itu apalagi aku juga mengikuti sanggar tari.
Jadi kami sering mengikuti lomba keluar kota. Aku yang merupakan pengurus
sanggar tentunya harus mengeluarkan pikiran dan tenanga yang lebih. Alhasil nilai
nilai sekolah ku turun drastis pada masa itu. Sebab itulah ibu menekanku untuk
memfokuskan diri saja untuk pelajaran disekolah apalagi masa itu sudah dekat kelas
12. Aku pun mulai mengurangi aktivitasku diorganisasi tetapi tetap ada beberapa
organisasi yang tidak bisa kutinggali karena tanggung jawabku.
Hingga saat ujian nasional tiba, aku pun sangat serius menghadapinya karena
tujuanku saat itu adalah bisa menembus SNMPTN. Alhamdulillah aku pun lulus SN
dan menerima beasiswa KIP Kuliah. Aku dan kedua orang tuaku pun sangat
bersyukur dan senang sekali. Awalnya aku cuma modal nekat saja, karena
memikirkan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi untuk biaya kuliah. Aku juga
awalnya tidak lulus seleksi Kip Kuliah, entah apa sebabnya. Jadi akupun tetap
membayar UKT. Aku saat itu merasa sedih dan bersalah kepada keluargaku karena
sudah memberatkan mereka. Aku pun mencari informasi beasiswa beasiswa yang
ada di untan. Tapi tidak ada yang lulus, dan pada waktu itu kebanyakan syarat
beasiswa adalah mahasiswa semester 2 dan 3. Jadi aku pernah berpikir untuk
berhenti kuliah saja karena yakin nantinya akan ada biaya yang lebih besar untuk
dikeluarkan dan aku berencana untuk memilih bekerja saja untuk membantu orang
tua. Tetapi untung saja rencana itu belum dijalankan karena pada saat awal masuk
kuliah ada seseorang yang menghubungku via whatsApp. Beliau menanyakan apakah
saya mau menjadi penerima beasiswa KIP Kuliah. Aku pun saat itu terheran heran
bingung dan tentunya saja kaget dengan pesan WhatsApp tersebut. Jadi aku
menanyakan sedetail detailnya tentang kenapa aku dipilih dan siapa orang yang
menghubungiku tersebut. Lalu beliau menjelaskan bahwa aku berkesempatan
menjadi penerima beasiswa karena penerima awalnya sudah gugur. Akupun sangat
bahagia dan bersyukur. Aku teringat orang tuaku menangis saat itu saking
terharunya aku mendapat beasiswa.

Anda mungkin juga menyukai