edu
Jurnal
Teknik ElektroIndustri
Elektro Vol.2, No.2, 2013
PENS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Abstrak
Proyek akhir ini secara keseluruhan bertujuan untuk memparalel dua generator satu fasa yang memiliki
frekuensi keluaran berbeda pada sisi DC Bus. Namun pada bagian ini hanya memfokuskan pada proses kerja
pamaralelan dua generator yang berbeda frekuensi dan merubah tegangan searah (DC) keluaran penyearah
terkendali menjadi tegangan bolak-balik (AC) menggunakan inverter berjenis Sinusoidal Pulse Width Modulation
(SPWM). Kerja dari pemaralelan dua generator satu fasa yang berbeda frekuensi ini berdasarkan dari sensor
tegangan. Sensor tegangan berfungsi mendeteksi tegangan dc keluaran penyearah terkendali dari kedua generator.
Hasil deteksian dari sensor tegangan diolah oleh mikrokontroller. Apabila tegangan dc keluaran dari penyearah
terkendali sudah sesuai dengan range yang ditentukan maka mikrokontroller akan memerintahkan kontaktor untuk
berkondisi on. Ketika kedua kontaktor berkondisi on maka kedua generator yang memiliki frekuensi keluaran
berbeda tersebut terparalel. Range yang ditentukan untuk membuat kontaktor berkondisi on adalah sebesar 5% dari
selisih tegangan dc keluaran penyearah terkendali antar kedua generator. Setelah kontaktor berkondisi on, tegangan
dc keluaran penyearah terkendali dirubah oleh inverter berjenis SPWM menjadi tegangan ac. Perubahan tegangan
dc menjadi ac yang dilakukan oleh inverter SPWM bertujuan untuk menyesuaikan tegangan yang dibutuhkan oleh
beban. Untuk mengurangi nilai harmonisa yang dihasilkan oleh inverter SPWM maka digunakan filter LC pada
tegangan ac keluaran inverter SPWM. Sehingga gelombang tegangan ac keluaran inverter SPWM memiliki
gelombang tegangan ac yang mendekati sinus murni.
Kata kunci: Mikrokontroller, Generator, Frekuensi, Inverter
1. Pendahuluan
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)
Sebuah mesin sinkron atau generator dapat dipakai sebagai generator maupun motor, tanpa
mengalami perbedaan berarti dalam desain atau konstruksi. Sebagai generator, mesin sinkron dapat
dioperasikan mesin tunggal, akan tetapi biasanya mesin ini akan terhubung dalam suatu sistem
interkoneksi, sehingga bekerja sejajar sinkron dengan generator - generator lain. Untuk dapat bekerja baik
dalam kondisi demikian generator harus tetap dalam keadaan sinkron dengan sistem dan memikul
bagiannya yang tertentu dari beban keseluruhan.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik, generator dioperasikan secara paralel dengan
generator yang lain. Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian
secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya
menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul
beban yang lebih besar lagi.
Permasalahan yang terjadi ketika memparalel generator adalah apabila antar generator memiliki
frekuensi keluaran yang berbeda. Seperti halnya pada pusat-pusat pembangkit yang berada di Jepang. Di
Jepang, di bagian sebelah barat (Kyoto ke barat) menggunakan frekuensi 60 Hz, sedangkan di bagian
sebelah timur (Tokyo ke timur) menggunakan frekuensi 50 Hz. Dalam hal ini, apabila antar generator
dipaksakan untuk diparalel maka akan berakibat fatal karena kesamaan frekuensi adalah salah satu syarat
dalam memparalel generator. Sehingga dalam proyek akhir ini digunakan metode untuk memparalel
generator yang frekuensi keluarannya tidak sama dengan cara merubah tegangan AC keluaran dari
generator menjadi tegangan DC, sehingga frekuensi akan hilang yang kemudian generator diparalel dalam
keadaaan tegangan keluaran menjadi DC. Setelah proses pemaralelan selesai maka tegangan diubah
kembali menjadi AC menggunakan inverter sesuai dengan kebutuhan beban.
2. Metode
2.1 Mikrokontroller
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip yang di
dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori dan perlengkapan input output. Mikrokontroler dapat
dikategorikan sebagai suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali
dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.
2.2 SPWM Inverter
Pada Sinusoidal PWM atau SPWM lebar pulsa sinyal gating dibangkitkan dengan membandingkan
sinyal referensi sinusoidal terhadap sinyal segitiga pembawa frekuensi.
Gambar 1
Sinyal gating inverter SPWM
Gambar 2
Filter Pasif LC
Perancangan Sistem
Gambar 3
Blok diagram sistem
Tegangan keluaran dari kedua generator AC 1 fasa akan dirubah menjadi tegangan DC oleh
penyearah gelombang penuh terkendali. Tegangan keluaran dari penyearah disensor oleh sensor tegangan.
Hasil penyensoran tegangan diolah oleh mikrokontroller. ika tegangan keluaran dari penyearah sudah
sesuai dengan settingan maka mikrokontroller akan memeritahkan kontaktor untuk aktif sehingga
tegangan keluaran dari penyearah akan dirubah menjadi AC oleh inverter.
Tabel 1
Perencanaan input output
PORT Keterangan
PORTA.0 Sensor tegangan 1
PORTA.1 Sensor tegangan 2
PORTB.0 Relay 1
PORTB.1 Relay 2
PORTC Penyulutan SCR
PORTD LCD
2.4.2 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Paralel Generator
Perencanaan rangkaian paralel generator menggunakan dua buah kontaktor. Dimana kerja dari dua
buah kontaktor dikontrol oleh mikrokontroller melalui perantara driver relay.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)
Gambar 4
Rangkaian Driver Relay
Gambar 5
Rangkaian SPWM Inverter
2.4.4 PerancanganFilter LC
Perencanaan filter yang digunakan untuk meredam nilai harmonisa keluaran dari inverter adalah
filter pasif LC, dimana bentuk gelombang keluaran yang semula gelombang kotak menjadi gelombang
sinus murni. Filter ini akan memotong frekuensi diatas 50 Hz dan meloloskan frekuensi dibawah 50 Hz.
Gambar 6
Gelombang keluaran flter LC dari hasil simulasi
1. Hasil pengujian sistem
3.1 Pengujian Rangkaian Paralel Generator
Pada pengujian rangkaian paralel, kerja dari driver relay kontaktor sesuai dengan harapan dengan
kondisi on antara range 2.22Vdc (225Vdc) sampai dengan 2.34Vdc(237 Vdc) (selisih tegangan input
sebesar maksimal ±5%).
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)
Tabel 2.
Pengujian rangkaian paralel generator
Input ADC Kondisi
(Vdc) Kontaktor
1.97 OFF
2.1 OFF
2.22 ON
2.26 ON
2.31 ON
2.34 ON
2.37 OFF
Gambar 7
Hasil Pengujian Tegangan Keluaran SPWM Inverter
Selanjutnya pengujian frekuensi keluaran dari inverter SPWM yang sesuai dengan harapan yaitu sebesar
50Hz.
Gambar 8
Hasil Pengujian Frekuensi Keluaran SPWM Inverter
Tabel3
Hasil pengujian inverter berbeban
Gambar 9
Gelombang keluaran filter LC
Tabel 4.
Hasil pengujian filter LC
Vin (dc) Vout (ac) f (Hz)
10 5.4 50
20 12.7 50
30 19.8 50
35 23.3 50
3. Diskusi
Setelah melakukan pembuatan proyek akhir ini, banyak kekurangan yang nantinya diharapkan
dapat dikembangkan dalam pengurangan harnonisa keluaran inverter. Untuk memperbaiki dan menyem-
purnakan kinerja alat ini dalam hal :
1. Perancangan filter pasif LC khususnya dalam merancang inductor harus lebih teliti baik dalam
nilai komponen maupun desain mekanis agar tidak berbunyi nyaring.
2. Perancangan induktor yang kurang tepat dapat mereduksi tegangan keluaran inverter.
Semoga apa yang penulis sampaikan, dapat memberikan manfaat untuk para pembaca, segala
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proyek akhir ini.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)
2. Kesimpulan
Desain komponen filter LC tidak tepat sehingga tegangan keluaran inverter menjadi tidak stabil.
Pemberian tegangan input inverter dengan filter LC harus step by step karena filter LC tidak siap
jika diberi langsung sumber tegangan input yang tinggi.
Tegangan keluaran inverter yang sudah di filter memiliki selisih tegangan dari perencanaan yang
disebabkan adanya pengaruh dari komponen filter LC yang dibuat.
Suara nyaring yang dikeluarkan oleh induktor pada filter LC disebabkan kurang rekatnya
pemasangan komponen.
Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan, rahmat dan nikmat-Nya bagi kita semua.
Amin.
Referensi
1. Riyono Yon,”Dasar Teknik Tenaga Listrik” Edisi Revisi, 1995, ANDI: Yogyakarta
2. Kadir Abdul, “Mesin Sinkron” Edisi Revisi, 1999, Djambatan: Jakarta.
3. Prof. Krishna Vasudevan, Prof. G. SridharaRao, Prof. SasidharaRao, “Electrical Machines II”.
4. B. G. Lamme, “The Technical Story of the Frequencies”, Transactions AIEE January 1918,
reprinted in the Baltimore Amateur Radio Club newsletter The Modulator January -March 2007
5. Heri Andrianto, “Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega16”, 2008, INFORMATIKA:
Bandung.
6. Joseph Vithayathil, “Power Electronics – Principal and Applications” McGraw-Hill, Inc:
NewYork.