Anda di halaman 1dari 7

www.jurnalpa.eepis-its.

edu
Jurnal
Teknik ElektroIndustri
Elektro Vol.2, No.2, 2013
PENS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Rancang Bangun Sistem Paralel di Sisi DC Bus untuk


Generator Berbeda Frekuensi
(Sub judul : Rangkaian Paralel dan Inverter)
Noor Zjulfa Helmy, Yahya Chusna Arif, Endro Wahjono
Program Studi D3 Teknik Elektro Industri
Departemen Teknik Elektro
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Kampus PENS, Jalan Raya ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Tel: (031) 594 7280; Fax: (031) 594 6114
Email:ennoer_zj@yahoo.com,yahya@eepis-its.edu,endro@eepis-its.edu

Abstrak

Proyek akhir ini secara keseluruhan bertujuan untuk memparalel dua generator satu fasa yang memiliki
frekuensi keluaran berbeda pada sisi DC Bus. Namun pada bagian ini hanya memfokuskan pada proses kerja
pamaralelan dua generator yang berbeda frekuensi dan merubah tegangan searah (DC) keluaran penyearah
terkendali menjadi tegangan bolak-balik (AC) menggunakan inverter berjenis Sinusoidal Pulse Width Modulation
(SPWM). Kerja dari pemaralelan dua generator satu fasa yang berbeda frekuensi ini berdasarkan dari sensor
tegangan. Sensor tegangan berfungsi mendeteksi tegangan dc keluaran penyearah terkendali dari kedua generator.
Hasil deteksian dari sensor tegangan diolah oleh mikrokontroller. Apabila tegangan dc keluaran dari penyearah
terkendali sudah sesuai dengan range yang ditentukan maka mikrokontroller akan memerintahkan kontaktor untuk
berkondisi on. Ketika kedua kontaktor berkondisi on maka kedua generator yang memiliki frekuensi keluaran
berbeda tersebut terparalel. Range yang ditentukan untuk membuat kontaktor berkondisi on adalah sebesar 5% dari
selisih tegangan dc keluaran penyearah terkendali antar kedua generator. Setelah kontaktor berkondisi on, tegangan
dc keluaran penyearah terkendali dirubah oleh inverter berjenis SPWM menjadi tegangan ac. Perubahan tegangan
dc menjadi ac yang dilakukan oleh inverter SPWM bertujuan untuk menyesuaikan tegangan yang dibutuhkan oleh
beban. Untuk mengurangi nilai harmonisa yang dihasilkan oleh inverter SPWM maka digunakan filter LC pada
tegangan ac keluaran inverter SPWM. Sehingga gelombang tegangan ac keluaran inverter SPWM memiliki
gelombang tegangan ac yang mendekati sinus murni.
Kata kunci: Mikrokontroller, Generator, Frekuensi, Inverter

1. Pendahuluan
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)

Sebuah mesin sinkron atau generator dapat dipakai sebagai generator maupun motor, tanpa
mengalami perbedaan berarti dalam desain atau konstruksi. Sebagai generator, mesin sinkron dapat
dioperasikan mesin tunggal, akan tetapi biasanya mesin ini akan terhubung dalam suatu sistem
interkoneksi, sehingga bekerja sejajar sinkron dengan generator - generator lain. Untuk dapat bekerja baik
dalam kondisi demikian generator harus tetap dalam keadaan sinkron dengan sistem dan memikul
bagiannya yang tertentu dari beban keseluruhan.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik, generator dioperasikan secara paralel dengan
generator yang lain. Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian
secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya
menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul
beban yang lebih besar lagi.

Permasalahan yang terjadi ketika memparalel generator adalah apabila antar generator memiliki
frekuensi keluaran yang berbeda. Seperti halnya pada pusat-pusat pembangkit yang berada di Jepang. Di
Jepang, di bagian sebelah barat (Kyoto ke barat) menggunakan frekuensi 60 Hz, sedangkan di bagian
sebelah timur (Tokyo ke timur) menggunakan frekuensi 50 Hz. Dalam hal ini, apabila antar generator
dipaksakan untuk diparalel maka akan berakibat fatal karena kesamaan frekuensi adalah salah satu syarat
dalam memparalel generator. Sehingga dalam proyek akhir ini digunakan metode untuk memparalel
generator yang frekuensi keluarannya tidak sama dengan cara merubah tegangan AC keluaran dari
generator menjadi tegangan DC, sehingga frekuensi akan hilang yang kemudian generator diparalel dalam
keadaaan tegangan keluaran menjadi DC. Setelah proses pemaralelan selesai maka tegangan diubah
kembali menjadi AC menggunakan inverter sesuai dengan kebutuhan beban.

2. Metode
2.1 Mikrokontroller
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip yang di
dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori dan perlengkapan input output. Mikrokontroler dapat
dikategorikan sebagai suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali
dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.
2.2 SPWM Inverter
Pada Sinusoidal PWM atau SPWM lebar pulsa sinyal gating dibangkitkan dengan membandingkan
sinyal referensi sinusoidal terhadap sinyal segitiga pembawa frekuensi.

Gambar 1
Sinyal gating inverter SPWM

2.3 Filter Pasif


Filter adalah adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar melewatkan suatu pita frekuensi
tertentu seraya memperlemah semua isyarat di luar pita ini. Pengertian lain dari filter adalah rangkaian
pemilih frekuensi agar dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple)/membuang
(by pass) frekuensi lainnya. Jaringan-jaringan filter bisa bersifat aktif maupun pasif. Jaringan filter pasif
hanya berisi tahanan, induktor dan kapasitor saja.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)

Gambar 2
Filter Pasif LC

Perancangan Sistem

2.4 Perencanaan Sistem

Gambar 3
Blok diagram sistem
Tegangan keluaran dari kedua generator AC 1 fasa akan dirubah menjadi tegangan DC oleh
penyearah gelombang penuh terkendali. Tegangan keluaran dari penyearah disensor oleh sensor tegangan.
Hasil penyensoran tegangan diolah oleh mikrokontroller. ika tegangan keluaran dari penyearah sudah
sesuai dengan settingan maka mikrokontroller akan memeritahkan kontaktor untuk aktif sehingga
tegangan keluaran dari penyearah akan dirubah menjadi AC oleh inverter.

2.4.1 Perancangan input dan output


Port A dari mikrokontroller digunakan sebagai input masukan dari sensor tegangan. Port B
digunakan untuk mengendalikan kerja dari driver relay. Port C berfungsi untuk mengatur penyulutan SCR
pada pennyearah gelombang penuh terkendali. Sedangkan kegunaan dari Port D adalah menampilkan
hasil sensor tegangan kedua tegangan keluaran penyearah.

Tabel 1
Perencanaan input output

PORT Keterangan
PORTA.0 Sensor tegangan 1
PORTA.1 Sensor tegangan 2
PORTB.0 Relay 1
PORTB.1 Relay 2
PORTC Penyulutan SCR
PORTD LCD
2.4.2 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Paralel Generator
Perencanaan rangkaian paralel generator menggunakan dua buah kontaktor. Dimana kerja dari dua
buah kontaktor dikontrol oleh mikrokontroller melalui perantara driver relay.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)

Gambar 4
Rangkaian Driver Relay

2.4.3 Perancangan SPWM Inverter


Perencanaan dari inverter pada proyek akhir ini adalah jenis full bridge inverter SPWM
menggunakan IGBT dengan tegangan input dari generator 1 fasa yang sudah disearahkan (DC) dan
inverter dirancang untuk merubah tegangan DC menjadi AC dengan frekuensi 50Hz.

Gambar 5
Rangkaian SPWM Inverter
2.4.4 PerancanganFilter LC
Perencanaan filter yang digunakan untuk meredam nilai harmonisa keluaran dari inverter adalah
filter pasif LC, dimana bentuk gelombang keluaran yang semula gelombang kotak menjadi gelombang
sinus murni. Filter ini akan memotong frekuensi diatas 50 Hz dan meloloskan frekuensi dibawah 50 Hz.

Gambar 6
Gelombang keluaran flter LC dari hasil simulasi
1. Hasil pengujian sistem
3.1 Pengujian Rangkaian Paralel Generator
Pada pengujian rangkaian paralel, kerja dari driver relay kontaktor sesuai dengan harapan dengan
kondisi on antara range 2.22Vdc (225Vdc) sampai dengan 2.34Vdc(237 Vdc) (selisih tegangan input
sebesar maksimal ±5%).
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)

Tabel 2.
Pengujian rangkaian paralel generator
Input ADC Kondisi
(Vdc) Kontaktor
1.97 OFF
2.1 OFF
2.22 ON
2.26 ON
2.31 ON
2.34 ON
2.37 OFF

3.2 Pengujian SPWM Inverter


Pada pengujian inverter SPWM satu fasa ini menggunakan tegangan input dari suplai DC sebesar
30V tegangan puncak dari output inverter sama dengan tegangan input yaitu sebesar 30V.

Gambar 7
Hasil Pengujian Tegangan Keluaran SPWM Inverter
Selanjutnya pengujian frekuensi keluaran dari inverter SPWM yang sesuai dengan harapan yaitu sebesar
50Hz.

Gambar 8
Hasil Pengujian Frekuensi Keluaran SPWM Inverter
Tabel3
Hasil pengujian inverter berbeban

Vin Vout (rms) Vout rms (teori) Error


(dc) (ac) (ac) (%)

50 31.22 35.35 11.6

100 64.37 70.71 8.9

150 97.86 106.06 7.7

200 138.4 141.42 2.1

250 171.3 176.77 3.2


Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)

3.4 Pengujian Filter LC


Pengujian nilai frekuensi keluaran dari filter LC sesuai dengan yang diharapkan yaitu sebesar 50Hz.

Gambar 9
Gelombang keluaran filter LC
Tabel 4.
Hasil pengujian filter LC
Vin (dc) Vout (ac) f (Hz)
10 5.4 50
20 12.7 50
30 19.8 50
35 23.3 50

3.4 Pengujian Integrasi Sistem


Pada pengujian integrasi system ini diperoleh data yang tidak sesuai dengan perencanaan, dimana
tegangan keluaran sensor tegangan 0,04Vdc. Sehingga mikrokontroller tidak dapat mengaktifkan driver
relay, maka pemaralelan generator tidak dapat dilakukan.

frekuens frekuens Vout Vout


Vout Vout Vout Sensor Sensor
i i Rectifie Rectifie Kondis
generato generato Inverte Teganga Teganga
generato generato r r r n1 n2
i
r1 r2 Paralel
r1 r2 1 2 (Vac) (Vdc) (Vdc)
(Vac) (Vac)
(Hz) (Hz) (Vdc) (Vdc)
223 221 48 49 50 50 30.12 0.04 0.04 Tidak
221 219 51 51 60 60 39.85 0.04 0.04 Tidak
223 221 46 48 70 70 45.77 0.04 0.04 Tidak
219 220 47 49 80 80 50.34 0.04 0.04 Tidak
220 223 50 49 90 90 59.88 0.04 0.04 Tidak
223 223 47 50 100 100 65.43 0.04 0.04 Tidak
221 219 49 51 110 110 73.67 0.04 0.04 Tidak
222 220 46 49 117 114 78.22 0.04 0.04 Tidak

3. Diskusi
Setelah melakukan pembuatan proyek akhir ini, banyak kekurangan yang nantinya diharapkan
dapat dikembangkan dalam pengurangan harnonisa keluaran inverter. Untuk memperbaiki dan menyem-
purnakan kinerja alat ini dalam hal :
1. Perancangan filter pasif LC khususnya dalam merancang inductor harus lebih teliti baik dalam
nilai komponen maupun desain mekanis agar tidak berbunyi nyaring.
2. Perancangan induktor yang kurang tepat dapat mereduksi tegangan keluaran inverter.
Semoga apa yang penulis sampaikan, dapat memberikan manfaat untuk para pembaca, segala
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proyek akhir ini.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, (2021)

2. Kesimpulan
 Desain komponen filter LC tidak tepat sehingga tegangan keluaran inverter menjadi tidak stabil.
 Pemberian tegangan input inverter dengan filter LC harus step by step karena filter LC tidak siap
jika diberi langsung sumber tegangan input yang tinggi.
 Tegangan keluaran inverter yang sudah di filter memiliki selisih tegangan dari perencanaan yang
disebabkan adanya pengaruh dari komponen filter LC yang dibuat.
 Suara nyaring yang dikeluarkan oleh induktor pada filter LC disebabkan kurang rekatnya
pemasangan komponen.

Ucapan Terima Kasih


Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT dan tanpa menghilangkan rasa hormat yang
mendalam, saya selaku penyusun dan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan proyek akhir ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT, karena perlindungan, pertolongan dan ridho-Nya saya mampu menyelesaikan Proyek
Akhir ini serta hambanya yang termulia Nabi Besar Muhammad SAW.
2. Untuk Ayah, Ibu dan Kakak tercinta yang selalu memberi dukungan dan mendoakan.
3. Bapak Dr. Zaenal Arief ST, MT selaku direktur PENS-ITS.
4. Bapak Ir. Sutedjo, MT. selaku ketua program studi D3 jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS.
5. Bapak Indhana Sudiharto, ST.MT selaku ketua program studi D4 jurusan Teknik Elektro Industri
PENS-ITS.
6. Bapak Ir. Yahya Chusna Arif, MT. dan BapakEndro Wahjono, SST, MT.selaku dosen
pembimbing proyek akhir saya yang telah membimbing dan membekali ilmu kepada penulis selama
mengerjakan proyek akhir.
7. Bapak-bapak dosen penguji yang telah memberikan banyak saran untuk kesempurnaan tugas akhir
ini.
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan membekali ilmu kepada penulis selama
penulis menempuh pendidikan di kampus tercinta ini, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-
ITS ( PENS-ITS ).
9. Teman-teman D3 Elin B 2010 dan teman-teman Elektro Industri 2010 yang telah memberikan
dukungan langsung dan tidak langsung atas terselesainya proyek akhir ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesainya proyek akhir ini yang tidak dapat
penulis sebutkan.

Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan, rahmat dan nikmat-Nya bagi kita semua.
Amin.

Referensi
1. Riyono Yon,”Dasar Teknik Tenaga Listrik” Edisi Revisi, 1995, ANDI: Yogyakarta
2. Kadir Abdul, “Mesin Sinkron” Edisi Revisi, 1999, Djambatan: Jakarta.
3. Prof. Krishna Vasudevan, Prof. G. SridharaRao, Prof. SasidharaRao, “Electrical Machines II”.
4. B. G. Lamme, “The Technical Story of the Frequencies”, Transactions AIEE January 1918,
reprinted in the Baltimore Amateur Radio Club newsletter The Modulator January -March 2007
5. Heri Andrianto, “Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega16”, 2008, INFORMATIKA:
Bandung.
6. Joseph Vithayathil, “Power Electronics – Principal and Applications” McGraw-Hill, Inc:
NewYork.

Anda mungkin juga menyukai