2. SEKRETARIS TIM
a. Membantu Ketua Tim Mutu untuk membuat, mengelola dan mendistribusikan
dokumen mutu
b. Membantu Management Representative untuk membuat perencanaan
implementasi Sistem Manajemen Mutu
c. Menyiapkan kebutuhan dokumen unit-unit kerja
d. Memastikan ketersediaan dokumen internal dan dokumen eksternal yang
dibutuhkan untuk masing-masing unit kerja
e. Menyiapkan rapat/pertemuan/kegiatan sehubungan dengan implementasi meliputi
ruangan, media komunikasi dan materi
f. Memastikan pengukuran indikator mutu telah dilaksanakan
g. Bersama unit kerja merekap, menganalisa dan mendokumentasikan laporan
pencapaian indikator mutu, pengendalian ketidaksesuaian layanan dan monitoring
proses peningkatan mutu layanan
h. Mendokumentasikan kelengkapan hasil kegiatan penerapan sistem manajemen
mutu: notulen rapat periodik, pertemuan evaluasi/monitoring penerapan sistem
manajemen mutu dan lain-lain
i. Membuat back up dokumen sistem manajemen mutu secara berkala
j. Memastikan implementasi sistem manajemen mutu sesuai dengan rencana
k. Melaksanakan monitoring proses realisasi layanan seluruh unit kerja
l. Mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan evaluasi/monitoring penerapan
sistem manajemen mutu
m. Mengendalikan, memelihara dokumen, melakukan back up dokumen mutu
n. Menindaklanjuti hasil temuan monitoring seluruh proses implementasi. sistem
manajemen mutu, internal audit dan eksternal audit yang menyangkut
dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan mutu)
o. Mengendalikan dokumen: perubahan, penomoran, penerbitan, distribusi dan
pemusnahan
p. Memelihara dokumen: manual mutu, prosedur mutu, prosedur klinis, instruksi
kerja dan catatan mutu
q. Menindaklanjuti hasil temuan monitoring seluruh proses implementasi sistem
manajemen mutu, internal audit dan eksternal audit yang menyangkut
dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan mutu)
r. Bersama-sama Ketua Tim Mutu mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan
evaluasi/monitoring penerapan sistem manajemen mutu
3. Dalam hal tim keselamatan pasien belum dapat dibentuk karena keterbatasan
tenaga, fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki petugas yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,
yang meliputi :
a. Petugas penanggung jawab Pengendalian Resistensi Antimikroba dalam
penggunaan antibiotika yang bijak berdasarkan pola kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
b. Petugas penanggung jawab kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk
menyusun kebijakan.
c. Petugas Penanggung jawab keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan
clinical governance and patient safety.
2. Tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) memiliki tugas, wewenang dan tanggung
jawab :
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
c. Membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
e. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs (Healtcare
Associated Infecions).
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Puskesmas dalam PPI.
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
bagi yang menggunakan.
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatiham untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Puskesmas dalam PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
k. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen Puskesmas.
l. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat
dan bahan kesehatan, renovasi ruangan,cara pemprosesan alat, penyimpanan alat
dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
m. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlakukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
n. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur/monitoring surveilans proses.
o. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila
ada Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas.