Anda di halaman 1dari 7

Lampiran 2

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur


No : 900/ /SK/DINKES/2019
Tentang
Struktur Organisasi Tim Mutu Puskesmas di
Kabupaten Cianjur

A. TIM MANAJEMEN MUTU

1. KETUA TIM MANAJEMEN MUTU (KTMM)/ QUALITY MANAGEMENT


REPRESENTATIVE (QMR)
a. Menjamin penetapan, penerapan dan pemeliharaan proses-proses yang
dibutuhkan oleh Standar Akreditasi yang ditetapkan diseluruh unit kerja
b. Menyusun Pedoman Mutu dan Standar Operasional Prosedur yang disahkan oleh
Kepala Puskesmas/Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
c. Menyusun Kebijakan Mutu dan Indikator Mutu sesuai dengan ketentuan.
d. Memastikan Standar Operasional Prosedur telah diterapkan
e. Memastikan pemantauan proses di unit kerja
f. Memastikan pengendalian ketidaksesuaian Pelayanan Administrasi Manajemen
dan, Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan
g. Memastikan pengukuran indikator mutu di setiap unit pelayanan
h. Mengkoordinasikan tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap ketidaksesuaian
proses realisasi layanan maupun ketidaksesuaian layanan Puskesmas/Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
i. Membangun kapasitas organisasi untuk mencapai visi dan misi Puskesmas
j. Memotivasi terbentuknya budaya organisasi untuk memenuhi persyaratan
pelanggan
k. Memastikan terlaksananya Internal Audit dan Tinjauan Manajemen
l. Memastikan dan mengelola Survei kepuasan pelanggan dan penanganan
saran/keluhan pelanggan

2. SEKRETARIS TIM
a. Membantu Ketua Tim Mutu untuk membuat, mengelola dan mendistribusikan
dokumen mutu
b. Membantu Management Representative untuk membuat perencanaan
implementasi Sistem Manajemen Mutu
c. Menyiapkan kebutuhan dokumen unit-unit kerja
d. Memastikan ketersediaan dokumen internal dan dokumen eksternal yang
dibutuhkan untuk masing-masing unit kerja
e. Menyiapkan rapat/pertemuan/kegiatan sehubungan dengan implementasi meliputi
ruangan, media komunikasi dan materi
f. Memastikan pengukuran indikator mutu telah dilaksanakan
g. Bersama unit kerja merekap, menganalisa dan mendokumentasikan laporan
pencapaian indikator mutu, pengendalian ketidaksesuaian layanan dan monitoring
proses peningkatan mutu layanan
h. Mendokumentasikan kelengkapan hasil kegiatan penerapan sistem manajemen
mutu: notulen rapat periodik, pertemuan evaluasi/monitoring penerapan sistem
manajemen mutu dan lain-lain
i. Membuat back up dokumen sistem manajemen mutu secara berkala
j. Memastikan implementasi sistem manajemen mutu sesuai dengan rencana
k. Melaksanakan monitoring proses realisasi layanan seluruh unit kerja
l. Mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan evaluasi/monitoring penerapan
sistem manajemen mutu
m. Mengendalikan, memelihara dokumen, melakukan back up dokumen mutu
n. Menindaklanjuti hasil temuan monitoring seluruh proses implementasi. sistem
manajemen mutu, internal audit dan eksternal audit yang menyangkut
dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan mutu)
o. Mengendalikan dokumen: perubahan, penomoran, penerbitan, distribusi dan
pemusnahan
p. Memelihara dokumen: manual mutu, prosedur mutu, prosedur klinis, instruksi
kerja dan catatan mutu
q. Menindaklanjuti hasil temuan monitoring seluruh proses implementasi sistem
manajemen mutu, internal audit dan eksternal audit yang menyangkut
dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan mutu)
r. Bersama-sama Ketua Tim Mutu mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan
evaluasi/monitoring penerapan sistem manajemen mutu

3. KOORDINATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


a. Bertanggung jawab atas terlaksananya penilaian kinerja manajemen
b. Bertanggungjawab atas terlaksananya rapat tinjauan manajemen
c. Bertanggungjawab atas terlaksananya kaji banding kinerja dengan Puskesmas
lain
d. Bertanggungjawab atas terlaksananya penilaian perjanjian kerjasama dengan
pihak ketiga
4. KOORDINATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
a. Bertanggung jawab atas terlaksananya penilaian kinerja UKM dan tindak
lanjutnya
b. Bertanggung jawab atas pengukuran indikator mutu UKM oleh masing-masing
penanggungjawab program
c. Bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko pada pelayanan UKM
d. Bertanggung jawab atas penerapan Rencana monitoring dan evaluasi program
UKM.

5. KOORDINATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERSERORANGAN (UKP)


a. Bertanggungjawab untuk penetapan area prioritas berdasarkan data dan
informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan
kecenderungan terjadinya masalah.
b. Memastikan bahwa salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu
dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit
pelayanan.
d. Bertanggung jawab atas pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan
dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan
ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Bertanggung jawab atas upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien
melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
f. Bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko pada pelayanan klinis.
manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian
tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
g. Bertanggung jawab atas penerapan program dan kegiatan-kegiatan peningkatan
mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program
peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
h. Bertanggung jawab atas penerapan program pelatihan yang terkait dengan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
i. Bertanggung jawab atas penerapan rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi
untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut
yang dilakukan.
j. Bertanggung jawab atas penerapan rencana monitoring dan evaluasi program
mutu dan keselamatan pasien.
6. TIM AUDIT INTERNAL
Tim Audit Internal memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab:
a. Menginformasikan jadwal audit mutu internal
b. Membuat rencana audit internal/audit plan dalam satu tahun
c. Membuat jadwal audit internal
d. Menyusun instrument audit internal
e. Menyusun pembagian tugas auditor dan auditee
f. Menyiapkan auditor dan auditee (auditor membuat checklist sesuai scope audit,
auditee menyiapkan dokumen mutu dan bukti penerapan)
g. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan audit internal
h. Memastikan audit internal terlaksana sesuai dengan rencana
i. Menyusun laporan hasil audit mutu
j. Memverifikasi temuan/rekomendasi yang telah closed out
k. Menyampaikan laporan hasil audit mutu pada Rapat Tinjauan Manajemen
l. Memastikan temuan Audit Internal telah ditindaklanjuti
m. Menyusun Laporan Audit Internal

7. TIM KEPUASAN PELANGGAN


Tim Kepuasan Pelanggan memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab
menyelenggarakan pelaksanaan survei kepuasan yang meliputi tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei, yang mencakup langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menyusun instrumen survei
b. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel
c. Menentukan responden
d. Melaksanakan survei
e. Mengolah hasil survei
f. Menyajikan dan melaporkan hasil kepada ketua tim mutu puskesmas

B. TIM KESELAMATAN PASIEN


1. Tim keselamatan pasien memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Menyusun kebijakan dan pengaturan di bidang keselamatan pasien untuk
ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
b. Mengembangkan program keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan
c. Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian tentang
penerapan program keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan
d. Melakukan pelatihan keselamatan pasien bagi fasilitas pelayanan kesehatan
e. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisis insiden termasuk melakukan
Root Case Analysis (RCA), dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan
keselamatan pasien
f. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam rangka pengambilan kebijakan keselamatan pasien
g. Membuat laporan kegiatan kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan, dan
h. Mengirim laporan insiden secara kontinu melalui e-reporting sesuai dengan
pedoman pelaporan insiden.

2. Tim Keselamatan Pasien dapat dikembangkan menjadi komite keselamatan pasien


fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan fasilitas
pelayanan kesehatan.

3. Dalam hal tim keselamatan pasien belum dapat dibentuk karena keterbatasan
tenaga, fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki petugas yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,
yang meliputi :
a. Petugas penanggung jawab Pengendalian Resistensi Antimikroba dalam
penggunaan antibiotika yang bijak berdasarkan pola kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
b. Petugas penanggung jawab kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk
menyusun kebijakan.
c. Petugas Penanggung jawab keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan
clinical governance and patient safety.

C. TIM PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


1. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki tugas, wewenang dan tanggung
jawab :
a. Membentuk Komite/Tim PPI dengan Surat keputusan.
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. Bertanggungjawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
yang dibutuhkan.
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan
saran dari komite/Tim PPI.
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di Puskesmas berdasarkan saran dari Komite/Tim PPI.
g. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran
dari komite/Tim PPI.
h. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPI.
i. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
terutama bagi petugas yang berisiko tertular infeksi minimal 1 (satu) tahun sekali,
dianjurkan 6 (enam) bulan sekali.

2. Tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) memiliki tugas, wewenang dan tanggung
jawab :
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
c. Membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
e. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs (Healtcare
Associated Infecions).
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Puskesmas dalam PPI.
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
bagi yang menggunakan.
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatiham untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Puskesmas dalam PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
k. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen Puskesmas.
l. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat
dan bahan kesehatan, renovasi ruangan,cara pemprosesan alat, penyimpanan alat
dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
m. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlakukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
n. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur/monitoring surveilans proses.
o. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila
ada Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai