Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI

NY.I UMUR I8 TAHUN PI A0 UK 42 MINGGU HAMIL POST TERM

DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

Laporan Kelompok Praktek Klinik Kebidanan 1

Disusun Oleh:

1. Mila Niliawati (090200360)


2. Sri Daniati (090200347)

PROGRAM STUDI DIII ILMU KEBIDANAN

STIKES ALMA ATA

YOGYAKARTA

2011
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALAN PATOLOGI
NY.I UMUR I8 TAHUN PI A0 UK 42 MINGGU HAMIL POST TERM
DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG
Laporan Kelompok Praktek Klinik Kebidanan 1

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal 20/06/2011

Disusun Oleh:

1. Mila Niliawati (090200360)


2. Sri Daniati (090200347)

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( munawaroh Amd.keb ) ( Febrina suci hati, S.ST )


LEMBARAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI
NY.I UMUR I8 TAHUN PI A0 UK 42 MINGGU HAMIL POST TERM
DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

Disusun Oleh:

Mila Niliawati (090200360)

Sri Daniati (090200347)

Telah diseminarkan didepan penguji

Pada tanggal 20/06/2011

Mengetahui

Ketua Prodi DIII Kebidanan

STIKES Alma Ata Yogyakarta

(Nur Indah Rahmawati, S.ST)


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keluaraga sehat dan sejahtera dengan kualiatas hidup yang


baik,diantaranya dari segi ibu dan anank adalah merupakan pertimbangan yang
penting. Telah hamper sat abad kita berupaya agar dapat menolong ibu
melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Dalam memberikan
pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung
pelayanan adalah ibu dan janin/bayi baru lahir. Kebersihan suatu pelayanan
adalah apabila pada ibu dan bayinya dalam keadaan sehat.

Oleh karena itu pengalaman belajarpraktek klinik kebidanan


1(PKKI) memungkinkan kami untuk memperoleh pengalaman belajar dalam
suatu tatanan nyata, untuk mengaplikasikan asuhan pada mata kuliah asuhan
kebidanan II(askeb II) yang dirancang berdasarkan garis-garis besar mata ajar,
sehingga kami mendapatakan pengalaman belajar praktek ditatanan yang nyata
secara benar dan tararah untuk pencapaean kompetensi yang telah disyaratkan
dalam kurikulum.

B. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dalam pengalaman


belajar praktek klinik ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus :

1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik asuahan kebidanan II kami
mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi, yang nyata
pada klien dengan masalah-masalah yang ada dapat melakukan
pendokumentasian sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan metode
varney.
2. Tuuan khusus
Pada akhir pembelajaran pengalaman belajar klinik ini, kami diharapkan dapat
a. Melaksanankan pengkajian pada klien yang dilakukan asuhan kebidanan,
pada ibu bersalin patologi.
b. Melakukan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada klien.
c. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi
d. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi
e. Mendokumentasikan secara benar dan hasil asuhan kebidanan ibu bersalin
patologi
f. Menyusun laporan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar

1. Pengertian persilinan

Persalianan adalah waktu proses pengeluaran hasil konsepsi yang


dapat hidup kedunia luar. Dari rahim mulai jalan lahir atau dengan jalan lahir
(mother rustam synopsis obstetri).

Selain itu persalinan adalah proses alami yang akakn berlangsung


dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam
penyulit yang membahyakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.

2. Kehamilan serotinus

adalah kehamilan yang umurnya lebih dari 42 minggu ,kehamilan


serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu,
(Hanifa,2002.). Diangnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari
perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri seriaL
(Mansjoer, 2001).

3. Etiologi
Sebagai keadaan langkah yang berkaitan dengan kehamilan yang lama
mencakup anensefalus, hiplopasia, tidak ada kalanjar hipofise janin,
devisianse sulfase plasenta dan kehamilan extrauteri, meskipun etiologi
kehamilan yang lama dipahami sejarahnya, keadan klinis ini memberikan
suatu gambaran unsur, yaitu:
a. Penurunan kadar estrogen pada kehamilan normal umumnya tinggi
b. Pada kasus insufisensi plasenta atau adrenal janin, hormon procosur yaitu
isoandrosteron sulfat di ekskresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi
ekstra diol dan secara langsung estriol didalam plasenta contoh klinik
mengenai defisiensi prekosor ekstrogen adalah anensefalus
c. Faktor horonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan,sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang.
d. Faktor lain adalah hereditas, karena post matur/serotinis. Seiring dijumpai
pada suatu keluarga tertentu (hanifa,2002).
4. Penanganan kehamilan lewat waktu (serotenus)

Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap


rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam
rahim. Dalam melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa
kehamilan lewat waktu dengan :

a. Anamnesa.
b. Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
c. Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.

Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.

1. Hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan dapat dijumpai :

a. Berat badan ibu mendatar atau menurun


b. Air ketuban terasa berkurang
c. Gerak janin menurun
1. Bagaimana sikap bidan

Menghadapi keadaan demikian bidan dapat bersikap :


a. Melakukan konsultasi dengan dokter
b. Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit
c. Penderita dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang
adekuat.

(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan


dan KB Untuk Pendidikan Bidan, 1998)

5. Penatalaksanaan

a. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah


monitoring janin sebaik-baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
d. Bila :
e. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim
f. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia
g. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
h. Pada kehamilan > 40-42 minggu

Maka ibu dirawat di rumah sakit

1. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada


a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janin,
atau
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia,
hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
2. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar; dan
kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatif dan
narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi.

(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)

6. Penyebab
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada
janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan
pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim
sulfatase plasenta).
Beberapa factor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b. Tidak diketahui.
c. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
d. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang
jarang terjadi.
e. Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f. Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut
mempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan,
ras
kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu ketimbang yang
berkulit hitam. Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh.
Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup),
kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama
kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan
kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin.
Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus
Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada
keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan
memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang
mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang
jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan
lewat waktu, antara lain:
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan
19-20 minggu dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan
kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester
pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya
pemeriksaan
yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada
trimester I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini
hanya
lebih atau kurang satu minggu.
Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai
sensitifitas 75% dan tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifisitas
100%
dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau postterm.
Kematangan
serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan usia kehamilan.
Tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga
stadium:
1. Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi
berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2. Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan)
pada kulit.
3. Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali
pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah
menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan
resiko
kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan:
1. Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif
maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif
maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik.
Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relatif
rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
2. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal
rata-rata 7 kali/ 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal
rata-rata 10 kali/ 20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian
banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal >1 cm/
bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata
oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin
keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung
mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia
7. Gejala Serotinus
Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan
hari pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat
dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil
lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada
pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal,
gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar, 1998).
Menurut Achdiat (2004), umur kehamilan melewati 294 hari/ genap
42 minggu palpasi bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya
air ketuban. Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin,
dengan pemeriksaan auskultasi maupun kardiotokografi (KTG). Air
ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi) plasenta
diketahui dengan pemeriksaan USG.

8. Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:


a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b. Tidak diketahui.
c. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
d. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang
jarang terjadi.
e. Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f. Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
9. Pengaruh terhadap Ibu dan Janin
a. Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak
terkoordinir (b). Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering
dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan
perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan
mortalitas.
b. Terhadap janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar
dri kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada
janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi: berat badan janin dapat
bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
 Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang
mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir
dan hipoglikemia.
 Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat. Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur
janin , terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin:
1)  Tahap I insufisiensi plasenta kronis
a) Kulit kering, pecah – pecah, mengelupas, longgar dan berkerut.
b) Penampilan malnutrisi
c) Bayi dengan mata terbuka dan terjaga
2)   Tahap II insufisiensi plasenta akut
a) Seluruh gambaran tahap I kecuali nomor 3
b) Terwarnai mekonium
c) Depresi perinatal
3) Tahap III insufisiensi plasenta subakut
a) Hasil temuan pada tahap I dan tahap II kecuali nomor 3
b) Terwarnai hijau dikulit, kuku, tali pusat dan membrane plasena
c) Resiko kematian intrapartum atau kematian neonatus lebih tinggi
d) Bayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi yang
berhubungan dengan perfusi utero plasenta yang terganggu dan
hipoksia, misalnya: sindrom aspirasi mekonium.
e) Hipoksia intra uteri kronis menyebabkan peningkatan eritroptia.lin
janin dan produksi sel darah merah yang menyebabkan polisitemia.
f) Bayi postmatur rentan terhadap hipoglokemia karena penggunaan
cadangan glikogen yang cepat.

B. MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY

1. pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasukan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, ilmiah penemuan-penemuan,keterampilan dan
rangkaian tahapan yang ligis untuk pengambilan suatu yang berfokus pada
klien.

2. Langkah-langkah manajemen kebidanan

a. Pengumpulan data

Yaitu pengumpulan suatu data dasar lengkap untuk evaluasi pasien.


Data dasar meliputi wawancara (anamnesis), observasi dan pemeriksaan fisik.

b. Menginterpretasikan data untuk diagnosis atau masalah


c. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi,
dengan tenaga kesehatan lain serta melakukan rujukan berdasarkan kondisi
klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek sosial yang tidak efektif.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI


NY.I UMUR I8 TAHUN G1P0A0 UK 42 MINGGU HAMIL POST TERM
DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

No. RM : 134335
Masuk Tgl/Jam : 03 juni 2011/15.00 WIB

I. PENGKAJIAN tanggal/jam :03 juni 2011/15.05 WIB


A. Data Subyektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny.i Tn. S
Umur : 18 Tahun 24 Tahun
Agama : Islam Islam
Pedidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Suku/bangsa : Jawa, Indonesia Jawa, Indonesia
Alamat : Selomerah,dukun selomerah,dukun
Magelang rt.02 rw.07 Magelangtr.02rw07

2. Anamnesa
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan kenceng-kenceng belum teratur dari
jam 14.00 WIB.
- Riwayat perkawinan
- Perkawinan ke : 1 (Pertama)
- Menikah sejak umur : 18 Tahun
- Lama perkawinan : 1 Tahun
- Status perkawinan : Sah menurut Agama dan Hukum
- Riwayat Haid
- Menarche : 12 Tahun
- Lama Menstruasi : 6 hari
- Teratur/tidak : Teratur
- Sakit/tidak : Tidak
- Siklus : 28 hari
- HPHT : 12 Agustus 2010
- HPL : 19 Mei 2011
b. Riwayat Obstetri
G1 P0 A0
c. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun.
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan belum pernah dan tidak sedang menderita
penyakit :
a. Penyakit Sistem Cardiovaskuler : Hipertensi, Jantung
b. Penyakit Sistem Respirasi : Asma, TBC,ISPA
c. Penyakit Sistem Pencernaan : Gastritis, typoid, hepatitis
d. Penyakit Sistem Urinaria : ISK, Nefritis
e. Penyakit Sistem Saluran Reproduksi : Mioma,PMS
f. Penyakit Sistem Endokrin : Diabetes Melius
g. Penyakit Sistem hematologi : Anemia
h. Riwayat Operasi : Tidak ada..
2). Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarganya belum pernah dan tidak sedang
menderita :
~ Penyakit menular : PMS, Hepatitis, HIV
~ Penyakit menurun : TBC,asma, hipertensi, jantung,
~ Kehamilan kembar : tidak ada
e. Riwayat kehamilan
ANC pertama kali di BPS sejak UK 8 minggu.
Gerakan janin dirasakan pertama kali pada UK 20 minggu.
Gerakan dalam 12 jam terakhir sebanyak > 10 kali.
Frekwensi ANC : TM 1 3 kali
TM 2 2 kali
TM 3 4 kali
Senam hamil : tidak dilakukan.
Imunisasi TT : TT 1 20 November 2010
TT 2 22 Januari 2011
Pendidikan kesehatan yang diperoleh

T
Materi
M
1 Gejala fisiologis, nutrisi dan tanda bahaya kehamilan
2 Pentingnya Fe
3 Tanda dan persiapan persalinan

Permasalahan dalam kehamilan

T
Keluhan Therapy
M
1 Mual, muntah B6, Asam folat.
2 - Fe
3 - Fe, Calc

f. Pola kebutuhan sehari-hari


1) Nutrisi terakhir, jam 12.00

- Pola makan sehari : ½ porsi habis,

- Jenis : Nasi, sayur, lauk-pauk,buah

- Minum terakhir : air teh

- Masalah : tidak ada

2) Eliminasi

BAB terahir jam 07.20WIB BAK terakhir jam 11.30WIB

- Warna : kecoklatan kuning jernih


- Bau : khas feses khas urin
- Keluhan : Tidak ada Tidak ada
3) Istirahat terakhir
-Siang : 1 Jam
-Malam : 6 Jam
-Keluhan : Tidak ada
4) Personal hygiene terakhir
- Mandi : jam 05.20, dengan dibantu keluarga.
- Gosok gigi : jam 05.20, dengan dibantu keluarga.
-Ganti celana : jam 05.20 dengan menggunakan pembalut.
-Ganti baju : jam 05.20, dengan dibantu keluarga.
5) Pola seksual terakhir : 3 minggu yang lalu/ sebelum persalinan
g. Data psikososial dan spiritual
- Kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan : telah siap mental
dan material.seperti : donor darah , dana, transportasi, pakaian
bayi, teman atau pendamping saat persalinan,

Riwayat persalinan

a) Kenceng-kenceng belum teratur sejak : tgl 03-06-2011


pukul 14.00WIB
b) Air ketuban pecah sejak : tgl 03-6-2011
pukul 05.00 WIB
c) Lendir darah keluar sejak : tgl 02-6-2011
pukul 16.00 WIB
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TB : 150 cm
BB : 50 kg (hamil) 47 kg(setelah)
IMT : BB/TB2 = 47/(150)2 = 20 (normal)
Vital Sign : TD ; 120/80 mmhg
N ; 80x/menit
S ; 36.5 0C
R ; 20x/menit
2. Pemeriksaan Obstetric
a. Kepala : Bentuk simetris, rambut bersih, dan tidak ada
benjolan.
b. Muka : Bentuk simetris, tidak oedem dan tidak pucat.
c. Telinga :Bersih,tdak ada gangguan pendengaran,ataupun
kelaainan.
d. Mulut : Bibir merah, lembab, tidak kering, lidah merah
muda.
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid
dan vena jugularis.
f. Aksila : Bersih dan tidak ada benjolan.
g. Payudara :Bentuk simetris, puting menonjol, areola
hiperpigmentasi.
h. Abdomen : Bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi,
linea nigra (+).
i. Leopold :
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, fundus teraba bagian
bulat, tidak melenting, lunak (bokong)
Leopold II : Perut ibu sebelah kanan teraba bagian panjang,
keras seperti papan ( punggung ). Perut ibu sebelah kiri teraba
bagian terkecil janin ( ekstremitas ).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras dan
melenting ( kepala ).
Leopold IV : Bagian terendah tidak dapat digoyangkan, telah
masuk PAP ( Divergen ). Penurunan kepala 2/5
Mc Donal : 30 cm
TBJ : ( 30-11 ) x 155= 2945 gr
DJJ : 95x/menit, puntum maksimum dibagian kanan
perut ibu.
His : 1 x 10` mnt
Durasi : 30 detik
j. Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada bekas luka, tidak
ada pembesaran kelenjar bartholini.
PD I jam 15.10 WIB oleh : bidan

 Indikasi : Ibu mengatakan kenceng-kenceng


teratur sejak tgl 03-06-2011 jam15.10
WIB.
 Tujuan : Untuk mengetahui apakah ibu sudah
Masuk persalinan atau belum.
 Hasil : Vulva Uretra tenang,dinding vagina
licin, portio tebal, pembukaan 1 (1 jari
sempit),kepala di H2,selket (+),AK
(+), STLD(+).
 Kesimpulan : Ibu memasuki persalinan Inpartu kala I
fase laten.
k. Anus : Bersih, tidak ada haemoroid.
l. Ekstremitas : tidak pucat, tidak oedem, tidak varises.
3. Pemeriksaan penujang Tanggal 03 juni 2011
HB : 11,9 gr%
Golongan darah :B
Ureum : 19
Kreatinin : 0,5
SGOT : 18
SGPT : 15
HBSag : Negatif
Nitrasin test : positif (KPD ± 11 jam)
II. INTEPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny. I umur 18 tahun dengan GI P0 A0 hamil 42 minggu,
janin tunggal, hidup intra uterin, preskep, puka, inpartu kala I fase Laten.
1. Data Subyektif
- Ibu mengatakan bahwa ini adalah persalinan yang pertama.
- HPHT : 12-08-2010
- HPL : 19-05-2011
- UK : 42 minggu
2. Data obyektif
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TB : 150 cm
BB : 50 kg( hamil) 47kg(setelah persalinan)
Vital Sign : TD : 120/80 mmhg
N : 80x/menit
S : 36.5 0C
R : 20x/menit
Abdomen : Bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi,
linea nigra (+).

LI : TFU 2 jari dibawah px, fundus teraba


bulat, tidak melenting, lunak (bokong)

LII : Perut ibu sebelah kanan teraba bagian


panjang, keras seperti papan
( punggung ). Perut sebelah kiri teraba
bagian terkecil janin ( ekstremitas ).
LIII : Bagian terendah janin teraba bulat, keras
dan melenting ( kepala ).
LIV : Bagian terendah tidak dapat digoyangkan,
telah masuk PAP ( Divergen ).penurunan kepala
2/5.
Mc Donal : 30 cm
TBJ : ( 30-11 ) x 155= 2945 gr
DJJ : 95x/menit, puntum maksimum 1 dibagian
kanan perut ibu.
His : 1 x 10` mnt
Durasi : 30 detik

Hasil PD I jam : 15.30WIB oleh : bidan


Vulva Uretra tenang,dinding vagina licin, portio tebal, pembukaan
1 (1 jari sempit),kepala di H2,selket (+),AK (+), STLD(+).
B. Masalah
Tidak Ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Terhadap Ibu
- Partus lama
- Perdarahan post partum
- Resiko infeksi
Terhadap janin
- Berpengaruh pada berat badan bayi yg akan dilahirkan
- Fetal distress
IV. ANTISIPASI MASALAH/TINDAKAN SEGERA
1. Pasang infuse
2. Monitor KU,TD,Nadi,Suhu
3. Cek DJJ tiap 1 jam
4. PD tiap 4 jam
V. PERENCANAAN Tanggal 03 juni 2011 jam 15:35 WIB
1. Pasang infuse RL 500cc 12 tpm + oxyticin 10 UI/drip
2. Monitor KU, TD, Nadi, Suhu,respirasi, djj(dengan NST) Selama 20 menit
3. Kolaborasi dengan Sp.OG.
4. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
5. Lakukan Periksa Dalam tiap 4 jam
6. Memfasilitasi ibu minum manis untuk menambah tenaga saat mengejan.
7. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri
8. Ajarkan ibu teknik relaksasi
9. Anjurkan suami/keluarga untuk mendampingi persalinan
10. Menyiapkan partus set
11. Menulis hasil observasi
TTD
VI. PELAKSANAN Tanggal 03 juni 2011 Jam 15:40 WIB
1. Memasang infuse 500cc 12 tpm + oxyticin 10 UI/drip.
2. Memonitor KU,TD,Nadi,Suhu,Respirasi, Djj dengan menggunakan NST
selama 20 menit dicetak
3. Mengkolaborasi dengan dr. Sp.OG
4. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaannya bahwa ibu sudah
dalam pembukaan 1
5. Melakukan periksa dalam tiap 4 jam
6. Memfasilitasi ibu minum manis dengan memberikan air teh manis untuk
menambah tenaga saat mengejan.
7. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar peredaran darah ke janin lancar
dan untuk mempercepat pembukaan.
8. Mengajarkan ibu teknik relaksasi bila kenceng-kenceng yaitu tarik nafas
lewat hidung dan dikeluarkan melalui mulut dan memberitahu ibu untuk
tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap karena bila ibu mengejan
jalan lahir akan bengkak.
9. Menganjurkan suami/keluarga untuk memberi semangat dan mendampingi
ibu.
10. Menyiapkan partus set yaitu duk steril,2 klem, 1 gunting episiotomi,
1gunting tali pusat, benang/penjepit talipusat, menyiapkan heating set
yaitu, doek steril, gunting, benang, jarum otot, jarum kulit, pinset anatomis
dan cirugis, menyiapkan obat oxytocin,ergometrin, lidocain, spuit3cc,
11. Menulis hasil observasi pada lembar partograf (terlampir).

TTD
VII. EVALUASI Tanggal 03 juni 2011 Jam 17.00WIB
1. Infuse sudah terpasang jenis RL 500cc
2. KU baik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36.5 0C, R :
20x/menit, djj 95x/menit,kuat, teratur, NST.
3. Dokter menyarankan ibu diinduksi misoprostol 25gr/tablet/oral/tiap 6 jam
4. Ibu dan keluarga sudah diberitahu dan mengerti tentang penjelasan bidan.
5. Sudah dilakukan periksa dalam oleh bidan dengan hasil Vulva Uretra
tenang,dinding vagina licin, portio tebal, pembukaan 1 (1 jari
sempit),kepala di H2,selket (+),AK (+), STLD(+).
6. Ibu sudah diberikan minum manis.
7. Ibu bersedia untuk tidur miring kiri.
8. Ibu dapat mengulangi yang diajarkan bidan tentang teknik relaksasi.
9. Ibu sudah didampingi oleh keluarga dan mendapatkan support dari suami
dan keluarga yang lain.
10. Perlengkapan alat-alat untuk persalinan telah disiapkan
11. Hasil observasi sudah ditulis di partograf (terlampir).

TTD
Kala II Tanggal : 03-06-2011 jam 23.30 WIB.

S : Ibu menyatakan ingin mengejan seperti orang BAB.

O : 1. Vulva uretra dan anus membuka, perinium menonjol, terdapat banyak


mekonium, his 4x/10 menit, durasi 45 detik, DJJ 95x/menit.

PD II tgl 03-06-2011 jam 14.20 WIB oleh : bidan

a) Indikasi : Ibu ingin meneran, vulva membuka, perineum


menonjol.
b) Tujuan : Untuk mengetahui kemajuan persalinan.
c) Hasil : Vulva uretra tenang, Dinding vagina licin, porsio tak
teraba, pembukaan 10 cm, presentasi kepala, UUK (+), kepala di
hodge 4, selket (+),AK (-),STLD(+).
d) Kesimpulan : Ibu memasuki persalinan kala II.

A : Ny. I umur 18 tahun GI P0 A0, hamil 42 minggu, dalam persalinan kala II.

P : Menyiapkan Pertolongan persalinan

1. Menyiapkan peralatan dan bahah obat-obatan esensial untuk menolong


persalinan dan menatalaksana komplikasi Ibu dan Bayi baru lahir.

PersiapanTindakan
- Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.
- Kosongkan kandung kemih dan rektum
- Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik
- Beri infus bila diperlukan
- Siapkan alat-alat yang diperlukan.

2. Menggelar kain diatas perut ibu.


3. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai didalam
partus set.

4. Memakai celemek.

5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan


tangan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering.

6. Memakai sarung tangan Steril.

7. Melakukan Teknik Ekstraksi


• Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala, apakah ubun-
ubun kecil terletak di depan atau kepala, kanan/kiri depan, kanan/kiri
belakang untuk menentukan letak denominator.
• Lakukan episiotomi primer dengan anestesi lokal sebelum mangkuk
dipasang pada primigravida. Sedangkan pada multipara, episiotomi dilakukan
tergantung pada keadaan perineum. Dapat dilakukan episiotomi primer atau
sekunder (saat kepala hampir lahir dan perineum sudah meregang) atau tanpa
episiotomi.
• Lakukan pemeriksaan dalam ulang dengan perhatian khusus pada
pembukaan, sifat serviks dan vagina, turunnya kepala janin dan posisinya.
Pilih mangkuk yang akan dipakai. Pada pembukaan serviks lengkap, biasanya
dipakai mangkuk nomor 5.
• Masukkan mangkuk ke dalam vagina, mula-mula dalam posisi agak miring,
dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar. Pada
presentasi belakang kepala, pasang mangkuk pada oksiput atau sedekat-
dekatnya. Jika letak oksiput tidak jelas atau pada presentasi lain, pasang
mangkuk dekat sakrum ibu.
• Dengan satu atau dua jari tangan, periksa sekitar mangkuk apakah ada
jaringan serviks atau vagina yang terjepit.
• Lakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga – 0,2 kg/
cm2, tunggu selama 2 menit. Lalu naikkan tekanan – 0.2 kg/cm2 tiap 2 menit
sampai sesuai tenaga vakum yang diperlukan, yaitu – 0,7 samapi – 0,8
kg/cm2.
• Sebelum mengadakan traksi, lakukan pemeriksaan dalam ulang, apakah ada
bagian lain jalan lahir yang ikut terjepit.
• Bersamaan dengan timbulnya his, ibu diminta mengejan. Tarik mangkuk
sesuai arah sumbu panggul dan mengikuti putaran paksi dalam. Ibu jari dan
jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk agar selalu dalam posisi yang
benar, sedang tangan kanan menarik pemegang. Traksi dilakukan secara
intermiten bersamaan dengan his. Jika his berhenti traksi juga dihentikan.
• Lahirkan kepala janin dengan menarik mangkuk ke atas sehingga kepala
melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion,
sementara tangan kiri penolong menahan perineum. Setelah kepala lahir,
pentil dibuka, lalu mangkuk dilepas. Lama tarikan sebaliknya tidak lebih dari
20 menit, maksimum 40 menit. Bayi lahir
10. melakukan penilaian apgar score 0-1 menit
Denyut jantung ≥115x/menit
Tangis bayi ada tapi lemah
Reflek tidak ada
Warna kulit bayi merah ekstremitas kebiruan
Gerakan bayi tidak aktif
11. Keringkan Tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa memberihkan verniks, karena sebagai penghangat
tubuh bayi.

12. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi didalam
uterus (hamil tunggal), dengan hasil bayi tunggal.

13. Beritahu ibu bahwa ibu akan disuntik Oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
14. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, ibu disuntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas, dengan di aspirasi terlebih dahulu. Dengan hasil oksitosin
telah diberikan.

15. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah ibu dan jepit kembali tali
pusat pada 2cm dr klem pertama.

16. memotong dan menggikat tali pusat; dengan satu tangan pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut. Jepit tali pusat dengan umbilicalis. Kemudian
lepaskan klem dan masukan wadah pada tempat yang telah disediakan.
17. Penanganan bayi diserahkan kepada petugas bagian perinatal

Kala III Tanggal 03-06-2011 jam 23.45 WIB

S :- ibu merasa senang atas kelahiran bayinya


- Ibu mengatakan perutnya terasa sakit saat di massage
- ibu mengatakan jalan lahirnya teraba sakit
O : TFU 2 jari dibawah pusat
plasenta di klem di depan vulva, kandung kemih kosong, kontraksi baik,
perdarahan 50 cc. Pada pukul 14.45 WIB seorang bayi lahir berjenis kelamin
perempuan, dengan keadaan hidup, tangis bayi lemah,Apgar Score 1/3

Terdapat tanda-tanda pelepasan placenta: - Semburan darah tiba-tiba


- Tali pusat memanjang
- Uterus globuler
A : Ny. I umur 18 tahun GI P0 A0 dalam persalinan kala III.

P : tanggal 3-6-2011 jam 23.50 WIB


1. Memberitahu bahwa kondisi ibu baik dan bayi juga baik, jenis kelamin
laki-laki.

2. Melaksanakan MAK III

a. Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan pengeluaran placenta


b. Memastikan bahwa suntikan oksitosin telah diberikan 10 iu secara IM
pada paha luar ibu, setelah tanda pelepasan placenta, lakukan PTT yaitu
dengan tangan kanan meregangkan tali pusat, tangan kiri mendorong
keras dorsocranial.
c. Setelah placenta terlihat di depan vulva, kedua tangan mengambil
placenta dan memutar searah jarum jam, agar terpilin.
d. Memeriksa kelengkapan placenta.
e. Menganjurkan ibu massase fundus.
f. Memeriksa luka perineum.

Kala IV Tanggal 4-6-2011 jam 00.00WIB

S : - Ibu mengatakan perutnya terasa mules.


O : 1. Pemeriksaan obyektif
TD ; 110/80 mmhg
N ; 80x/menit
S ; 36.8 c
R ; 20x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Mata : tidak anemis
Abdomen : kontraksi baik, uterus keras, TFU setinggi pusat, kandung
kemih kosong.
Genetalia : labia mayora tidak oedem, ruptur derajat 2
A : Ny. I. umur 18 tahun GI P0 A0 dalam persalinan kala IV.
P : Tgl 4-6-2011 jam 00.05WIB
1. Memberitahu ibu bahwa jalan lahirnya akan dijahit.
- ibu bersedia jalan lahirnya dijahit
2. Melakukan heacting dalam dan heacting luar
- heacting telah dilakukan
3. Memberitahu ibu bahwa heacting telah selesai
- ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk memassage fundus hingga 2 jam agar terjadi
kontraksi dan tidak terjadi perdarahan.
- ibu mau melakukan anjuran bidan untuk massage uterus

5. Mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi, perdarahan.


a. 2-3x dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b. Setiap 15 menit pada jam pertama pasca persalinan
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
- segera dilakukan
5. Membersihkan tempat persalinan dan ibu.
- tempat telah dibersihkan dan ibu sudah dalam keadaan bersih
6. Merendam alat-alat kelarutan klorin 0,5% selama 10 menit
- alat –alat telah direndam
7. Mendokumentasikan
- telah dilakukan
9. Melakukan pencatatan dalam partograf
- telah dilakukan

TTD
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari kasus yang kami dapat antara praktek dan teori tidak ada kesenjangan kerena
masalah ketuban pecah dini dan VE bidan tidak boleh menangani karena bukan
wewenang bidan, dan seandainya bidan mendapat kasus seperti hal tersebut harus
segera dirujuk atau bisa kolaborasi dengan Dr. s.pog.
Lembar observasi

No Waktu Vital sign Kontraksi VT Keteranga


DJJx/men n
it
TD N S R

1 13/6/201 120/ 80 36 20 95 1x/10’/30” Vulva uretra Ketuban


,
1.16.00 80 5 tenang,dinding pecah
vagina licin,portio warna
tebal, pebukaan 1 jernih
cm.penurunan
kepela belum
teraba, selaput
ketuban (-),AK
(+)STLD (+).
2 16.30 - 80 - 20 95 1x/10’/30” - -
3 17.00 - 84 - 22 100 1x/10’/35” - -
4 17.30 82 37 22 105 2x/10’/35”
5 18.00 - 80 - 20 110 3x/10’/40” - -
6 18.30 - 83 - 20 110 3x/10’/40” Vulva uretra Ketuban
tenang,dinding pecah
vagina licin,portio warna
tebal, pembukaan jernih
2-3 cm,kepala
turun di HII,selaput
ketuban (-), STLD
(+)
7 19.00 - 80 - 19 105 3x/10’/45” - -
8 19.30 - 84 - 22 115 3x/10’/40” - -
9 20.00 - 82 - 20 115 3x/10’/40” - -
10 20.30 - 80 - 20 113 4x/10’/40” - -
11 21.00 110/ 82 - 20 110 4x/10’/40” Vulva uretra Ibu
70 tenang,dinding dalam
vagina licin,portio persalina
lunak tipis, n kala I
pembukaan 4-5 fase aktif
cm,kepala turun di
HII,selaput ketuban
(-), STLD (+)
12 21.30 - 82 - 20 114 4x/10’/40” - -
13 22.00 - 82 - 22 110 4x/10’/45” - -
14 22.30 - 82 - 19 115 4x/10’/40” - -
15 23.00 - 80 - 19 113 5x/10’/45” - -
16 23.30 120/ 80 37 20 115 5x/10’/45” Vulva uretra Pimpin
70 ,5 tenang,dinding persalina
vagina licin,portio n
tidak teraba,
pembukaan
lengkap 10
cm,kepala turun di
Hodge IIII,selaput
ketuban (-), STLD
(+)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian masalah merupakan manajemen kebidanan dalam
memerikan asuhan kebidanan dalam persalinan dapat diperoleh kesimpulan
 Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian dengan baik.
 Mahasiswa mampu membuat diagnose kebidanan dengan baik.
 Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi tindakan dengan baik
 Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan dengan baik
 Mahasiswa mampu melaksanakan pendokumentasian dengan baik.

B. Saran

a. Bagi Pasien

meberikan motivasi kepada ibu agar selalu memperhatikan nutrisi demi


proses pemulihan pasca persalinan dalam arti memperbaiki keaadaan sang
ibu.

b.Bagi petugas untuk selalu memperhatikan dan memberikan motivasi


kepada ibu post partumdemi tercapainya asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA
Champman, Vicky. (2003); “Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran”. EKG,
Jakarta.

Kurniawati, Desy, dkk. (2009); “Obgynacea”.TOSCA Enterprise, Yogyakarta.

Sujiyatini,dkk.(2009); “Asuhan Patologi Kebidanan”. Nuha Medika, Yogyakarta.

Ujiningtyas, Hari S. (2009); “Asuhan Keperawatan Persalinan Normal”. Salemba


Medika, Jakarta.

Wiyati, Nining,dkk. (2009); “Perawata Ibu Bersalin ( Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin)”. Fitramaya, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai