Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2011
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALAN PATOLOGI
NY.I UMUR I8 TAHUN PI A0 UK 42 MINGGU HAMIL POST TERM
DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG
Laporan Kelompok Praktek Klinik Kebidanan 1
Tanggal 20/06/2011
Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
Mengetahui
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik asuahan kebidanan II kami
mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi, yang nyata
pada klien dengan masalah-masalah yang ada dapat melakukan
pendokumentasian sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan metode
varney.
2. Tuuan khusus
Pada akhir pembelajaran pengalaman belajar klinik ini, kami diharapkan dapat
a. Melaksanankan pengkajian pada klien yang dilakukan asuhan kebidanan,
pada ibu bersalin patologi.
b. Melakukan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada klien.
c. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi
d. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi
e. Mendokumentasikan secara benar dan hasil asuhan kebidanan ibu bersalin
patologi
f. Menyusun laporan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian persilinan
2. Kehamilan serotinus
3. Etiologi
Sebagai keadaan langkah yang berkaitan dengan kehamilan yang lama
mencakup anensefalus, hiplopasia, tidak ada kalanjar hipofise janin,
devisianse sulfase plasenta dan kehamilan extrauteri, meskipun etiologi
kehamilan yang lama dipahami sejarahnya, keadan klinis ini memberikan
suatu gambaran unsur, yaitu:
a. Penurunan kadar estrogen pada kehamilan normal umumnya tinggi
b. Pada kasus insufisensi plasenta atau adrenal janin, hormon procosur yaitu
isoandrosteron sulfat di ekskresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi
ekstra diol dan secara langsung estriol didalam plasenta contoh klinik
mengenai defisiensi prekosor ekstrogen adalah anensefalus
c. Faktor horonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan,sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang.
d. Faktor lain adalah hereditas, karena post matur/serotinis. Seiring dijumpai
pada suatu keluarga tertentu (hanifa,2002).
4. Penanganan kehamilan lewat waktu (serotenus)
a. Anamnesa.
b. Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
c. Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
1. Hasil pemeriksaan
5. Penatalaksanaan
6. Penyebab
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada
janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan
pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim
sulfatase plasenta).
Beberapa factor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b. Tidak diketahui.
c. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
d. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang
jarang terjadi.
e. Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f. Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut
mempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan,
ras
kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu ketimbang yang
berkulit hitam. Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh.
Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup),
kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama
kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan
kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin.
Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus
Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada
keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan
memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang
mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang
jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan
lewat waktu, antara lain:
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan
19-20 minggu dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan
kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester
pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya
pemeriksaan
yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada
trimester I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini
hanya
lebih atau kurang satu minggu.
Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai
sensitifitas 75% dan tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifisitas
100%
dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau postterm.
Kematangan
serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan usia kehamilan.
Tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga
stadium:
1. Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi
berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2. Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan)
pada kulit.
3. Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali
pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah
menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan
resiko
kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan:
1. Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif
maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif
maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik.
Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relatif
rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
2. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal
rata-rata 7 kali/ 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal
rata-rata 10 kali/ 20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian
banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal >1 cm/
bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata
oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin
keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung
mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia
7. Gejala Serotinus
Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan
hari pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat
dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil
lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada
pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal,
gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar, 1998).
Menurut Achdiat (2004), umur kehamilan melewati 294 hari/ genap
42 minggu palpasi bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya
air ketuban. Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin,
dengan pemeriksaan auskultasi maupun kardiotokografi (KTG). Air
ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi) plasenta
diketahui dengan pemeriksaan USG.
1. pengertian
a. Pengumpulan data
No. RM : 134335
Masuk Tgl/Jam : 03 juni 2011/15.00 WIB
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan kenceng-kenceng belum teratur dari
jam 14.00 WIB.
- Riwayat perkawinan
- Perkawinan ke : 1 (Pertama)
- Menikah sejak umur : 18 Tahun
- Lama perkawinan : 1 Tahun
- Status perkawinan : Sah menurut Agama dan Hukum
- Riwayat Haid
- Menarche : 12 Tahun
- Lama Menstruasi : 6 hari
- Teratur/tidak : Teratur
- Sakit/tidak : Tidak
- Siklus : 28 hari
- HPHT : 12 Agustus 2010
- HPL : 19 Mei 2011
b. Riwayat Obstetri
G1 P0 A0
c. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun.
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan belum pernah dan tidak sedang menderita
penyakit :
a. Penyakit Sistem Cardiovaskuler : Hipertensi, Jantung
b. Penyakit Sistem Respirasi : Asma, TBC,ISPA
c. Penyakit Sistem Pencernaan : Gastritis, typoid, hepatitis
d. Penyakit Sistem Urinaria : ISK, Nefritis
e. Penyakit Sistem Saluran Reproduksi : Mioma,PMS
f. Penyakit Sistem Endokrin : Diabetes Melius
g. Penyakit Sistem hematologi : Anemia
h. Riwayat Operasi : Tidak ada..
2). Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarganya belum pernah dan tidak sedang
menderita :
~ Penyakit menular : PMS, Hepatitis, HIV
~ Penyakit menurun : TBC,asma, hipertensi, jantung,
~ Kehamilan kembar : tidak ada
e. Riwayat kehamilan
ANC pertama kali di BPS sejak UK 8 minggu.
Gerakan janin dirasakan pertama kali pada UK 20 minggu.
Gerakan dalam 12 jam terakhir sebanyak > 10 kali.
Frekwensi ANC : TM 1 3 kali
TM 2 2 kali
TM 3 4 kali
Senam hamil : tidak dilakukan.
Imunisasi TT : TT 1 20 November 2010
TT 2 22 Januari 2011
Pendidikan kesehatan yang diperoleh
T
Materi
M
1 Gejala fisiologis, nutrisi dan tanda bahaya kehamilan
2 Pentingnya Fe
3 Tanda dan persiapan persalinan
T
Keluhan Therapy
M
1 Mual, muntah B6, Asam folat.
2 - Fe
3 - Fe, Calc
2) Eliminasi
Riwayat persalinan
Terhadap Ibu
- Partus lama
- Perdarahan post partum
- Resiko infeksi
Terhadap janin
- Berpengaruh pada berat badan bayi yg akan dilahirkan
- Fetal distress
IV. ANTISIPASI MASALAH/TINDAKAN SEGERA
1. Pasang infuse
2. Monitor KU,TD,Nadi,Suhu
3. Cek DJJ tiap 1 jam
4. PD tiap 4 jam
V. PERENCANAAN Tanggal 03 juni 2011 jam 15:35 WIB
1. Pasang infuse RL 500cc 12 tpm + oxyticin 10 UI/drip
2. Monitor KU, TD, Nadi, Suhu,respirasi, djj(dengan NST) Selama 20 menit
3. Kolaborasi dengan Sp.OG.
4. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
5. Lakukan Periksa Dalam tiap 4 jam
6. Memfasilitasi ibu minum manis untuk menambah tenaga saat mengejan.
7. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri
8. Ajarkan ibu teknik relaksasi
9. Anjurkan suami/keluarga untuk mendampingi persalinan
10. Menyiapkan partus set
11. Menulis hasil observasi
TTD
VI. PELAKSANAN Tanggal 03 juni 2011 Jam 15:40 WIB
1. Memasang infuse 500cc 12 tpm + oxyticin 10 UI/drip.
2. Memonitor KU,TD,Nadi,Suhu,Respirasi, Djj dengan menggunakan NST
selama 20 menit dicetak
3. Mengkolaborasi dengan dr. Sp.OG
4. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaannya bahwa ibu sudah
dalam pembukaan 1
5. Melakukan periksa dalam tiap 4 jam
6. Memfasilitasi ibu minum manis dengan memberikan air teh manis untuk
menambah tenaga saat mengejan.
7. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar peredaran darah ke janin lancar
dan untuk mempercepat pembukaan.
8. Mengajarkan ibu teknik relaksasi bila kenceng-kenceng yaitu tarik nafas
lewat hidung dan dikeluarkan melalui mulut dan memberitahu ibu untuk
tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap karena bila ibu mengejan
jalan lahir akan bengkak.
9. Menganjurkan suami/keluarga untuk memberi semangat dan mendampingi
ibu.
10. Menyiapkan partus set yaitu duk steril,2 klem, 1 gunting episiotomi,
1gunting tali pusat, benang/penjepit talipusat, menyiapkan heating set
yaitu, doek steril, gunting, benang, jarum otot, jarum kulit, pinset anatomis
dan cirugis, menyiapkan obat oxytocin,ergometrin, lidocain, spuit3cc,
11. Menulis hasil observasi pada lembar partograf (terlampir).
TTD
VII. EVALUASI Tanggal 03 juni 2011 Jam 17.00WIB
1. Infuse sudah terpasang jenis RL 500cc
2. KU baik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36.5 0C, R :
20x/menit, djj 95x/menit,kuat, teratur, NST.
3. Dokter menyarankan ibu diinduksi misoprostol 25gr/tablet/oral/tiap 6 jam
4. Ibu dan keluarga sudah diberitahu dan mengerti tentang penjelasan bidan.
5. Sudah dilakukan periksa dalam oleh bidan dengan hasil Vulva Uretra
tenang,dinding vagina licin, portio tebal, pembukaan 1 (1 jari
sempit),kepala di H2,selket (+),AK (+), STLD(+).
6. Ibu sudah diberikan minum manis.
7. Ibu bersedia untuk tidur miring kiri.
8. Ibu dapat mengulangi yang diajarkan bidan tentang teknik relaksasi.
9. Ibu sudah didampingi oleh keluarga dan mendapatkan support dari suami
dan keluarga yang lain.
10. Perlengkapan alat-alat untuk persalinan telah disiapkan
11. Hasil observasi sudah ditulis di partograf (terlampir).
TTD
Kala II Tanggal : 03-06-2011 jam 23.30 WIB.
A : Ny. I umur 18 tahun GI P0 A0, hamil 42 minggu, dalam persalinan kala II.
PersiapanTindakan
- Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.
- Kosongkan kandung kemih dan rektum
- Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik
- Beri infus bila diperlukan
- Siapkan alat-alat yang diperlukan.
4. Memakai celemek.
12. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi didalam
uterus (hamil tunggal), dengan hasil bayi tunggal.
13. Beritahu ibu bahwa ibu akan disuntik Oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
14. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, ibu disuntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas, dengan di aspirasi terlebih dahulu. Dengan hasil oksitosin
telah diberikan.
15. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah ibu dan jepit kembali tali
pusat pada 2cm dr klem pertama.
16. memotong dan menggikat tali pusat; dengan satu tangan pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut. Jepit tali pusat dengan umbilicalis. Kemudian
lepaskan klem dan masukan wadah pada tempat yang telah disediakan.
17. Penanganan bayi diserahkan kepada petugas bagian perinatal
TTD
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari kasus yang kami dapat antara praktek dan teori tidak ada kesenjangan kerena
masalah ketuban pecah dini dan VE bidan tidak boleh menangani karena bukan
wewenang bidan, dan seandainya bidan mendapat kasus seperti hal tersebut harus
segera dirujuk atau bisa kolaborasi dengan Dr. s.pog.
Lembar observasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian masalah merupakan manajemen kebidanan dalam
memerikan asuhan kebidanan dalam persalinan dapat diperoleh kesimpulan
Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian dengan baik.
Mahasiswa mampu membuat diagnose kebidanan dengan baik.
Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi tindakan dengan baik
Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan dengan baik
Mahasiswa mampu melaksanakan pendokumentasian dengan baik.
B. Saran
a. Bagi Pasien
DAFTAR PUSTAKA
Champman, Vicky. (2003); “Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran”. EKG,
Jakarta.
Wiyati, Nining,dkk. (2009); “Perawata Ibu Bersalin ( Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin)”. Fitramaya, Yogyakarta.