Pertumbuhan globalisasi dan liberalisasi tidak terlepas dari potensi pada masyarakat

yang terbagi dalam wilayah atau politik yang terpisah, negara-negara merdeka dimana sangat
mempengaruhi cara hidup manusia. Namun untuk bertahan hidup pada suatu wilayah bagi
manusia, setidaknya basis ekonomi menjadi pilar agar mereka dapat mempertahankan
kesejahteraan tersebut. Orang tua selalu mengharapkan kehidupan kemakmuran dan
kesejahteraan hingga anak cucunya tidak perlu menanggung beban untuk mencapai hal
tersebut. Dengan menjalankan pertahanan ekonomi, manusia bermigrasi untuk mendapatkan
peluang yang lebih baik. Tetapi, realitas sosial tidak dapat dihindarkan bahwa pelanggaran
hak asasi dan hak pekerja menimpa perempuan dan anak dibawah umur meskipun telah
mencari peluang tersebut. Banyaknya oknum yang memanfaatkan keadaan dengan
melakukan perdagangan manusia. Minimnya literasi dan pengetahuan menjadikan salah satu
indikasi faktor meningkatnya perdagangan manusia selain basis ekonomi yang rapuh dapat
berdampak perampasan hak asasi manusia dan hak pekerja bagi perempuan dan anak
dibawah umur dimana menjadi obyek utama dalam keuntungan terbesar ketiga dalam bentuk
kejahatan terorganisir (Transnational Organized Crime).

Dengan peningkatan kejahatan tersebut, sudah selayaknya untuk meningkatkan

awareness dalam menanggulangi dan mencegah agar perdagangan pada perempuan dan anak
dibawah umur perlu ditekan agar tidak memunculkan banyak korban lebih banyak.