MUHAMMADIYAH
MEMASANG NGT
(NASO GASTRIC TUBE)
Tahap terminasi
1. Mengobservasi reaksi pasien
2. Membuat kontrak selanjutnya
3. Mencuci tangan
Dokumentasi
1. Mendokumentasikan tindakan keperawatan.
2. Mendokumentasikan respon klien setelah tindakan keperawatan
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PEMBERIAN NUTRISI
PER ORAL
Tahap kerja
1. Alat – alat di dekatkan di tempat tidur klien
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Cuci tangan
4. Atur posisi pasien (paien mencoba) dengan posisi semi fowler setengah
duduk sesuai kondisi pasien.
5. Pasang pengalas/ serbet di bawah dagu.
6. Tawakan pasien melakukan ritual makan (misalkan berdoa sebelum
makan)
7. Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur dengan nasi.
8. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan
berikan minuman setelah makan .
9. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien
10. Jika ada obat lanjutkan pemberian obat
11. Setelah makan, minum dan pemberian obat anjurkan pasien untuk duduk
sejenak sebelum kembali berbaring
12. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya
13. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan (catat apa
jumlah/porsi makanan yang dihabiskan)
14. Cuci tangan setelah setelah prosedur dilakukan
Tahap terminasi
4. Mengobservasi reaksi pasien
5. Membuat kontrak selanjutnya
6. Mencuci tangan
Dokumentasi
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan.
4. Mendokumentasikan respon klien setelah tindakan keperawatan
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Tahap Kerja
1. Cuci tangan.
2. Tutup scherm atau pintu untuk menjaga privasi klien.
3. Perlak dan alas dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang
infuse
4. Tusukkan selang infuse ke tutup botol.
5. Botol cairan digantungkan pada standar infuse.
6. Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar hingga udara tidak ada
lagi dalam selang saluran infuse. Selanjutnya diklem dan jarum ditutup
kembali.
7. Lakukan pembendungan dengan tourniquet 10-12 cm di atas tempat
penusukan dan anjurkan klien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular (bila klien sadar).
8. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan penusukan degan kapas alcohol.
9. Lakukan penusukkan pada vena dengan posisi jarum (abokat) menghadap
ke atas.
10. Bila berhasil darah akan keluar dan terlihat melalui indicator. Pembendung
dilonggarkan. Tarik keluar jarum bagian dalam sambil meneruskan
penusukkan ke dalam vena. Setelah jarum infuse bagian dalam dilepaskan,
tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Lalu IV kateter disambungkan dengan selang infuse.
Klem dilepaskan untuk melihat kelancaran dari tetesan
11. Bila tetesan lancar, amankan IV kateter melalui :
a. Pasang plester di bawah IV kateter dengan sisi yang lengket
menghadap ke atas dan silangkan plester di atas IV kateter.
b. Letakkan kassa steril yang sudah dioleskan dengan betadine lalu
tempatkan pada tempat fungsi vena. Kemudian direkatkan dengan
lester.
c. Pasang plester berikutnya untuk mengamankan selang infuse dan
mencegah selang lepas serta ketidaknyamanan lainnya.
12. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
13. Rapihkan klien dan ala-alat.
14. Cuci tangan.
Tahap terminasi
1. Cek tetesan infuse, rasa tidak nyaman pada daerah penusukkan.
2. Respon klien setelah dilakukan tindakan
Dokumentasi
1. Catat waktu pemasangan, jenis cairan yang diberikan, letak infuse,
kecepatan tetesan, ukuran abokat.
2. Catat respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PEMASANGAN KATETER
Tahap kerja
1. Identifikasi klien agar lebih yakin yang dimaksud mendapat order
pemasangan kateter
2. Jelaskan prosedur
3. Tutup scherm atau pintu untuk menjaga privacy klien
4. Tinggikan tempat tidur klien sampai perawat merasa nyaman untuk
melakukan tindakan
5. Cuci tangan
6. Berdiri disebelah kanan tempat tidur bila tangan dominan kanan (bila
tangan dominan kiri berdiri di sebelah kiri klien)
7. Bantu klien untuk mengatur posisi (perempuan dorsal recumben/terlentang
dengan lutut fleksi, laki-laki supinasi). Minta klien untuk merilekskan
pahanya sehingga memudahkan rotasi eksternal.
8. Lepaskan pakaian bawah klien
9. Pasang alas dibawah bokong
10. Pasang bengkok non steril
11. Gunting plester
12. Buka area sterildan buka bak instrumen steril dengan korentang
13. Tuang NaCl kedalam kom 1
14. Tuang Betadinekedalam kom 2
15. Siapkan jeli ke kassa/ siapkan spuit yang sudah berjeli
16. Ambil sarung tangan dengan korentang lalu pakai
17. Cara pemasangan
a. Untuk Laki-laki :
Ambil kassa betadin yang sudah di peras dengan pinset lalu oleskan
dan bersihkan penis dari dalam keluar, ambil kassa NaCl yang sudah
diperas dengan pinset lalu oleskan dan bersihkan penis dari dalam
keluar, Ambil kassa kering untuk membersihkan dan mengeringkan
penis.
b. Untuk perempuan :
Ambil kassa betadin yang sudah di peras dengan pinset lalu oleskan
dan bersihkan labia minora,labia mayora,sisi kanan dan kiri vulva dari
atas ke bawah, ambil kassa NaCl yang sudah diperas dengan pinset lalu
oleskan dan bersihkan labia minora,labia mayora,sisi kanan dan kiri
vulva dari atas ke bawah dari dalam keluar, Ambil kassa kering untuk
membersihkan dan mengeringkan labia minora,labia mayora,sisi kanan
dan kiri vulva dari atas ke bawah.
18. Lepas sarung tangan dan buang ke bengkok, bereskan alat
19. Cuci tangan
20. Ambil sarung tangan yang kedua dari bak instrumen steril dengan
korentang lalu pakai
21. Pasang duk bolong dan rapihkan
22. Pasang bengkok steril
23. Ambil kassa jelli dan oleskan pada selang kateter, atau jika memakai spuit
+ jelli masukan jelli ke dalam penis .
a. Untuk Laki-laki :
Pasang selang kateter dengan posisi penis 90 derajat dan masukkan
selang ke penis
b. Untuk Perempuan :
Pasang selang kateter pada lubang saluran kemih.
24. Ambil spuit + NaCl 10 cc masukkan ke selang kateter, spuit langsung
dibuang ke bengkok, tarik selang sampai mentok lalu klem selang
25. Buka klem selang dan pasang urine bag ke selang
26. Lepas sarung tangan buang ke bengkok steril
27. Lalu fiksasi dengan plester
28. Bersihkan dan rapikan semua peralatan
29. Rapihkan selimut klien
Tahap terminasi
1. Mengevaluasi respon klien
2. Kenyamanan klien
Dokumentasi
1. Waktu dilakukan tindakan.
2. Catat respon klien pada catatan keperawatan (jumlah urine, warna, bau
urine, nomor kateter,jumlah pengisian balon)
3. Lamanya tindakan
4. Nama perawat yang melakukan tindakan
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
HUKNAH
Tahap kerja
1. Menjaga privacy
2. Cuci tangan da pakai sarung tangan
3. Mengatur posisi (miring kiri untuk huknah rendah, miring kanan untuk
huknah tinggi)
4. Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
5. Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
6. Meletakkan pispot dekat tempat tidur
7. Menggantungkan irrigator yang telah diisi air hangat pada standart dengan
ketinggian 50 cm (huknah rendah) atau 30 cm (huknah tinggi)
8. Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali
9. Menggunakan handscoon
10. Membuka bokong hingga anus terlihat
11. Mengoleskan jelly pada kanule rectal kemudian memasukkannya secara
perlahan , mengarah ke Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5 – 10 cm, A: 5 –
7,5 cm, B: 2,5 – 3,5 cm)
12. Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus
dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
13. Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
14. Menutup kran bila air dalam irrigator habis atau bila pasien tidak dapat
menahan untuk BAB
15. Memegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus
16. Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
17. Membersihkan anus
18. Merapikan pasien
Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
4. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
2. Catat respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan