Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PENYULUHAN DI RUANG PERAWATAN

ANAK AL-KAUSAR RSUD HAJI MAKASSAR


PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh :

Samsudin 14420202088
Sulhandika 14420202091
Puspita Indah C 14420202096
Nurdiana 14420202104
Ridha Sinta Yunita 14420202068
Fitrah Suciana 14420202103
Utari Andini Ialuhun 14420202177
Yuriska Djamal 14420202127
Andi Nur Aspianti 14420202073

Preeceptor Institusi Preceptor Klinik

(…………………) (…………………)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYULUHAN
DI RUANG AL-KAUSAR RSUD HAJI MAKASAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sub Pokok Bahasan : Kepatuhan Melaksanakan Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Di Masa Pandemi
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Ruangan Perawatan Anak Al-Kausar RSUD Haji
Makassar
Hari / Tanggal : Jumat 18 Juni 2021
Waktu : 09:00 - 09:30 ( 30 Menit )
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Kelompok VII

A. Latar Belakang Penyuluhan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Proverawati
& Rahmawati 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di pelayanan kesehatan diharapkan peserta di
Ruang Perawatan Anak Al-Kausar RSUD Haji Makassar dapat
mengetahui dan memahami pengertian, manfaat serta jenis kegiatan
pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien mampu :
a. Memahami tentang pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di rumah sakit.
b. Memahami tentang manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di rumah sakit .
c. Memahami jenis kegiatan pelaksanaan perilaku hidup bersih dan
sehat di rumah sakit.
C. METODE
1. Ceramah, diskusi, tanya jawab dan demostrasi.
2. Media : Leaflet dan Flip chart
NO LANGKAH- WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN SASARAN
LANGKAH
1. Pendahuluan 5 Menit a. Memberisalam terapeutik dan a. Menjawab salam
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan maksud dan b. Mendengarkan
tujuan penyuluhan kesehatan.
c. Melakukan Evaluasi Validasi c. Menjawab pertanyaan
2. Penyajian Materi 15 Menit Menjelaskan materi penyuluhan
mengenai :
a. a. Mendengarkan dengan
Dan Sehat seksama
b. b. Mengajukan
Dan Sehat pertanyaan
c.
Hidup Bersih Dan Sehat

3. Evaluasi 5 Menit a. Memberikan pertanyaan kepada a. Menjawab


keluarga sebagai bahan evaluasi b. Mendemonstrasikan
4. Penutup 5 Menit a. Menyimpulkan bersama-sama a. Mendengar
hasil penuyuluhan. b. Menjawab
b. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan.
c. Salam terapeutik
D. Materi penyuluhan
Terlampir
E. Metode dan Media
Menjelaskan (ceramah) dan tanya jawab
Leaflet dan Flip chart
F. Setting Tempat

= Penyuluh

= peserta

G. Pengorganisasian
Penyuluhan : Nurdiana dan Utari Andini Ialuhun
Moderator : Yuriska Djamal
fasilitator :
1. Sulhandika
2. Samsudin
3. Andi Nur Aspianti
4. Ridha Sinta Yunita
Observer : Puspita Indah C
Dokumentasi : Fitrah Suciana
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (leaflet)
b. Persiapan  tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan pasien memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
b. Selama penyuluhan pasien aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan peserta aktif melakukan demonstrasi.
3. Evaluasi Hasil Akhir
a. Prosedur : posttest
b. Jenis test : lisan
c. Butir soal :
1) Apa pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di rumah sakit?
2) Apa manfaat penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah
sakit?
3) Apa saja jenis kegiatan dalam pelaksanaan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat di rumah sakit?
Lampiran materi penyuluhan

MATERI PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI RUMAH SAKIT

A. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Sakit


Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi
informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi
guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara
hidup yang bersih dan sehat.  
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak
mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu
meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan
sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Sakit adalah suatu upaya
untuk memberdayakan pasien dan keluarga pasien atau pengunjung agar mampu
mencegah penularan penyakit di Rumah Sakit.
B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat
bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan
meningkatkan kualitas hidup.
1. Manfaat PHBS Di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.
2. Manfaat PHBS Di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat
dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah
tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu
meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah
tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola
hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi
3. Manfaat PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja
agar tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan
berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di
tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan
tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
tempat kerja yang positif .
4. Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
5. Manfaat PHBS di Rumah Sakit
a. Terpeliharanya lingkungan aman nyaman, bersih, dan sehat
b. Mencegah penularan penyakit
c. Membantu proses penularan penyakit
d. Meningkatkan derajat kebersihan rumah sakit
e. Meningkatkan kepercayaan pelayanan
C. Jenis Kegiatan di Rumah Sakit
1. Penggunaan Masker
Masker yang digunakan harus cukup besar untuk menutupi hidung,
mulut, bagian bawah dagu dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai
untuk menhaan cipratan yang keluar sewaktu pengunjung berbicara, batuk
atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya
memasuki hidung atau mulut pengunjung. Pada perawatan pasien yang telah
diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui udara atau
droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel mencapai
membrane mukosa.

Gambar 1 Masker Bedah

Gambar 2 Masker Efisiensi


Tinggi N-95

Cara Penggunaan masker:

1) Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan leher.
2) Pastikan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung.
3) Peskan dengan erat pada wajah dan bawah dagu sehingga melekat
dengan baik.
4) Periksa ulang pengepasan masker

Gambar 3 Pemakaian Masker

2. Membuang Sampah pada Tempat Sampah yang Tersedia


Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan
pencegahan pengendalian infeksi di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan
kesehatan. Limbah dari rumah sakit dapat berupa yang telah terkontaminasi
atau tidak terkontaminasi. Limbah yang tidak terkontaminasi, seperti
kertas, kotak, botol, wadah plastik dan sisa makanan, dapat dibuang dengan
biasa. Sedangkan limbah yang terkontaminasi dengan darah, nanah, urin,
tinja, jaringan tubuh lain, dan bahan bukan dari tubuh seperti bekas
pembalut luka, kasa, kapas, diperlukan penanganan lebih lanjut.
Limbah yang tidak terkontaminasi dikumpulkan ke dalam bak
sampah warna hijau yang telah dilapisi plastik hitam. Sedangkan limbah
padat yang terkontaminasi (bekas pembalut luka, kasa, kapas, dan lain-lain)
dikumpulkan dalam bak sampah warna kuning yang dilapisi plastik kuning,
dan limbah tinja dan urin dibuang di dalam Water Closet (WC).
Tempat Limbah Medis
3. Tidak Merokok di Lingkungan Rumah Sakit.
Asap rokok jauh lebih berbahaya daripada polusi udara. Tidak
merokok bukan berarti bebas dari berbagai bahaya rokok. Asap rokok yang
beterbangan di udara justru jauh lebih berbahaya jika dibandingkan
dengan: penyakit paru, penyakit impotensi dan organ reproduksi, risiko
stroke, dan penyakit lambung.
4. Tidak Berkunjung ke Rumah Sakit bila Keadaan Sakit.
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka kekebalan seseorang
tersebut menurun. Sehingga, resiko terjadinya infeksi akan semakin
meningkat.
5. Tidak Membawa Anak Berusia Kurang dari 12 Tahun untuk Berkunjung
atau Menginap di Rumah Sakit.
Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah
daripada dewasa, sehingga kan lebih mudah tertular penyakit. Anak yang
berkunjung atau menginap di rumah sakit dan berhubungan dengan pasien
penyakit menular melalui udara akan lebih berisiko untuk terinfeksi.
6. Kebersihan Tangan
Praktek membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang
ditularkan melalui tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit yang diperoleh dari kontak dengan
pasien dan lingkungan. Membersihkan tangan dilakukan dengan cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir apabila tangan terlihat kotor dan
terkontaminasi bahan protein, atau menggunakan handrub berbasis alcohol
jika tangan
tidak terlihat
ternoda dan
diakhiri dengan
mengeringkan
tangan dengan
handuk seklai
pakai atau
tissue towel.
Menjaga
kebersihan
tangan ini
dilakukan
sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien, serta setelah kontak dengan lingkungan di
sekitar pasien.
7. Etika Batuk
Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya. Semua pasien,
pengunjung dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi
etika batuk. Saat anda batuk atau bersin:
1) Tutup hidung dan mulut anda
2) Segera buang tisu yang sudah dipakai
3) Lakukan kebersihan tangan
Sebaiknya gunakan masker bedah ketika anda sedang batuk. Etika
batuk dan kebersihan pernapasan harus diterapkan di semua bagian rumah
sakit, di lingkungan masyarakat dan bahkan di rumah.
8. Orang Sakit Tidak Boleh Mengunjungi Pasien
Pengunjug yang sedang sakit atau memiliki gejala demam atau infeksi
saluran pernapasan akan lebih mudah tertular penyakit. Berhubungan dekat
dengan pasien penyakit menular berisiko untuk terinfeksi.
9. Orang Baru Sembuh dan Sudah Tidak Menunjukkan Gejala Harus Dibatasi
Melakukan Kunjungan kepada Pasien.
Orang yang baru sembuh dan sudah tidak menunjukkan gejala, masih
rentan akan terjadinya infeksi. Hal tersebut dikarenakan orang yang baru
sembuh masih dalam proses pemulihan dari penyakitnya.
10. Pengunjung Tidak Diperbolehkan Meludah Sembarangan di Area
Pelayanan Kesehatan.
Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ludah. Jika memang
harus meludah, keluarkanlah di toilet atau bisa menggunakan tissue
kemudian buang di tempat sampah.
11. Pengunjung Tidak Boleh Berlama-lama di dalam Ruangan Pasien
Intensitas pengunjung yang lama, akan menyebabkan semakin banyak
pula kuman atau virus yang menyebar dan terpapar kepada pengunjung,
selain itu akan mengganggu waktu istirahat pasien.
12. Pengunjung Bicara Seperlunya
Bicara dengan intonasi suara yang normal, jangan grusak-grusuk, dan
jangan tertawa kencang-kencang, karena tidak semua yang kita jenguk
menempati kelas 1 ataupun VIP yang hanya berisi satu orang di dalam
kamar.
13. Pengunjung Tidak Boleh Makan Minum di Ruangan Pasien
Makan dan minum di ruangan pasien akan menyebabkan pengunjung
mudah terinfeksi oleh virus atau kuman melalui makanan dan minuman
yang dikonsumsi pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA

Kemkes. (2021). Received from. http://promkes.kemkes.go.id/phbs. Diakses pada tgl


08 Juni 2021.

Departemen Kesehatan RI, 2007. Informasi Pengendalian Penyakit Menular Dan


Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Depkes RI 2007

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
Jakarta: Kementrian Kesehatan 2011

Anda mungkin juga menyukai