Anda di halaman 1dari 17

Bab.

I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian upaya untuk
mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya, yaitu mencakup
pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan.
Pembangunan sumber daya manusia manusia dimulai dari titik paling dasar yaitu pendidikan.
Dimana kita ketahui bahwa pendidikan adalah modal dasar terciptanya sebuah negara yang kuat.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus tentu harus terus memajukan pendidikan di negara
tercinta kita ini. Disini saya akan membahas tentang landasan ekonomi pendidikan yang mana
menguraikan tentang bagaimana gambaran manusia dalam konteks pendidikan, sehingga
menjadi suatu potensi dalam pembangunan bangsa. Secara umum pendidikan merupakan salah
satu dari berbagai investasi manusia yang sangat besar memberi andil dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Dengan pendidikan maka seorang individu akan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga menjadi manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas sesuai
harapan. Dengan kualitas sumber daya manusia yang baik diharapkan manusia dapat membuka
cakrawala berpikir, memperluas wawasan serta menguasai pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang nantinya dapat memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan
pembangunan nasional.
Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membangun kualitas manusia. Pendidikan
juga memainkan peranan penting dalam menata nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang dapat memberi pengaruh dan inspirasi besar pada peserta
didiknya. Pendidikan dapat berjalan baik selain karena faktor guru juga terpenuhinya sarana dan
prasarana yang memadai.
Sarana dan prasarana yang memadai akan dapat mengakomodasi segala keperluan
pendidik dan peserta didik agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.
Terpenuhinya sarana dan prasarana dalam pendidikan tidak terlepas dari kondisi ekonomi
lembaga pendidikan tersebut. Lembaga pendidikan yang kondisi ekonominya kuat selalu
memperbarui sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang lebih lengkap dibanding lembaga
pendidikan yang kondisi ekonominya lemah.
Secara kasat mata perbedaan ini bisa dilihat dari kondisi gedung, kelas, kantor, media
pembelajaran, dan lingkungan yang ada dalam suatu lembaga pendidikan. Sekolah yang
ekonominya kuat bisa dilihat dari gedungnya yang besar, ruangan kelas yang representatif
dengan berbagai fasilitas penunjang yang baik, diantaranya papan tulis, LCD, AC, media tempel
untuk karya peserta didik dan berbagai fasilitas yang lain. Sebaliknya sekolah yang ekonominya
lemah, alih-alih gedung besar dan megah, bahkan ruangan kelaspun hanya tersedia apa adanya
tanpa fasilitas yang memadai, bahkan sering kita jumpai di media cetak maupun media
elektronik tentang liputan banyaknya kondisi sekolah yang memprihatinkan, mulai ruangan kelas
yang belum mempunyai meja dan kursi, tembok retak yang membahayakan peserta didik,
gedung yang atapnya ambrol, sehingga tidak jarang memaksa siswa untuk belajar diluar kelas,
entah di rumah warga, masjid bahkan di area pemakaman.
Permasalahan lain yang berhungungan dengan ekonomi dalam pendidikan adalah biaya
pendidikan yang semakin meningkat mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini

1
akan memperlemah kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya. Tingginya
angka tidak melanjutkan sekolah, dapat menjadi indikator lemahnya kemampuan ekonomi orang
tua dalam melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Ini menunjukkan bahwa ada persoalan
mendasar, yaitu sebagian besar  dari penduduk Indonesia belum menikmati pendidikan yang
sesungguhnya adalah hak dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara.    Di sisi lain
lemahnya dukungan finansial dari pemerintah. Sekalipun secara konstitusional telah ditetapkan
besaran 20% dana APBN dan APBD untuk pendidikan, tetapi hal ini masih sangat sulit untuk
dapat diwujudkan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Setiap daerah otonom
memiliki kemampuan keuangan daerah yang tidak sama. Kesenjangan antar daerah  baik karena
faktor ekonomi maupun geografis inilah yang dapat menimbulkan ketidakpastian standar mutu
yang dapat dicapai. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka makalah ini akan membahas
tentang landasan teori ekonomi dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peranan ekonomi dalam pendidikan?
2. Bagaimana peranan pendidikan dalam perekonomian?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian dan rumusa masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana peranan ekonomi dalam pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan dalam perekonomian.

2
Bab. II
Pembahasan

A. Peranan Ekonomi dalam pendidikan


1. Teori Ekonomi
Analisis ilmu ekonomi menunjukkan bahwa objek ilmu ekonomi adalah tindak ekonomis.
Tindak ekonomis adalah memilih secara bijaksana sehubungan dengan keadaan alam, modal,
tenaga kerja, organisasi dan waktu yang terbatas dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia
yang terbatas. Dalam ilmu ekonomi dikenal dua teori ekonomi yakni teori ekonomi makro dan
teori ekonomi mikro. Teori ekonomi makro mempelajari kegiatan ekonomi Negara atau agregat
yang meliputi dua kebijakan ekonomi yakni kebijakan fiscal dan kebijakan moneter. Kebijakan
fiscal berkaitan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara antara lain menyangkut
pendapatan nasional, belanja Negara/pemerintah, pertumbuhan ekonomi, subsidi, penerimaan
perpajakan dan bukan pajak, kebijakan utang Negara, kebijakan perdagangan internasional (tarif
ekspor-impor), dan sebagainya sedangkan kebijakan moneter berkaitan dengan jumlah uang
beredar dengan isntrumen suku bunga, cadangan devisa, dan obligasi Negara/surat utang negara.
Di Indonesia kebijakan fiscal dilaksanakan oleh Menteri Keuangan sedangkan kebijakan moneter
dilaksanakan secara teknis oleh Bank Indonesia.
Selain itu ilmu ekonomi juga mempelajari tentang keterlibatan Negara dalam kegiatan
perekonomian, dalam hal ini ilmu ekonomi mempelajari 3 (tiga) jenis aliran pemikiran ekonomi
suatu Negara yakni aliran ekonomi liberalisme/kapitalisme/individualisme dimana tidak adanya
campur tangan negara/pemerintah dalam perekonomian, aliran ekonomi
sosialis/Marxisme/komunisme dimana negara/pemerintah mengontrol semua kegiatan ekonomi,
dan aliran ekonomi campuran dimana sebagian kegiatan ekonomi dibiarkan bebas dan tidak ada
campur tangan pemerintah dan sebagian kegiatan ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang
banyak ditangani dan dikontrol oleh Negara/pemerintah.. Adapun aliran ekonomi yang
diperaktekkan oleh hampir semua Negara di dunia ini termasuk Indonesia adalah aliran ekonomi
campuran.
Menurut Satmoko (1999: 109), peran ekonomi secara mikro dapat dibuktikan bahwa
orang memandang kehidupan seseorang dapat meningkat atau menurun karena terkait erat
dengan perekonomian. Teori ekonomi mikro mempelajari tingkah laku rumah tangga dan

3
perusahaan dalam proses konsumsi, distribusi, pertukaran dan produksi. Termasuk kajian mikro
ekonomi adalah ilmu manajemen termasuk manajemen pendidikan.
Kegiatan pendidikan dalam hal ini dapat dilihat dari dua kaca mata teori ekonomi yakni
dari kaca mata teori makro dan teori mikro ekonomi. Masing-masing teori ekonomi tersebut
memiliki tujuan yang berbeda dimana teori makro ekonomi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan sementara tujuan teori ekonomi mikro adalah untuk
memaksimalkan keuntungan atau efisiensi ekonomi atau dalam hal ini biasa dikenal dengan
prinsip ekonomi yakni dengan pengeluaran tertentu diperoleh hasil yang maksimal atau dengan
biaya minimal diperoleh hasil tertentu.
Berkaitan dengan kebijakan ekonomi sangat berhubungan dengan kebijakan politik atau
political will pemerintah terutama berkaitan dengan anggaran pendidikan. Dan dalam hal ini
kebijakan politik telah merumuskan anggaran 20% alokasi APBN untuk sektor pendidikan telah
ditetapkan sebagai kebijakan politik dalam Undang-undang menjadi kebijakan ekonomi yang
harus dilaksanakan oleh pemerintah.
Sementara yang termasuk ruang lingkup teori mikro ekonomi adalah manajemen dan
akuntansi termasuk dalam hal ini menajemen pendidikan, Adapun ruang lingkup fungsi
manajemen pendidikan yaitu; manajemen peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan,
keuangan, sarana dan prasarana, humas, manajemen layanan khusus, dan sebagainya.
Jadi pada hakikatnya, peran manajemen dalam pendidikan adalah sebagai pengelola
sistem pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Sedangkan fungsi manajemen yang
juga dipandang sebagai proses mencakup proses/fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian (pengawasan dan evaluasi) terhadap pelaksanaan sistem
pendidikan di lembaga/satuan pendidikan (sekolah).

2. Kontribusi Ekonomi dalam pendidikan


Ekonomi sebagai sumber pembiayaan pendidikan sangat penting karena hal ini akan
mendorong, memicu, dam memacu etos bangsa menuju kualitas yang lebih baik. Ekonomi
menentukan keberhasilan pendidikan, dengan ekonomi yang kuat maka prasarana,sarana,media,
alat belajar, dan sebagainya dapat dipenuhi. Proses belajar mengajar lebih intensif, motivasi, dan
kegairahan kerja personalia pendidikan akan meningkat. Ekonomi dijadikan landasan
pendidikan, karena dalam bidang pendidikan, perkembangan eknomi adalah salah sau faktor

4
yang dapat mempengaruhi maju mundurnya dunia pendidikan. Dan kualitas atau mutu suatu
bangsa dapat dinilai oleh faktor pendidikan dan ekonomi. Artinya jika suatu bangsa memiliki
pendidikan dan daya beli yang rendah maka bangsa tersebut memiliki kualitas yang rendah pula.
Dunia pendidikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia,
sudah tentu pendidikan itu tidak akan membawa peserta didik kearah hidup yang
membingungkan, menyusahkan dan sengsara walaupun bisa mencari uang yang banyak.
Ekonomi merupakan salah satu landasan yang memiliki peran utama dalam menentukan
keberhasilan proses pendidikan. Peran ekonomi dalam pendidikan dibagi menjadai dua yaitu
peran prinsipil dan peran material. Secara prinsipil peran tersebut meliputi prinsip-prinsip
ekonomi yang dapat diaplikasikan dalam implementasi pendidikan, sementara itu secara material
peran ekonomi berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan proses
pendidikan. 
Sehingga pada akhirnya antara ekonomi dan pendidikan memiliki hubungan yang erat.
Ekonomi mampu mendorong pendidikan berjalan secara efektif dan efisien sementara hasil
pendidikan akan menciptakan manusia yang memiliki kualitas sehingga mampu menggali dan
mengoptimalkan sumber-sumber ekonomi, sehingga laju pertumbuhan ekonomi menjadi lebih
baik.
Namun selain ekonomi hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju
mundurnya suatu lembaga pendidikan yaitu dedikasi, keahlian dan keterampilan pengelola guru-
gurunya. Hal ini merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya
apabila pengelola dan guru-guru/dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam
bidangnya,dan memiliki ketrampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya, memberi
kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya walaupun dengan
ekonomi yang kurang memadai.
Menurut Pidarta (2000, 247), kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal
berikut :
a. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama para
siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan,
seperti prasarana, sarana, media, alat belajar/peraga, barang habis pakai, materi pelajaran.
b. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon, televisi dan radio.

5
c. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan, perayaan-perayaan,
panitia-panitia, darmawisata, pertemuan ilmiah dan sebagainya.
d. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa mengembangkan individu
yang berperilaku ekonomi, seperti hidup hemat, bersikap efisien, memiliki keterampilan
produktif, memiliki etos kerja, mengerti prinsip-prinsip ekonomi.
e. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan
f. Meningkatkan motivasi kerja
g. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja.
Konsep-konsep pendidikan yang dapat dikembangkan dari pembahasan mengenai
landasan ekonomi adalah sebagai berikut :
a.   Dalam upaya membentuk SDM yang produktif, maka : (1) sistem pendidikan, struktur,
kurikulum, dan jumlah serta jenis pendidikan diatur kembali, (2) biaya pendidikan
ditingkatkan, (3) poin 1 dan 2 diorientasikan pada kebutuhan pengembangan ekonomi yang
didasarkan pada teknologi tinggi, fleksibilitas, dan mobilitas angkatan kerja
b.   Tiap-tiap lembaga pendidikan diupayakan agar mampu menghidupi diri sendiri, dengan cara
mencari sumber-sumber dana tambahan sebanyak mungkin, disamping menerima dana dari
pemerintah atau yayasan
c.   Dana pendidikan perlu dikelola secara profesional, pelaksanaanya diawasi secara ketat, dan
dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang sah
d.   Semua penggunaan dana pada setiap kegiatan perlu dilakukan secara efisien dan efektif
e.   Pengembangan konsep fungsi produksi dalam pendidikan adalah untuk memudahkan
menentukan efisiensi pendidikan.
f.    Faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah
1) Penggunaan uang
2)   Proses kegiatan
3)   Hasil kegiatan
Dalam hubungannya antara biaya dan manfaat, pendidikan dipandang sebagai salah satu
bentuk investasi pertama kali dikemukakan Theodore Wschultz pada tahun 1960 dalam bukunya
berjudul investement in human capital dalam forum American Ecomonic Assosiation. Pesan
yang disampaikan adalah proses  pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan
merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi merupakan suatu investasi.

6
Teori human capital  suatu aliran pengetahuan yang menganggap manusia merupakan  suatu
bentuk kapital  sebagai mana bentuk-bentuk kapital lainnya seperti mesin, teknologi, uang, tanah,
materil yang menentukan pertumbuhan produktivitas melalui investasi dirinya sendiri. Human
capital  dapat diaplikasikan melalui berbagai bentuk investasi SDM diantaranya pendidikan
formal, pendidikan informal, pengalaman kerja, kesehatan, gizi dan transmigrasi.Konsep
investasi SDM menganggap penting kaitannya antara pendidikan, produktivitas kerja dan
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori human capital  tenaga kerja merupakan pemegang kapital
yang tercermin dalam pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas kerjanya.
Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara
perorangan maupun didalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka
mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan
berbagai  bentuk pendidikan dan  pelatihan,  pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan,
pendapat, sikap khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendistribusikannya
secara merata dan adil diantara berbagai kelompok masyarakat. 
Cohn, 1979 (dalam Fatah, 2002) menyatakan ekonomi pendidikan adalah studi tentang
bagaimana manusia baik secara individu maupun kelompok masyarakat membuat keputusan
dalam rangka mendayagunakan sumber daya yang langka/terbatas agar dapat menghasilkan
berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan,
pendapat, sikap, dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta mendistribusikannya
secara merata dan adil diantara berbagai kelompok masyarakat.
Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif  investasi sumber daya
manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara pendidikan,  produktivitas kerja,
dan pertumbuhan ekonomi. Pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana
mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam
mungkin tak terhingga jumlahnya. Pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan
anggaran,sedangkan pertimbangan politis didasarkan  pada  tujuan  masyarakat secara
menyeluruh.
Di negara  yang sedang berkembang seperti Indonesia skala prioritas tertinggi
adalah pertumbuhan ekonomi dan keadilan. Investasi sebagai suatu konsep umum dapat diartikan
sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang atau jasa di kemudian hari dengan
mengorbankan nilai konsumsi sekarang (Cohn, 1979, dalam Fattah 2002). Investasi dalam SDM

7
dapat diartikan sebagai suatu entitas yang nilainya bisa berkembang dikemudian hari melalui
suatu proses pengembangan nilai seperti peningkatan sikap. Rich (1992) mengakui bahwa
seseorang memiliki potensi keuangan yang berhubungan dengan kualitas pengetahuan yang
diperolehnya. Rich (1992) menyatakan manfaat pendidikan juga dapat dilihat sebagai nilai
tambah yang diperoleh seseorang karena mendapat pendidikan  tertentu. Nilai tambah secara
umum merupakan peningkatan derajat, harkat, dan martabat seseorang. Secara khusus dipandang
sebagai peningkatan kemampuan berpikir, bersikap dan berperilaku, dan keterampilan.  
Subyek pengamatan atau kajian ekonomi pendidikan terdiri dari dua hal yang berbeda,
tetapi saling berhubungan yaitu :
1. Analisis atas nilai ekonomis pendidikan yang mengkaji dampak pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi, produktivitas tenaga kerja, mobilitas penempatan kerja dan
pemerataan pendapatan
2. Analisis atas aspek ekonomis institusi yang lebih berkepentingan mengkaji efisiensi internal
institusi pendidikan dan implikasi finansial dari biaya yang digunakan untuk pengelolaan
pendidikan
Terkait kebijakan ekonomi dalam bidang pendidikan maka pemerintah Indonesia melalui
Undang-undang telah merumuskan dan melaksanakan beberapa kebijakan ekonomi antara lain :
1. Peningkatan anggaran pendidikan sampai dengan 20% dari APBN
2. Pemberian dana BOS (biaya operasional sekolah) untuk membantu operasional sekolah baik
negeri ataupun swasta.
3. Pemberian tunjangan guru dan dosen berupa tunjangan sertifikasi dan tunjangan profesi, dll
4. Peningkatan biaya penelitian bagi para peneliti.
5. Pemberian subsidi berupa bantuan sosial (seperti KIP) kepada rakyat miskin untuk
membentu biaya pendidikan.
6. Pemberian bea siswa kepada siswa dan mahasiswa berprestasi.
7. Pemberian bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa S1, S2, dan S3.
8. Bantuan pembangunan rusunawa kepada istitusi pendidikan yang memenuhi syarat.
9. Penyelenggaraan pendidikan gratis oleh pemerintah.

8
3. Kontribusi Ekonomi dalam Teknologi Pembelajaran
Tugas dari ilmu ekonomi adalah menyuguhkan prinsip-prinsip atau hukum-hukum yang
dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengambil keputusan tentang cara yang sebaik-baiknya
dalam mempergunakan ekonomi yang jumlahnya terbatas dan dalam berbagai hal yang langka.
Fokus analisis ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam berbagai bidang ketika orang
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada. Adapun kontribusi ekonomi dalam teknologi
pembelajaran adalah:

a. Meningkatkan efisiensi pendidikan


Pengelolaan pendidikan bila memungkinkan dilakukan pendekatan seperti pada dunia
bisnis, semua kegiatan pendidikan dihitung dengan uang agar memudahkan dalam pengambilan
keputusan, misalnya meningkatkan efisiensi pendidikan adalah penggunaan dana yang harganya
sesuai atau lebih kecil dari pada produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan
Efisiensi pendidikan dapat dibedakan jadi 2 yaitu : 1. Efisiensi Internal menunjukkan
perbandingan antara prestasi belajar dan masukan biaya pendidikan 2. Efisiensi eksternal
dihubungkan dengan metode cost benefit analysis yaitu perbandingan keuntungan finansial
pendidikan dengan biaya yang dikeluarkan satuan pendidikan.

b. Meningkatkan efektifitas pendidikan


Efektivitas ekonomi atau efektivitas biaya pendidikan berarti biaya itu hanya diarahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan dengan tepat waktu sesuai rencana dan tujuan yang telah
ditetapkan. Suatu kegiatan dikatakan efektif jika diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan dan
mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan pembelajaran efektif menurut Miarso (2004, 536) adalah yang menghasilkan
belajar bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik melalui pemakaian prosedur yang tepat. Ada
tiga konsep pengembalian investasi yang biasanya dilakukan, yaitu : a. Nilai bersih saat ini (net
present value) b. Rasio biaya manfaat (cost benefit value) c. Tingkat pengembalian investasi
internal (internal rate of return). Ketiga konsep tersebut mengharuskan kita untuk melakukan
estimasi manfaat dalam nilai uang.

9
c. Meningkatkan produktifitas pendidikan
Fungsi produksi adalah hubungan antara input, proses dan output. Input pendidikan
berupa siswa, guru, sarpras, buku, dan media pembelajaran. Output sebagai keluaran yaitu hasil
belajar peserta didik. Proses menunjukkan pada lamanya waktu yang digunakan (tahun ajaran,
semester).
Produktivitas pendidikan adalah hasilnya (lulusan, karya tulis, penelitian dan sebagainya)
bertambah, dengan pengurangan masukan, atau tanpa pertambahan masukan, atau dengan
tambahan masukan sedikit, tetapi pertambahan hasilnya lebih besar, atau pertambahan masukan
yang banyak dengan hasil yang jauh lebih banyak.
Berkaitan dengan peran teknologi pembelajaran yang mempunyai potensi untuk
meningkatkan produktivitas pendidikan menurut Miarso (2004, 109), dengan jalan : 1.
Mempercepat tahap belajar 2. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
3. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga guru dapat membina dan
mengembangkan semangat belajar peserta didik.

d. Mempercepat proses pembelajaran


Agar peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat, satu-satunya cara adalah
“belajar secara cepat”. Dengan kata lain, adanya perubahan yang cepat (accellerated change) itu
perlu diimbangi dengan kecepatan di dalam belajar (accellerated learning).
Menurut Azis Wahab, (2001:2) kecepatan di dalam belajar dapat dilakukan antara lain
dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1. Belajar bagaimana belajar (learning how to
learn) 2. Memahami dengan baik teknik belajar sendiri (natural learning style) 3. Memiliki
kemampuan/keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi. 4. Mengkaji informasi
dengan cepat, memahaminya, dan diingat dengan baik.

e. Meningkatkan kualitas pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Satuan pendidikan dapat mengembangkan empat pilar pendidikan yang dicanangkan
UNESCO baik untuk sekarang dan masa depan yaitu :

10
(1) learning to knows (belajar untuk mengetahui).
(2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu).
(3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang).
(4) learning to live together (belajar untuk menjalani hidup  bersama).
Namun, perlu diingat untuk mewujudkan pola pembelajaran ini perlu dukungan ekonomi
yang memadai untuk pengadaan sarana, prasarana, fasilitas pembelajaran, penigkatan
profesionalisme guru, sistem evaluasi dan suasana sekolah yang demokratis.
Menurut Habibie (1991) teknologi agar dapat menghasilkan nilai tambah harus
memenuhi tiga kriteria diantaranya adalah mempunyai landasan teori untuk mengembangkannya.
Landasan teori ekonomi diperlukan agar keberadaan kita dalam situasi ketidakpastian tersebut
dapat mengikuti sehingga dapat mempengaruhi dan mengarahkan perubahan itu.
Setiap Teknologi dibangun berdasarkan teori tertentu, teknologi pembelajaran dibangun
berdasarkan Prinsip-prinsip tersebut ditarik dari teori ekonomi terutama hasil penelitian dalam
kegiatan ekonomi.
Ekonomi menjadi perhatian besar. Segala sesuatu diperlukan uang Situasi menuntut kita
berusaha untuk mengumpulkan uang untuk segala kebutuhan dan selera. Itulah sebabnya kita
tidak bisa lepas dari kebutuhan akan ekonomi. Banyak produk canggih di zaman globalisasi
manusia cenderung mengutamakan kesejahteraan materi.
Hukum Ekonomi menurut Hoppe, 2003, membelajarkan bahwa kekayaan bisa diperoleh
dengan 3 cara : 1. Dengan mengenali kelangkaan SDA dan memilikinya sebelum orang lain
memilikinya, 2. Dengan menghasilkan barang dengan tenaga dan sumber daya yang ada, 3.
Dengan melakukan pertukaran dengan pihak lain yang memiliki atau menghasilkan barang yang
kita inginkan. Sementara itu, menurut filsuf Jerman Oppenheimer, sebuah bangsa dapat
mencapai kemakmuran melalui dua cara, yaitu : 1. Cara politik : merampas harta orang lain
secara paksa melalui agresi. 2. Cara Ekonomi : mengakumulasi modal dan tabungan untuk
investasi dalam berbagai usaha ekonomi agar dapat dipetik hasilnya.
Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajaran dalam upaya pemecahan masalah
pendidikan dan pembelajaran menurut MIarso (2004, 78) dengan cara : 1. Memadukan berbagai
macam pendekatan dari berbagai bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa dan lain-lain.
2. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan
memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan. 3. Menggunakan teknologi

11
sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar. 4. Timbul daya lipat,
dimana penggabungan pendekatan mempunyai nilai lebih dari sekadar penjumlahan.
Dengan demikian, aplikasi teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar dan
pembelajaran ini tidak akan terlepas dari pertimbangan teori ekonomi. Sementara itu kontribusi
teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh
nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efisien, lebih efektif,
lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebagainya.
Dalam kajian teknologi pendidikan, teori manajemen mengalami proses perekembangan.
Pada awalnya manajemen dipandang penting untuk mengawasi proses dan hasil pembelajaran di
lingkungan sekolah. Pada tahun 1972, manajemen dipandang sebagai supervisi personel dan
pengelolaan organisasi. Kemudian pada tahun 1977 manajemen dipandang sebagai proses
pengembangan Instruksional dan sistem pembelajaran berbasis teknologi (AECT, 1977). Dan
pada perkembangan tahun 1994, Seels dan Richey (1994) mendefinisikan “Management meanth
planning, coordinating, organizing, and supervising resources, information, and delivery
systems in the context of managing instructional design (ID) projects.” (Alan Januszewski dan
Michael Molenda, 2008: 176). sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam teknologi
pendidikan adalah suatu proses pengelolaan desain instruksional (desain pembelajaran) yang
mencakup proses perencanaan, koordinasi, organisasi dan supervisi sumber, informasi, dan
sistem pembelajaran.
Adapun kontribusi teori manajemen dalam teknologi pendidikan dapat dilihat pada
program manajemen dalam teknologi pendidikan antara lain; manajemen proyek, manajemen
sumber, manajemen personal, dan manajemen program. (Alan Januszewski dan Michael
Molenda, 2008: 183). Adapun fungsi manajemen proyek dalam pendidikan adalah proses
perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan desain
instruksional. Sedangkan fungsi manajemen sumber adalah perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber (sumber mencakup personil keuangan,
bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran).
Fungsi manajemen personal adalah menyiapkan orang-orang yang ahli dalam
pengelolaan berbagai sumber belajar. Sedangkan manajemen program berfungsi sebagai
supervisi dan kontrol/pengawasan terhadap seluruh aktivitas manajemen sebelumnya, agar
proses manajemen pengelolaan desain instruksional tersebut dapat berjalan efektif dan efisien.

12
Jadi dapat disimpulkan bahwa kontribusi teori manajemen dalam teknologi pendidikan adalah
sebagai pengelola teknologi pendidikan, adapun proses manajemen tersebut berperan dalam
konteks manajemen desain instruksional.
Komponen desain instruksional yang menjadi objek manajemen adalah manajemen
proyek desain, manajemen sumber/ media pembelajaran (mencakup teknologi cetak, teknologi
audio visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu), dan manajemen sumber
belajar yang mencakup pesan, orang, bahan, peralatan (fasilitas), teknik, dan latar (setting) yang
mencakup lingkungan fisik dan nonfisik. Dan keseluruhan proses teknologi manajemen tersebut
pada dasarnya memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran, agar
proses pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

B. Peranan pendidikan dalam perekonomian


Sedangkan manfaat ekonomi dari pendidikan merupakan nilai tambah secara ekonomi
karena bertambahnya tingkat pendidikan. Manfaat dibagi menjadi manfaat pribadi dan manfaat
masyarakat. Manfaat bagi pribadi adalah tambahan penghasilan bersih (setelah pajak)
seumur hidup dari tenaga kerja karena bertambahnya tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut.
Manfaat bagi masyarakat adalah tambahan output yang dihasilkan oleh tenaga kerja bagi
masyarakat karena meningkatnya pendidikan tenaga kerja tersebut (Sumarno, 2005). 
Investasi Sumber Daya Manusia menurut Todaro (2000)
menyatakan bahwa peran pendidikan  formal tidaklah terbatas memberikan pengetahuan dan
keahlian kepada masing-masing individu untuk dapat bekerja sebagai
agen perubahan ekonomi yang baik bagi masyarakatnya, tetapi juga menanamkan tata nilai
luhur, norma-norma, cita-cita, tingkah laku, dan aspirasi yang saling
berkaitan  baik  langsung  maupun  tidak  langsung. Pendidikan juga diharapkan mendapatkan
kerja terdidik dalam berbagai tingkatan dalam rangka menyelenggarakan pembangunan bangsa.
Dimyati (1988:65-66) dalam Satmoko (1999:106) menyatakan bahwa terdapat hubungan
tidak langsung antara kegiatan pendidikan dengan kegiatan ekonomi yang diharapkan menjadi
tenaga kerja. Terdapat dua pandangan yang satu sisi menyatakan kegiatan pendidikan merupakan
pemborosan dana masyarakat, dipihak lain menyatakan kegiatan pendidikan merupakan
pengelolaan sumber daya manusia yang berpotensi produktif untuk masyarakat.

13
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang
dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama,mempersiapkan generasi muda untuk
memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan,
sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka
memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup
masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengertian bahwa
pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian
pendidikan dapat menjadi penolong bagi umat manusia. Landasan Pendidikan marupakan salah
satu kajian yang dikembangkan berkaitannya dengan dunia pendidikan.
Adapun kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu : 1. Pendidikan menciptakan dan menghasilkan pengetahuan baru yang membawa
pengaruh terhadap proses produksi (investasi modal manusia), 2. Pendidikan menjadi sarana
dalam proses difusi dan transmisi pengetahuan, teknologi, dan informasi yang dapat mengubah
pola pikir, bertindak dan kultur bekerja.
Pendidikan memberi sumbangan dalam menyediakan SDM yang berpengetahuan,
berketrampilan, dan menguasai teknologi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. pendidikan merupakan suatu senjata yang sangat potensial baik untuk
pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun untuk kemajuan masyarakat pada umumnya. Kualitas
pendidikan juga akan melahirkan modal intelektual (intellectual capital) dan modal teknologi
(technological capital) yang sangat diperlukan untuk membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge based economy). Artinya “The Power of Education” menjadi motor
penggerak meningkatkan daya saing bangsa.
Negara-negara maju di dunia berani menjunjung tinggi akan pentingnya pendidikan
sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM. Peningkatan kualitasa SDM akan meningkatkan
daya jualnya dan pendapatannya sehingga mempunyai daya beli yang tinggi berdampak pada
dinamika pasar lebih hidup serta pusaran uang menjadi lebih besar. Pendidikan yang baik harus
didukung dengan ekonomi yang baik dan berlaku sebaliknya. Sebab dengan SDM yang baik
kualitasnya, kinerja pun meningkat sehingga produktivitas juga meningkat dan hal ini akan
membuat pendapatan meningkat.

14
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Ekonomi pada hakekatnya adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas. Dalam teknologi pendidikan prinsip ekonomi tidak bisa dipisahkan karena menunjang
keberadaan dan perkembangan teknologi pendidikan itu sendiri. Teori ekonomi bisa
dimanfaatkan untuk mengefisiensikan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hal ini sebenarnya sudah menjadi garapan disiplin teknologi pendidikan. Penerapan teori
ekonomi dalam teknologi pendidikan dapat dilihat manfaatnya antara lain: Meningkat misi
pendidikan secara sukses dan terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik,
meningkatkan daya tarik terhadap masyarakat, peserta didik, dana donatur dan meningkatkan
kepuasan masyarakat, meningkatkan keefesiensian dan kegiatan pemasaran pendidikan. 
Sedangkan manajemen merupakan proses pelaksanaan suatu sistem, agar tercapai tujuan yang
diharapkan. Dalam sistem pendidikan, teori manajemen dimanfaatkan sebagai proses
pengelolaan sistem pendidikan yang mencakup manajemen personel, peserta didik, tenaga
pendidik dan kependidikan, humas, sarana dan prasarana, dan layanan khusus.
Dalam teknologi pendidikan, teori manajemen memberikan kontribusi dalam pengelolaan
desain instruksional, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Instruksional/pembelajaran. Proses manajemen tersebut bertujuan untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran guna mewujudkan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Penerapan teknologi manajemen dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dapat
dilihat dengan terciptanya seorang pendidik yang memiliki kemampuan manajerial dalam
mengelola desain Instruksional, melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan metode dan
media yang variatif (berbasis teknologi), melakukan berbagai strategi dan pola pembelajaran
yang merupakan hasil pengembangan teknologi pendidikan, dan pemanfaatan aneka sumber
belajar, sehingga masalah-masalah pembelajaran dapat diatasi dan pembelajaran berjalan secara
efektif dan efisien.
Peran Teknologi Pembelajaran dalam perubahan sistemik dalam sistem pendidikan
nasional mampu meningkatkan nilai tambah terutama dalam peningkatan mutu pendidikan dan

15
pemerataan akses pendidikan. Hal ini dikarenakan peran dari teknologi yang mampu menunjang
atau melengkapai bahkan memperbaiki sistem konvensional yang ada. Namun perhatian
terhadap teknologi pembelajaran belum mendapatkan perhatian yang optimal. Oleh karena itu
dibutuhkan pengembangan-pengembangan yang lebih besar dan bermakna agar peranan
Teknologi Pembelajaran mampu meningkatkan pembangunan pendidikan di masa depan.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Bahwa pemerintah harus mengutamakan pembangunan SDM melalui pendidikan dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh rakyat untuk mendapatkan pendidikan
yang layak sesuai dengan amanat konstitusi Negara kita.
2. Bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna disebabkan karena keterbatasan
waktu dan referensi, diharapkan penulisan selanjutnya bisa lebih disempurnakan.
3. Diharapkan masukan dan kritikan dari pembaca untuk lebih menyempurnakan penulisan
berikutrnya.

16
Daftar Pustaka

Bambang Warsita, 2008, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya: Jakarta, Rineka
Cipta.
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan
Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Drs. Uus Ruswandi, M.Pd. dkk,Landasan Pendidikan,Bandung, CV.Insan Mandiri,2008

Made, Pidarta, Landasan Kependidikan ; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, ed. 3


cet. 3, Jakarta : Rineka Cipta , 2013.

Orstein, A.C ; Levine, D.U. 1989. Foundations Of Education,4 th Edn, Houghton Mifflin


Company, USA

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dinn, W. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas terbuka.

Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Miarso, Y. (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Mulyadi. (1993). sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE ( sekolah Tinggi penerbiatan sekolah


tinggi ilmi Ekonomi YKPN).

Pidarta, M. (2009). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tirtarahardja, P. D. (2003). pengantar pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai