Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi
termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO
(World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada
839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun
2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia. (WHO, 2012).
Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2015, Kasus tertinggi
penyakit tidak menular tahun 2015 pada kelompok penyakit jantung dan
pembuluh darah adalah penyakit Hipertensi Esensial, yaitu sebanyak 57,87
persen dari 603.840 kasus penyakit tidak menular (Profil Kesehatan
Jateng, 2015).
Pelayanan kesehatan pada keluarga merupakan pelayanan yang
menggunakan metode kolaborasi dari berbagai tenaga kesehatan yaitu dari
8 jurusan yang berada di Poltekkes Surakarta bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga
biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya
adalah keluarga Tn. M di dalam keluarga ini terdapat masalah kesehatan
yaitu penyakit hipertensi yang diderita Ny. I
Dari masalah tersebut dilakukan kolaborasi dengan 2 jurusan
(Keperawatan dan Fisioterapi) yaitu dengan memberikan asuhan sesuai
dengan jurusan masing-masing agar masalah yang terjadi pada keluarga
Ny. I dapat teratasi.

1
2

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Untuk membantu mengatasi masalah kesehatan Ny. I di Jatirejo RT
03/RW 39, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pada Ny. I di Jatirejo RT 03/RW
39, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
b. Mendeskripsikan masalah kesehatan pada Ny. I di Jatirejo RT
03/RW 39, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta.
c. Mendeskripsikan rencana tindakan pada Ny. I di Jatirejo RT
03/RW 39, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta.
d. Mendeskripsikan tindakan dengan pendekatan OTOF CIPIPEC
pada Ny. I di Jatirejo RT 03/RW 39, Kelurahan Mojosongo,
Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
3. Evaluasi
a. Klien dapat memahami mengenai permasalahan kesehatan
keluarga
b. Klien dapat melakukan tindakan yang tepat ketika permasalahan
kesehatan muncul
c. Klien mampu merubah pola hidup sehat

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat dari penulisan laporan kasus kelolaan dengan pendekatan Inter
Profesional Education & Collaboration pada Ny. I di Jatirejo RT 03/RW
39, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
3

1) Menambah pengetahuan tentang penanganan pada keluarga


dengan masalah kesehatan kompleks.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penulisan
laporan kasus kelolaan keluarga .
3) Mampu menerapkan ilmu kesehatan yang sudah dipelajari
4) Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan
pembuatan laporan kasus kelolaan pada keluarga
selanjutnya.
b. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
1) Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan
ilmu kesehatan.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pemberian pelayanan kesehatan pada keluarga dengan
masalah kesehatan yang kompleks.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pemberian pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah
kesehatan yang kompleks.
b. Bagi tenaga medis
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan
masalah kesehatan pada keluarga.
2) Membantu menerapkan pelayanan kesehatan pada
keluarga.
c. Bagi pasien dan keluarga pasien
1) Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyakit
yang diderita pasien dan bagaimana cara perawatan
dasarnya.
2) Membantu dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
keluarga pasien.
4

D. Gambaran Review Literature


Pada bagian ini akan dibahas mengenai dasar teori yang di gunakan
pada penyusunan laporan OTOF. Berikut ini teori yang digunakan dalam
laporan ini.
1. Interprofesional Education (IPE)
Interprofessional education (IPE) adalah metode
pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan
dengan kolaborasi dan juga untuk menyampaikan pemahaman
mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar
organisasi sebagai proses profesionalisasi (Royal College of
Nursing, 2006).
Secara umum IPE mengandung beberapa elemen berikut,
yang setidaknya harus dimiliki agar konsep pembelajaran ini dapat
dilaksanakan dalam pendidikan profesi kesehatan di Indonesia
yaitu kolaborasi, komunikasi yang saling menghormati, refleksi,
penerapan pengetahuan dan keterampilan, dan pengalaman dalam
tim interprofesional. Konsep inilah yang seharusnya ditanamkan
oleh dosen kepada mahasiswa sejak awal proses pendidikan. Untuk
mampu terlibat dalam IPE dalam pendidikan kesehatan di
Indonesia, dosen setidaknya memahami elemen-elemen yang
diperlukan dalam pelaksanaan IPE sehingga mampu membekali
dirinya dengan elemen-elemen tersebut (HPEQ-Project, 2011).
Ketiga profesi ini menggunakan IPE sebagai dasar untuk
melakukan kolaborasi. Keluarga yang memiliki masalah kesehatan
yang terpilih dilakukan kunjungan ulang secara bersama – sama
untuk mendapatkan dan melengkapi data. Setelah itu ketiga profesi,
perawat, fisioterapi, dan jamu mendiskusikan bersama masalah
yang ditemukan pada keluarga dan menyusun rencana tindakan
yang akan dilakukan. Setelah masalah dirumuskan, ketiga profesi
kesehatan ini melakukan tindakan pelayanan kesehatan bersama–
5

sama inter profesional untuk mengatasi masalah keluarga lalu


melakukan evaluasi tindakan dan menentukan tindak lanjut.
2. Konsep keluarga
Menurut Patriyani, (2016) menjenjelaskan bahwa keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama denga
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai
peran dan fungsi masing-masing dan merupakan bagian dari
keluarga.
a. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama denga keterikatan aturan dan emosional dimana
individu mempunyai peran dan fungsi masing-masing dan
merupakan bagian dari keluarga.
b. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan
dan orang yang mengelompokkan
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2,
yaitu :
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari
keturunan atau adopsi atau keduanya.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
2) Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualism maka pengelompokan tipe keluarga selain di
atas adalah :
a) Tradisional Nuclear
6

Keluarga Inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu


rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi lefal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali dari suami/istri, tinggal adalam
pembentukan satu rumah bersama anak-anaknya, baik
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
c) Midle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua-
duanya bekerja di rumah, anak-anak meninggalkan
rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satu bekerja di rumah.
e) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapt tinggal di rumah
atau di luar rumah.
f) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
g) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari
pada waktu-waktu tertentu.
h) Single Adult
7

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan


tidak adanya keinginan untuk kawin.
i) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
k) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
l) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari satu orang tua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua
adalah orang tua dari anak-anak.
m)Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa kawin.
o) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama.
c. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas keluarga dapat dilihat sesuai thap perkembangannya
yaitu
1) Tahap I : Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
8

b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,


kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Tahap II : Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas Perkembangan :
a) Mempersiapkan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan
kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Tugas Perkembangan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus
terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di
dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan
anak (biasanya keluarga memiliki tingkat
kerepotan yang tinggi)
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk mensstimulasi
perttumbuhan dan perkembangan anak.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas Perkembangan :
9

a) Membantu sosialisasi terhadap lingkungan luar


rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang
tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau
masyarakat)
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan
yangmeningkat , termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota kelurga.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Tugas Perkembangan :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah
dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak
dan orang tua. Hindari terjadinya perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
d) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan untuk memenuhi tumbuh dan kembang
anggota keluarga.
6) Tahap VI : keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tugas Perkembangan :
a) Memperluas jaringan dari keluarga inti menjadi
keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga
baru di masyarakat
d) Penataaan kembali peran orang tua dan kegiatan
rumah tangga.
7) Tahap VII : Keluarga usia pertengahan.
Tugas Perkembangan :
10

a) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan


usia pertengahan
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap VIII: keluarga usia tua
Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga
yang saling menyenangkan pasangannya.
b) Adaptasi dengan perubahan yang terjadi :
kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat.
d) Melakukan life review masa lalu
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya
adalah:
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal
11

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama


keluarga sedarah suami.
5) Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri
e. Fungsi Keluarga
Menurut fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisai, adalah fungsi mengembaangkan dan
tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
f. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. Terdapat 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan yaitu :
12

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya


2) Mengambil kepeutusan untuk melakukan tindakan yang
tepat bagi keluarga
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau
yang tidak dapat membantu dirinya sensiri karena cacat
atau usianya yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga
5) Mempertimbangkan hubungan timbal balik antara
keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada)
3. Konsep Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal.
Seseorang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistoliknya
diatas 140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg
(Corwin, 2009).
Hipertensi  adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah
meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan
peningkatan volume aliran darah darah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit
kelainan jantung atau pembuluh darah yang ditandai dengan
peningkatan tekanan pembuluh darah. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), memberikan batasan tekanan darah normal
adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas
160/95 dinyatakan sebagai hipertensi. Setiap usia dan jenis
kelamin memilki batasan masing – masing :
13

1. Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi


bila tekanan darah waktu berbaring > 130/90 mmHg.
2. Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan
darahnya > 145/90 mmHg
3. Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan
hipertensi.
b. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 1.1 Klasifikasi hipertensi
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Normal 120-129 mmHg 80-84 mmHg
Normal-Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi
Ringan)
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi
Sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
( Hipertensi
Berat)
Stadium 4 210 mmHg atau 120 mmHg atau
(Hipertensi lebih lebih
Sangat Berat)

Sumber : Nurarif dan Hardhi (2015)


c. Etiologi
Menurut Corwin (2009), hipertensi berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya,
namun data-data penelitian telah menemukan beberapa
14

faktor yang sering menyebabkan terjadinya krisis


hipertensi, faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a) Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan mempengeruhi timbulnya hipertensi
adalah umur, jenis kelamin, dan ras.
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebabkan timbulnya
hipertensi ialah mengkonsumsi garam yang tinggi,
makan berlebihan, kegemukan, strees, merokok, minum
alkohol, dan obat-obatan.
2) Hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain
atau obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada kebanyakan kasus disfungsi renal akibat
penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah
penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu,
baik secara langsung maupun tidak, dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
tekanan darah.
d. Patofisiologis
Menurut Smeltzer & Bare (2013), mengatakan bahwa
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medulla
oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf
simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar
dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan
abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
15

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system syaraf


simpatis . Pada titik ganglion ini neuron prebanglion
melepaskan asetilkolin yang merangsang serabut saraf paska
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya
nere frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang
/menurun dan berakibat diproduksinya rennin, rennin akan
merangsang pembentukan angiotensai I yang kemudian
diubah menjadi angiotensis II yang merupakan
vasokonstriktoryang kuat yang merangsang sekresi aldosteron
oleh cortex adrenaldimana hormone aldosteron ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang
menyebabkan hipertensi.
e. Manifestasi Klinis
Menurut Corwin (2009), ialah:
1) Sakit kepala akibat peningkatan tekanan darah
intrakranium. Apabila tekanan darah melampaui tonus
pembuluh darah sehingga tidak mampu lagi menahan
kenaikan tekanan darah maka akan terjadi udem otak.
2) Sesak nafas dikarenakan peningkatan kebutuhan oksigen
pada miokard akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan
beban kerja jantung.
3) Edema karena penimbunan cairan dalam ruang interstisial,
terjadi pada daerah yang menggantung atau ekstremitas
bawah.
4) Penglihatan kabur terjadi karena kerusakan hipertensif pada
retina.
16

5) Nyeri dada yang disebabkan oleh akumulasi metabolit yang


berasal dari otot-otot yang iskemik setelah terjadinya
obstruksi pada arteri koroner akibat stimulasi saraf-saraf
simpatis jantung.
6) Nokturia yang disebabkan karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glumerolus.
f. Diet Hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti,
tepung, mie, tapioca, nasi
b) Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-
kacangan
c) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah
jeruk, pisang, melon, tomat.
2) Makanan yang dibatasi
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan
asin, asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
g. Penatalaksanaan
1) Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan
kesehatan terdekat
2) Diet hipertensi
3) Senam hipertensi
4) Menjaga keseimbangan berat badan
5) Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan
kurangi/hentikan merokok
6) Istirahat yang cukup
7) Hindari strees
8) Olahraga yang teratur
g. Tinjauan Profesi
17

Menurut bidang keperawatan, tindakan medis terhadap


pasien hipertensi meliputi pemeriksaan tekanan darah untuk
mengetahui intervensi yang akan dilakukan lebih lanjut.
Menurut Junaidi (2010) hipertensi berdasarkan penyebabnya
dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu Hipertensi
essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Keperawatan adalah suatu ilmu yang mencakup ilmu –
ilmu dasar, perilaku, biomedik, sosial, dan ilmu keperawatan
sendiri (dasar, anak, maternitas, medikal bedah, jiwa, dan
komunitas). Aplikasi ilmu keperawatan yang menggunakan
pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah
ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara, dan
meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia
(Nursalam, 2016). Tindakan perawat untuk mengetahui
penyebab terjadinya hipertensi dan pengobatan hipertensi
ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi
dengan cara melakukan edukasi tentang hipertensi seperti
makanan pantangan untuk penderita dan makanan yang
dianjurkan untuk penderita. Perawat juga melatih senam
hipertensi dengan tujuan meregangkan otot-otot besar.
Tindakan yang dilakukan oleh Fisioterapi yaitu
penatalaksanaan bagi penderita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai