Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN WOC

ALL (Akut Limfoblastik Leukimia)

Disusun oleh :

ARINTIKA HESTI NUR AINI (071201007)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ALL (Akut Limfoblastik Leukimia)

A. Definisi ALL
Leukemia lymphoblastic akut ( ALL atau juga disebut leukemia limfositik
akut) adalah kanker darah dan sumsum tulang . Kanker jenis ini biasanya semakin
memburuk dengan cepat jika tidak diobati. ALL adalah jenis kanker yang paling
umum pada anak-anak . Pada anak yang sehat , sumsum tulang membuat sel-sel induk
darah (sel yang belum matang ) yang menjadi sel-sel darah dewasa dari waktu ke
waktu . Sebuah sel induk dapat menjadi sel induk myeloid atau sel induk limfoid
(National Cancer Institute, 2014).
B. Etiologi
1. Faktor Internal
a. Imunologi
b. Keturunan / Genetik
- Adanya penyimpangan kromosom
- Saudara kandung kembar identic.
2. Factor Eksternal
a. Virus
b. Bahan kimia dan obat- obatan
c. Radiasi
d. Leukemia sekunder
e. Karsinogenik agent

C. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan
leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah
normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.
Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana
pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal
khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang
tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada
tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah
dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya
dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai
dari yang sangat mentah hingga  hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya
merupakan petunjuk untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada
pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis,
kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah,
demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang
biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari
sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia,
sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem
pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom
thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular
sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.
Sakit tulang juga sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat,
yaitu sakit kepala, muntah-muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan.
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam jumlah yang
berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum
tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi
dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel
normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi
penurunan jumlah leucosit, sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke
berbagai organ menyebabkan pembersaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala,
muntah, dan nyeri tulang serta persendian.
Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit
mempermudah terjadinya perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.).
Adanya sel kanker juga mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi.
Adanya sel kaker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan.
(Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001, Betz &
Sowden, 2002).

D. Manifestasi Klinis ALL


1. Kulit pucat
2. Mudah lelah dan terengah-engah
3. Infeksi berulang dalam waktu singkat
4. Sering mengalami pendarahan yang tidak biasa, seperti gusi berdarah dan
mimisan
5. Demam
6. Berkeringat di malam hari
7. Nyeri tulang dan sendi
8. Kulit mudah memar
9. Benjolan akibat pembengkakan kelenjar getah bening
10. Sakit perut akibat pembengkakan hati atau limpa
11. Penurunan berat badan
12. Ruam kulit berwarna ungu
13. Sakit kepala, kejang, penglihatan kabur, dan pusing apabila sel kanker menyerang
otak

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang mengenai leukemia adalah :


1. Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik.
2. Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/100 ml
3. Retikulosit : jumlah biasanya rendah
4. Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang imatur
(mungkin menyimpang ke kiri). Mungkin ada sel blast leukemia.
6. PT/PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum/urine : mungkin meningkat
9. Muramidase serum (lisozim) : penigkatabn pada leukimia monositik akut dan
mielomonositik.
10. Copper serum : meningkat
11. Zinc serum : meningkat/ menurun
12. .Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50 % atau lebih
dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari blast, dengan prekusor
eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun.
13. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
F. Penatalaksanaan Medis ALL
1. Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca alkaloid
2. Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai profilaksis SSP
3. Maintenance: kemoterapi dosis rendah selama 3 tahun
4. Anti virus untuk mengurangi efek samping kortikosteroid
5. Transplantasi sumsum tulang dapat menyembuhkan penyakit
6. Kemoterapi dengan kortikosteroid dan klorambusil (Leukeran)
7. Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
8. Imunoglobulin iv

G. Komplikasi
- Perdarahan: akibat defisiensi trombosit (trombositopenia). Angka trombosit yang
rendah ditandai  dengan:
a. Memar (ekimosis)
b. Petekia (bintik perdarahan kemerahan atau keabuan sebesar ujung jarum
dipermukaan kulit) Perdarahan berat jika angka trombosit < 20.000
mm3 darah. Demam dan infeksi dapat memperberat perdarahan
-   Infeksi: akibat kekurangan granulosit matur dan normal. Meningkat sesuai
derajat netropenia dan disfungsi imun.
- Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal: akibat penghancuran sel besar-besaran
saat kemoterapi meningkatkan kadar asam urat sehingga perlu asupan cairan yang
tinggi.
- Anemia
- Masalah gastrointestinal.
- mual
- muntah
- anoreksia
- diare
- lesi mukosa mulut

H. Asuhan Keperawaan
1. Pengkajian
a. Identitas
Sering terdapat pada anak usia dibawah 15 tahun
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama : demam, lesu dan nafsu makan menurun, pucat,
cenderung terjadi perdarahan
- Riwayat kesehatan masa lalu : sering ditemukan riwayat keluarga
sering terpapar oleh chemical toxins, virus, kelainan kromosom dan
penggunaan obat- obatan, terapi radiasi maupun kemoterapi.
- Pola persepsi- mempertahankan kesehatan : berhubungan dengan
kebiasaan buruk mempertahankan kosdisi kesehatan dan kebersihan
diri
- Pola nutrsi : anak sering mengalami penurunan nafsu makan,
anorexia, muntah, perubahan sensasi rasa, penurunan berat badan,
gangguan menelan, serta pharyngitis. Dan pemeriksaan fisik
ditemukan distensi abdomen, penuruanan bowel sounds, pembesaran
limfa, pembesaran hepar
- Pola eliminasi : kadang mengalami diare
- Pola istirahat dan tidur : lebih sering menghabiskan waktu untuk
tidur
- Pola kognitif dan persepsi : sering ditemukan mengalami penurunan
kesadaran, adanya keluhan sakit kepala, disorientasi
- Pola mekanisme koping : anak dalam kondisi yang lemah dengan
pertumbuhan yang sangat jelek. Dalam pengkajian ditemukan adanya
depresi, withdrawal, cemas, takut, marah, dan iritabilitas.
c. Pemeriksaan diagnostic
- Count bloods cell : indikasi normocytic, normochromic anemia
- Hemoglobin : bias kurang dari 10gr%
- Retikulosit : menurun/ rendah
- Platelet count : sangat rendah < 50.000/mm
- White blood cell >50.000
- Serum/ urun acid : meningkat
- Serum zinc : menurun
- Bone marrow biopsy : indikasi 60-90%
- Rongent dada dan biopsy kelenjar limfa : menunjukan tingkat
kesulitan tertentu.

2. Diagnosa Keperawatan
- D. 0142 Risiko Infeksi dengan leukopenia (kurang sel darah putih)
- D. 0077 Nyeri Akut berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
- D.0012 Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulopati intravaskular
diseminata
- D.0056 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

3. Inervensi dan Outcome

SDKI SLKI SIKI


D. 0142 RESIKO Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi
INFEKSI keperawatan Observasi :
selama.......maka tingkat - Monitor tanda dan
Definisi: Peningkatan gejala infeksi
infeksi (L.0076) menurun,
resiko untuk terinvasi dengan Kriteria Hasil : - lokal dan sistemik
oleh organisme patogen - Selera makan meningkat Terapeutik :
- Kognitif meningkat - Batasi jumlah
- Kemerahan menurun pengunjung
- Sputum berwarna hijau - Cuci tangan sebelum
menurun dan sesudah kontak
- Piuria menurun dengan pasien dan
- Demam menurun lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
- Periode Malaise
aseptik pada pasien
menurun
berisiko tinggi
- Periode Menggigil
Edukasi :
menurun
- Ajarkan tanda dan
- Nyeri menurun
gelala infeksi
- Lethargi menurun
- Ajarkan cara mencuci
- Kultur darah membaik tangan dengan benar
- Kultur urine membaik - Ajarkan cara
- Kultur feses membaik menghindari infeksi
- Hasil sel darah putih - Anjurkan meningkatkan
membaik masukan asupan nutrisi
dan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Pengontrolan infeksi
Observasi
- Identifikasi pasien yang
mengalami penyakit
infeksi menular
Terapeutik
- Terapkan kewaspadaan
universal (mis. cuci
tangan aseptik, gunakan
APD)

D. 0012 Risiko Setelah dilakukan intervensi Pencegahan perdarahan


perdarahan berhubungan keperawatan selama Observasi :
.........jam, maka tingkat
dengan koagulopati - Monitor tanda dan
perdarahan (L0084)
intravaskular diseminata menurun, dengan gejalaperdarahan
KriteriaHasil : - Monitor nilai hct/Hb
- Kognitif meningkat
sebelum dan setelah
- Hemoglobin meningkat
- Hematokrit Meningkat kehilangan darah
- Tekanan darah membaik - Monitor TTV orthostatik
- Denyut nadi apikal
- Monitor koagulasi
membaik
- Suhu tubuh membaik Terapeutik :
- Pertahankan bed rest
selama perdarahan
- Batasi tindakan invasif,
jika perlu
- Gunakan kasur pencegah
dekubitus
Edukasi :
- Ajarkan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan menghindari
aspirin/ anti koagulan
- Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vit
K
- Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
- Pemberian obat
pengontrol perdarahan,
jika perlu
- Pemberian produk darah,
jika perlu
D. 0077 NYERI AKUT Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
Definisi: Pengalaman keperawatan selama … hari Observasi
emosional dan sensori maka tingkat nyeri akan - Identifikasi lokasi,
yang tidak menurun. (L.0024) dengan karakteristik, durasi,
menyenangkan yang kriteria hasil: kualitas, intensitas
muncul dari kerusakan - Kemampuan nyeri
jaringan secara aktual menuntaskan aktivitas - Identifikasi skala nyeri
dan potensial atau meningkat - Identifikasi respons
menunjukkan adanya - Keluhan nyeri nyeri non-verbal
kerusakan (Assosiation menurun - Identifikasi faktor
for Study of Pain) : - Meringis menurun yang memperberat
serangan mendadak atau - Sikap protektif rasa nyeri
perlahan dari intensitas Waspada menurun - Identifikasi
ringan sampai berat yang - Sikap protektif pengetahuan tentang
diantisipasi atau menghindari nyeri nyeri
diprediksi durasi nyeri menurun - Identiikasi pengaruh
kurang dari 6 bulan. - Gelisah menurun budaya terhadap
- Kesulitan tidur respon nyeri
menurun - Identifikasi pengaruh
- Menarik diri menurun nyeri pada kualitas
- Berfokus pada diri hidup
sendiri menurun - Monior keberhasilan
- Diaforesis menurun terapi komplementer
- Anoreksia menurun yang sudah diberikan
- Ketegangan otot - Monitor efek samping
menurun penggunaan analgetik
- Frekwensi nadi Terapeutik
membaik - Berikan terapi
- Pola nafas membaik komplementer untuk
- Tekanan darah mengurangi rasa nyeri
membaik ( misal : TENS,
- Proses berfikir hipnosis, akupressure,
membaik terapi musik,
- Kemampuan biofeedback, terapi
mengenali onset nyeri pemijatan, aroma
meningkat terapi, tehnik imajinasi
- Penggunaan analgetik terbimbing kompres
menurun hanga/dingin)
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
- Ajarkan terapi
komplementer untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis.
- relaksasi, pijat,
distraksi, terapi
bermain)
- Informasikan
penggunaan analgetik
Kolaborasi
- Pemberian analgetik
- Konsul tim nyeri
D. 0056 intoleransi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi
Aktivitas keperawatan selama Observasi :
.......jam maka toleransi - Identifikasi gangguan
aktifitas (L.0085) meningkat fungsi tubuh yang
mengakibatkan
dengan kriteria hasil :
kelelahan
- Saturasi oksigen - Monitor kelelahan fisik
meningkat dan emosional
- Monitor pola dan jam
- Tekanan darah
tidur
meningkat - Monitor lokasi dan
- Frekuensi nadi ketidaknyamanan
selama melakukan
meningkat
aktifitas
- Frekuensi nafas - Identifikasi
meningkat kemampuan
- Kemudahan dalam - aktifitas yang spesifik
- Monitor respon emosi,
melakukan aktivitas fisik,
sehari- hari meningkat - spiritual dalam aktifitas
- Jarak berjalan Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
meningkat
nyaman dan rendah
- Kekuatan tubuh bagian stimulus
atas meningkat - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
- Kekuatan tubuh bagian
aktifitas secara bertahap
bawah - Gunakan latihan rentang
- Warna kulit membaik gerak pasif dan atau
aktif
- Toleransi dalam
- Berikan aktifitas
menaiki tangga distraksi yang
membaik menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Edukasi :
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
WOC ALL(Akut Limfoblastik Leukimia)
DAFTAR PUSTAKA

Corwin,E. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan oleh : Subekti, 2009. Jakarta:
EGC

Donna L. Wong. et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan pertama.
Jakarta : EGC.
Espay A J, Murro A M, Talavera F, Caselli R J, Benbadis S R, Crysta H A.
Hydrocephalus. Medscape Reference 2010)
Hassan R dan Alatas H. Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta, 2002.
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.6.
Jakarta: EGC;2005

Anda mungkin juga menyukai