Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Profil BPM Nuraini Palembang

5.1.1 Sejarah

BPM Nuraini dahulunya hanya bermodalkan dari satu bed, yang

hanya dipromosikan dari mulut ke mulut oleh masyarakat sekitarnya.

Lambat laun mempunyai pasien yang cukup banyak, pada tahun 2010 mulai

didirikanya BPM Nuraini yang terletak di Jl. Wijaya Kusuma Blok L No.09

Banyuasin Palembang.

5.1.2 Latar Geografis

BPM ini terletak di Jl. Wijaya Kusuma Blok L No.09 Banyuasin

Palembang. Lokasinya mudah dijangkau oleh masyarakat dengan berjalan

kaki atau dengan kendaraan ojek dan lain-lain. Mayoritas pasien yang

berobat adalah warga di sekitar BPM Nuraini dan ada juga yang berasal dari

wilayah lain.

Pengunjung BPM Nuraini umumnya adalah masyarakat dari kelas

ekonomi yang kurang ataupun menengah. Waktu pelayanan dibuka setiap

hari selama 24 jam.

5.1.3 Program-program yang Dilaksanakan

1. Pemeriksaan kehamilan

2. Pertolongan persalinan

3. Test kehamilan

42
4. Pelayanan KB

5. Pemberian tablet tambahan darah

6. Imunisasi

7. Tindik dan Sunat

8. Pencatatan dan pelaporan

5.1.4 Pembagian Ruangan

1. Ruang Pemeriksaan

Terdiri dari: 1 tempat tidur, 1 Meja administrasi, 4 Kursi Konsultasi, 1

Lemari obat.

2. Ruang Persalinan (VK)

Kegiatan yang dilakukan di ruangan ini meliputi pelayanan ibu bersalin,

dan kegiatan KB IUD.

3. Ruang Perawatan

Kegiatan yang dilakukan di ruangan ini meliputi pelayanan kebidanan

pada ibu nifas, dan bayi baru lahir.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

dari variabel independen yaitu umur dan paritas sedangkan variabel

dependen yaitu pemakaian AKDR. Data disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan narasi.

43
1. Variabel Dependen

Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Penelitian ini dilakukan pada 17 responden dimana alat kontrasepsi

dalam rahim dibagi menjadi dua kategori yaitu ya : Jika akseptor menggunakan

kontrasepsi AKDR dan tidak : Jika akseptor menggunakan kontrasepsi jangka

panjang selain AKDR, (seperti implant, MOP, MOW)dapat dilihat pada tabel 5.1

berikut :

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di BPM Nuraini Kabupaten Banyuasin
Tahun 2020

Pemilihan Kontrasepsi
No n (Jumlah Frekuensi) %
AKDR
1 Ya 20 54,1
2 Tidak 17 45,9
Jumlah 37 100,0

Berdasarkan table 5.1, dapat dilihat bahwa dari 37 responden yang

menggunakan AKDR sebesar 20 responden (54,1%) sedangkan responden yang

tidak menggunakan AKDR yaitu sebesar 17 responden (45,9%).

2. Variabel Independen

a. Umur

Penelitian ini dilakukan pada 37 responden dimana umur ibu dibagi

menjadi dua kategori yaitu tua: jika umur ibu ≥35 tahun dan muda: jika

umur ibu <35 dan ≥ 20 tahun, Dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

44
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di BPM Nuraini Kabupaten Banyuasin
Tahun 2020

No Umur Akseptor n (Jumlah Frekuensi) %


1 Tua 19 51,4
2 Muda 18 48,6
Jumlah 37 100,0
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 59 responden,

responden yang berada pada umur tua yaitu 19 responden (51,4%),

sedangkan responden pada kelompok umur muda 18 responden (48,6%).

b. Paritas

Penelitian ini dilakukan pada 37 responden dimana paritas akseptor

dibagi menjadi dua kategori yaitu tinggi: jika ibu melahirkan anak >3

orang dan rendah: jika ibu yang mempunyai anak ≤ 3orang, untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas
di BPM Nuraini Kabupaten Banyuasin
Tahun 2020

No Paritas Akseptor n (Jumlah Frekuensi) %


1 Tinggi 21 56,8
2 Rendah 16 43,2
Jumlah 37 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa 37 responden kategori

paritas tinggi yaitu sebanyak 21 responden (56,8%), sedangkan

responden yang paritas rendah yaitu sebanyak 16 responden (43,2%).

45
5.5.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel

Independen (Umur Akseptor dan Paritas Akseptor) dengan Variabel Dependen

(Pemakaian AKDR). Uji Statistik yang digunakan adalah Chi-Square dengan

program SPSS menggunakan batas kemaknaan α = 0,05 bila ρvalue > 0,05 α

berarti tidak ada hubungan yang bermakna dan sebaiknya bila ρvalue ≤ 0,05

berarti ada hubungan bermakna antara variabel independen dengan variabel

dependen.

a. Hubungan Antara Umur Akseptor Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi


Dalam Rahim(AKDR)

Dilakukan dengan Chi-Square antara variabel dependen

(Pemakaian AKDR) dengan variabel independen (Umur). Umur

dikelompokkan dalam dua kategori yaitu tua: jika umur ibu ≥ 35 tahun dan

muda: jika umur ibu < 35dan ≥ 20 tahun. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4
Distribusi Hubungan Antara Umur Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) di BPM Nuraini
Kabupaten Banyuasin
Tahun 2020

Pemakaian AKDR Jumlah


No Umur ρ Value
Ya Tidak N %
n % n %
1 Tua 14 73,7 5 26, 19 100,0
3 0,033
2 Muda 6 33,3 12 66, 18 100,0
7
Jumlah 20 54,1 17 45, 37 100,0
9

46
Berdasarkan 5.4 didapatkan dari 19 responden dengan umur tua yang
menggunakan AKDR sebanyak 14 akseptor (73,7%), sedangkan dari 18
responden yang umur muda yang menggunakan AKDR sebanyak 6 akseptor
(33,3%).
Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapat ρvalue 0,033 ≤ α 0,05.

Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara umur dengan

pemakaian AKDR. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada

hubungan antara umur dengan pemakaian AKDR terbukti secara statistik.

b. Hubungan Antara Paritas dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim (AKDR)

Dilakukan dengan uji Chi-Square antara variabel dependen

(pemakaian AKDR) dengan variabel independen (paritas). Paritas

dikelompokkan jadi dua kategori paritas tinggi: ibu yang melahirkan anak > 3

orang. Paritas rendah: ibu yang melahirkan anak ≤ 3 orang. Hasil dapat dilihat

pada tabel 5.5

Tabel 5.5
Distribusi Hubungan Antara Paritas Dengan Pemakaian
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di BPM Nuraini Kabupaten
Banyuasin Tahun 2020

Pemakaian AKDR Jumlah


No Paritas Ya Tidak N % ρ Value
n % N %
1 Tinggi 15 71,4 6 28,6 21 100
2 Rendah 5 31,3 11 68,8 16 100 0,036
Jumlah 20 54,1 17 45,9 37 100

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan dari 21 responden dengan paritas

tinggi sebanyak 15 akseptor (71,4%) yang menggunakan AKDR, sedangkan

47
16 responden dengan paritas rendah sebanyak 5 akseptor (31,3%) yang

menggunakan AKDR.

Dari hasil uji statistic Chi-Square diperoleh ρvalue 0,036 ≤α 0,05. Hal

ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara paritas akseptor

dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Dengan demikian,

hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara paritas akseptor dengan

pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) terbukti secara statistik.

48

Anda mungkin juga menyukai