Anda di halaman 1dari 4

Kamera gamma

Kamera gamma, juga disebut scintillation camera atau Anger camera, adalah alat pencitraan
yang menangkap radiasi radioisotop gamma, sebuah teknik yang dinamai scintigraphy.
Aplikasi dari scintigraphy meliputi pengembangan obat-obatan baru dan pencitraan nuklir
medis untuk melihat dan menganalisis gamabaran tubuh manusia atau distribusi obat yang
diinjeksikan, dihirup, atau ingested radionuclides emitting gamma rays.

Salah satu contoh pemeriksaan paru-paru yang dilakukan dengan kamera gamma

Teknik pencitraan menggunakan kamera gamma


Filter bukaan yang disandikan untuk SPECT pada kamera gamma

Scintigraphy ("scint") adalah penggunaan kamera gamma untuk menangkap pancaran radiasi
radioisotop untuk pencitraan gamabar 2 dimensi.[1]

Pencitraan SPECT (single photon emission computed tomography), seperti yang digunakan
pada nuclear cardiac stress testing, dilakukan menggunakan kamera gamma. Biasanya
memiliki satu, dua atau tiga kepala detektor, berputar perlahan mengelilingi bagian torso
pasien. Semakin banyak kepala detektor, maka proses pemindaian akan semakin cepat.

Kamera gamma dengan kepala detektor lebih dari satu dapat juga digunakan sebagai
pencitraan Positron emission tomography (PET), perangkat keras dan perangkat lunaknya
dapat dikonfigurasikan yntuk mendeteksi dua kejadian yang hampir bersamaan dengan dua
buah kepala detektor. Kamera gamma PET bagaimanapun lebih inferior dibandingkan
pencitraan PET yang sesungguhnya, karena kristal scintillator sensitifitasnya rendah untuk
menangkap high-energy annihilation photons, dan area pendeteksinya jauh lebih kecil.
Bagaimanapun, kamera gamma murah dan fleksibel dibandingkan alat pencitraan PET yang
sesungguhnya dan implikasi radiasi dari PET tidak dapat dihitung.[[en:
Gamma camera]]

Di Indonesia
Kamera gamma

Walaupun kamera gamma jauh lebih murah daripada alat-alat pencitraan yang lain, tetapi
penggunaannya masih terbatas, karena pasien harus minum, dinjeksi atau menhirup
radioisotop terlebih dahulu dan hal ini harus di bawah pengawasan dokter spesialis
Kedokteran Nuklir (SpKN) yang jumlahnya masih sangat sedikit di Indonesia.

Alat ini bentuknya kecil dan fleksibel, sehingga dapat melakukan pencitraan bahkan pada
pasien yang terbaring di lantai. Radioisotop yang digunakan memiliki waktu paruh yang
pendek dan radiasi gamma jauh lebih aman daripada jenis radiasi lainnya, sehingga relatif
sangat aman bagi pasien dan orang disekitarnya. Organ-organ yang dapat dipindai dengan
keakuratan 90 persen adalah otak, mata, paru, jantung, payudara, ginjal, tulang dan sumsum
tulang.[2]

Sejak tahun 60-an, saat reaktor atom pertama Indonesia beroperasi di Bandung, maka teknik
kedokteran nuklir telah dikembangkan di RS Pajajaran, Bandung. Saat ini Indonesia memiliki
15 rumah sakit (3 di luar Jawa) yang menggunakan kamera gamma dan 2 rumahsakit lainnya
yang hanya memiliki renograf untuk pencitraan ginjal.[3]

Referensi

1. ^ thefreedictionary.com > scintigraphy (http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/sci


ntigraphy) Citing: Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers, 2007 by Saunders;
Saunders Comprehensive Veterinary Dictionary, 3 ed. 2007; McGraw-Hill Concise
Dictionary of Modern Medicine, 2002 by The McGraw-Hill Companies

2. ^ Ninok Hariyani. "34 Tahun RS Pusat Pertamina Berkiprah" (https://web.archive.org/web/2


0150415195935/http://www.indosiar.com/ragam/34-tahun-rs-pusat-pertamina-berkiprah_
48243.html) . Diarsipkan dari versi asli (http://www.indosiar.com/ragam/34-tahun-rs-pus
at-pertamina-berkiprah_48243.html) tanggal 2015-04-15. Diakses tanggal 6 April 2015.
3. ^ "NUKLIR DALAM DUNIA KEDOKTERAN" (http://himapspdunlam.web.fc2.com/ar3.html) .
Diakses tanggal 6 April 2015.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Kamera_gamma&oldid=18341610"


Terakhir disunting 1 bulan yang lalu oleh InternetArchiveBot

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai