DISUSUN OLEH :
NAMA : RUSNAWATI
NIM : S2 1901358
0
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan.1
yang menghadapi tuntutan yang sama, yaitu perlunya disusun suatu kebijakan
1
http://www.hpli.org/isu.php
1
Hidup dapat membuka lembar baru bagi kebijakan lingkungan hidup di
konsep yang sebelumnya tidak dikenal dalam bidang hukum. Di samping itu,
2
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran Alam, Jakarta, 2009, hlm. 34.
3
http://kilometer25.blogspot.com/2013/02/sejarah-singkat-hukum-lingkungan.html
4
Syamsul Arifin, Hukum Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Indonesia,
Sofmedia, Jakarta, 2012, hlm. 51.
2
UUPLH membuat berbagai pengaturan sebagai respon terhadap berbagai
kebutuhan yang berkembang atau yang tidak bisa diatasi melalui UKPPLH.
hidup di Indonesia hingga dewasa ini, peran pemerintah tidak cukup kuat
5
N.H.T. Siahaan, Op.Cit., hlm. 35.
6
Lilin Budiati, Op.Cit., hlm. 20-23.
3
menjadi sumber daya dan penunjang hidup bagi masyarakat Indonesia serta
dengan Undang-Undang.9
lebih luas dan tegas untuk memberikan tindakan kepada perusahaan yang
adalah paradigma sentralistik bahwa daerah adalah bagian dari pusat. Karena
7
Ibid., hlm. 1.
8
Ibid.
9
Helmi, Membagun Sister Perizinan Terpadu Bidang Lingkungan Hidup Di Indonesia,
Jurnal Universitas Jambi, vol. 11 no. 1, Jambi, 2011, hlm. 5.
4
daerah adalah bagian dari pusat, sehingga selama ini secara tidak langsung ada
Hal ini disebabkan oleh relasi yang bersifat sentralistik antara daerah pada satu
sisi dan pusat pada sisi lain diberbagai dimensi struktural. Akibatnya, dalam
sekali. Izin lingkungan hanya sebagai syarat mendapatkan izin usaha atau
kegiatan tetap tidak dapat diganggu gugat. Padahal izin usaha dan/atau
10
Syaiful Bahri Ruray, Tanggung Jawab Hukum Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan &
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, Alumni, Bandung, 2012, hlm. 20.
5
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengkaji secara mendalam dan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
1. Mampu memberi pemahaman dan kontribusi positif kepada masyarakat,
Lingkungan Hidup.
Lingkungan Hidup.
E. Metodologi Penelitian
1. Tipe Penelitian
yang ada dalam masyarakat dan suatu aturan dengan aturan lainnya secara
hierarki.11
yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum
11
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm. 175.
7
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang
internet.
4. Analisis Data
8
Deskriptif tersebut meliputi isi dan struktur hukum positif, yaitu suatu
kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi atau makna
BAB II
12
Ibid., hlm. 107.
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
10
bagian urusan yang diserahkan kepada Provinsi, dan ada bagian urusan yang
lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan (Pasal, 1 Ayat (35)). Kedua, izin
usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk
melakukan usaha dan/atau kegiatan (Pasal 1 Ayat (36)). Ini disebut sebagai
izin lingkungan.13
pada Ayat 2 disebutkan sebanyak 19 urusan, sebagai urusan wajib yang harus
13
Helmi. Op.Cit. hlm. 165.
14
Lilin Budiati, Op.Cit., hlm. 97.
11
Kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan perizinan lingkungan
hidup dalam hal ini Provinsi Kalimantan Tengah mengikuti aturan-aturan dari
bersih dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan
15
Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 231.
16
Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 231.
12
penting, sesuai dengan ketentuan Pasal 34 UUPPLH diwajibkan untuk
izin lingkungan. Izin usaha atau kegiatan dimaksud di atas adalah aktivitas
Dengan kata lain, setiap aktivitas usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL
kewenangannya.18
dinyatakan bahwa:
13
(4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur,
dan/atau kegiatan wajib memiliki izin lingkungan, akan tetapi dalam setiap
pengurusan izin lingkungan usaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL dan wajib
beberapa bagian :
14
1. Penyusunan dari pemrakarsa sendiri;
a. Penyusunan perorangan;
1. Rencana umum;
a. Identitas pemrakarsa;
tata ruang apabila tidak sesuai tidak dapat dinilai dan dikembalikan);
1. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
15
sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif
19
N.H.T. Siahaan, Op.Cit., hlm. 210.
16
Kewenangan penerbitan izin lingkungan dibagi menjadi 2 bagian yaitu
sebagai berikut :
b. rekomendasi UKL-UPLnya.
Dalam hal Izin Lingkungan ditolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
kriteria:
17
c. perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan;
dan/atau
peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu
1. Terkena dampak;
18
3. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam
19
2. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi
lingkungan;
sesuai kewenangannya.
Selain ke-5 hal tersebut di atas, ada pengaturan yang tegas yang
izin lingkungan;
masyarakat tanpa izin dari organ pemerintah yang berwenang. Kedua, izin
pada umumnya dimuat berbagai hal, baik yang bersifat subjektif maupun
20
objektif. Ketiga, izin sebagai keputusan yang merupakan instrumen
hidup sudah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum
lingkungan hidup yang sudah terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
hidup yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum
sebagai landasan bagi perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam serta
21
perdata meliputi penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
selain akan menimbulkan efek jera juga akan meningkatkan kesadaran seluruh
pengelolaan lingkungan hidup demi kehidupan generasi masa kini dan masa
depan.
perijinan,
lingkungan hidup;
dan stakeholders;
hidup; dan
22
Mustofa, Dana Bagi Hasil Dan Konservasi Sumber Daya Alam Di Indonesia Periode
Desentralisasi, Jurnal, Universitas Negeri Yogyakarta, vol. 8 no. 2, 2010, hlm. 14.
22
8. Peningkatan pendanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
badan untuk melakukan usaha atau kegitan tertentu. Sebagai dokumen, izin
yang dikeluarkan harus yang tertulis. Di mana izin tertulis diberikan dalam
aturan atau awasi yang sangat penting adalah penjatuhkan sanksi administrasi.
23
http://alviprofdr.blogspot.com/2013/02/izin-lingkungan-dan-sanksi-administratif.html
24
Sukandi Husin, Op.Cit., hlm. 101.
23
Menurut Mertokusumo dalam penegakan hukum yang di perhatikan
dengan keputusan tata usaha negara yang salah satunya mengenai badan atau
pejabat tata usaha negara yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan yang
hukum lingkungan yaitu, administratif, sarana ini dapat bersifat preventif dan
bahan/alat bukti yang sering kali bersifat ilmiah; keperdataan, perlu dibedakan
25
Gatot Soemartono. Op.Cit., hlm. 66.
26
Muhamad Erwin, Op.Cit., hlm. 117.
24
Penegakan hukum lingkungan melalui sarana hukum administrasi atau
perdata;
sanksi administrasi.
27
Muhammad Akib, Op.Cit., hlm. 205.
25
Dalam Pasal 76 ayat (2) UUPPLH Tahun 2009, hanya dikenal empat
tidak mengatur sanksi uang paksa, padahal jenis sanksi uang paksa merupakan
menurut Ahmad Santoso dalam, paling tidak harus meliputi: (1) izin, yang
(5) sanksi administrasi. Kelima perangkat ini merupakan prasyarat awal demi
berupa:29
26
(4) Pembongkaran;
pelanggaran;
hidup. Oleh karena itu, menurut Pasal 80 ayat (2) UUPPLH sanksi paksaan
1. Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan bagi lingkungan hidup;
2. Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan
3. Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera
27
hukum tata usaha Negara, maka pihak lawannya yaitu badan atau pejabat tata
tersebut”.
untuk mencapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana tujuan
depan;
28
j. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Pasal 2 UUPPLH tersebut diatas dapat ditempuh dengan berbagai sarana atau
lain perizinan dan baku mutu lingkungan, serta larangan dan kewajiban
terhadap lingkungan.33
pidana jika sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau
agar pembuatan atau pengabaian yang melanggar hukum atau tidak memenuhi
terjadi pelanggaran. Sanksi ini sangat penting untuk mencegah para pengusaha
harus diterapkan apabila perilaku dalam kaidah primer dilanggar. Hal ini
33
Ibid., hlm. 20.
34
M. Taufik, Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelanggaran Izin Lingkungan Dalam
Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal Universitas Tanjungpura Pontianak, vol. 3
no. 5, 2013, hlm. 5.
29
larangan, namun keberadaan yang disertai sanksi tersebut menjadi alat
pemaksa agar seseorang mentaati perilaku yang telah ditetapkan oleh hukum.35
Hidup;
35
Ibid., hlm. 22.
36
Bachrul Amiq, Op.Cit., hlm. 22.
30
Hukum Administrasi Negara memandang bahwa penegakan hukum
lingkungan berawal dari perijinan sebagai instrumen. Tolak ukur dari suatu
pidana), yaitu:37
dan perdata;
partisipasi masyarakat.
37
Muhammad Akib. Op.Cit., hlm. 206.
31
1. Pelanggaran terhadap Izin lingkungan dikenakan sanksi administrasi
a. Teguran tertulis
b. Paksaan pemerintah
yang dijaga oleh ketentuan yang dilanggar tersebut. Beberapa jenis sarana
2. Uang paksaan
tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam setiap proses perumusan dan
38
Muhamad Erwin. Op.Cit., hlm. 117.
32
penerapan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
strategis, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan
lingkungan global;
33
10. penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, lembaga yang mempunyai beban kerja
Selain itu, lembaga ini diharapkan juga mempunyai ruang lingkup wewenang
memadai untuk Pemerintah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang
BAB III
34
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari makalah ini, adalah
sebagai berikut:
pembantuan.
lingkungan.
B. Saran
agar dapat berjalan dengan baik, efisien dan memberikan pelayanan yang
35
maksimal kepada masyarakat, mengingat dalam Pasal 67 Undang-
lingkungan hidup.
36
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bahrul Amiq, Penerapan Sanksi Administrasi Dalam Hukum Lingkungan,
Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2013.
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran Alam, Jakarta, 2009.
Syaiful Bahri Ruray, Tanggung Jawab Hukum Pemerintah Daerah Dalam
Pengelolaan & Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, Alumni,
Bandung, 2012.
Syamsul Arifin, Hukum Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di
Indonesia, Sofmedia, Jakarta, 2012.
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014.
Jurnal :
Helmi, Membagun Sistem Perizinan Terpadu Bidang Lingkungan Hidup Di
Indonesia, Jurnal Universitas Jambi, vol. 11 No. 1, Jambi, 2011.
M. Taufik, Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelanggaran Izin Lingkungan
Dalam Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal Universitas
Tanjungpura Pontianak, vol. 3 No. 5, 2013.
Mustofa, Dana Bagi Hasil Dan Konservasi Sumber Daya Alam Di Indonesia
Periode Desentralisasi, Jurnal, Universitas Negeri Yogyakarta, vol. 8 No. 2,
2010.
Media Online :
http://www.hpli.org/isu.php
http://kilometer25.blogspot.com/2013/02/sejarah-singkat-hukum-lingkungan.html
http://alviprofdr.blogspot.com/2013/02/izin-lingkungan-dan-sanksi-administratif.
html
37