Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Ardilla

NIM : 00120004

Prodi : S1-Ilmu Keperawatan

“SIKAP TIDAK NASIONALISME”

Pengembangan nasionalisme Indonesia sangat erat hubungannya dengan


sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari
cengkraman penjajah,perjuangan bangsa Indonesia ini sudah di mulai sejak zaman
kerajaan di nusantara.Kahim menyatakan”kapan di mulainya nasionalisme
Indonesia tidak dapat disebutkan atau diperkirakan secara tepat.Ini merupakan
suatu fase yang baru mulai di sebut dengan jelas dan terorganisir pada dasarwarsa
abad ke 20,namun kebanyakan unsur pokoknya yang penting sudah ada jauh
sebelumnya (Kahim, 1995:54).

Nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, seperti gotong royong,
persahabatan, keramahan dalam masyarakat menjadi ciri khasnya. dasar yang dapat
menjadikan setiap individu bangsa Indonesia untuk mencintai dan melestarikan
budaya bangsanya sendiri. Tapi karakteristik Orang Indonesia dikenal sebagai orang
yang ramah dan sopan. Kesopanan kini mulai luntur sejak masuknya budaya asing ke
Indonesia yang bukan dapat dipilih dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Kemudian, dalam hal ini pemerintah memiliki peran penting untuk menjaga nilai-
nilai tersebut. Budaya Indonesia dalam kehidupan masyarakat karena nilai-nilai
Budaya nenek moyang adalah falsafah hidup di setiap daerah bahkan tanpa bantuan
teknologi.

Perubahan nilai dan sikap akibat melengkungnya nasionalisme nasional adanya


modernisasi dan globalisasi dalam kebudayaan telah menyebabkan terjadinya
pergeseran nilai dan sikap masyarakat dari irasional menjadi rasional. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, masyarakat menjadi lebih mudah untuk melakukan aktivitas dan
mendorong mereka untuk berpikir ke depan. Tingkat Kehidupan yang Lebih Baik
Pembukaan industri yang menghasilkan alat komunikasi dan transportasi yang
canggih merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat berdampak negatif.
Nasionalisme terbentuk dari interaksi antar elemen dalam suatu bangsa dan respon
bangsa terhadap lingkungan, sejarah, dan cita-citanya. Substansi nasionalisme
Indonesia memiliki dua unsur; Pertama, kesadaran akan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang terdiri dari suku, suku, dan agama. Kedua, kesadaran bersama
bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk subordinasi, penjajahan, dan
penindasan dari tanah Indonesia. Namun nyatanya, seiring berjalannya waktu, rasa
nasionalisme tersebut semakin memudar. Generasi muda tidak lagi mengenal jati diri
bangsa dengan baik. Generasi muda sekarang adalah generasi yang "tertekan atau
galau" dengan masalah pribadi. Hal ini dibuktikan dengan berbagai sikap dalam
memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang
menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme termasuk masyarakat Indonesia
saat ini adalah:

1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai
arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan
menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil
kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan
pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
2. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hanya
dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa
nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.
3. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan
dengan produk buatan dalam negeri, lebih banyak mencampurkan bahasa
asing dengan bahasa Indonesia untuk meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
Selain itu masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memasang
bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Bagi yang tidak
mengibarkannya mereka punya berbagai macam alasan benderanya
sudah sobek atau tidak punya tiang bendera, malas, cuaca buruk, dan
sebagainya.
4. Sikap acuh tak acuh masyarakat khususnya para pemuda pada situasi
kondisi bangsa.

Contoh di atas merupakan fenomena yang perlahan muncul ke permukaan, dan


menjadi pemicu lunturnya semangat nasionalisme. Identitas nasional seperti Bendera
Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan sebagainya hanyalah lambang,
lambang bahwa Negara Indonesia tetap berdiri tegak dan mampu mensejajarkan diri
dengan bangsa lain. Hal utama adalah semangat juang dari penjajahan bangsa lain
yang kini terbungkus oleh sistem kapitalisme liberalisme. Semboyan Negara
Kesatuan Republik Indonesia setidaknya tetap menandakan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang kuat dan mampu menopang diri. Artikel ini akan membahas
sedikit tentang semangat Nasionalisme bangsa dengan lunturnya semangat bela
negara.

Referensi :

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/613/378

http://e-repository.unsyiah.ac.id/PEAR/article/viewFile/7542/6209

Anda mungkin juga menyukai